TANDA MERAH DI LEHER SUAMI
#Pelakor_Kena_Karma
Bab. 3
Suasana di ruangan karaoke begitu riuh dengan suara para ibu-ibu muda teman satu grup di arisan yang Airin ikuti. Ada yang sedang menyanyi, ada yang sedang asyik menggosip, ada juga yang tengah menikmati snack dan minuman yang sudah mereka pesan sebelumnya.
Sedangkan Airin, dia hanya duduk termenung memandangi teman-temannya itu. Padahal malam ini Airinlah bossnya. Tapi Airin seperti tidak menikmati kesenangannya malam ini. Semua sibuk dengan kesenangannya masing-masing. Lampu yang sudah di atur dengan nyala remang-remang ala diskotik itu semakin membuat Airin larut dalam lamunannya. Tidak ada yang memperhatikan Airin kecuali Tasya. Adik Surya satu-satunya yang rumahnya tidak jauh dari rumah Surya dan Airin.
Tasya memperhatikan Airin yang terlihat tak menikmati acara karaoke mereka malam ini. Tubuh airin memang ada disini, tapi tidak dengan hati dan pikirannya. Tasya pun bangkit dan menghampiri Airin yang masih menggenggam gawainya, berharap Surya menelepon untuk sekedar menanyakan kabarnya.
"Kak, kamu kenapa, kok melamun aja dari tadi?" tanya Tasya sembari menyenggol bahu Airin. Tasya agak meninggikan nada suaranya karena ruangan itu sedikit bising oleh suara nyanyian Siska yang tidak begitu merdu. Senggolan Tasya itu seketika membuyarkan lamunan Airin dan membuat Airin gelagapan.
"Eh, Tasya-" Airin tergegap-gegap menjawab pertanyaan adik iparnya itu.
Airin terkejut dengan kedatangan Tasya. Airin mengira tidak ada seorang pun yang memperhatikan kegelisahannya malam ini.
"Kak, Kak Surya mana?" tanya Tasya lagi. Airin hanya diam membisu. Tangannya terus memutar-mutar gawai yang sejak tadi dia pegang. Dari raut wajah Airin, Tasya memahami bahwa suasana hati kakak iparnya itu sedang tidak baik.
"Jangan cemberut dong, Kak. Kan kita lagi happy-happy, gabung yuk sama yang lain, Kak." ajak Tasya sambil menarik tangan Airin. Tapi Airin menarik tangannya kembali dan hanya membalas Tasya dengan gelengan kepala.
"Kakakmu itu sepertinya, sudah nggak sayang lagi deh sama aku, Sya." ucapan Airin itu membuat Tasya terkejut.
Seketika jiwa kekepoan Tasya meronta-ronta. Tasya pun semakin mendekatkan tubuhnya pada kakak iparnya itu.
"Kok Kakak ngomong gitu sih, nggak mungkin lah kalo Kak Surya nggak sayang Kakak lagi." ucap Tasya memberi dukungan pada Airin dengan maksud agar Airin mau lebih dalam lagi mencurahkan isi hatinya.
"Buktinya, kakakmu sekarang sudah berubah sama aku, Sya. Nggak seperti awal-awal kami menikah dulu." sanggah Airin.
"Berubah gimana, Kak?" tanya Tasya semakin penasaran.
"Aku curiga, kakakmu sudah tergoda sama pelakor deh, Sya."
"Hah? Pelakor?!" pekik Tasya.
Tetiba saja semua ibu-ibu di dalam ruangan itu mengalihkan perhatian mereka pada Tasya dan Airin. Mereka seolah penasaran dengan apa yang di bicarakan Airin pada Tasya.
"Huuu ibu-ibu mah, kalo urusan pelakor aja cepet banget nyambernya kayak bajaj!" seru Tasya melihat ekspresi teman-temannya itu.
Seketika ruangan hening. Siska yang sedari tadi asyik bernyanyi lagu korea pun kemudian segera mematikan video musik di monitor tv layar sentuh itu. Sepertinya seisi ruangan itu sudah di buat penasaran dengan pelakor yang di bahas oleh Airin tadi.
"Suamimu di goda pelakor, Jeng?" tanya Siska kemudian.
"Huh, jaman sekarang pelakor semakin merajalela aja ya, Ibu-Ibu!" pekik yang lain.
"Eh tenang Ibu-Ibu, ini baru dugaan saya aja kok, karena memang akhir-akhir ini Mas Surya banyak berubah sama saya. Nggak seperti dulu saat awal-awal menikah." jawab Airin mencoba menenangkan teman-temannya.
"Kurang hot kali Jeng servis ranjangmu." sahut Siska lagi di barengi oleh tawa para ibu-ibu lainnya.
"Kurang hot gimana? Saya yang justru sedang hot-hotnya, Jeng. Eh, Mas Surya malah sering nolak ajakan saya." keluh Airin lagi.
"Wah, bahaya itu kalo sudah sampai begitu, Kak." ujar Tasya menimpali.
"Kamu harus waspada loh, Rin. Jangan sampai suamimu lebih merasakan kenikmatan ranjang bersama pelakor itu!" sahut ibu-ibu yang lain lagi.
Jadilah acara karaoke itu berubah menjadi ajang gosip ala Ibu-ibu rempong. Membuat perasaan Airin semakin kacau. Dada Airin seketika seperti sesak. Pikirannya tertuju pada Surya. Airin takut sekali kalau suaminya itu di goda oleh perempuan lain.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
Sandra segera membukakan pintu untuk Surya yang baru saja sampai di rumahnya. Jam sudah menunjukkan pukul 19.30 menit. Surya sedikit terlambat karena terjebak macet di jalan.
"Hai, Mas." Sandra menyapa Surya kemudian memeluk Surya dengan lembut.
Kemudian Surya pun segera masuk ke dalam rumah Sandra.
"Maaf ya kalo Mas telat. Jalanan macet parah, San." ucap Surya pada Sandra.
"Nggak apa-apa, Mas." jawab Sandra.
"Kiki pasti sudah tidur ya?" tanya Surya lagi sembari merebahkan tubuhnya di sofa empuk milik Sandra.
"Iya, Mas. Kiki sudah tidur sehabis maghrib tadi. Sepertinya dia kelelahan menunggu Mas datang. Seharian dia nanyain Mas terus." jawab Sandra sambil duduk di sebelah Surya.
"Kasihan Kiki. Bangunin gih, San. Dia belum makan donat kesukaan dia loh," ujar Surya lagi.
"Mas kok belinya banyak sekali? Apa nggak boros, Mas?" tanya Sandra sambil meraih sekotak besar donat kesukaan anaknya itu.
"Tenang aja, San. Aku beli itu murni pakai uang aku sendiri, bukan uang yang aku berikan untuk istriku." jawab Surya menjawab kekhwatiran Sandra.
"Apa Airin nggak curiga sama Mas?" tanya Sandra lagi.
Surya mendengus lirih begitu Sandra bertanya seperti itu. Surya pun membalikkan tubuhnya tepat di hadapan Sandra.
"Sayang, Airin itu berbeda denganmu, Airin itu nggak pernah curiga sedikitpun padaku. Mau aku nggak pulang berapa hari pun, dia nggak bakal peduli. Karena yang terpenting baginya itu hanyalah uangku, San." Surya mencengkeram bahu Sandra dengan lembut.
"Apalagi setiap bulan aku selalu memberi semua uang gajiku padanya, utuh. Tanpa aku kurangi serupiah pun!" tegas Surya lagi. Sandra hanya terdiam mendengar penjelasan Surya itu.
"Ya udah, Mas. Aku cuma takut kalau dia curiga sama Mas. Kalau dia nggak peduli sama Mas, kan masih ada aku dan Kiki yang selalu peduli sama Mas. Sekarang Mas mandi dulu ya, ketahuan Mas belum mandi kan? Baunya aseemmm" ejek Sandra pada Surya.
"Ih, berani ya ngatain Mas bau asem," Surya pun menggoda Sandra dengan mendekatkan ketiaknya pada Sandra. Sandra pun terperanjat lalu berusaha menghindari Surya.
Surya mengejar Sandra yang sudah beranjak dari sebelahnya. Mereka berlarian bak adegan di film india. Kemudian Surya berhasil menangkap tubuh Sandra yang lebih kecil darinya itu. Mendekap Sandra dengan kuat sehingga Sandra susah untuk bergerak.
Pandangan Surya dan Sandra saling beradu. Seketika suasana hening. Mereka memandang begitu lekat satu dengan yang lain. Tubuh mereka semakin menempel erat. Pelukan Surya pun semakin kuat mencengkeram tubuh Sandra.
Perlahan Surya mendekatkan wajahnya ke arah wajah Sandra. Sandra hanya mampu termangu memandangi wajah Surya. Tak sadar hembusan nafas Surya terasa hangat menerpa wajah Sandra. Membuat Sandra larut dalam pelukan laki-laki 35 tahun itu. Jantung Sandra berdesir merasakan kehangatan tubuh Surya.
"M-Mas!" Sandra mendorong tubuh Surya dan mencoba menjauhkan bibirnya dari bibir Surya ketika Surya berusaha menciumnya.
"Aku rindu kamu, San." bisik Surya lirih. Surya pun mendekatkan kembali wajahnya ke arah wajah Sandra. Rona merah terpancar semu di wajah Sandra.
"Mandi dulu, Mas. Bau tau," ucap Sandra sambil mendorong tubuh Surya lagi.
Perlahan Surya menggiring tubuh Sandra untuk mengikutinya menuju kamar mandi di kamar pribadi Sandra. Sandra yang tengah terbuai gejolak asmara pun hanya mampu mengikuti kemauan Surya.
"Kita mandi bareng ya, seperti dulu" bisik Surya mesra di telinga Sandra. Sandra hanya tertegun kemudian tersenyum manis. Membuat Surya semakin bergairah dibuatnya.
Next?
TANDA MERAH DI LEHER SUAMI#Pelakor_Kena_KarmaBab. 4(21+)Surya dengan sangat bergairah melucuti pakaiannya dan pakaian Sandra satu persatu. Lantai kamar Sandra pun di penuhi dengan pakaian mereka yang berserakan. Kemeja, celana panjang, pakaian tidur milik Sandra hingga pakaian dalam mereka pun tak luput terjun bebas dari tubuh mereka yang kini sudah tak berbalut benang sehelai pun. Setelahnya, Surya menggiring tubuh polos Sandra menuju kamar mandi. Mandi bersama ada ritual favorit Surya dan Sandra ketika mereka masih menjalin asmara dulu.Sesampainya di kamar mandi yang hanya berjarak beberapa langkah dari ranjang Sandra, Surya pun segera mengunci pintu kamar mandi agar tidak ada siapapun yang mengganggu ritual mesra mereka. Surya dengan penuh gairah menciumi bibir Sandra. Begitu pula dengan Sandra, dibalasnya ciuman demi ciuman Surya dengan penuh gairah membara. Malam ini serasa menjadi milik mereka berdua.•°•°•&
TANDA MERAH DI LEHER SUAMI#Pelakor_Kena_KarmaBab. 5Malam kian larut. Tapi kantuk belum juga datang menyerang netra bulat milik Kiki, anak semata wayang Sandra. Kiki tengah lahap menikmati donat kesukaannya yang di beli Surya tadi. Senyumnya merekah sambil tak berhenti mengunyah."Kiki suka nggak sama donat nya?" tanya Sandra pada Kiki yang sedang asyik melahap donat toping keju kesukaannya."Suka, suka banget, Ma!" ujar Kiki dengan mulut yang masih penuh dengan donat."Syukurlah kalau Kiki suka, nanti Papa Surya belikan lagi untuk Kiki ya." jawab Surya."Terima kasih ya, Mas. Kamu sudah bikin Kiki sebahagia ini," ujar Sandra sambil menyandarkan kepalanya di bahu Surya."Aku yang terima kasih sama kamu, San. Karena sudah memberikanku kesempatan kedua untuk memperbaiki semuanya." jawab Surya pelan. Kemudian Surya mengecup lembut dahi Sandra."Papa, besok kita ke mall ya, Kiki sudah lama nggak main ke mall."
TANDA MERAH DI LEHER SUAMI#Pelakor_Kena_KarmaBab.6"Sayang, aku pulang dulu ya," Surya berpamitan pada Sandra."Aku harus ganti pakaian kerja dulu di rumah, lalu aku harus buru-buru ke kantor. Karena ini hari penting buatku, kamu doain aku ya, Sayang. Kalau Kiki bangun, bilang aku ada urusan sebentar. Aku janji bakal balik secepatnya untuk ajak dia main di mall sepuasnya" ujar Surya sambil memeluk tubuh Sandra."Sampai bertemu nanti ya, Mas." jawab Sandra lirih. Senyum manisnya mengiringi kepergian Surya.Setelah Surya berpamitan pada Sandra, dia pun mencium kening Sandra dengan lembut dan bergegas untuk kembali ke rumahnya. Jam sudah menunjukkan pukul 6.00 tepat. Surya segera memacu mobilnya menembus jalanan Jakarta yang masih lengang. Surya tidak boleh terlambat pagi ini karena hari ini adalah hari yang sangat penting untuknya. Karena hari ini, Surya akan di angkat menjadi CEO di perusahaannya untuk menggantikan posisi CEO la
TANDA MERAH DI LEHER SUAMI#Pelakor_Kena_KarmaBab. 7Airin masih belum bisa berhenti menangis ketika Surya baru saja selesai mandi dan mengganti pakaiannya. Surya yang melihat Airin seperti itu hanya bisa terbungkam. Dia tidak mengerti harus bagaimana lagi agar Airin berhenti menangis.Selesai merapikan diri, Surya bermaksud ingin berpamitan kepada istrinya itu. Surya menghampiri Airin. Berlutut di hadapan Airin yang duduk di tepi ranjang."Rin, sudah dong nangisnya, aku mau berangkat kerja nih, Sayang" ujar Surya lembut sembari mengusap pipi Airin."Aku nggak akan berhenti menangis sebelum kamu jujur siapa perempuan itu, Mas!" jawab Airin dengan nada suara meninggi.Surya mendenguskan nafasnya perlahan."Oke, aku mengaku. Semalam aku memang tidur dengan perempuan lain, tapi perempuan itu hanya perempuan bayaran alias pelac*r. Itupun aku lakukan karena aku mabuk, kamu tau kan bagaimana kalau aku mabuk?" tanya Surya kemud
ANDA MERAH DI LEHER SUAMI #Pelakor_Kena_Karma Bab. 8 Matahari belum terlalu tinggi ketika Airin bertamu ke rumah Tasya. Tasya yang tengah sibuk mempersiapkan sarapan untuk anak dan suaminya itu terkejut dengan kedatangan Airin yang sepagi itu. "Tumben datang pagi-pagi, Kak?" tanya Tasya sembari membukakan pintu untuk Airin. "Ikut sarapan yuk, Kak." ajak Tasya pada Airin. "Kakak lagi males sarapan, Sya." jawab Airin lesu. Airin pun duduk di sofa ruang tamu. "Loh, ada apa lagi sih, Kak? Kakak ribut lagi sama Kak Surya?" tanya Tasya kemudian. Airin hanya menggeleng. "Terus?" tanya Tasya lagi penuh dengan rasa penasaran. "Semalam, Mas Surya nggak pulang ke rumah, Sya. Dia pesta di rumah Edo, bahkan Edo menyewa pelac*r untuk menemani mereka berpesta. Dan Mas Surya--" Airin tidak sanggup meneruskan pem
TANDA MERAH DI LEHER SUAMI#Pelakor_Kena_KarmaBab. 9Sandra melirik jam di pergelangan tangan kirinya. Waktu sudah menunjukkan tepat pukul 12 siang. Sudah waktunya bagi Sandra dan staff lainnya untuk istirahat dan makan siang. Sandra pun segera menutup acara rapat siang itu.Namun sesuai permintaanya pada Surya, akhirnya Surya pun tetap bertahan di ruangan rapat itu bersamanya.Surya duduk di sebuah kursi yang jauhnya sekitar satu meter di hadapan Sandra. Pandangannya terpaku menatap Sandra."Jangan kaku gitu dong, Pak Surya." goda Sandra dengan senyum manisnya kepada Surya yang masih terdiam."Kenapa aku baru tau kalau kamu pemilik perusahaan ini, San?" tanya Surya kemudian."Empat tahun aku bekerja disini, dan baru sekarang aku lihat wujud istri dari Pak Angkasa yang ternyata adalah... Ah sudahlah," sambung Surya lagi."Kamu kemana aja, Mas?" jawab Sandra kemudian."Ya, kamu kan tahu kita punya masa
TANDA MERAH DI LEHER SUAMI#Pelakor_Kena_KarmaBab. 10Tasya baru saja menyelesaikan riasannya dan bersiap untuk menemani Airin melakukan pengintaian terhadap Surya. Sembari menunggu Airin, Tasya pun asyik berselancar di sosial medianya.Damar yang melihat istrinya berdandan pun datang menghampirinya."Menor banget dandanannya, mau kondangan?" tanya Damar menggoda istrinya itu. Tasya bergeming."Beneran mau nemenin Kak Airin mengintai Kak Surya?" tanya Damar lagi. Kali ini Tasya hanya mengangguk menjawab pertanyaan dari Damar dengan pandangan yang tidak beralih dari layar gawainya."Ajak si Luna tuh, buat nemenin kamu." ujar Damar lagi sambil melirik ke arah Luna, anak gadisnya yang berusia enam tahun itu."Ih, kamu nih gimana sih, Mas. Orang mau jadi detektif kok malah di suruh bawa anak, ogah ah. Luna di rumah aja sama Papa ya!" sahut Tasya dengan nada sewot."Alah, bilang aja kamu nggak mau di ganggu karena mau jalan-
TANDA MERAH DI LEHER SUAMI#Pelakor_Kena_KarmaBab. 11Setelah beberapa saat dalam perjalanan, akhirnya Surya dan Sandra telah sampai ke tujuan. Sebuah mall megah di pusat kota menjadi pilihan mereka untuk menghabiskan malam bersama Kiki. Surya pun memarkirkan mobilnya. Lalu bersama Sandra dan Kiki masuk ke dalam mall itu.Airin meminta Tasya untuk memarkir mobilnya tidak jauh dari mobil Surya. Setelah menemukan tempat parkir yang pas, Airin dan Tasya pun bergegas membuntuti Surya dan Sandra yang sudah duluan masuk ke dalam mall.Surya dan Sandra kemudian mengajak Kiki untuk makan di salah satu Food Court yang ada di mall itu. Namun, karena Kiki mengidap penyakit gagal ginjal akut, maka Kiki tidak boleh sembarangan mengkonsumsi makanan. Sandra pun memesan ayam kukus tanpa kulit kesukaan Kiki dan segelas air mineral.Sandra menyadari ada kehadiran Airin di dekat mereka. Namun Sandra berusaha seolah tidak ada apa-apa. Sandra berusaha ber
TANDA MERAH DI LEHER SUAMI#Pelakor_Kena_KarmaBab. 14Sandra bergegas menuju rumah Surya. Dinginnya malam tidak lagi dirasa oleh Sandra. Sandra tahu bahwa ini akan terjadi, karena Sandra sangat mengenal Kiki, Kiki tidak akan bisa tidur dengan nyenyak jika tidak ada Sandra. Setelah hampir setengah jam perjalanan, akhirnya mobil Sandra sampai di hadapan sebuah rumah berwarna hijau lumut, warna kesukaan Sandra.Sandra menghela nafas panjang sambil melihat ke arah rumah itu. Rumah milik Surya yang dulu di bangun dengan keringat bersama. Dan kini, Sandra datang hanya sebagai tamu di rumah itu, yang seharusnya Sandra lah tuan rumah untuk istana sederhananya itu.Setelah memarkir mobilnya di pinggir jalan di depan rumah Surya, Sandra pun turun dari mobilnya. Sandra sedikit ragu ingin melangkahkan kakinya masuk ke dalam halaman rumah Surya. Rumah Surya tidak berpagar seperti rumah yang lain. Hanya punya halaman yang cukup luas dan asri. Dipandanginy
TANDA MERAH DI LEHER SUAMI#Pelakor_Kena_KarmaBab. 13Airin masih duduk termenung di sofa ruang tamu. Kali ini Airin tidak merasakan kantuk sama sekali seperti sebelumnya. Airin masih tidak percaya bahwa kejadian tadi hanyalah mimpi. Semua terasa sangat nyata. Sandra, pisau itu. Dan kini, ketika dia terbangun dari mimpi buruknya, dia harus menghadapi Surya yang penasaran tentang perkataannya ketika mimpi tadi."Bodoh banget sih kamu, Airin!" Airin berkata pada dirinya sendiri. Tangannya menampar pelan pipinya. Airin marah kepada dirinya sendiri karena tidak bisa menghilangkan kebiasaannya yang selalu mengigau ketika sedang mimpi buruk.Airin hanya pasrah menunggu saat-saat suaminya akan datang dan menginterogasinya. Mau lari kemana, Airin tidak dapat ber
TANDA MERAH DI LEHER SUAMI#Pelakor_Kena_KarmaBab. 12Setelah Sandra menghilang dari pandangan, Surya pun segera meminta kepada Airin dan Tasya untuk pulang dan memohon untuk tidak mengganggu acaranya bersama Kiki malam ini. Surya pun kemudian mengajak Kiki untuk bermain bersama di salah satu wahana bermain di mall itu dan melanjutkan kebersamaan mereka yang sempat terganggu dengan kehadiran Airin. Surya sangat menikmati kebersamaan dengan anak semata wayangnya itu. Pun Kiki yang terlihat semakin akrab dengan papa yang pernah sangat di rindukan olehnya itu. Tentu saja kebersamaan mereka tanpa kehadiran Airin dan Tasya yang masih belum bisa menerima keputusan sepihak dari Surya."Jadi, selama ini Kak Surya punya anak dari Mbak Sandra?" gumam Tasya ketika Surya dan Kiki berjalan semakin jauh dari mereka."Aku yakin itu bukan anak Mas Surya, Sya." jawab Airin kemudian. Tasya menanggapi perkataan kakak iparnya itu dengan mengernyitkan alisnya.
TANDA MERAH DI LEHER SUAMI#Pelakor_Kena_KarmaBab. 11Setelah beberapa saat dalam perjalanan, akhirnya Surya dan Sandra telah sampai ke tujuan. Sebuah mall megah di pusat kota menjadi pilihan mereka untuk menghabiskan malam bersama Kiki. Surya pun memarkirkan mobilnya. Lalu bersama Sandra dan Kiki masuk ke dalam mall itu.Airin meminta Tasya untuk memarkir mobilnya tidak jauh dari mobil Surya. Setelah menemukan tempat parkir yang pas, Airin dan Tasya pun bergegas membuntuti Surya dan Sandra yang sudah duluan masuk ke dalam mall.Surya dan Sandra kemudian mengajak Kiki untuk makan di salah satu Food Court yang ada di mall itu. Namun, karena Kiki mengidap penyakit gagal ginjal akut, maka Kiki tidak boleh sembarangan mengkonsumsi makanan. Sandra pun memesan ayam kukus tanpa kulit kesukaan Kiki dan segelas air mineral.Sandra menyadari ada kehadiran Airin di dekat mereka. Namun Sandra berusaha seolah tidak ada apa-apa. Sandra berusaha ber
TANDA MERAH DI LEHER SUAMI#Pelakor_Kena_KarmaBab. 10Tasya baru saja menyelesaikan riasannya dan bersiap untuk menemani Airin melakukan pengintaian terhadap Surya. Sembari menunggu Airin, Tasya pun asyik berselancar di sosial medianya.Damar yang melihat istrinya berdandan pun datang menghampirinya."Menor banget dandanannya, mau kondangan?" tanya Damar menggoda istrinya itu. Tasya bergeming."Beneran mau nemenin Kak Airin mengintai Kak Surya?" tanya Damar lagi. Kali ini Tasya hanya mengangguk menjawab pertanyaan dari Damar dengan pandangan yang tidak beralih dari layar gawainya."Ajak si Luna tuh, buat nemenin kamu." ujar Damar lagi sambil melirik ke arah Luna, anak gadisnya yang berusia enam tahun itu."Ih, kamu nih gimana sih, Mas. Orang mau jadi detektif kok malah di suruh bawa anak, ogah ah. Luna di rumah aja sama Papa ya!" sahut Tasya dengan nada sewot."Alah, bilang aja kamu nggak mau di ganggu karena mau jalan-
TANDA MERAH DI LEHER SUAMI#Pelakor_Kena_KarmaBab. 9Sandra melirik jam di pergelangan tangan kirinya. Waktu sudah menunjukkan tepat pukul 12 siang. Sudah waktunya bagi Sandra dan staff lainnya untuk istirahat dan makan siang. Sandra pun segera menutup acara rapat siang itu.Namun sesuai permintaanya pada Surya, akhirnya Surya pun tetap bertahan di ruangan rapat itu bersamanya.Surya duduk di sebuah kursi yang jauhnya sekitar satu meter di hadapan Sandra. Pandangannya terpaku menatap Sandra."Jangan kaku gitu dong, Pak Surya." goda Sandra dengan senyum manisnya kepada Surya yang masih terdiam."Kenapa aku baru tau kalau kamu pemilik perusahaan ini, San?" tanya Surya kemudian."Empat tahun aku bekerja disini, dan baru sekarang aku lihat wujud istri dari Pak Angkasa yang ternyata adalah... Ah sudahlah," sambung Surya lagi."Kamu kemana aja, Mas?" jawab Sandra kemudian."Ya, kamu kan tahu kita punya masa
ANDA MERAH DI LEHER SUAMI #Pelakor_Kena_Karma Bab. 8 Matahari belum terlalu tinggi ketika Airin bertamu ke rumah Tasya. Tasya yang tengah sibuk mempersiapkan sarapan untuk anak dan suaminya itu terkejut dengan kedatangan Airin yang sepagi itu. "Tumben datang pagi-pagi, Kak?" tanya Tasya sembari membukakan pintu untuk Airin. "Ikut sarapan yuk, Kak." ajak Tasya pada Airin. "Kakak lagi males sarapan, Sya." jawab Airin lesu. Airin pun duduk di sofa ruang tamu. "Loh, ada apa lagi sih, Kak? Kakak ribut lagi sama Kak Surya?" tanya Tasya kemudian. Airin hanya menggeleng. "Terus?" tanya Tasya lagi penuh dengan rasa penasaran. "Semalam, Mas Surya nggak pulang ke rumah, Sya. Dia pesta di rumah Edo, bahkan Edo menyewa pelac*r untuk menemani mereka berpesta. Dan Mas Surya--" Airin tidak sanggup meneruskan pem
TANDA MERAH DI LEHER SUAMI#Pelakor_Kena_KarmaBab. 7Airin masih belum bisa berhenti menangis ketika Surya baru saja selesai mandi dan mengganti pakaiannya. Surya yang melihat Airin seperti itu hanya bisa terbungkam. Dia tidak mengerti harus bagaimana lagi agar Airin berhenti menangis.Selesai merapikan diri, Surya bermaksud ingin berpamitan kepada istrinya itu. Surya menghampiri Airin. Berlutut di hadapan Airin yang duduk di tepi ranjang."Rin, sudah dong nangisnya, aku mau berangkat kerja nih, Sayang" ujar Surya lembut sembari mengusap pipi Airin."Aku nggak akan berhenti menangis sebelum kamu jujur siapa perempuan itu, Mas!" jawab Airin dengan nada suara meninggi.Surya mendenguskan nafasnya perlahan."Oke, aku mengaku. Semalam aku memang tidur dengan perempuan lain, tapi perempuan itu hanya perempuan bayaran alias pelac*r. Itupun aku lakukan karena aku mabuk, kamu tau kan bagaimana kalau aku mabuk?" tanya Surya kemud
TANDA MERAH DI LEHER SUAMI#Pelakor_Kena_KarmaBab.6"Sayang, aku pulang dulu ya," Surya berpamitan pada Sandra."Aku harus ganti pakaian kerja dulu di rumah, lalu aku harus buru-buru ke kantor. Karena ini hari penting buatku, kamu doain aku ya, Sayang. Kalau Kiki bangun, bilang aku ada urusan sebentar. Aku janji bakal balik secepatnya untuk ajak dia main di mall sepuasnya" ujar Surya sambil memeluk tubuh Sandra."Sampai bertemu nanti ya, Mas." jawab Sandra lirih. Senyum manisnya mengiringi kepergian Surya.Setelah Surya berpamitan pada Sandra, dia pun mencium kening Sandra dengan lembut dan bergegas untuk kembali ke rumahnya. Jam sudah menunjukkan pukul 6.00 tepat. Surya segera memacu mobilnya menembus jalanan Jakarta yang masih lengang. Surya tidak boleh terlambat pagi ini karena hari ini adalah hari yang sangat penting untuknya. Karena hari ini, Surya akan di angkat menjadi CEO di perusahaannya untuk menggantikan posisi CEO la