Share

BAB 79.

“Hah.”

Seketika Kanisa terbangun dari tidurnya, nafanya memburu dengan dada yang naik turun. Dia lantas bangkit duduk. Mengusap wajahnya yang berkeringat dan kedua sudut matanya yang basah seolah dia baru saja menangis. Kanisa menatap jam di dekatnya yang ternyata baru saja menunjukan pukul sepuluh malam. Setelah itu Kanisa terdiam melamun, memikirkan mimpi yang baru saja dia dapatkan.

“Apa maksudnya coba aku mimpi seperti itu?” batin Kanisa, kepalanya pun terasa pening seketika. Kanisa pun memijit pelan keningnya untuk meredakan rasa pening yang dia rasakan itu.

Beberapa kali Kanisa menarik nafas panjang berusaha menenangkan dirinya dan juga debaran di jantungnya yang meningkat tidak normal.

Tendero, mendadak nama itu pun terlintas dibenak Kanisa. Menelan kasar salivannya Kanisa merasakan jantungnya kembali berdetak semakin cepat. Mendadak pula dirinya merasa resah dan bingun

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status