HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 29. **"Ferdi ... Ferdi .... Di mana Felisha." Ferdi terkejut saat Ibu dan Yumna datang. Mereka datang dengan tergopoh-gopoh. "Ada apa, Bu?" tanya Ferdi"Di mana Felisha?" "Oh, dia lagi keluar katanya ada janji dengan teman-temannya," jawab Ferdi seadanya. "Kapan dia pulang, Ferdi?" tanya Ibu lagi panik. Ferdi menelisik wajah Ibu dari gestur tubuhnya. Bu Imah sedang memiliki masalah dengan Felisha. Masalahnya genting karena wajahnya pucat. Ferdi merasa heran selama ini tidak pernah ada masalah antara Ibu dan istrinya. Tetapi kali ini ibunya itu terlihat gusar mencari keberadaan istri Ferdi. "Sebenarnya ada masalah apa, Bu? kenapa kalian mencari-cari Felisa seperti ini. Kayaknya ada masalah penting yang sedang kalian hadapi dengan dia?" "Mas Ferdi. Felisha itu minjam uang sama aku sepuluh juta sampai sekarang uangnya gak dibalikin. Dia juga pakai tas sama sepatu aku sampai sekarang nggak dibalikin." Yumna menyambung. K"B
Felisha mendengkus kesal kemudian dia menatap satu persatu keluarga Ferdi. Benar-benar keluarga yang mengesalkan apalagi sekarang dia dimusuhi oleh mereka semua. "Jadi kalian sekarang ini nyerang aku dan kamu diam aja, Mas. Dimana pikiran kamu? Bukannya kamu ngebela aku malah kamu diam kayak gini. Dasar bodoh kamu!" Felisha marah dan gak terima. "Felisha kamu benar-benar enggak ada hormat-hormatnya ya sama aku. Aku minta kamu balikin apa yang kamu ambil dari ibu dan Yumna udah gitu aja. Kalau kamu selalu ngata-ngatain aku dan kamu juga bersikap kasar sama aku maka aku mau cerai aja sama kamu karena aku udah nggak sanggup lagi hidup dengan kamu!""Iya, Lebih bagus kamu memang berpisah saja dari anak ku. Karena kamu hanya akan menjadi beban. Aku nggak suka menantu miskin dan kere. Aku menjodohkan kamu dengan Ferdi karena aku kira kamu itu kaya ternyata kamu sama melaratnya. Mungkin lebih bagus Riana daripada kamu!" Felisha berdecak kesal karena mereka semua sudah tidak percaya lagi k
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 30. **"Enak banget masakan kamu, Riana. Rendang daging. Dah lama Tante gak masak begini. Wiih baunya juga enak." Riana tersenyum ketika Bu Yanti memuji masakannya. Hari ini dia bersama Monika datang ke rumah Bu Yanti. Di mana rumah Bu Yanti adalah rumah dari orang tua Monika serta orang tua Aryo. Dia sengaja datang ke sana karena diundang oleh Bu Yanti langsung. Riana datang bersama Dini, anaknya dan Monika lah yang mempromosikan Riana. Apa saja akan diceritakan oleh Monika yang baik-baik tentang Riana. Apalagi Monika mengatakan kalau Riana punya hubungan dekat dengan Aryo. Mereka sudah jadian. Riana calon istri Aryo dan sebentar lagi abangnya akan melamar. Bu Yanti merasa senang ketika melihat langsung bagaimanakah Riana. Apalagi mereka sudah masak bersama dan berbicara satu sama lain. Dia seakan-akan setuju saja kalau Aryo menikah dengan Riana. Sempat Bu Yanti stres gara-gara Aryo bercerai dari Felisha apalagi anaknya itu
Dari perkataan Aryo jelas sekali kalau anaknya itu sudah memiliki calon istri dan pastinya Riana yang dimaksud. Bu Yanti memaksa anaknya itu datang ke rumah untuk melihat sendiri pilihan ibunya seperti apa. Pasti dia akan senang ketika melihat Riana yang dipilih ibunya untuk menjadi istrinya karena sudah beberapa kali ibunya menjodohkan Aryo. Aryo itu seperti stres ketika kehilangan Felisha bukan karena apa-apa dia nyaris dibuat bangkrut oleh Felisa. Namun begitu bertemu Riana semangat hidupnya datang lagi. Dia bergairah kembali dan menjalankan kehidupan dengan senang kembali. Sehingga Ibu Yanti tidak merasa ragu untuk menjodohkan Riana dengan Aryo. Karena kebahagiaan anaknya adalah di atas segalanya mungkin anaknya perlu menutup lembaran lama dan membuka lembaran baru. "Assalamualaikum." "Waalaikumsalam. Aryo ..." Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga Aryo masih berada di depan pintu. Kemudian Bu Yanti menyambut kedatangan anaknya itu. Kedatangan Aryo benar-benar membuat Bu Y
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 31. **Riana tersipu malu ketika Aryo mengatakan lagi cintanya. Sekali lagi dia mengatakan ke Riana kalau dia menginginkan Riana menjadi istrinya. "Bagaimana, Dek. Apa kamu mau menerima Mas Aryo?" tanyanya. Riana menatap Aryo sekilas kemudian dia melirik anaknya yang sedang bermain-main dengan anaknya Monika sepertinya Dini dan Dito akrab. Tetapi bukan karena itu Riana menerima Aryo. Namun dia sudah beberapa kali melaksanakan salat istikharah dan jawabannya adalah iya. "Iya, Mas. Aku terima." "Serius?" tanya Aryo dengan wajah berbinar. Riana menganggukkan kepalanya untuk meyakinkan Aryo. Lelaki itu tiba-tiba merasa senang, begitu senang. Melihat mereka berdua berekspresi sedemikian rupa, ibu dan Monica tertawa-tawa. Tadi Ibunya berada di dapur sengaja untuk memberikan kesempatan kepada Aryo dan Riana untuk saling berbicara sembari mereka menyiapkan makanan dan camilan. "Gimana jawabannya, Riana? Kamu nerima cowok jelek ini
Panggilan diakhiri. Riana merasa sedih ketika dikabarkan sedemikian oleh mantan kakak iparnya. Sungguh malang sekali nasib Chikita yang tidak terlalu dirawat oleh orang tuanya sekarang dia meninggal dunia. "Ada masalah apa, Dek?" tanya Aryo. "Mas Aryo.""Maaf, Mas datang ke sini. Hanya khawatir sama kamu kayaknya lagi ada masalah makanya lama di luar. Kamu dari tadi udah selesai menghubungi seseorang ditelepon tapi berpikir sesuatu yang membuat lama. Mas khawatir bener-bener deh. Sebenarnya ada apa, Riana? Kamu bisa cerita sama Mas Aryo. Aku akan membantumu." "Itu, Mas. Chikita Dia anak mantan kakak ipar ku. Dia meninggal dunia sedang berada di rumah duka mungkin besok dikebumikan. Aku nggak tahu apakah bisa atau tidak besok datang karena pekerjaan di kantor banyak. Apakah Mas Aryo mau menemaniku pergi ke sana? rumahnya tidak terlalu jauh. Tetapi maaf sekali bila merepotkan Mas Aryo." "Apa sih Dek ngomong kayak gitu. Ngerepotin apa kamu kan calon istriku. Aku senang kok direpotin
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 32. **PoV Ferdi. Aku tersentak ketika Riana datang bersama dengan Aryo dan juga Dini anakku. Aku tidak menyangka dia datang saat Chikita di semayamkan. Mbak Rahmi histeris menangis kehilangan anaknya. Aku tidak mengetahui apakah Mbak Rahmi ini benar-benar menyesal atau dibuat-buat. Soalnya ketika anaknya itu berada di Rumah Sakit. Dia jarang sekali menjenguk anaknya. Lebih memilih bekerja merasa sibuk sendiri. Bahkan Mbak Rahmi juga sakit karena keguguran beberapa waktu yang lalu. Jujur saja aku lepas tangan menghadapinya. Entah dia minum ramuan apa untuk menggugurkan kandungannya. Siapa ayah dari bayi nya juga gak tahu. Entah kenapa keluargaku jadi begini. Saat ini, aku fokus pada Riana. Dia terlihat bahagia bersama Aryo. Hatiku sakit melihatnya. Aku juga nggak tahu kenapa hatiku sakit melihatnya. Saat aku bertanya kepada Riana. Mantan istriku itu mengatakan kalau dia dan Aryo akan segera menikah. Persendianku lemas ketik
Aku menghela nafas panjang. Aku udah muak dengan apa yang diinginkan oleh ibuku. Gara-gara keinginan yang aneh-aneh aku jadi berpisah dengan Riana. "Aku nggak bisa menceraikan dia begitu saja, Bu karena dia itu hamil dan aku kasihan sama dia. Dulu aku pernah berbuat zalim kepada Riana. Saat ini aku masih berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan Felie. Meskipun dia masih bersikap seperti itu.""Tapi dia udah mulai membangkang dan dia itu miskin. Ternyata selama ini dia membohongi kita. Untuk apa kamu mempertahankan pernikahan dengan perempuan kayak gitu. Mending kamu ceraikan aja dia! Dia nggak akan pernah berubah dan akan terus menjadi perempuan yang sama penipu dan tukang selingkuh tidak seharusnya kamu menikahi dia!" Lama-lama di rumah Ibu membuat kepalaku semakin pusing. Dia terus saja mengintimidasi dan menyuruhku melakukan hal yang sesuai dengan apa yang diinginkannya. Aku merasa mulai muak dan bosan. Tetapi menghadapi orang tua aku nggak bisa kasar-kasar. Aku hanya bersikap