Home / Fantasi / Surat Wasiat Sang Duke / Tugas baru menanti

Share

Tugas baru menanti

last update Last Updated: 2022-12-29 14:08:43

Pikiran Vania campur aduk. Bagaimana mungkin dalam sehari dirinya menjadi seorang penguasa wilayah dan bahkan sekarang Dia akan punya dua orang anak untuk dibesarkan. Vania tidak pernah terpikirkan untuk menikah atau memiliki anak bahkan di usia muda. Vania yang  bercita-cita melajang seumur hidup tidak pernah terpikirkan untuk  memiliki pasangan dan anak. Karena hal tersebut menurutnya sedikit  memusingkan dan cukup merepotkan. Negaranya adalah negara dimana seorang perempuan hanya harus melayani laki-laki dan anaknya, tanpa mempertimbangkan keinginan dan potensinya. Perempuan hanya tahu kalau Dia harus cantik, merawat diri dan keluarganya saja. Potensinya terkubur dalam kebiasaan masyarakat yang merugikan perempuan. Vania yang ingin mandiri tanpa harus mengandalkan laki-laki untuk hidup itu bersikeras untuk mengubah kebiasaan negaranya itu. Cukup nyentrik memang idenya tapi juga agak ekstrim mengingat hal tersebut tidak umum di masyarakat.

Vania mengerutkan keningnya.  Sekarang, dirinya adalah seorang penguasa wilayah 'Hhahahaha... kurasa aku akan gila.' Vania menjambak rambutnya. Siapa yang pernah menyangka hal tersebut.

"Huh..." hanya helaan nafas sangat berat yang keluar dari hidungnya. Setiap nafasnya kini menjadi sangat berat.

Energinya serasa habis. Berdebat dengan Count dan Countess Zernet sangat melelahkan. Vania yakin, masalah ini tidak akan selesai dengan sehari, melihat keduanya memutuskan untuk menginap lebih lama di mansion. Mereka berdua bahkan menyurati anaknya Lalisa untuk datang ke Duchy.

'Ah... Kinan dan Kesha, semoga mereka tidak termakan omongan ular beracun dari orang licik tersebut.'

Pikiran Vania mengembara entah kemana. Malam itu Vania membereskan barang-barangnya. Untuk pertama kalinya Dia memutuskan akan pindah ke mansion utama. Vania menyesal, kalau saja Dia tahu umur Kakaknya tidak panjang, Dia pasti ingin menghabiskan banyak waktu dengan saudaranya tersebut. Bukan berkutat pada buku-buku.

Saat ini yang ada dipikirannya adalah sahabatnya Amel. Dia ingin sekali bercerita dan berkeluh kesah dengan Amel. Temannya itu pasti sangatlah kaget kalau tahu situasi dan kondisinya.

"Apa? Kamu akan menjadi kepala wilayah?," suara Amel yang jelas dengan setengah berteriak kaget adalah bayangan yang ada di kepala Vena.

'Dia pasti akan berteriak histeris,' ucap Vania dalam pikirannya.

Tinta penanya terus menari diatas kertas. Sepertinya Vania cukup banyak bercerita kepada Amel.

Vania harus melepas tesisnya. Dia sekarang bahkan harus membaca buku-buku yang tebal dan banyak mengenai Duchy, juga buku-buku mengenai tumbuh kembang anak. Membesarkan seorang Putra dan Putri yang bukan anaknya sendiri. Pikirannya semakin rumit membayangkan hal yang belum terjadi. Bisa jadi kedua keponakannya menolak keberadaanya karena sedari awal mereka tidak pernah dekat. Jadi Vania memikirkan bagaimana Dia bisa diterima keponakannya. Hal apa yang harus Dia lakukan terlebih dahulu. Mengurus wilayah yang benda mati atau mengurus manusia yang benda hidup. Prioritasnya terbelah.

Vania sekarang bukan seorang Nona atau Lady. Malai besok Dia harus mulai terbiasa dengan panggilan baru 'Duchess of Ansel.'

***

'Nghh..." Vania menggeliat di bawah selimut. Ini adalah musim kemarau jadi malam hari sangat dingin. Matanya masih belum terbiasa ketika melihat sekeliling. Dia terbangun di kamar barunya. Kasurnya sama empuknya hanya ukurannya saja yang berbeda.  Semalam Dia pindah ke mansion utama. Dia menempati kamar tamu yang cukup luas. Baginya kamar utama mendiang Duke dan Duchess masihlah bukan miliknya, meskipun kini Dia bergelar Duchess. Kamar tersebut akan Ia simpan untuk digunakan Kinan ketika dewasa dan telah menggantikan dirinya.

Vania bergegas membunyikan lonceng untuk memanggil pelayan. Seorang pelayan asing masuk. Bagi Vania yang terbiasa dengan Ani dilayani oleh orang baru membuatnya risih, jadi mulai sekarang Vania juga harus mulai tahu siapa saja pekerja di mansion itu.

"Siapa namamu?" tanya Vania.

"Hara Duchess." Suaranya sangat lembut, wajahnya menunduk ke bawah memperlihatkan kesopanan bawahan kepada atasannya.

'Kesan pertama yang baik' pikir Vena.

"Baiklah Hara, siapkan air mandi segera, Aku ingin mandi, lalu bawakan sarapan di kamar saja." Kata Vania memerintah.

"Baik Duchess."

Pelayan tersebut segera bergegas pergi melaksanakan perintah majikannya.

"Huh...," Vania menghela nafas lagi. Ini pertama kalinya Dia membuka mata dan langsung dipanggil Duchess.

Hari ini, Vania punya jadwal yang sangat padat. Pertama-tama Dia harus bertemu dengan Jeff, Kepala Pelayan mansion ini, lalu Dia juga harus bertemu dengan Nedd untuk membereskan administrasi. Vania juga harus meninjau beberapa dokumen menyangkut perihal wilayah, mempelajari urusan internal mansion juga menjadi pekerjaan rumahnya lalu yang terakhir bertemu dan berbicara kepada dua keponakannya.

'Sial!' umpat Vania, Dia baru sadar bahwa Count dan Countess Zergnet masih ada di mansionnya. Dia tidak bisa mengusirnya tapi juga tidak bisa mengabaikannya. Dua hal fakta itu membuatnya bingung.

"Aku harus meminta seseorang untuk mengawasi mereka, tapi siapa?...," Vania berbicara dengan dirinya sendiri. Sangat sulit baginya untuk memerintah, karena Dia merasa bahwa semuanya seperti mimpi dalam semalam. Lalu Dia segera sadar bahwa Dia tidak bermimpi dan semuanya nyata.

"Siapa yang bisa kupercaya di mansion ini?" saat Dia bertanya-tanya, Hara masuk memberi tahu bahwa air mandinya sudah siap.

"Ah ya Hara, terima kasih."

Kening Vania mengkerut, sekarang ini tangannya sedang memegang keningnya. Menandakan seperti orang sedang kepusingan.

"Anu.. Duchess, kalau ada yang bisa Saya bantu bilang saja, Saya akan membantu Duchess."

Mendengar kata Hara, seketika wajahnya langsung cerah.

"Betulkah?"

"Dengan senang hati Duchess!," Hara menjawab dengan senyum sumringah. Hara sangat prihatin dengan Nona Vania. Hara tahu Nona Vania sejak Dia masuk mansion ini, mungkin sudah sekitar 5 tahun yang lalu. Saat itu juga Vena sedang musim libur akademi, jadi Dia sudah tahu Nona Vania. Menjadi Duchess hanya dalam waktu semalam pasti Dia sangat kesulitan.

"Kalau begitu, bisakah kamu mengawasi pasangan Count dan Countess Zergnet Hara?"

"Ya?"

"Ah... Aku hanya ingin tahu apa yang mereka lakukan, terutama jika mereka mencoba mendekati Kinan dan juga Kesha"

Hara masih mencoba mencerna omongan majikan barunya itu.

"Apakah permintaanku terlalu berat?"

"Tidak, lupakan saja Hara"

"Ah.. tidak Duchess, maafkan Saya, sama sekali tidak berat!. Saya akan melakukannya. Saya dekat dengan Bibi, pengasuh Putri Kinan dan juga Kirma, pengasuh Tuan Muda Kinan" jawab Hara dengan segera.

"Saya akan menemui mereka Duchess, Saya akan sampaikan kepada mereka kalau-kalau pasangan Count dan juga Countess Zergnet bertindak tidak sopan!"

"Lalu... Asal Duchess tahu saja, semua pelayan di rumah ini tidak ada yang suka dengan Tuan Count dan Nyonya Countess Zergnet, jadi pekerjaan tadi sangat mudah bagi kami para pelayan"

'Aha... informasi baru yang sangat berharga!'

"Terima kasih Hara, Aku akan mengingat informasimu" jawab Vania dengan senyum yang lebar.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Surat Wasiat Sang Duke   Kelakuan tamu tak di undang

    Sudah waktunya makan siang, tapi Vania masih berkomunikasi dengan Pengacara Nedd. Sejauh ini, semua agendanya berjalan lancar. Berbicara dengan Butler Jeff juga lancar. Karena Dulu Duke Gama dibantu Duchess Elis dalam mengelola mansion, Vania meminta bantuan Butler Jeff dalam mengelola mansion. Urusan internal mansions tidak sepenuhnya bisa Dia pegang, jadi Dia ingin mempercayakan Jeff untuk mengelola mansion. Tentu Dia tidak akan tinggal lempar, Vena hanya akan memantau untuk memastikan semuanya berjalan baik tanpa ada kendala. Vania masih butuh waktu untuk adaptasi dan belajar bagaimana cara mengelola mansion yang luas ini, apalagi terkait anggaran, Vania masih belum terbiasa.Sebetulnya Vania sangat pandai berhitung, tapi karena Dia tidak pernah menerima pendidikan suksesi maka semuanya adalah hal baru bagi Vania."Kruuuuk..." perut Vania berbunyi cukup nyaring. Bunyi tersebut membuat Vania malu, Dia bahkan menundukkan kepalanya karena malu jika harus bertatapan dengan Viscount Ned

    Last Updated : 2022-12-29
  • Surat Wasiat Sang Duke   Pendekatan yang gagal

    Semua jadwal padat Vania yang melelahkan bisa dilalui Vania dengan sangat baik. Ini bukan pertama kalinya Vania mendapatkan jadwal yang padat. Saat dia mulai bersekolah di akademi hingga menjadi siswi menengah, Vania sudah mendaftar sebagai asisten profesor sehingga jadwal padat sehari-hari bukanlah sesuatu yang baru baginya. Itu adalah makanan sehari-harinya. Dia bisa menyesuaikan hal tersebut dengan baik. Mengatur waktunya dengan menyelesaikan permasalah Duchy satu persatu menjadi rutinitasnya. Tapi ini pertama kalinya, kepalanya dipenuhi oleh hal-hal baru dan semua hal baru tersebut penuh dengan tanggung jawab. Ada banyak orang yang akan bergantung dengan dirinya untuk kedepannya. Dia bahkan harus memikirkan nasib orang yang tidak pernah Ia kenal hanya karena mereka menjadi rakyat Kadipaten of Ansel. Tukang daging, tukang roti, penjual bunga, tukang kayu, tukang gerabah sampai bayi yang baru lahir pun kini jadi tanggung jawabnya selama Dia menjadi rakyat Duchy of Ansel.'Bukanka

    Last Updated : 2022-12-29
  • Surat Wasiat Sang Duke   Lalisa Zergnet

    Pagi itu Vania juga sarapan di kamarnya. Hara datang seperti biasa untuk melayaninya. Tapi hari ini Vania mendapatkan kabar dari Hara bahwa, Lalisa akan datang ke kadipatennya.'Ini adalah awal hari yang buruk,' mendengar kabar tersebut membuat Vania jadi kehilangan semangatnya. Saat mengingat jadwalnya hari ini, Vania sadar bahwa jadwalnya hari ini lumayan berat dan melelahkan. Hari ini Dia menjadwalkan untuk berkeliling dan meninjau beberapa pabrik textile peninggalan mendiang Duke.'Bukankah pemakaman saja Dia tidak datang, tapi setelah dapat surat Ayahnya dia langsung datang kemari.'Tindakan semacam tidak tahu diri itu sepertinya sangat melekat di keluarga Zergnet.Lalisa Zergnet adalah seorang perempuan yang usianya 4 tahun lebih muda dari Vania, itu artinya Dia sekarang berusia 18 tahun. Dia bersekolah di Akademi Zen yang ada di Kerajaan Beshy.Vania pernah bertemu sesekali dengan Lalisa, terakhir sekitar 2 tahun yang lalu. Vania yang saat itu menjadi perwakilan delegasi dari

    Last Updated : 2022-12-29
  • Surat Wasiat Sang Duke   Keributan dalam mansion

    Badan Vania sudah sangat lelah, bahkan makan siangnya tadi di restoran yang terkenal dengan kemewahan dan rasa hidangannya tidak begitu terasa nikmat. Setelah berkeliling beberapa pabrik dan mendengarkan keluh kesah dari masing-masing penanggung jawab pabrik, Vena menjadi kelelahan secara mental. Dia terlalu banyak mendengarkan keluahan sehingga pikiran negatif menumpuk di kepalanya.Di dalam kereta Dia membayangkan, setelah sampai Dia akan berendam dengan air hangat yang ditaburi bunga mawar. Rasanya pasti sangat nikmat. Setelah itu Dia baru makan dan tidur dalam pelukan kasur empuknya. Ya, Vania cukup merindukan kasur empuknya itu.'Astaga, apa sedang aku pikirkan' kata Vania tersadar, Dia hari ini juga harus meninjau dokumen wilayah Hydra yang terkenal dengan ekspor furnitur. Dia harus membuat peraturan mengenai ekspor furnitur agar gampang mengirim ke luar Kerajaan Merden. Banyak sekali pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Hidupnya menjadi lebih sibuk. Setiap akan tidur Dia

    Last Updated : 2022-12-29
  • Surat Wasiat Sang Duke   Keributan yang berlanjut

    Lemari yang tengah terbuka tersebut memperlihatkan gaun-gaun indah koleksi desainer ternama."Astaga... lihatlah gaun berwarna hijau cerah tersebut. Itu adalah karya desainer Finn yang sedang naik daun" katanya tertawa senang. Kesha yang bingung melihat tingkah Lalisa hanya bisa diam mengamati. Rasanya ada perasaan aneh dan bersalah bahwa Dia sudah mengajak Bibinya Lalisa untuk memasuki kamar Ibunya.Tak berapa lama, Kinan yang tak sengaja lewat kamar Ibunya memergoki kamar yang terbuka. Begitu Dia tahu bahwa Bibinya Lalisa dengan senang menempelkan gaun-gaun indah dan mewah ke badannya , Kinan menjadi sangat marah. Begitu kurang ajarnya orang tersebut. Tanah makam Ibunya bahkan belum kering dan Dia sudah melihat orang asing yang katanya masih saudaranya tersebut datang mengacak-ngacak kamar Ibunya.Dan begitulah insiden kemarahan tersebut berlangsung hingga Vania datang. Count dan Countess Zergnet yang tengah pergi ke luar mansion pun tidak tahu apa yang dilakukan anaknya."Apa yang

    Last Updated : 2022-12-29
  • Surat Wasiat Sang Duke   Count dan Countess of Zergnet ngamuk

    Count dan Countess terus mengamuk dan meminta penjelasannya.'Wah, rasanya aku ingin membelah diri, apakah mereka tidak menerima penjelasan dengan gamblang. Kenapa mereka kemari dan membuat keributan'"Jadi Nona Vania, mengusir dan mengirim Nona Lalisa ke County karena mencoba masuk kamar mendiang Duchess sungguh berlebihan"'Ya ampun, aku ingin istirahat!'Vania melirik Jeff yang nampaknya mencoba menenangkan mereka."Butler Jeff, apakah Tuan Count dan Nyonya Countess tidak menerima penjelsan dengan rinci?" tanya Vania, Dia menyilangkan tangannya. Mata lelahnya dipaksa untuk kembali mode on."Sudah Saya sampaikan Nyonya, tapi Tuan Count dan Nyonya Countess tidak percaya!""Nona Vania...""Bukan Nona..." potong Vania ketika Count Zergnet hendak membuka mulut."Tapi Duchess atau Nyonya, Tuan Count. Sebagai tamu, anda juga harus menghormati tuan rumah," Vania menegaskan posisinya."Belum ada surat Kerajaan yang turun untuk menyatakan Nona Vena sebagai penerus dari Duchy of Ansel. Mengap

    Last Updated : 2022-12-29
  • Surat Wasiat Sang Duke   Kacamata Kinan

    Kinan, seorang anak laki-laki berusia 6 tahun yang sangat cerdas dan juga tampan. Dia tertarik dengan ilmu sihir setelah ayahnya, Duke Gama memunculkan pecahan sihir es ketika dirinya dalam bahaya. Waktu itu Kinan yang berumur 5 tahun ikut berburu di Hutan dengan Ayahnya. Karena mereka mencapai tempat terdalam hutan, pastilah hewan-hewan disana lebih ganas. Lalu saat keduanya sedang beristirahat, munculah serangan sekelompok Hyena. Gama yang sedang berada di dekat kudanya kaget. Kekagetannya lagi karena anaknya Kinan jauh dari jangkauannya, maka seketika itu Gama mengeluarkan sihirnya yang berelemen air. Sekelompok Hyena yang sudah kalah terkapar di tanah. Wajah Kinan membeku, awalnya panik karena ketakutan lalu berubah menjadi sangat takjub akan kekuatan ayahnya. Sejak saat itu, Kinan sudah sangat tertarik dengan ilmu sihir. Dia bahkan sudah membaca buku panduan sihir dasar sejak umur 5 tahun dan selesai menghefalnya setelah berumur 6 tahun. Ayahnya yang juga senang dengan minat anak

    Last Updated : 2022-12-29
  • Surat Wasiat Sang Duke   Datangnya surat dari Kerajaan

    Hari-hari Vania menjadi sangat sibuk. Dia harus belajar sembari menyelesaikan urusan Duchy. Ini seperti training sekaligus praktik. Tidak mudah tapi tidak juga membuatnya ingin menyerah. Dia sudah menguatkan hatinya untuk menerima amanat mendiang Kakaknya. Rencananya, Vania akan mengurus Duchy sampai Kinan dewasa dan layak menjadi penerus Duke of Ansel. Setelah itu Dia berencana tinggal di daerah terpencil dengan bercocok tanam. Membayangkannya saja sudah membuatnya damai. Cita-cita yang dan mulia ini mungkin akan menguras waktunya dalam beberapa tahun. Dia menargetkan sampai umur Kinan 18 tahun. Itu artinya sekitar 10 tahun. Yah meninggalkan Duchy di umurnya nanti yang ke 32 bukanlah hal yang sulit dibayangkan. Meskipun orang-orang menganggap usianya segitu bagi wanita dan belum menikah, Dia akan dicap perawan tua, mungkin kebanyakan wanita pada umur 32 sudah memiliki 2 sampai 3 anak.Semenjak pelecehan yang pernah dilakukan oleh Bastian dulu ketika dirinya berusia 9 tahun. Dia jadi

    Last Updated : 2022-12-29

Latest chapter

  • Surat Wasiat Sang Duke   Surat wasiat (End)

    Keluar dari istana Loka memandang Vania. Dia sebenarnya cukup terkesima dengan pandangan Vania. Dia masih muda dan dipaksa dewasa. Dia belum pernah menikah tapi harus punya dua anak yang siap dia jaga. Loka yakin, Vania akan jadi wanita hebat. "Penyihir agung Loka... Saya amat sangat merasa berterima kasih atas segala bentuk bantuanya selama ini. Anda tahu bahwa kediaman Ansel dimasa mendatang akan selalu membantu menara sihir." Loka tersenyum, "Saya juga berterima kasih atas segala bentuk kesempatan dan kepercayaan yang diberikan. Senang bisa bekerja sama dengan kediaman Ansel." Erick Jamamiel juga sudah kembali ke akademi untuk mengajar dan tentu saja masih dengan eksperimentalnya. Sebagai Duchess Vania banyak bertemu dengan orang baru. Dia bisa melihat banyak perspektif tentang kehidupan secara luas. Dia melihat langit yang cerah. Ah ... rasa nya masa depan itu juga akan cerah bukan. Loka langsung berpamitan dan akan pergi ke menara sihir. Vania juga segera kembali ke ke

  • Surat Wasiat Sang Duke   Penebusan 2

    Kenapa keluarga Kerajaan dengan entengnya membuat kesimpulan seperti itu. Mereka meminta maaf pun tidak bisa mengembalikan kakak ipar dan kakaknya. "Ini karena keteledoran Ayah dan pengabaian. Kami sadar akan hal itu." Jehu menambahkan. Sejujurnya Vania mau marah, tapi tidak etis juga memarahi Meraka karena itu bukan salah mereka. "Sudahlah... yang penting sekarang malah sudah clear dan jelas. Itu bukan salah kalian sejujurnya." Kata Loka. Vania mendengarnya juga. Loka benar, tapi entah kenapa rasanya masih sakit. Dia kehilangan kakaknya dan mendapatkan surat wasiat yang memberatkan dirinya. Bukannya tidak mau untuk merawat kedua keponakannya. Tapi menjadi Duchess adalah hal lain yang tidak pernah dia pikirkan. "Ayah akan menebus dosanya dengan pergi ke kuil untuk mengabdi selama sisa hidupnya." Mereka semua cukup kaget, keputusan Raja itu tidak pernah mereka duga. "Secepatnya aku akan naik tahta untuk menggantikannya." Vania sebenarnya Tidak terima, dia ingin me

  • Surat Wasiat Sang Duke   Penebusan

    Sungguh tidak akan ada yang menyangka berita menghebohkan datang dari keluarga Istana. Raja mengumumkan secara resmi bahwa dia akan mundur dari jabatan. Tidak tahu apa yang pasti telah terjadi, tapi berita tersebut membuat semua orang gempar, bahkan pada bangsawan yang menduduki kursi dewan negara nasional. Sementara itu Elia dan Jehu masih menutupi kesalahan Ayahnya. Mereka kemudian hendak melakukan audiensi dengan pihak menara sihir dan keluarga Duke Ansel. *** Aneh sekali ada surat dari istana, dan sepertinya surat resmi. Vania membaca surat tersebut dengan serius. Karena ini surat penting tidak mungkin dia akan menolaknya. Tapi sebetulnya, dia sedang dalam kondisi mendesak. Ini terkait kondisi Kesha. Ritual tersebut belum di lakukan sehingga kondisinya menjadi lebih tidak memungkinkan dengan segala sesuatu yang terjadi. Bisa jadi lebih baik, atau sebaliknya. Pihak menara sudah berjanji bahwa malam ini adalah harinya. Pada malam hitungan tertentu, mana seseorang akan t

  • Surat Wasiat Sang Duke   Kepanikan

    Raja merasa sangat gelisah sepanjang waktu. Dia tidak menyangka bahwa anaknya yang tidak berguna seperti Jehu itu bisa membuat gebrakan dengan mengungkapkan dalang kasus pembunuhan berantai di masyarakat. Bersama dengan Elia dia bisa bekerja sama. Lebih parah lagi ternyata kedok Marquis Sami bisa ketahuan. Ambisinya selama ini adalah menciptakan pasukan kuat dan akan ditakuti oleh kerajaan sekitar. Dia ingin melakukan ekspansi perluasan wilayah. Makanya dia mendukung Marquis Sami dan memberikan pendanaan untuk objek penelitian nya. Siapa sangka dia benar benar berhasil. Tapi ilmuan yang gila kadang kadang banyak mengorbankan banyak hal. Dan itu menjadi salah kaprah ketika Marquis menghalalkan segala cara. Raja akui dia salah telah mengabaikannya dulu. Kini setelah anak anaknya mengetahuinya dia malu karena sudah bertindak tidak adil pada banyak orang. Terlebih Marquis juga mengorbankan Duke Gama dan Menara sihir karena ingin menggali dirinya. "Apa yang harus aku lakukan?" Dia

  • Surat Wasiat Sang Duke   Kebenaran

    Para pekerja dikembalikan ke mansion setelah semuanya selesai. Ksatria yang terluka juga diobati dengan segera. Semua master menara sihir bekerja tanpa beristirahat. Jehu dan Elia juga punya tugasnya sendiri. Untuk pertama kalinya mereka bekerja sama dengan kompak. Padahal mereka dulu selalu bermusuhan. Marquis Titan dijaga dengan ketat dibawah pengawasan menara sihir juga. Rumahnya digeledah dan ditemukan lorong rahasia bawah tanah. Rupanya dibawah sana masih banyak percobaannya. "Orang itu benar benar gila.""Dia berniat membuat pasukan monster.""Ini dibisa dikatakan pemberontakan."Mempunyai kavileri pasukan melebihi istana sama saja dengan upaya pemberontakan. Di jaman ini, semua bangsawan memiliki pasukan dengan jumlah terbatas dan Tidak boleh melebihi pasukan istana. Setelah mengacak mengacak tempat tersebut, Elia menemukan segel yang sangat familiar."Segel istana." Itu adalah segel milik Raja."Ayah?" Jehu penasaran.Benar, itu adalah segel milik raja bahwa Marquis meng

  • Surat Wasiat Sang Duke   Bantuan

    Elia tentu saja tahu tentang operasi jebakan tersebut. Dia akhirnya memberikan surat kepada Jehu, meskipun sepertinya akan datang terlambat. Pasukan kavaleri mereka datang terlambat. Ternyata suasana di istana Duke Ansel telah kacau balau. Banyak hewan hewan mati dengan darah berceceran. Beberapa ksatria juga terluka karena mereka monster monster tersebut. "Gila!" Kata Jehu kaget. Dia tidak tahu bahwa selama ini yang mereka hadapi adalah monster . "Tapi monster ini diciptakan oleh seseorang." Suara pedang berdesing. Teriakan teriakan para ksatria menggema. Pasukan Jehu juga segera bergabung. "Sepertinya Duchess dan beberapa tuan penyihir ada di dalam!" Jehu dan Elia berbagi peran. Elia bertugas mencari musuh utamanya, sedangkan Jehu berperan untuk mencari Duchess Vania dan yang lainnya. Ketika Arvel, Erick dan Vania kelelahan datanglah Jehu. "Ahh.. bantuan datang!" Kata Erick yang sudah kelelahan. Kesha sudah digendong oleh Vania."Kita harus pergi dari sini!""Bagaimana den

  • Surat Wasiat Sang Duke   Serangan

    Dalam suasana sepi, Marquis terus menyelinap masuk, seolah segalanya terasa sangat mudah. Dia hanya tidak tahu bahwa sebenarnya semua gerak geriknya sudah di incar. Tepat saat dia hendak masuk ke sebuah kamar, dia dihalang oleh beberapa orang. "Sialan!!"Ternyata semua ini hanya sebuah jebakan.Dia segera memberi perintah pada monster buatannya itu.Kuda dengan gigi tajam dan mengeluarkan air liur menjijikkan itu maju."Dia sudah menciptakan monster rupanya!"Donald yang awalnya merasa bosan kini merasa sangat bersemangat. Sudah lama tidak mendapatkan pengalaman baru."Dia monster dengan mana yang kuat." Loka sedang memberitahu."Aku akan menguji semua eksperimen ku!" Katanya bersemangat.Ben sendiri juga sudah bersiap."Dia cukup gila rupanya, datang sendirian!"Tapi Marquis juga sebenarnya sudah bersiap kalau kalau dia mengalami gangguan.Saat kuda itu hendak menyerang, Donald melemparkan mercon bubuk ke arah kuda itu, alhasil kuda itu kelimpungan."Apa yang kau lempar kan?""Hany

  • Surat Wasiat Sang Duke   Terbongkar

    "Kalau kasus yang tengah ditangani pangeran Jehu ternyata terbukti benar bahwa Duke Gama dan guru besar bekerja sama. Aku yakin pelakunya sama." "Pasti dia sudah mendengar tentang anak yang memiliki mana melimpah." "Kita bisa menjebaknya!" "untuk jaga jaga, kita kosongkan menara!" "Memangnya mereka mau kesini hanya untuk berjaga." Loka sam Arvel terlihat sedang berdebat satu sama lain. masih ada ketiga teman penyihir di menara, kalau mereka ikut kesini pasti mereka tidak mau. "Tapi kalau kita bahas kematian guru, pasti mereka mau." Mau bagaiman pun mereka menyayangi guru mereka. Master menara tidak pernah pelit dalam berbagi ilmu, kadang kala dia hanya menguji seberapa kuat kemauan kita untuk belajar . "coba saja kalau begitu." Lalu dipanggil lah mereka semua. Donald , Kevin dan Ben. Mereka tampak sangat kesal. "Awas saja kalau Tidak ada yang menarik malam ini!" Donald si pecinta adrenalin menekankan hal itu kepada Loka. "Aku Tidak janji ya!" *** Malam i

  • Surat Wasiat Sang Duke   Terbongkar

    Kasus itu adalah sederet kasus penculikan orang di daerah kumuh. Ketika ditemukan Mayat mereka pucat, mereka kehabisan daya hidup. pengambilan mana secara paksa. "Tapi untuk apa?" Jehu bertanya tanya. Sementara dia masih menyelidiki kasus tersebut. Di kediaman Ansel mereka juga akhirnya bisa mengurai isi perkamen tersebut. Mantra itu ada dan yang perlu disiapkan adalah menyiapkan ritual tersebut . "Benar kalau Duchess Vania tidak memiliki mana sejak kecil?" "Sejak lahir malah." Tapi dia masih bertahan Hidup. Bukankah dia seperti fosil? Lihat saja kasus yang tengah terjadi, mereka semua mati ketika mana nya tersedot. Daya hidup mereka juga seperti tersedot. Kalau Duchess saja bisa hidup, bukankah mereka harusnya juga bisa hidup. "Ini kasus langka." Kata Loka . dia langsung melihat Duchess sebagai objek penelitian. "Apa?" Vania mulai ketakutan. "Tapi bagaimana kalau gagal? bukankah ini lebih seperti tikus percobaan?" Erick menyampaikan pendapatnya. Vania juga ng

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status