Valen terdiam. Dia menatap Ricky tanpa kata. "Aku yakin kalau kamu masih mencintaiku seperti aku mencintaimu. Iya kan?" desak Ricky. Valen menghela nafas berat. Akhirnya dia cuma bisa berkata, "semuanya sudah berubah, Ricky. Hidupku tidak sama seperti aku dulu lagi. Bahkan hidupku tidak sama seperti aku satu bulan yang lalu.""Apa maksud kamu? Apa yang terjadi sejak sebulan yang lalu?""Sampai bulan lalu, aku masih mengharapkan kamu. Aku masih mengharapkan saat-saat seperti ini, saat akhirnya kamu datang kepadaku, menjelaskan semuanya dan ingin kembali kepadaku, tapi sesuatu terjadi pada sebulan lalu.""Apa itu? Apa yang terjadi, Valen. Please, katakan padaku. Jangan membuat aku merana tanpa kepastian."Mendengar itu, Valen mencibir. "Kamu sudah membuat aku merana selama sekian purnama! Dengan teganya kamu membuat cerita itu di depan teman-temanku, membuat aku yang selama ini mereka pikir adalah cintamu menjadi terpojok, menjadi hancur karena ceritamu itu. Dan sekarang kamu bilang k
Valen memilih untuk tidur. Tapi kemudian handphone miliknya terus berdering. Dia begitu kaget karena dia ditelepon oleh Kepala Sekolah di tempat dia mengajar. "Iya, bu," kata Valen dengan jantung berdebar karena dia merasakan ada sesuatu karena Kepala Sekolahnya jarang sekali meneleponnya. Sang kepala sekolah biasanya cuma meneleponnya kecuali kalau dia melakukan kesalahan yang sangat besar. "Valen, apakah Anda mengenal orang tua wali dari murid bernama Karly?"Jantung Valen langsung berdegup kencang mendengar kata-kata Kepala Sekolahnya ini. "I Iya, bu.""Ada orang yang melihat kamu dan dia keluar dari sebuah kamar hotel dan ada salah seorang satpam yang juga bilang kalau kamu dijemput orang tua wali dari Karly itu, apakah itu betul?""Aku ... aku." Valen sangat bingung. Dia tidak biasa berdusta apalagi kepada orang yang dia hormati ini. "Jawab ibu, Valen. Apakah betul kamu memiliki hubungan dengan orang tua murid itu?"Valen sangat menghormati sang kepala sekolah karena kepala
Saat Evan melihat perselingkuhan yang dilakukan Jojo derngan Rahul di ruangan eksekutive, Evan putuskan untuk turun satu lantai untuk menuju ruangan direksi. Di ruang direksi, Evan mengatakan niatnya untuk memecat Rahul.Setelah itu, tanpa menghiraukan pertanyaan dari direksi soal keputusannya yang sangat mendadak itu, Evan langsung pergi meninggalkan ruang direksi untuk langsung menuju lift untuk turun ke lantai basement.Saat Evan sudah berada di mobilnya dan baru saja keluar dari kantor, tiba-tiba terdengar suara telpon. Evan baru teringat dengan telpon keduanya yang berada di mobil ini setelah handphone pertamanya dia biarkan di ruangan eksekutif, setelah dia melihat perselingkuhan yang dilakukan Jojo itu.Evan sudah tahu akan maksud Rahul menelponnya ini. Rahul pasti hendak membela diri setelah melakukan perselingkuhan dengan Jojo itu. Perselingkuhan yang sangat terang benderang dilakukan Jojo setelah Evan mengungkapkan jati dirinya yang sebenarnya di hadapan Jojo di ruang rap
"Yaelah, Jo. Kamu nggak usah takut. Kalaupun cerai, kamu akan keluar dari pernikahanmu itu sebagai nyonya kaya raya yang memiliki banyak sekali aset. Kamu betul-betul hebat, Jojo," kata Nungki di ujung telepon."Itulah yang paling aku takutkan. Huhuhu. Mungkin aku akan ditendang dari pernikahan itu tanpa membawa apa-apa dari aset milik Evan. Huhuhu." Jojo menangis semakin kencang."Maksud kamu apa, Jojo?""Kamu masih ingat kan yang pernah aku bilang kepadamu? Begini, waktu aku nikah dengan Evan, aku bersikeras supaya ada pemisahan harta, supaya terjadi perjanjian pranikah," kata Jojo lesu."Hah! Jadi perjanjian pranikah itu memang ada? Jadi, kamu tidak bisa klaim harta kepemilikan dia saat kalian cerai nanti. Begitu?""Iya, Nungki. Itulah yang sekarang ini paling aku sesali. Huh, seharusnya aku tidak melakukan hal bodoh itu. Seharusnya aku tidak ngotot melakukan perjanjian pra nikah itu. Huhuhu.""Kenapa kamu melakukannya, Jojo? Ugh, kamu bodoh sekali. Masak sih kamu keluar dari pern
Hello. Iya, Pak Evan," terdengar suara seorang pria di ujung sana."Murphy, berikan aku nomor telpon kepala sekolah SD Internasional tempat anakku sekolah," kata Evan cepat. Murphy adalah salah satu asistennya Evan, yang juga menjadi direktur di 3 anak perusahaan dari Evaners Grup, perusahaan milik Evan. "SD Internasional San Andreas milik Anda, kan, pak?" "Ya.""Baik, pak. Segera aku kirim.""Ok."Beberapa saat kemudian, Evan sudah mendapatkan sebuah nomor. Dia segera melakukan panggilan ke nomor itu. "Halo. Ini siapa ya?" Terdengar suara seorang wanita paruh baya di ujung telpon. "Nama saya Evan, bu kepala sekolah. Saya ingin bertanya tentang ibu guru Valen. Benarkah dia baru dipindahkan? Dan aku ingin tahu dia dipindahkan kemana."Wanita di ujung telpon tidak langsung menjawab pertanyaan Evan itu. Setelah beberapa saat, barulah dia bertanya, "tunggu dulu. Apakah Anda ini, orang tua murid dari murid bernama Karly yang telah menggoda Valen untuk selingkuh dengan Anda?""Iya.
Kepala sekolah itu memberikan nomor teleponnya Valen dan Evan langsung mencatatnya. "Aku betul-betul tidak akan dipecat kan, pak? Aku sekarang menjadi tulang punggung keluarga, Pak. Bukan hanya untuk aku dan suamiku yang sudah stroke, dan gak bisa kerja lagi, tapi juga untuk cucu-cucuku dan anakku. Jadi, please..." suara kepala sekolah itu sangat memelas di ujung telepon. "Aku tidak akan memecat ibu. Dan ketahuilah, kalau masalah aku dan Valen itu, tidak sesederhana yang ibu pikir. Dan aku bukanlah seorang tua-tua keladi atau seorang buaya darat yang biasa main-main dengan gadis muda. Aku tidak seperti itu!""Iya, pak. Aku percaya, Pak."Saat ini, sebenarnya Evan ingin memberitahu tentang masalah keluarganya. Tapi tidak etis untuk memberitahu masalah keluarganya kepada sembarang orang walaupun istrinya telah menghianatinya. Karena itu, Evan cuma berkata, "yang jelas, aku amat sangat serius pada Valen. Aku ingin menikahinya sesegera mungkin. Aku ingin membangun hidup yang baru denga
Sesudah masuk ke dalam pesawat, Valen langsung menemukan nomor tempat duduknya. Dan setelah menaruh bawaannya di bagasi atas, dia pun duduk dengan anteng dekat jendela. Dia ingin melihat keadaan luar jendela untuk mengucapkan selamat tinggal kepada kota yang selama ini dia tinggali. Dia tidak tahu berapa lama dia akan meninggalkan kota ini, dan dia tidak tahu kapan dia akan kembali ke kota ini, yang jelas, dia belum akan kembali karena dia malu dengan skandal antara dia dengan Evan yang mungkin sudah tersebar luas di sekolah tempat dia mengajar. Mesin pesawat sudah dinyalakan tanda Pesawat akan segera tinggal landas. Valen terus melihat ke arah luar jendela. Dia tidak memperhatikan kalau keadaan di dalam pesawat ini mulai ada perubahan. Itu dimulai ketika seorang pramugari nampak sibuk menelepon, kemudian pramugari itu mulai berdiskusi dengan teman-temannya sesama pramugari. Salah satu dari pramugari itu masuk ke dalam kokpit pesawat dan beberapa saat kemudian, aang Kapten pilot
"Sama, mbak. Kami juga tidak mengenal Bos Besar kami yang baru itu," kata pramugari itu sambil mengangkat bahunya"Jadi dia Bos Besar baru kalian?" tanya Valen penasaran. Pilot yang sebelumnya cuma berdiri di belakang kedua pramugari ini, kini maju ke depan dan berkata, "Menurut sumberku di kantor pusat maskapaiku, baru beberapa menit yang lalu terjadi kesepakatan antara Bos Besar lama dan bos besar baru. Dan menurut cerita, bos besar baru ini, membeli maskapai ini khusus untuk menahan pesawat ini.""Lalu apa hubungannya denganku?" Valen mengerinyitkan dahinya. "Kami juga tidak tahu. Tapi yang jelas, bos besar yang baru itu, akan segera naik di pesawat ini. Dialah yang sedang kami tunggu, sehingga pesawat ini menunda keberangkatan."Beberapa penumpang yang masih tersisa termasuk pria berkepala plontos dan bertubuh gemuk kini berkata, "bagaimana dengan kami? Kalau begitu, kami akan ikut di pesawat ini!""Tidak bisa, pak. Kalian harus turun dari pesawat ini untuk persiapan pindah pesa
"Apa itu?" tanya Evan tanpa melihat ke arah Jojo."Ingatlah saat pertama kamu jatuh cinta denganku. Momen yang pernah kamu bilang padaku. Momen saat pertama kalinya kamu melihatku. Momen saat kamu menatap wajahku dan bagai terkena magic, menembus hingga di kedalaman hatimu sehingga hari-harimu selanjutnya, kamu habiskan hanya untuk memikirkanku. Ingatlah itu, Evan. Please ..." pinta Jojo.Evan terdiam. Momen seperti yang diceritakan Jojo itu, memang adalah momen indah yang pernah dialami Evan belasan tahun yang lalu. Saat dia pertama kali bertemu dan jatuh cinta pada Jojo.Tapi kemudian Evan mendengus dan berkata, "Aku akui. Momen itu pernah menjadi saat terindah dalam hidupku. Pernah menjadi saat paling membahagiakan dalam hidupku. Tapi, semuanya sudah hilang lenyap tersapu angin saat aku melihat dengan mata kepalaku sendiri akan perselingkuhan yang kamu lakukan dengan Rahul itu!""Please, Evan. Berikan aku satu kesempatan. Ingatlah momen itu, momen yang membuat kamu bersemangat untu
Beberapa waktu kemudian, sebuah acara megah dilangsungkan di kompleks mega proyek, mega building yang sebelumnya sebenarnya akan dinamakan Jojo Land itu, kini berubah nama menjadi Valen Land.Selain perubahan nama, acara pada hari ini, juga bertajuk acara peresmian untuk mega proyek yang sudah dijalankan dibuat selama belasan tahun terakhir ini dan memakan areal terbesar di negeri ini bahkan terbesar se Asia Tenggara. Mega proyek ini menyerap banyak sekali tenaga kerja dan menjadi kebanggaan negeri ini karena di tempat ini, ada banyak sekali gedung-gedung tinggi yang dibangun, yang tingginya bahkan menyaingi gedung-gedung tinggi di Dubai. Gedung-gedung itu ada yang berupa perkantoran, perhotelan, apartemen yang di bagian bawahnya ada mall-mall besar yang siap untuk menantang mall-mall yang sudah ada di kota ini.Banyak sekali petinggi negeri yang hadir dalam acara ini karena ini adalah proyek prestisius yang membuat banyak petinggi negeri yang diundang yang langsung menyempatkan dir
Tubuh Valen sudah agak condong ke depan, tidak lagi berposisi duduk seperti tadi, dia agak condong ke depan dan melepaskan dua tangannya dari pegangan tangan Evan.Karena tubuh Valen yang agak condong ke depan ini, membuat Evan langsung menyentuh tonjolan di bukit kembar yang terawat bagus milik Valen ini.Tonjolan itu sudah tegak karena sejak tadi merasakan kenikmatan yang berkesinambungan sehingga saat jari-jari tangan Evan mulai menyentuh tonjolan itu, maka hal ini menjadikan arus kenikmatan yang lebih lagi bagi tubuh Valen.Batang gede milik Evan masih berukuran maksimal dan masih terus menyentuh bagian-bagian sensitif di dalam tubuh Valen sehingga Valen menggelinjang semakin hebat dan ditambah dengan sentuhan-sentuhan jari yang sangat berpengalaman yang dilakukan oleh Evan, membuat beberapa saat kemudian Valen langsung menjerit kencang lagi, dia mendapatkan lagi kenikmatan yang dia cari.Setelah itu, Valen langsung merebahkan tubuhnya ke pembaringan di samping Evan dengan tubuh m
Valen kembali menarik-narik rambut Evan, pertanda ada suatu rasa yang tidak tertahankan yang sedang dia rasa.Valen terus berteriak-teriak, meracau tanpa arti, menjerit untuk mengungkapkan apa yang sedang dia rasakan saat ini.Hingga akhirnya Valen berteriak kencang seiring dia merasakan ada suatu cairan yang meninggalkan tubuhnya.Valen terhenyak dalam kenikmatan, merasakan puncak kenikmatan pertamanya pada malam ini dan puncak kenikmatan itu diraihnya dengan sangat istimewa karena dilakukan dengan penuh kenikmatan oleh seorang pria yang sangat mempesona hatinya.Evan tersenyum mendapati kalau aksinya mulai berhasil. Itu terbukti dengan basahnya bagian inti tubuh wanita yang dia cintai ini.Evan ingin berkreasi, lidahnya kembali menyusuri benda kenyal milik Valen di depan wajahnya ini.Hingga beberapa saat kemudian, dengan ahlinya, Valen yang sudah sempat merasakan puncak pertamanya, kini mulai menggerak-gerakkan pinggulnya tanda hasratnya mulai naik lagi.Evan sangat senang melihat
Tak henti, Valen mengerang nikmat. Gemas menahan geli yang diwujudkan Evan di tubuhnya. Diremasnya pundak Evan dengan sentuhan yang tidak kalah panas.Evan masih merajalela di bagian dada Valen, membuat gairah Valen semakin melonjak tinggi.Lidah Evan melakukan variasi di pucuk bukit kembar nan ranum ini. Kadang menjilat, kadang menghisap untuk membuat Valen semakin berhasrat.Jerit dan rintihan Valen, sesekali terdengar, melukiskan betapa dia telah hanyut terbawa arus kenikmatan yang mencekam jiwanya.Jeritan dan rintihan itu juga menandakan kalau Valen semakin melambung dalam gairah yang tak bertepi.Evan mengerti kalau kekasih cantiknya ini telah semakin terlena dalam menikmati kebersamaan mereka.Karena itu, Evan tidak mau kehilangan momentum ini, tangan kanannya dengan lembut ia gerakkan untuk merebahkan tubuh indah Valen ke permukaan satu-satunya ranjang di kamar ini.Mata Valen terbuka dan menatap ke arah baju yang dipakai oleh Evan.Tanpa berkata-kata Valen seolah meminta Evan
Evan sempat ke apartemen sebelah untuk menemui anak-anaknya. Setelah itu, dia kembali kembali ke apartementnya Valen. Saat Valen membuka pintu apartemennya, dia melihat Evan berbincang-bincang dengan beberapa orang yang terus memanggil Evan dengan sebuah 'bos besar."Setelah mereka pergi, Valen bertanya, "kenapa mereka memanggilmu bos besar, Evan?" tanya Valen sambil menggeser tubuhnya agar Evan bisa masuk ke dalam apartemennya. "Mereka adalah karyawanku. Mereka adalah anak buahku.""Berarti kata-katamu sebelumnya, itu memang betul. Kamu memang memiliki banyak gedung seperti yang kamu bilang tempo hari?""Ya dan aku sementara siapkan sebuah megaproyek yang terdiri dari apartemen, hotel, mall dan perkantoran khusus untukmu dan akan aku beri nama Valen Land.""Valen Land?""Ya." Evan tersenyum. Sebenarnya dia tahu, mega proyek itu awalnya dia siapkan untuk Jojo. Mega proyek itu sudah dia siapkan sejak belasan tahun yang lalu untuk wanita yang sangat dicintainya saat itu, tapi belaka
Saat Evan turun ke arah gundukan harta karun Valen, dia mulai menggigit lembut kulit Valen... membawanya ke dalam mulut dan menggigitnya dengan lembut.Lalu pindah ke tempat lain dan mulai lagi. Evan mencium bau kewanitaan yang indah dari cairan panasnya Valen saat dia mendekati gundukan Valen.Pinggul Valen menekuk ke atas mencoba mendorong liangnya ke wajah Evan. Evan menjilat dengan lembut di atas dan di sekitar gundukan Valen dan kemudian melanjutkan untuk mencium dan menjilati paha lainnya. Rasa frustrasi Valen memuncak, Evan mendengar erangan keras Valen dan berjuang untuk melepaskan tidak hanya ikatannya tetapi juga gairah pria di atas tubuhnya itu. Saat Evan mencapai bagian atas paha Valen yang lain, tangan Evan mengembara di sepanjang bagian dalam paha dan dengan lembut menyentuh liangnya Valen.Jari-jari Evan meluncur di sepanjang pintu masuk yang licin saat lidahnya menyusuri paha Valen. Kaki Valen merapat lagi mencoba menangkap tangan dan kepala Evan saat tubuhnya berg
Evan menarik syal yang disembunyikan Valen di bawah bantal. Mengikat kedua tangan Valen dengan erat, Evan mengikatnya ke kepala tempat tidur. "Apa yang kamu lakukan?" Valen bertanya setengah dari rasa takut dan setengah dari keinginan."Saya ingin kamu merasakan efek penuh dari pijatan ini dan memastikan bahwa kamu tidak bisa pergi sampai saya selesai memuaskanmu," kata Eva sambil tersenyum sambil mengambil lebih banyak minyak pijat."Aku akan membiarkan kakimu tidak terikat sehingga kamu bisa bergerak saat aku menyentuh dan merasakan seluruh tubuhmu sebelum aku memasukkan batangku yang keras dan panas ke dalam liangmu yang mengepul," kata Evan sambil mulai mengoleskan lebih banyak minyak ke payudara Valen. "Ohhh sayang buat aku sangat terangsang sampai aku mulai berteriak." Valen mulai berteriak. Dia menggoyangkan tubuh untuk menguji ikatannya.Tangan dan jari-jari Evan berkeliaran di atas dan di bawah payudara Valen, menarik... mencubit... saat Valen bergerak perlahan di bawahn
Batang Evan mulai berkedut dan mengeras karena keindahan tubuh Valen yang terpampang di depan matanya. Pinggul Valen bergerak sedikit membiarkan batangnya Evan bersandar pada gundukannya. Valen mulai memijat batangnya Evan. "Ohhh" Evan mengerang sambil menutup mata dan merasakan sensasi dari jari-jari Valen. "Itu adalah batangku yang sudah mengeras dan dia milikmu untuk kamu lakukan sesukamu" bisik EvanSaat mereka berbaring tertindih tempat tidur. Ujung jari Valen mengusap lembut sisi dan perut Evan, turun ke pinggang Evan dan kembali lagi. "Ohhh sayang, rasanya enak sekali," erang Evan lirih. Valen merasakan pinggul Evan mulai bergerak sedikit demi sedikit saat hasrat seksual Evan mulai bangkit kembali.Valen memposisikan dirinya lebih jauh ke bawah pada tubuh Evan, mengangkangi paha Evan dan melihat pantat bulat Evan yang bagus menatap wajahnya. Valen terus menambahkan lebih banyak minyak ke seluruh tubuh Evan saat tangannya bergerak perlahan di sisi dan punggung Evan. Aro