“Mencari pelakunya?” tanya Richard setelah terdiam beberapa menit seusai Callista meminta hal itu kepada sang suami. Callista menganggukkan kepala.“Akan aku usahakan, tapi aku tak janji karena aku cukup sibuk dengan banyak hal,” katanya. Callista kembali mengangguk lalu pergi ke kamar.Di kamar, dia sedang memikirkan kembali apa yang dikatakan Richard tadi. Pria itu sempat terdiam ketika dirinya meminta untuk mencarikan si pelaku yang sudah membunuh Fernando. Kenapa Richard terdiam? Callista sengaja berkata begitu untuk melihat reaksi Richard. Melihat bagaimana raut wajah dan sikapnya membuat Callista semakin curiga. Mungkinkah Richard tahu sesuatu? Jika memang benar, dia berniat untuk mencari tahu. Mungkin akan memakan waktu lama, tapi dia tak peduli selagi dirinya berhasil menemukan petunjuk.Keesokan harinya, Callista keluar dari kamar dan langsung pergi menuju ke dapur. Rumah ini terasa sepi, mungkinkah Richard sudah pergi? Pikirnya.
Hal ini sama seperti yang pernah disampaikan oleh Fritz tentang dirinya yang sempat mengikuti ke mana bosnya pergi dan melihat bosnya bertemu dengan bos mafia dari Fulgen Famiglia. Namun Fritz tidak tahu pembicaraan apa yang mereka bahas, dia hanya bisa melihat pertemuan mereka. Richard juga mengatakan hal yang sama, kemungkinan pertemuan itu bukan hanya dilakukan sekali atau dua kali. Entah sudah berapa banyak mereka membicarakan tentang sebuah rencana.“Sepertinya kau tidak terkejut ketika ku sebut Fulgen Famiglia,” sindir Richard seraya melirik istrinya. Callista membalas lirikan sang suami.“Kau sudah tahu sebelumnya, kan?” tebaknya. Callista mendengkus pelan.“Hanya tahu kalau mereka melakukan pertemuan,” jawab Callista seraya melihat ke arah televisi.“Kenapa tidak memberitahuku?”“Karena aku tidak memiliki bukti. Daripada membahas hal itu, ada satu pertanyaan yang menggangguku. Bukankah w
Seusai makan malam, Richard dan Callista memutuskan untuk pulang. Namun Richard berkata kalau dirinya akan pergi ke markas setelah mengantar sang istri ke rumah. Sesampainya di depan gedung apartemen, Callista pun hendak turun, tapi tangannya ditahan oleh Richard. Callista menolehkan kepala.Tanpa dia sangka, pria tersebut mencium bibirnya. Tentu saja dia terkejut, tapi anehnya dia enggan untuk menjauh. Bahkan ketika ciuman itu sedikit memanas, Callista tetap membiarkannya. Sempat pula membalas sampai akhirnya Richard melepaskan ciuman. Pria tersebut tersenyum senang ketika Callista membalas.“Kau tidak marah?” tanya Richard. Dengan cepat Callista pun menampar Richard lalu keluar dari mobil. Richard menyadari kalau wajah Callista begitu memerah, tapi dia tidak mengerti kenapa wanita itu menamparnya. Meski tamparan yang diberikan tidak sekeras waktu dulu. Richard pun tertawa pelan seraya menggelengkan kepala. Dia memutuskan untuk segera pergi ke markas ValHo
Callista membelalakkan matanya mendengar pengakuan dari pria yang mengaku sebagai Fernando Foligno itu. Semua perkataannya terdengar jelas oleh Callista. Dia tak menyangka dengan apa yang didengarnya tadi. Fernando Foligno, sang suami yang sudah dinyatakan meninggal akibat luka tembak beberapa bulan lalu ternyata masih hidup. Bahkan kini pria itu berdiri tak jauh dari Callista. Namun Callista tidak mengerti, apa alasannya? Kenapa menggunakan nama Kristian? Kenapa harus membohongi dirinya?Tentu saja Callista merasa sangat sakit hati, dan tidak terima. Namun dia tidak ingin memergoki mereka karena masih membicarakan tentangnya. Dia ingin dengar sejauh mana pria itu berbohong dan merencanakan sesuatu yang sebesar ini. Banyak pertanyaan yang terlintas di benak dia, tapi Callista memutuskan untuk tetap berada di tempat persembunyian untuk mendengarkan kelanjutan cerita Kristian atau yang mengaku sebagai Fernando.“Ehm … jika kau melibatkan seseorang untuk diju
“Hah?! Apa maksudmu?” tanya Callista.“Aku hanya ingin tahu, siapa yang akan kau bela ketika peperangan itu terjadi,” jawabnya.“Cih! Kau masih saja memikirkan hal seperti ini, bukankah seharusnya kau mengkhawatirkan kelompokmu sendiri? Ditambah kau sudah menyatakan perang kepadaku yang notabenenya adalah anggota Forezsther. Mungkin kau juga sudah memberi tahu Alberto,” kata Callista.Richard mengernyitkan dahi keheranan. Kemarin sang istri tampak berbeda seperti biasanya, tapi sekarang malah bersikap sama. Perubahan Callista membuat Richard menjadi bingung. Pria itu pun membalas, “Aku lebih khawatir kau akan menjadi korban atas peperangan yang akan terjadi. Akan jauh lebih baik kalau kau tidak terlibat dan tak perlu ikut perang. Ka-““Jangan naif, Bos Mafia! Sekeras apapun aku menyangkal, aku tetaplah anggota Forezsther dan tak mungkin bagiku untuk bersembunyi. Berjuang bersama temanku akan jauh lebih
Callista terdiam, berusaha untuk mengingat tentang pasangan yang sudah dibunuhnya. Melihat Callista yang kebingungan, Richard pun mengambil dokumen dari dalam laci mejanya lalu memberikannya kepada wanita itu. Callista melihat isi dari dokumen tersebut yang menampilkan informasi tentang dua pasangan yang mereka bicarakan.“Mereka adalah kedua orang tua Kristian yang bekerja sebagai agen rahasia untuk beberapa kelompok mafia. Mereka hanya tinggal berdua di apartemen itu. Kau pergi ke sana untuk membunuh keduanya. Kebetulan Fernando berada di tempat lain dan ketika melihat orang tuanya, mereka sudah tiada dengan luka tusukan di mana-mana. Sempat ada perlawanan, terbukti dari beberapa barang yang hancur. Sekarang kau sudah mengingatnya?” ungkap Richard seraya melihat ke arah Callista.Wanita menganggukkan kepalanya. “Ya, aku baru ingat dengan misi itu. Misi yang diberikan oleh bosku karena mereka pernah bekerja dengannya dan berkhianat. Karena pengkhiana
Seusai berkata begitu, Richard pun melepaskan Callista. Wanita tersebut segera menjauhi Richard dan menatapnya dengan tajam. Meski dia tahu kalau dirinya akan kalah, Callista tetap ingin menyerang Richard karena baginya ini adalah kesempatan. Sayang sekali, Richard jauh lebih kuat daripada dia.“Jika kau melakukan hal itu di kantorku, para anak buahku tidak akan tinggal diam. Kau akan diserang oleh mereka, Callista! Lebih baik tahan dirimu sebelum waktunya tiba, lagi pula ketika penyerangan nanti, aku akan turun tangan langsung untuk menyerang kalian bersama dengan para anak buahku. Aku tak akan melarikan diri,” kata Richard lagi.“Harusnya aku membunuhmu waktu itu,” geram Callista membuat Richard tertawa pelan.“Sekarang kau menyesal tidak membunuhku?” tanya Richard. Callista tidak menjawab pertanyaan itu, wanita tersebut hanya menatap Richard dengan tajam. “Entah apa alasanmu, tapi kau memberikan aku kesempatan. Dengan
Dalam satu jam, Kristian pun datang menghadap ke bosnya. Sang bos langsung mengomeli Kristian yang sudah lengah. Tentu saja pria itu tak mengerti kenapa dirinya sampai dimarahi. Richard menjelaskan apa yang terjadi sebelumnya. Hal ini mengejutkan Kristian. Dirinya tak menyangka kalau Callista akan mengikutinya, bahkan mendengarkan pembicaraan dia dengan Gabriel.“Kau sangat bodoh, Kristian! Bukankah aku sudah peringati agar tidak usah menceritakannya kepada siapapun? Kau tidak menepati janjimu bahkan secara sembarangan mengungkapkan hal ini ke orang lain. Karena kecerobohanmu, Callista mengetahui semuanya dan dia malah menanyakannya kepadaku. Dengan terpaksa aku memberi tahu dia,” omel Richard seusai memberi tahu Kristian tentang kehadiran Callista satu jam lalu.“Maafkan aku, Bos! Gabriel sangat memaksa sehingga aku harus menceritakan kepadanya. Ka-““Jangan menyalahi orang lain karena kesalahanmu sendiri!” tukas Richard memb