Beranda / Romansa / Syahadat Cinta / Perjalanan Baru

Share

Perjalanan Baru

Penulis: Bia Baharda
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Hai Nek, maaf ya menunggu lama Rania mandi,” Rania mencium neneknya yang sedang duduk di meja makan, namun pandangan gadis itu kearah yang berbeda. Pandangannya tertuju pada sosok pria yang sedang duduk di seberang sang nenek.

“Iya tidak masalah sayang. Oh iya Ran perkenalkan dia Robert, anak asuh nenek.”

Pria yang bernama Robert itu berdiri dari tempat duduknya dan mengulurkan tangannya ke hadapan Rania, namun gadis bermata teduh itu tidak membalas uluran tangan pria bermata hazel tersebut, ia menangkupkan kedua tangannya di depan dada sambil tersenyum, “Rania.”

Robert kembali menarik tangannya dan membalas senyum Rania, “Robert.”

“Rania, Robert ayo duduk, kita mulai makan malam kita, sepertinya Rania sudah sangat lapar.”

Rania tertawa mendengar ucapan sang nenek, “Nenek memang paling tahu ya kalau cacing-cacing di perutku sudah berdemo minta diberi makan.”

“Rani

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Syahadat Cinta   Sang Pengganggu

    Rania terbangun ketika mendengar Adzan Subuh dari hp miliknya. Dengan mata yang masih setengah tertutup ia melihat jam dinding yang terpajang di dalam kamar yang ditempatinya. Rania berjalan dengan gontai menuju kamar mandi untuk menyegarkan diri dan mengambil air wudu.Usai menyelesaikan urusannya di dalam kamar mandi, Rania pun mengambil mukenahnya yang diletakkan di atas sofa kamar, ketika Rania sedang menggelar sajadahnya, tiba-tiba seseorang mengetuk pitu kamar tidurnya.“Rania, kamu sudah bangun sayang?” suara Nenek Ainun menyertai ketukan tersebut.Rania menggeletakkan sajadahnya yang belum tergelar dengan sempurna begitu saja, kemudian berjalan kearah pintu kamar. Ia membuka pintu itu dengan perlahan, sosok Nenek Ainun yang sedang menggunakan mukenah berdiri tegak di balik pintu.“Nenek,,,” Rania tersenyum melihat sang nenek.“Kamu sudah salat Rania?” Nenek Ainun memperhatikan cucunya dari kepala hingga k

  • Syahadat Cinta    Kesan Lain

    Usai mandi dan sarapan Rania memilih untuk menonton televisi di ruang keluarga tanpa disangka Robert pun sedang berada di ruang keluarga, namun pria itu tidak sedang menonton siaran televisi, ia sedang memandangi layar laptop miliknya.“Kamu sedang apa?” Rania menyapa Robert.“Eh kamu Ran, sejak kapan di situ.”Rania memutar bola matanya kesal, “Robert,,,Robert aku tanya apa kamu jawab apa,” keluh Rania.“Iya,,,iya aku dengar kok pertanyaan kamu. Aku sedang mengecek laporan kantor dari sekertarisku.”“Oh begitu, pantas saja serius banget. Kalau aku nonton tv terganggu atau tidak?”“Tidak kok, tonton saja ini sebentar lagi juga selesai.”Rania pun mengambil remot tv yang tergeletak di atas meja. Gadis itu terus memencet-mencet tombol remot untuk mencari saluran yang menarik, namun tidak juga mendapatkan siran yang menarik. Robert menyadari bahwa R

  • Syahadat Cinta   Puisi dari Seberang

    “Wau, kamu benar-benar susah ditebak ya,” Rania memberikan tepuk tangan ketika Robert mengeluarkan kue bolu yang dibuatnya dari dalam oven.“Maksud kamu?”“Ya aku kira kamu seorang pebisnis yang tidak suka pergi ke dapur atau melakukan pekerjaan wanita seperti ini, tapi ternyata aku salah sangka, bahkan kue buatan mu lebih bagus dari kue milik ku,” Rania memandang dua kue yang ada di atas meja dapur.“Bagus di luarnya belum tentu enak kan, siapa tahu kue milikmu lebih enak,” Robert berusaha membesarkan hati Rania.“Em iya juga sih, tapi menurut ku kue milikmu juga lebih enak” Rania memandang kue miliknya dengan pandangan aneh.“Kalau begitu kita buktikan saja dulu.”Robert memotong kue miliknya dan mencicipinya, begitu pula dengan Rania. Namun, baru mengunyah kue miliknya, Rania langsung berlari ke washtafel dan memuntahkannya

  • Syahadat Cinta   Awal Segalanya

    Malam hari, usai menjalankan Salat Isya berjamaan dengan Nenek Ainun dan Robert, Rania pun mengutarakan niatnya untuk pulang ke Indonesia pada sang nenek. Sontak saja hal tersebut membuat Nenek Ainun terkejut, pasalnya cucu tercintanya itu baru dua hari menginjakkan kaki di London, tapi sudah ingin kembali pulang ke Indonesia.Nenek Ainun menentang keputusan Rania, ia meminta cucunya untuk setidaknya menetap selama satu minggu lagi. Namun, Rania tetap menolak, ia menjelaskan kepada sang nenek alasan dia harus secepatnya kembali ke Indonesia. Nenek Ainun tetap tidak menerima alasan tersebut. Robert juga membantu Rania menjelaskan pada sang nenek, tetapi perempuan 67 tahun itu tetap tidak menerima. Ia menyuruh agar Rania melepaskan universitas yang menerimanya dan sebagai gantinya Nenek Ainun akan mendaftarkan Rania di London. Namun, dengan lembut gadis bermata teduh itu menolak keinginan sang nenek.“Rania janji Nek, suatu hari nanti Rania akan datang ke sini dan

  • Syahadat Cinta   Awal Sebuah Kekaguman

    Rania tersenyum pada Robert, “Maaf aku jadi bercerita panjang lebar, padahal harusnya aku hanya menjawab masih atau tidak.”“Tidak Rania, aku senang mendengarkan jawabanmu itu. Aku senang mendengarkan ceritamu,” Robert tersenyum menyakinkan Rania.“Baiklah sudah cukup cerita tentangku. Aku yakin nenek juga pasti sudah banyak bercerita tentang aku, sekarang giliran kamu, aku sama sekali tidak tahu tentang dirimu.”“Eits, tunggu dulu, kamu belum mengatakan jawaban yang diberikan oleh Allah apa atas Shalat Istigharah yang kamu lakukan.”“Allah memberiku petunjuk melalui mimpi dan dari mimpi itu aku memantapkan hatiku untuk tidak melanjutkan hubunganku dengan Ustaz Ahda.”“Memangnya apa mimpimu?” Robert bertanya dengan penuh antusias.“Rahasialah.”“Ah Rania, kamu ini membuatku penasaran. Mimpi tentang apa memangnya?” Robert mendesak Rania untu

  • Syahadat Cinta   Emier Reza Alfadi

    Matahari musim panas terasa begitu menyengat membakar kulit, gadis Sunda itu sebenarnya sudah terbiasa dengan udara panas karena ia hidup di negeri tropis, tapi baginya udara dan matahari musim panas di London tetaplah berbeda dan membuatnya merasa terbakar.“Kamu bilang tidak suka berada di luar rumah saat musim panas lalu kenapa sekarang kamu berada di sini,” Rania menatap pria di sampingnya yang sedang membersihkan tumbuhan-tumbuhan mati.“Rania, ini masih di dalam rumah, ya meskipun memang tidak beratap, tapi bagiku ini masih kawasan dalam rumah,” ucap pria itu tanpa mengalihkan pandangannya dari batang-batang kering yang ia kumpulkan.“Ah, sudahlah bicara denganmu membuatku selalu terlihat salah,” Rania merasa kesal.Robert menghentikan gerakan tangannya mengumpulkan tumbuhan kering dan memandang ke arah Rania.“Rania, maksudku tidak senang pergi keluar rumah itu, sepetti ke pantai, climbing,

  • Syahadat Cinta   Sajak

    Hari berlalu begitu cepat, tanpa terasa Rania akhirnya dapat menyelesaikan studinya dalam waktu tiga setengah tahun. Keluarganya merasa bangga atas apa yang telah dicapai oleh gadis itu. Kerja keras dan usaha yang dilakukannya selama ini akhirnya berbuah manis, ia dapat menyelesaikan kuliahnya lebih cepat dari kebanyanyakan teman-temannya.Banyak hal yang telah terjadi dalam kehidupan Rania dalam tiga setengah tahun terakhir ini. Ia menemukan teman-teman baru yang tentu saja sangat berbeda dengan kepribadia anak-anak pesantren. Mereka berasal dari sekolah yang berbeda-beda, suku berbeda, agama berbeda, dan sifat yang berbeda-beda pula. Namun, gadis bermata teduh itu sangat menikmati segala perbedaan yang ia rasakan.Bukan hanya tentang kehidupan pertemanan saja yang ia temui, tentang percintaan pun ia mengalami. Meskipun bukan Rania yang merasakan cinta. Banyak teman laki-lakinya baik dari jurusan yang sama maupun dari jurusan yang berbeda berusaha mendekati Rania bahk

  • Syahadat Cinta   Perjalanan Cinta

    Rania dan keluarganya segera kembali ke rumah mereka. Faza dan Ahda yang datang ke acara wisuda Rania juga ikut ke rumah Rania. Mereka ingin menikmati kesejukan udara kebun teh. Rania sangat bahagia karena bisa berkumpul dengan orang-orang yang disayanginya. Meski sempat kesal karena Robert menjahili dirinya, tetapi sesungguhnya gadis itu merasa sangat senang karena pria bermata hazel itu telah memberinya kejutan yang benar-benar mengejutkan.“Jadi, setelah ini kamu mau lanjut S2 atau menikah Ran?” Faza membuka percakapan di dalam mobil. Saat itu Rania, Robert, Ahda, dan Faza berada dalam satu mobil milik Ahda. Rania duduk bersama Faza di kursi belakang sedangkan Robert duduk di kursi penumpang sebelah kursi kemudi mobil yang dikemudikan oleh Ahda.“Kak Faza ini bisa saja. Mau menikah dengan siapa kak? Lagi pula tidak ada calon,” Rania merasa malu dengan pertanyaan itu.“Memang benar tidak ada calonnya? Jangan bilang kamu masih belu

Bab terbaru

  • Syahadat Cinta   Epilog

    “Rania tunggu,” Robert tiba-tiba memanggil Rania yang telah berada beberapa langkah di depannya. “Ada apa Em?” Rania menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Robert. Rober pun berjalan mendekat ke tempat Rania berdiri. “Akar dan batang adalah dua hal yang tidak bisa terpisahkan, tanpa akar tumbuhan akan mati, begitu pula tumbuhan bila tanpa batang bagaimana mungkin ia akan ditumbuhi daun, yang akan terjadi adalah akar yang mengering. Adibah Rania Zahara, aku ingin kita menjadi seperti akar dan batang yang saling menguatkan, yang hidup saling melengkapi, saling menyempurnakan satu dengan lainnya. Rania maukah dirimu menjadi matahari di siang ku dan bulan di malam ku. Aku memang bisa hidup tanpamu, namun aku tidak sempurna tanpamu, seperti langit yang tak akan sempurna di siang hari tanpa matahari dan bulan bintang di malam hari, begitulah diriku tanpamu.” Rania tidak pernah menyangka akan mendengar kata-kata indah tersebut dari Robert. Ia masih m

  • Syahadat Cinta   Perjalanan Cinta

    Rania dan keluarganya segera kembali ke rumah mereka. Faza dan Ahda yang datang ke acara wisuda Rania juga ikut ke rumah Rania. Mereka ingin menikmati kesejukan udara kebun teh. Rania sangat bahagia karena bisa berkumpul dengan orang-orang yang disayanginya. Meski sempat kesal karena Robert menjahili dirinya, tetapi sesungguhnya gadis itu merasa sangat senang karena pria bermata hazel itu telah memberinya kejutan yang benar-benar mengejutkan.“Jadi, setelah ini kamu mau lanjut S2 atau menikah Ran?” Faza membuka percakapan di dalam mobil. Saat itu Rania, Robert, Ahda, dan Faza berada dalam satu mobil milik Ahda. Rania duduk bersama Faza di kursi belakang sedangkan Robert duduk di kursi penumpang sebelah kursi kemudi mobil yang dikemudikan oleh Ahda.“Kak Faza ini bisa saja. Mau menikah dengan siapa kak? Lagi pula tidak ada calon,” Rania merasa malu dengan pertanyaan itu.“Memang benar tidak ada calonnya? Jangan bilang kamu masih belu

  • Syahadat Cinta   Sajak

    Hari berlalu begitu cepat, tanpa terasa Rania akhirnya dapat menyelesaikan studinya dalam waktu tiga setengah tahun. Keluarganya merasa bangga atas apa yang telah dicapai oleh gadis itu. Kerja keras dan usaha yang dilakukannya selama ini akhirnya berbuah manis, ia dapat menyelesaikan kuliahnya lebih cepat dari kebanyanyakan teman-temannya.Banyak hal yang telah terjadi dalam kehidupan Rania dalam tiga setengah tahun terakhir ini. Ia menemukan teman-teman baru yang tentu saja sangat berbeda dengan kepribadia anak-anak pesantren. Mereka berasal dari sekolah yang berbeda-beda, suku berbeda, agama berbeda, dan sifat yang berbeda-beda pula. Namun, gadis bermata teduh itu sangat menikmati segala perbedaan yang ia rasakan.Bukan hanya tentang kehidupan pertemanan saja yang ia temui, tentang percintaan pun ia mengalami. Meskipun bukan Rania yang merasakan cinta. Banyak teman laki-lakinya baik dari jurusan yang sama maupun dari jurusan yang berbeda berusaha mendekati Rania bahk

  • Syahadat Cinta   Emier Reza Alfadi

    Matahari musim panas terasa begitu menyengat membakar kulit, gadis Sunda itu sebenarnya sudah terbiasa dengan udara panas karena ia hidup di negeri tropis, tapi baginya udara dan matahari musim panas di London tetaplah berbeda dan membuatnya merasa terbakar.“Kamu bilang tidak suka berada di luar rumah saat musim panas lalu kenapa sekarang kamu berada di sini,” Rania menatap pria di sampingnya yang sedang membersihkan tumbuhan-tumbuhan mati.“Rania, ini masih di dalam rumah, ya meskipun memang tidak beratap, tapi bagiku ini masih kawasan dalam rumah,” ucap pria itu tanpa mengalihkan pandangannya dari batang-batang kering yang ia kumpulkan.“Ah, sudahlah bicara denganmu membuatku selalu terlihat salah,” Rania merasa kesal.Robert menghentikan gerakan tangannya mengumpulkan tumbuhan kering dan memandang ke arah Rania.“Rania, maksudku tidak senang pergi keluar rumah itu, sepetti ke pantai, climbing,

  • Syahadat Cinta   Awal Sebuah Kekaguman

    Rania tersenyum pada Robert, “Maaf aku jadi bercerita panjang lebar, padahal harusnya aku hanya menjawab masih atau tidak.”“Tidak Rania, aku senang mendengarkan jawabanmu itu. Aku senang mendengarkan ceritamu,” Robert tersenyum menyakinkan Rania.“Baiklah sudah cukup cerita tentangku. Aku yakin nenek juga pasti sudah banyak bercerita tentang aku, sekarang giliran kamu, aku sama sekali tidak tahu tentang dirimu.”“Eits, tunggu dulu, kamu belum mengatakan jawaban yang diberikan oleh Allah apa atas Shalat Istigharah yang kamu lakukan.”“Allah memberiku petunjuk melalui mimpi dan dari mimpi itu aku memantapkan hatiku untuk tidak melanjutkan hubunganku dengan Ustaz Ahda.”“Memangnya apa mimpimu?” Robert bertanya dengan penuh antusias.“Rahasialah.”“Ah Rania, kamu ini membuatku penasaran. Mimpi tentang apa memangnya?” Robert mendesak Rania untu

  • Syahadat Cinta   Awal Segalanya

    Malam hari, usai menjalankan Salat Isya berjamaan dengan Nenek Ainun dan Robert, Rania pun mengutarakan niatnya untuk pulang ke Indonesia pada sang nenek. Sontak saja hal tersebut membuat Nenek Ainun terkejut, pasalnya cucu tercintanya itu baru dua hari menginjakkan kaki di London, tapi sudah ingin kembali pulang ke Indonesia.Nenek Ainun menentang keputusan Rania, ia meminta cucunya untuk setidaknya menetap selama satu minggu lagi. Namun, Rania tetap menolak, ia menjelaskan kepada sang nenek alasan dia harus secepatnya kembali ke Indonesia. Nenek Ainun tetap tidak menerima alasan tersebut. Robert juga membantu Rania menjelaskan pada sang nenek, tetapi perempuan 67 tahun itu tetap tidak menerima. Ia menyuruh agar Rania melepaskan universitas yang menerimanya dan sebagai gantinya Nenek Ainun akan mendaftarkan Rania di London. Namun, dengan lembut gadis bermata teduh itu menolak keinginan sang nenek.“Rania janji Nek, suatu hari nanti Rania akan datang ke sini dan

  • Syahadat Cinta   Puisi dari Seberang

    “Wau, kamu benar-benar susah ditebak ya,” Rania memberikan tepuk tangan ketika Robert mengeluarkan kue bolu yang dibuatnya dari dalam oven.“Maksud kamu?”“Ya aku kira kamu seorang pebisnis yang tidak suka pergi ke dapur atau melakukan pekerjaan wanita seperti ini, tapi ternyata aku salah sangka, bahkan kue buatan mu lebih bagus dari kue milik ku,” Rania memandang dua kue yang ada di atas meja dapur.“Bagus di luarnya belum tentu enak kan, siapa tahu kue milikmu lebih enak,” Robert berusaha membesarkan hati Rania.“Em iya juga sih, tapi menurut ku kue milikmu juga lebih enak” Rania memandang kue miliknya dengan pandangan aneh.“Kalau begitu kita buktikan saja dulu.”Robert memotong kue miliknya dan mencicipinya, begitu pula dengan Rania. Namun, baru mengunyah kue miliknya, Rania langsung berlari ke washtafel dan memuntahkannya

  • Syahadat Cinta    Kesan Lain

    Usai mandi dan sarapan Rania memilih untuk menonton televisi di ruang keluarga tanpa disangka Robert pun sedang berada di ruang keluarga, namun pria itu tidak sedang menonton siaran televisi, ia sedang memandangi layar laptop miliknya.“Kamu sedang apa?” Rania menyapa Robert.“Eh kamu Ran, sejak kapan di situ.”Rania memutar bola matanya kesal, “Robert,,,Robert aku tanya apa kamu jawab apa,” keluh Rania.“Iya,,,iya aku dengar kok pertanyaan kamu. Aku sedang mengecek laporan kantor dari sekertarisku.”“Oh begitu, pantas saja serius banget. Kalau aku nonton tv terganggu atau tidak?”“Tidak kok, tonton saja ini sebentar lagi juga selesai.”Rania pun mengambil remot tv yang tergeletak di atas meja. Gadis itu terus memencet-mencet tombol remot untuk mencari saluran yang menarik, namun tidak juga mendapatkan siran yang menarik. Robert menyadari bahwa R

  • Syahadat Cinta   Sang Pengganggu

    Rania terbangun ketika mendengar Adzan Subuh dari hp miliknya. Dengan mata yang masih setengah tertutup ia melihat jam dinding yang terpajang di dalam kamar yang ditempatinya. Rania berjalan dengan gontai menuju kamar mandi untuk menyegarkan diri dan mengambil air wudu.Usai menyelesaikan urusannya di dalam kamar mandi, Rania pun mengambil mukenahnya yang diletakkan di atas sofa kamar, ketika Rania sedang menggelar sajadahnya, tiba-tiba seseorang mengetuk pitu kamar tidurnya.“Rania, kamu sudah bangun sayang?” suara Nenek Ainun menyertai ketukan tersebut.Rania menggeletakkan sajadahnya yang belum tergelar dengan sempurna begitu saja, kemudian berjalan kearah pintu kamar. Ia membuka pintu itu dengan perlahan, sosok Nenek Ainun yang sedang menggunakan mukenah berdiri tegak di balik pintu.“Nenek,,,” Rania tersenyum melihat sang nenek.“Kamu sudah salat Rania?” Nenek Ainun memperhatikan cucunya dari kepala hingga k

DMCA.com Protection Status