Share

BAB 5. Arman Cemburu

last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-16 11:49:21

Malam ini Amanda mengemas semua barang - barang pribadinya ke dalam beberapa box dan koper. Rencana besok akan dijemput Bara dan pindah ke rumah milik Amanda sendiri.

[Man, maaf besok dibantu Rani ya! aku besok ada meeting penting] pesan dari Bara.

[Siap] balasan dari Amanda. Amanda tahu jika pekerjaan Bara cukup banyak dari pada dirinya.

Tok tok tok

Seseorang mengetuk pintu kamar Amanda ketika Amanda sudah selesai mengemas semua barang pribadinya.

"Ada apa, Mas?" Amanda terkejut melihat Arman sudah berada di depannya. Wajah Arman terlihat letih dan kusut.

"Bisa bicara sebentar? sebagai tanda perpisahan kita," Amanda sebenarnya tak ingin menanggapi permintaan Arman namun Amanda berusaha menghargai lelaki yang akan resmi menjadi mantan suami.

"Duduklah!" Amanda duduk tepat di depan Arman. Mereka sedang duduk santai di ruang keluarga.

"Man,"

"Iya,"

"Maafkan aku sudah membuatmu sakit hati karena ulahku." Arman memberanikan diri meminta maaf dan mengakui kesalahannya. Namun Amanda masih diam tak berkata mendengar permintaan maaf dari Arman.

"Jujur, aku sangat menyesal setelah mengucapkan talak padamu. Bahkan aku juga sebenarnya tak ingin berpisah darimu, tetapi aku juga tak bisa membiarkan Vera sendirian merawat anakku." Arman tak mampu menatap kedua mata Amanda. Amanda tetap diam tanpa kata.

Dalam hati Amanda sudah tak ada rasa cinta kepada Arman. Apalagi semenjak foto itu disebarkan oleh nomor tak dikenal. Rasa cinta kian membeku semenjak foto perselingkuhan Arman terbongkar. Bahkan ada video yang cukup vulgar yang disebarkan.

"Man, aku harap kamu memaafkan segala kesalahanku." 

"Iya, aku maafkan semua kesalahanmu. Hanya saja untuk penghianatan yang kau lakukan sangat membuatku hancur saat itu juga. Bahkan rasa cinta ikut beku dan mati, sudahlah! mari kita jalani hidup sendiri - sendiri dan mencari kebahagiaan masing - masing. Aku sangat berharap jika kamu tidak menyesal bersama Vera kelak." Amanda cukup melapangkan hatinya menerima segala takdir yang diberikan kepadanya.

"Terimakasih, Mand." 

"Hmm, aku ke kamar dulu. Besok Bara dan adiknya akan menjemputku." hati Arman mendadak panas ketika Amanda mengatakan jika besok akan dijemput Bara. Lelaki yang selalu membuatnya cemburu.

"Mand, jika kita rujuk dan kamu tinggal di kontrakan yang aku sewa bagaimana?" Amanda tak habis pikir dengan sikap Arman tiba - tiba.

Amanda tahu jika Arman cemburu pada Bara. Selama ini Arman tak pernah menyukai Bara ketika berteman dengan Amanda. Oleh katena itu Arman mengajak rujuk agar Amanda tidak bersama Bara.

"Mas, maaf aku bukan orang yang plin plan. Kalau kau sudah meludah, jangan sampai menjilat ludahmu sendiri."Amanda berlalu meninggalkan Arman dalam keheningan. 

"Sepertinya kau ragu dengan apa yang sudah kau lakukan, Mas!" Amanda tersenyum sinis ke arah Arman.

*

Pagi hari 

Amanda keluar dengan membawa koper dan juga box yang akan dia bawa ke rumahnya. Di ruang tamu terlihat Bu Ratna dan Vera yang memandang sinis ke arah Amanda.

"Orang miskin akhirnya keluar dari rumah ini," suara sumbang Bu Ratna memenuhi ruang tengah tempat Vera mengumpulkan barang - barangnya.

"Hahahah, lihatlah wajahnya pun kampungan. Dia kan dari kampung, miskin lagi," Vera menambahkan hinaan dari Bu Ratna.

"Dasar kampungan, mau tinggal dimana setelah ini. Paling juga di kolong jembatan," Vera menyindir dengan ucapan kasar ke arah Amanda. Amanda tak menghiraukan ucapan dan nyinyiran mantan mertua dan pelakor di ruang tamu.

"Heh! kamu budeg ya?" Vera kesal karena Amanda tak terpancing sama sekali dengan omongannya. Amanda tetap fokus mengangkat box untuk dibawa keluar rumah.

"Amanda!" bu Ratna akhirnya ikut bicara menimpali hinaan Vera.

"Iya, Bu. Ada apa?" Amanda berhenti dari aktivitasnya dan menatap mantan ibu mertuanya.

"Kamu tidak dengar Vera tadi bicara padamu?" hardik Bu Ratna dengan tatapan nyalang.

"Lho, tadi bicara dengan saya, Bu? Amanda pikir bicara sendiri, habisnya dia tidak memanggil namaku sih!" Amanda pura - pura tak tahu jika Vera menyindirnya dan dia tak menghiraukan ucapan Vera.

"Tuh, tante. Dia ngeselin," Vera merajuk dan manja pada bu Ratna. Bu Ratnapun membela Vera.

"Biarin Vera, mungkin dia iri dengan kehamilanmu, makanya dia seperti itu padamu." Bu Ratna menenangkan Vera sekaligus menghina Amanda karena sudah lama menikah tetapi tidak memberikan keturunan.

Amanda tak geram sedikitpun karena Arman adalah lelaki mandul, Arman membutuhkan pengobatan secara berkala untuk memulihan organ reproduksinya. Selama ini Amanda belum juga hamil karena kondisi Arman yang kurang subur.

"Apa anda bilang? coba sekali lagi, saya mau dengar!" Amanda menatap santai ke arah mantan ibu mertuanya yang melotot ke arahnya.

"Kamu wanita mandul!" ucapan mantan ibu mertua tepat mengenai hati Amanda. Hati Amanda berdenyut nyeri namun masih bisa menguasai emosinya.

"Aku mandul, yakin?" Amanda melirik Vera yang terlihat gelisah karena tatapan Amanda. Amanda tahu jika Vera ketakutan jika kedoknya terbongkar dan mengetahui semuanya.

"Dia iri tante, biarin saja. Yuk kita ke belakang menikmati tanaman di belakang," Vera mengalihkan Bu Ratna agar bisa menghindari Amanda. Vera takut jika Amanda akan membuka semuanya di depan bu Ratna.

Bu Ratna menuruti kemauan Vera, ketika berjalan ke belakang, Amanda mencekal tangan Vera dan menatapnya dengan tatapan penuh arti.

"Lepaskan aku," Vera menghardik Amanda namun Amanda tetap menncekal tangan Vera disertai tatapan penuh ancaman dari Amanda.

"Kamu mau apakan calon menantuku!' Bu Ratna ikut membentak Amanda yang mencekal tangan Vera.

"Ibu ke belakang dulu, nanti Vera menyusul," Vera meminta Bu Ratna ke belakang duluan dan bu Ratna menyetujui.

"Yakin jika ini anak Arman?" Amanda tersenyum ke arah Vera yang semakin gelisah.

"Iya, ini anak Arman. Aku kan subur sedangkan kamu!" tangan Amanda terangkat ke atas pertanda Vera harus menghentikan ucapannya.

"Mas Arman itu mandul, surat kesehatannya ada di laci meja kamarku. Bagaimana bisa kamu hamil dengannya?" Amanda membisikkan kata - kata tersebut  ke telinga Vera. Wajah Vera semakin gelisah mendengar ucapan Amanda.

"Kau bohong! buktinya aku hamil dengannya." Vera tetap kekeh mempertahankan kebohongannya.

"Jangan teriak - teriak! nanti calon Ibu mertuamu dengar dan kamu diusir." Amanda gegas melanjutkan aktivitasnya mengeluarkan box ke depan rumah.

"Atau jangan  - jangan kamu menjebak Arman demi pengakuan anak dari orang lain." seketika wajah Vera memerah mendengar ucapan Amanda. 

"A, apa maksudmu?" 

"Ya cukup dilihat saja nanti, bayangkan jika Arman tahu bahwa janin ini bukan hasilnya. Arman kalau marah seperti orang kesetanan lho. Hati - hati jika Arman sedang marah. Apalagi mengetahui jika dia bukan ayah kandung bayi yang ada dalam perutmu."  Vera berkeringat dingin setelah mendengar hasutan dari Amanda. Sebenarnya  Arman lelaki cukup baik, Arman tak pernah menggunakan kekerasan di dalam rumah tangganya. Hanya saja sejak dekat dengan Vera, Arman berubah dan menghianati pernihannya bersama Amanda.

Vera termenung setelah apa yang diucapkan Amanda. Vera takut jika kedoknya terbongkar dan dirinya tak bisa memiliki Arman yang notabene sudah masuk perangkapnya. Dan anak yang dikandungnya tak memiliki figur ayah. Vera memikirkan apa yang akan terjadi jika Vera tak jadi memiliki Arman.

"Kenapa diam, sayang!" Ucapan Bu Ratna mengejutkan Vera yang diam termenung.

"Oh tidak apa - apa, bu! Vera hanya kesal saja dengan Amanda." Vera berbohong lagi.

Ternyata Arman tengah memperhatikan Amanda dari kejauhan. Arman merasa separuh hatinya pergi darinya. Penyesalan terdalam sudah dia dapatkan. 

Tin tin

Suara klakson mobil berada di depan gerbang kediaman Amanda. Terlihat Bara keluar dari mobil dan di sambut Amanda di depan pintu. Amanda dan Bara memasukkan semua barang ke dalam bagasi mobil.

"Rani mana, Bar? katanya dia yang menjemputku." Amanda mencari keberadaan Rani.

"Dia sedang di toko buku, nanti ketemuan di toko seberang sana. Mumpung dia lagi libur semester, jadi dia semangat sekali untuk mencari buku diskonan. Makanya dia minta ketemuan di sana." jawab Bara seraya menata semua barang milik Amanda. Bara menangkap sosok yang mengawasi mereka. Bara mengetahui jika Arman tengah memperhatikan mereka berdua. 

"Mand, ada apa di pundakmu? Bara pura - pura mendekatkan wajahnya di pundak Amanda sehingga terlihat seperti Bara mencium Amanda. Bara melalukan agar Arman menyesal telah melepaskan Amanda.

"Ada apa, Bar?" 

"Oh sudah kabur tadi semutnya," Bara pura - pura melihat semut. Amanda dan Bara masuk ke dalam mobil. Bara memperlakukan Amanda dengan istimewa membuat Arman semakin terbakar api cemburu.

Amanda dan Bara berhenti di sebuah toko buku untuk bertemu dengan Rani. Terlihat Rani sudah menunggu kedatangan mereka berdua di depan toko.

"Hai, Ran!" Amanda memeluk Rani karena sudah lama tak bertemu. Rani adalah sosok gadis yang sudah dia anggap adik sendiri.

"Hai, Kak! lama kita tak bertemu, yuk kita ngobrol - ngobrol dulu."Rani mengajak  Amanda duduk untuk sekedar melepas kerinduan mereka.

Ehemm

"Jadi aku dicueki?" ucapan Bara membuat mereka berdua tersenyum

"Bar, kamu berangkat kerja aja. Aku sudah bersama Rani, setelah ini aku pulang kok." Amanda tak enak hati membiarkan Bara berdiri sendiri memperhatikan obrolan mereka.

"Baiklah wanita - wanita cantik, aku pergi dulu." Bara segera memesan taksi online dan pergi ke tempat kerjanya. 

Arman yang melihatnya sangat marah, namun tak mampu mencegah mereka berdua karena Arman sudah mentalak Amanda. 

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Yanti Keke
dah tapak 3... g bs rujuk bung gitu aj, syarat brlaku bung... g pinter dpelihara....
goodnovel comment avatar
Sssst
Lagian udah talak 3 kali Arman mana bs rujuk gitu aja .. kalo mau rujuk ya tunggu manda kawin sm yg lain dl trus tunggu manda nya jd janda lg deh…
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sukses setelah dicerai   Bab 6. Pelakor menemui Amanda

    Amanda dan Rani sesang berbincang - bincang di depan toko buku tiba - tiba dikejutkan kedatangan seorang wanita yang kurang bahan"Heh kampungan!" Vera datang tiba - tiba menghardik Amanda yang mengobrol dengan Rani."Oh kamu, ada perlu apa?" Amanda menanggapinya dengan santai. Rani yang geram segera ditahan oleh Amanda."Jangan coba - coba merayu Arman! kamu tuh sudah dicerai, jadi jangan ganggu Arman. Gara - gara kamu, Arman cuek padaku!" Rani tersenyum geli mendengar tingkah Vera yang ada di depannya.Alih - alih menyadari kesalahannya, Vera merasa seakan dirinya benar. Rani dan Amanda merekam kejadian saat Vera datang dan mengamuk pada Amanda."Aku tidak merayu Arman, bukannya itu sebaliknya? kamu yang merayu Arman dan merebutnya dariku. Kalau aku sih santai, silahkan saja ambil bekasku!" Amanda kembali duduk dan bersedekap melihat Vera seperti menahan malu karena di saksikan banyak orang yang lalu lalang di sekitarnya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-26
  • Sukses setelah dicerai   Bab 7. Arman Vs Bara

    Keesokan harinya ketika akan berangkat kerja, Amanda dikejutkan dengan kedatangan Bara yang tiba - tiba."Bara." Amanda menghampiri Bara yang bersandar di pintu mobilnya tersenyum ke arah Amanda."Ayo kita berangkat." Bara membukakan pintu moblinya untuk Amanda. Bara melajukan mobilnya menuju ke tempat kerja mereka."Bar, jangan terlalu merepotkan dirimu sendiri untuk menjemputku berangkat kerja." Amanda merasa tak enak hati jika harus dijemput Bara. Bara hanya tersenyum tanpa menoleh ke arah Amanda."Tidak ada yang direpotkan, kamu sahabatku jadi memang seharusnya seperti ini kan? oh ya bagaimana perceraianmu?""Oh ya, aku hampir lupa. Seharusnya aku segera menyuruh Mas Arman untuk mengurus perceraiannya." Amanda lupa jika perceraiannya belum diurus oleh Arman dan dirinya.Amanda bisa saja mengurusnya sendiri, namun dia ingin jika Arman yang mengurusnya sebagai penggugat perceraian."Kenapa tidak kamu urus sendiri?"

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-26
  • Sukses setelah dicerai   Bab 8. Bara Emosi

    Sore hari sepulang bekerja, Ibunya Bara meminta Bara untuk mengantarkan belanja di pasar. Meski keluarga Bara termasuk keliarga berada namun tidak membuatnya gengsi dengan belanja di supermarket."Bukannya itu Bara." gumam Arman ketika berada di sebuah kedai kopi tepat depan pasar."Sudah ku kira, kamu itu anak mama dan gay." Arman terkekeh melihat Bara menemani Ibunya belanja.Bara diminta Ibunya menunggu di parkiran saja dan Barapun mengikuti perintah Ibunya."Hai laki - laki Gay." Arman sengaja membuat Bara semakin memanas. Akan menjadi kesempatan baginya jika Bara emosi dan memukulnya. Karena pasti akan banyak yang merekam kejadian yang mereka lakukan. Bara kembali sibuk memainkan ponsel tanpa memperdulikan Arman di depannya."Kamu budeg ya." Arman merasa geram karena tidak dihiraukan oleh Bara."Hai semuanya, pria ini ternyata Gay!" suara Arman semakin lantang untuk mempermalukan Bara di depan umum."Plak!"Satu tamp

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-26
  • Sukses setelah dicerai   Bab 9. Gugatan Cerai

    Seperti biasa, pagi adalah aktivitas Amanda untuk kembali ke rutinitas seperti biasa. Hampir setiap hari juga Bara selalu menjemputnya untuk berangkat bekerja bersama - sama."Bu Amanda, ada titipan untuk Ibu." seorang resepsionis memberikan sebuah amplop coklat kepada Amanda."Apa itu, Man?" Bara ingin tahu dengan isi surat itu."Aku juga belum tahu, akan aku buka sekarang." Amanda membuka amplop itu di depan Bara. Senyum mengembang di binir Amanda ketika sebhah surat gugatan cerai dari Arman sudah dikabulkan. Kini dia tinggal mengikuti alur jalannya sidang."Surat cerai?" Bara mengernyitkan alisnya."Ini yang kutunggu sebenarnya, Bar." Amanda kembali memasukkan surat itu ke dalam amplopnya semula.Ada perasaan nyeri namun bercampur aduk dengan perasaan senang. Bagaimana tidak, pernikahan yang ia jalin bersama Arman sudah memasuki angka ke 3 tahun. Jika Arman tidak terlalu dekat dengan sekretarisnya, mungkin pernikahan akan selamat.

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-27
  • Sukses setelah dicerai   Bab 10. Laporan perselingkuhan

    "Jangan tahan saya, pak. Saya tidak bersalah, Om yang selalu menggodaku untuk menjadi simpanannya karena aku dijanjikan uang yang banyak."Naya meraung - raung dikantor polisi supaya dirinya tidak ditahan. Namun semua bukti sudah dikumpulkan oleh sang istri Romi. Mulai dari chat, video bahkan foto mereka berdua sudah cukup menjadi bukti perselingkuhan mereka.Istri sah Romi hanya memandang sinis ke arah Naya yang meraung - raung tak karuan di depan polisi. Sedangkan Romi hanya tertunduk malu di depan semua keluarga istri sahnya dan juga polisi. Naya meminta izin untuk menghubungi keluarganya agar minta jaminan agar bisa dibebaskan dan polisi akhirnya memberikan waktu untuk Naya."Kamu sana dia itu sama saja. Sama - sama gatel." celetuk isri sahnya Romi."Halo, Bang. Tolong segera ke kantor polisi, aku tidak mau dipenjara." Naya menghubungi Arman agar membantunya bebas dari kasus yang menjeratnya.".....""Sudah deh, Bang! cepat kesini

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-27
  • Sukses setelah dicerai   Bab 11. Panggilan sidang pertama

    Beberapa hari ini berita video viral Naya telah tersebar. Banyak hinaan yang dilontarkan netizen kepada Naya dan juga suami sah dari Romi. Bahkan Bu Ratna sempat jatuh sakit setelah melihat video anaknya."Sudahlah, Bu. Jangan terlalu dipikirkan, sekarang Naya sudah menjadi bagian dari mereka. Apalagi Nyonya Yeti juga siap untuk menceraikan suaminya. Itu akhirnya nanti Naya yang akan menjadi yang pertama."Arman mencoba menenangkan ibunya yang terus saja bersedih meratapi nasib anaknya yang viral karena video tersebut."Tante, makan dulu yuk!" Vera masuk ke kaar membawakan sarapan untuk Bu Ratna. Bu Ratna menatap Vera, Vera kemudia menyuapi sarapan untuk Bu Ratna."Kamu memang wanita terbaik untuk Arman," Bu Ratna mengusap rambut Vera dengan penuh bangga.Semalaman Vera menemani Bu Ratna atas permintaan Arman. Sesekali menemani malam Arman yang kesepian karena wanita. Mereka melakukan zina di kamar Arman meski belum resmi menikah."Sayang, m

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-27
  • Sukses setelah dicerai   Bab 12. Sidang pertama

    Ting nungPagi - pagi sekali kedua orang tua Amanda sengaja berkunjung ke rumah Amanda. Mereka tidak memberi kabar terlebih dahulu. Pak Lukman dan Bu Siti sengaja memberi kejutan tepat di hari sidang pertama akan segera di adakan. Semua gang terjadi oleh Amanda telah di sampaikan oleh Adi kepada kedua orang tuanya."Ayah, Ibu dan Adi. Amanda kangen sekali, kenapa tidak memberi kabar?" Amanda terkejut ketika membuka pintu dan melihat ketiga orang yang sangat dicintainya tiba - tiba datang."Ayah juga sangat rindu dengan anak kesayangan Ayah," Pak Lukman memeluk Amanda begitu pula dengan Bu Siti, Ibu kandung Amanda."Ayo masuk semua," Amanda menggandeng kedua orang tuanya untuk masuk ke dalam rumah. Semua kesedihan sirna sudah ketika bertemu dengan orang - orang yang sangat dicintainya."Amanda, Ayah hanya ingin bertanya sesuatu padamu, Nak! dan tolong jawab dengan jujur."Amanda terkejut mendengar ucapan Pak Lukman yang sepertinya serius.&nbs

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-27
  • Sukses setelah dicerai   Bab 13. Bisnis mulai meningkat

    Amanda sengaja meminta keluarganya untuk tetap tinggal beberapa hari di rumahnya. Keberadaan mereka sangatlah membuat suasana hati Amanda lebih tenang dan nyaman."Kak, jika Adi mengusulkan untuk membuka Butik cabang ketiga bagaimana? Butik kedua sering penuh sesak. Adi juga ingin membuka toko Kakak secara online, jadi jauh di sana bisa pesan via online.""Alhamdulillah, terimakasih kerja samanya Adikku sayang," Amanda mengacak rambut adik lelakinya yang terbilang ulet menjalankan bisnis Kakaknya.Ucapan Adi membuat Amanda semakin semangat menjalankan bisnis fashionnya. Tak disangka, yang dulunya hanya sebuah toko dengan ukuran 3 x 4 meter sekarang menjadi Butik besar dengan dua lantai. Awalnya hanya berupa baju hasil jahitan teman, sekarang merambah ke suplyer dari berbagai industri garmen yang cukup ternama."Ya, sepertinya uang hasil dari Butik pertama dan kedua sudah cukup untuk membuka Butik ketiga. Kita sewa ruko untuk membuka Butik ketiga, Ad

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-27

Bab terbaru

  • Sukses setelah dicerai   Bab 73. Kebahagiaan

    Tiga hari usai mendapatkan tiket pemberian Faris, Bara mengajak Amanda pergi berlibur ke Disneyland selama sepekan. Melihat kebahagiaan Amanda apalagi tawa Amanda membuat Bara tak hentinya merasa bersyukur. Bara selalu menjaga senyum Amanda tetap terjaga tanpa pernah ingin menyakitinya sedikitpun. "Sayang, jujur aku bahagia sekali." Bara memeluk Amanda dari belakang ketika Amanda berdiri dekat jendela kaca kamar hotel mereka. Bara menghirup aroma wangi parfum tubuh Amanda."Aku juga Sayang, aku sangat bahagia bersamamu. Kebahagiaanku sudah lengkap hanya saja.."Kita akan berusaha dan berdoa agar segera dikaruniai buah hati lagi, Sayang." Amanda menggenggam tangan Bara yang melingkar di perutnya.Tiga bulan setelah berlibur dari Disneyland, Amanda mendapatkan hadiah tepat dihari ulang tahun Bara. Hadiah berupa garis dua yang tertera di tespacknya, Amanda diam - diam melakukan USG untuk memastikan jika dirinya tengah hamil tanpa memberitahukan kepada Bara. Bara begitu terharu dan sanga

  • Sukses setelah dicerai   Bab 72. Perhatian Bara

    Tiga minggu usai pulang dari rumah sakit, Bara tak hentinya menghibur Amanda supaya tidak terlarut dalam kesedihan. Dalam hati Bara memang berkeinginan untuk memilihi buah hati hanya dari rahim Amanda namun bagaimana lagi, pemilik alam bekehendak lain. Bagaimanapun ini adalah ujian dalam rumah tangganya."Sayang, jangan melamun dong." Amanda menerawang kaca di balkon. Bara memeluknya dari belakang sembari menikmati harumnya tubuh Amanda yang terawat. Amanda merasakan pelukan suami tercintanya sembari ikut menggenggam tangan Bara yang melingkar di pinggangnya."Aku tidak melamun, Sayang. Hanya rasa syukur memiliki suami terbaik sepertimu." Amanda berbalik menatap wajah Bara, perlahan kedua tangannya menangkup ke pipi Bara. Bara seketika membawa Amanda dalam dekapannya."Tak ada yang bisa menggantikanmu, Amandaku sayang." "Kita jalan - jalan yuk!" Bara mengajak Amanda untuk jalan - jalan sekedar refresing sejenak dari musibah yang telah menimpa keluarga kecilnya. Amanda dan Bara segera

  • Sukses setelah dicerai   Bab 71. Tedi melamar Naya

    Karena sudah tidak ada lagi hubungan dengan Rina, Tedi pagi ini berencana menemui Naya dan keluarganya untuk melamar Naya. Tedi melajukan mobilnya ke kediaman Naya dan keluarganya. Kedatangan Tedi disambut hangag oleh kedua orang tua Naya termasuk Naya dan Sony. Naya begitu canggung bahkan untuk menatap Tedi rasanya tidak mampu."Maaf sebelumnya, Om dan Tante. Niat Tedi kemari karena Tedi memiliki rasa cinta teramat besar pada Naya sehingga Tedi memberanikan diri untuk meminta restu kepada Om dan Tante." ucapan mulai sedikit tidak nyambung karena Tedi begitu grogi bahkan keringat dingin sebesar biji jagung mengalir deras. Takut jika niat baiknya melamar Naya ditolak oleh keluarga Naya. Frans dan Riana hanya tersenyum melihat kepolosan seseorang ketika mau melamar Naya. Sony yang ikut mendengarkan bahkan menahan tawa dan sesekali menggoda Naya."Iya, saya tahu jika kamu menyukai anak saya. Tapi saya rasa kurang tepat jika kamu menyukai Naya hanya dengan rasa cinta. Jika nanti kamu mene

  • Sukses setelah dicerai   Bab 70. Bedrest dan berakhir kuretase

    Pagi ini Amanda tidak seperti biasanya. Amanda setiap hari akan bangun sebelum subuh untuk menyiapkan semuanya dibantu dengan Bu Maya, Ibu mertua yang selalu terbuka padanya. Namun kali ini Amanda tidur lagi usai shalat subuh. Bara menghampirinya memastikan jika Amanda baik - baik saja."Sayang, sudah siang loh. Ayo bangun." Bara menggoyang - goyangkan tubuh Amanda dengan pelan karena takut membuat Amanda sakit atau tidak nyaman."Badanku capek semua, Sayang." Sahut Amanda yang masih berada dalam selimut. Bara meletakkan punggung telapak tangannya di dahi Amanda."Alhamdulillah tidak demam, ya sudah istirahat saja, Sayang." Bara meninggalkan Amanda dan menuju ke dapur membuatkan sarapan untuk Amanda."Amanda mana? kok gak turun." Bu Maya melihat Bara turun sendiri."Amanda sedang tidak enak badan, Ma.""Biasa ibu hamil ya begitu, Mama dulu lebih parah dari Amanda saat hamil kamu." Bara menyimak penjelasan Bu Maya saat hamil dulu. Bara akhirnya mengerti tentang apa saja yang akan terja

  • Sukses setelah dicerai   Bab 69. Kecurigaan Bu Fatimah

    Bu Fatimah mengamati dari kejauhan pada lelaki yang bersama dengan Rina. Lelaki itu bahkan terlihat mesra sama seperti Rina yang bergelayut manja. Usai dari Cafe, Rina dan Dodit menuju ke sebuah hotel yang berada di sebelah Cafe tempat nongkrongnya mereka berdua. Bu Fatimah segera mengikuti mereka berdua secara diam - diam supaya tidak kehilangan jejak.Rina dan Dodit masuk ke dalam sebuah kamar. Bu Fatimah menuju ke resepsionis dan meminta nomor kamar Rina dan Dodit sekarang, akan tetapi pihak hotel tetap merahasiakan privasi pengunjung hotel. Bu Fatimah mengatakan jika pihak wanita adalah calon tunangan anaknya sehingga pihak hotel akhirnya memberikan nomor kamar yang Rina dan Dodit.Bu Fatimah segera naik ke lantai dua tepat nomor kamar yang disewa Rina dan Dodit.tok tok tokBu Fatimah mengetuk pintu dan betapa terkejutnya ketika Rina membuka pintunya dan masih memakai lingerie merah. "Ri - Rina?""Ta - Tante?" Rina terkejut sekali melihat Bu Fatimah memergokinya sedang bersama

  • Sukses setelah dicerai   Bab 68. Pertemuan Naya dengan Tedi

    Meskipun mendapatkan banyak dukungan dari keluarganya namun Naya tetap merasa tidak percaya diri. Masa lalu yang begitu kelam tak lebih dari pelacur murahan yang dipakai orang banyak. Naya tak bisa tidur memikirkan ekspresi Tedi nanti seandainya Naya sudah mengungkapkan isi hatinya."Bantu hamba, Ya Allah." ucapan tersebut yang selalu dia lantunkan, berharap dari kekuasaan Allah yang menentukan akan nasibnya.Ting[Bang Tedi besok mau bicara sebentar dengan Naya. Bolehkan?] sebuah pesan dari Tedi[Iya boleh, Bang] balas Naya dengan harap - harap cemas.[Istirahat besok kita makan di warung biasanya] Tedi mengacak bicara Naya di warung Bh Faridah.[Baik, Bang Tedi jangan pernah kecewa ketika mengetahui apa Naya sampaikan besok] Tedi terkejut dengan pernyataan Naya, itu artinya ada sesuatu yang disembunyikan Naya dan akan diungkapkan besok. Semalaman mereka berdua tidak ada yang bisa tidur karena memikirkan pertemuan besok. Perasaan mulai maju mundur ketika dirinya harus mengungkapkan s

  • Sukses setelah dicerai   Bab 67. Naya tidak percaya diri

    Meskipun Naya hidup bersama kedua orang tuanya yang cukup kaya, namun Naya tak serta merta memanfaatkan semua harta Ibunya. Naya tetap bekerja di tempatnya yang lama karena sudah merasa nyaman. Riana bahkan meminta sopir untuk mengantar jemput Naya ketika bekerja.Tedi selalu saja terbayang wajah Naya yang selalu tersenyum. Tedi ingin sekali bertemu dengan Naya dan menyatakan cintanya, tak peduli siapapun yang akan mencekal hubungannya dengan Naya.Seperti biasa, di waktu istirahat Tedi akan menunggu Naya di warung tempat Naya membeli minum. Tedi kali ini membawa kue brownis untuk Naya berharap Naya mau menerima pemberian sederhananya.Tak butuh waktu lama, Naya muncul dan menuju ke warung tempat Tedi berada. Perasaan Tedi mulai tak beraturan saat Naya mulai berjalan mendekati warung. Pemilik warung yang sudah lama mengenal Tedi sebagai pelanggan setia warungnya. "Suka dengannya?" celetuk Bu Farida ketika melihat tatapan Tedi mengarah pada Naya."Banget, Emak." sahut Tedi tanpa melih

  • Sukses setelah dicerai   Keadaan Bu Ratna memburuk

    Bu Ratna kembali merasakan sakit di kakinya, nanah kembali keluar dari luka bekas luka palsu. Baunya begitu amis dan anyir sehingga Bu Ratna segera ke kamar mandi membersihkannya meski harus mengesot untuk sampai ke kamar mandi. Berkali - kali Bu Ratna membersihkan lukanya dengan air, nanah itu selalu keluar kembali. Satu jam Bu membersihkan lukanya, Bu Ratna segera ke ruang tamu untuk mengoleskan salep anti septik ke dalam lukanya. Berharap jika lukanya segera sembuh seperti sedia kala.Bu Ratna merasa pengap jika pintunya ditutup dan segera membukanya supaya lebih segar dan sejuk. Namun beberapa tetangga kontrakannya merasa terganggu dengan aroma yanh ditimbulkan oleh luka Bu Ratna. Beberapa orang yang lewat bahkan sampai menutup hidungnya karena tidak kuat."Bu, tolong dong lukanya itu dibawa kerumah sakit supaya tidak bau seperti ini." Mak Rika termasuk salah satu penghuni kontrakan menegur Bu Ratna, namun bukannya menyahuti dengan baik, Bu Ratna malah bersikap sok jagoan meski ti

  • Sukses setelah dicerai   Bab 65. Karma Bu Ratna

    Pagi ini Riana beserta suami dan anak mereka pergi mengunjungi Naya di kosnya. Rencananya Bu Ratna akan mengajak Naya sekedar menikmati kebersamaan di taman."Assalamu alaikum." Riana mengucap salam di depan pintu kamar Naya. Ceklek"Waalaikum salam." Naya membuka pintu dalam posisi masih menggunakan mukenah karena habis melaksanakan shalat dhuha dan mengaji sebentar."MasyaAllah Naya." Riana menangkupkan kedua tangannya ke pipi Naya. Kecantikannya begitu natural dan manis."Ibu, ayo masuk dulu." Naya mempersilahkan masuk Riana dalam kamarnya. Riana masuk ke kamar sembari melihat - lihat kamar kos sederhana milik Naya. Hanya terdapat dipan beserta kasur berukuran single, lemari dan meja. Terdapat juga sebuah kipas dinding sebagai penghilang rasa panas. Karena kos Naya khusus untuk wanita maka Frans dan Sony menunggu di mobil."Nay, ikut Ibu, yuk!""Kemana?""Jalan - jalan, Papa kamu ada di bawah dengan Adikmu, Sony. Dia ingin sekali bertemu denganmimu, pengen tahu dengan Kakak peremp

DMCA.com Protection Status