Sekarang ini, dengan tubuh Valen sudah berada di atas tubuh Evan, maka, dia mulai berkreasi di atas tubuh Evan.Valen ingin membuat Evan tergila-gila padanya. Karena itu, setelah memperbaiki posisinya, dia tancapkan milik Evan itu makin dalam di dalam liang kewanitaannya.Setelah itu, Valen mulai bergoyang menjepit milik Evan di dalam liang kewanitaannya.Evan semakin terbuai. Dia merasakan kenikmatan yang berlipat ganda dari goyangan Valen yang membuat batang jumbo milik Evan terjebak dalam gairah yang luar biasa.Valen menaik-turunkan tubuhnya dengan semangat. Dia melakukan gerakan cepat nan menawan membuat desahan Evan semakin jelas terdengar.Evan menikmati jepitan Valen ini di batang kebanggaannya. Evan menikmati pijatan nikmat yang sangat fasih dilakukan oleh Valen, sehingga batang kejantanan Evan terjepit dengan pasnya."Ah ... enak. Ini sunguh enak, sayang. Ini enak." Desah Evan yang makin terbawa hasrat.Setelah selama bertahun-tahun harus menunggu dengan sabar Riris akan mau
Setelah beberapa saat, Valen mulai menggoyangkan pinggulnya untuk menandingi hujaman-hujaman yang dilakukan Evan dari arah belakang.Valen melakukan goyangannya tanpa disuruh Evan. Dia melakukannya karena ada gelombang hasrat yang mulai terasa seiring dengan tersentuhnya titik-titik sensitif di kedalaman liang kewanitaannya.Tusukan Evan itu, dengan cepatnya mengantarkan Valen dalam kabut kenikmatan yang memaksanya untuk mulai bergerilya, menandingi gerakan Evan.Evan masih terus menancapkan batang miliknya untuk dia cabut kembali hingga menyisakan kepalanya, setelah itu, dia tancapkan lagi ke dalam dengan cepatnya.Hujaman-hujaman dari batang besar milik Evan ini, membuat Valen mulai terbuai, mendesah dalam cengkeraman nikmat yang amat sangat luar biasa."Owh ... ini enakkkk. Ini enak. Evan. Oh ...""Iya, Valen. Ahhhh ... ini enakkk.""Terusin, sayang. Ahhhh.""Iya, sayang. Iya. Ahhhh ..." Evan makin menggencarkan serangannya."Makanya, sayang. Nanti kalau aku ajak ketemu lagi, kamu
Dengan posisi berdiri seperti ini, Evan terus memasukkan batang miliknya ke dalam liang kenikmatan Valen.Valen sendiri, menerima masuknya batang ini dengan menggigit bibir.Valen kembali merasakan perihnya saat liang kewanitaannya dimasuki benda besar yang berukuran tidak normal itu.Evan tidak peduli dengan ekspresi kesakitan di wajah Valen itu. Evan terus memasukkan batang kebanggaannya hingga kedalaman sana.Evan tahu kalau sedikit lagi, ekspresi kesakitan itu akan berubah jadi ekspresi menahan nikmat.Evan yakin kalau Valen sudah mulai terbiasa diterobos oleh batang besar miliknya ini. Evan yakin kalau liang kewanitaannya Valen itu, pasti sudah lebih akrab dengan benda jumbo miliknya ini.Evan menggerakkan tubuhnya ke depan dengan pelan untuk dia tarik lagi ke belakang. Evan melakukannya berulang-ulang dengan gerakan lambat hingga rasa perih yang tadi dirasakan Valen, dengan cepat menjadi rasa nikmat.Valen menikmati terobosan penuh kenikmatan yang dilakukan Evan di bawah sana.S
"Aduh ... ini enak, Evan. Aduh." Valen terus mendesah ketika tusukan-tusukan Evan semakin gencar menghantam tubuhnya."Aduh ... lebih cepat lagi, Evan. Lebih cepat sampe mentok. Auhhhh ..."Evan mengikuti kemauan Valen itu. Dia menggencarkan tusukannya. "Aduh. Punya kamu enak banget, Valen. Oh ..."Valen menandingi goyangan Evan dengan goyangan ngebor. Dia memutar-mutar benda jumbo yang masuk keluar di liang kewanitaannya itu.Valen mencengkeram kepala burung itu di kedalaman sana, pinggulnya terus memutar, memijat-mijat batang keras milik Evan yang masih keluar masuk di liang kenikmatannya."Owh ... ini enak banget, Evan.""Iya. Ahhhh ... ini enak.""Aku ingin selalu seperti ini, Evan.""Iya, Valen. Aku juga. Ahhh ...""Kamu bisa nikmati aku kapan saja, Evan. Ahhhhh ...""Iya. Ahhhhh ... aku mau banget."Keduanya terus berpacu dalam gerakan-gerakan yang semakin membuat mereka nyaman.Valen sangat menyukai benda besar milik Evan ini. Benda besar ini benar-benar membawanya dalam dunia
Evan dan Valen terus bergerak. Terus saling goyang, sama-sama berusaha meraih kenikmatan hingga akhirnya Valen berteriak kencang tanda dia sudah berhasil mencapai puncaknya.Evan juga menyusul beberapa saat kemudian. Dia sengaja membuat Valen mendapatkan puncak kenikmatan lagi, kemudian dia pun segera menyudahi permainan.Sebelum cairan cintanya menyembur di dalam tubuh Valen cepat-cepat Evan menariknya keluar hingga menyembur di luar.Setelah itu, keduanya terlentang dengan nafas memburu. Keduanya sama-sama puas menikmati permainan cinta dahsyat yang mereka alami tadi.Setelah ngos-ngosan agak hilang, Valen putuskan untuk memeluk Evan. "Aku mencintaimu. Aku mencintaimu, Evan."Evan tidak menjawab karena bagaimanapun dia seorang suami. Dia tidak bisa mencintai wanita lain. Hanya saja, memang dia sangat tertarik kepada Valen, apalagi Valen hadir di tengah dahaga dan kesepian yang amat sangat dan sakit hati yang dialami Evan karena perselingkuhan Jojo itu. **Di tempat lain, di malam
"Aku duluan," tegas Jojo sambil menatap tajam ke arah Evan."Ok." Evan tersenyum. Dia tidak sabar lagi untuk mengatakan apa yang menjadi kejutan yang sudah dia siapkan selama ini.Tapi, karena Jojo meminta dia yang lebih dulu mengungkapkan apa yang menjadi kejutan dari Jojo itu, maka Evan biarkan Jojo yang bicara duluan.Jojo menatap Evan dan berkata, "aku ingin cerai.""Hah?" Evan melongo. Bukan ini yang dia perkirakan. Untuk sesaat, dia pikir Jojo akan berkata kalau dia ingin memulai program untuk memiliki anak lagi.Tidak Evan sangka kalau inilah kejutan yang dibilang Jojo. Dia tahu, masalah ini sangat berat. Tapi, dia juga belum siap untuk kehilangan ibu dari anak-anaknya ini. Evan terkulai lemas. Evan biarkan tubuhnya terhempas di lantai. Mata Evan nanar. Kemudian Evan teringat akan perbuatannya bersama Valen seminggu terakhir ini."Mungkinkah Jojo melihat hal itu?" batin Evan."Maafkan aku. Tapi, aku ingin cerai," tandas Jojo."Tapi apa salahku?" Lirih Evan."Kesalahanmu hanya
Evan putuskan untuk keluar dari rumahnya. Dia memakai baju dan celana jeans. Setelah itu, dia keluar dari rumahnya.Evan cuma berpamitan pada Bu Rum. Dia juga meminta Bu Rum untuk nanti menjemput Karly di sekolah. Setelah itu, dia langsung pergi. Evan tidak tahu dia akan kemana. Tapi saat dia melihat handphonenya, dia langsung menelpon Valen. "Ya?""Aku ingin curhat."Valen yang sedang mengajar di kelas, langsung keluar dari sana. "Jemput aku depan sekolah.""Ok."Setelah itu, Valen masuk lagi dalam kelas, dan berbisik kepada Lidya, sesama guru yang juga bersama-sama dengannya menjadi home teacher di Kelas 2A, kelasnya Karly. "Aku minta ijin. Kamu yang handle ya. Aku tiba-tiba sakit.""Ok." Lidya mengangguk maklum. **Beberapa saat kemudian, mobilnya Evan sudah berhenti sekitar 10 meter dari gerbang sekolah dimana Valen menunggu. Valen langsung masuk ke dalam mobil. Seorang satpam bernama Hence yang sejak lama menaruh hati kepada Valen, nampak mengerutkan keningnya. "Mobil siapa
Evan mengangguk ke arah pria itu dan berjalan memutari mobil untuk membukakan pintu bagi Valen.Sebenarnya, biasanya Valen membuka pintu mobilnya sendiri tapi karena dia masih sibuk memandangi apartemen di depannya sehingga dia terlambat membuka pintu.Saat Evan membukakan pintu untuknya, dia pun keluar dari mobil.Setelah itu, Evan berkata kepada pria yang tadi menyambutnya, "berikan gadis ini unit apartemen terbaik di lantai 5 dan berikan semua fasilitas untuknya."Pria itu langsung mengangguk. "Iya, Pak. Kami akan segera menyediakan apartemen dengan view terbaik untuk teman bapak ini."Evan mengangguk. Setelah itu, pria itu langsung berjalan duluan ke arah dalam apartemen sambil memberi isyarat kepada Valen untuk mengikutinya.Valen agak bingung saat masuk ke dalam apartemen karena pria yang menyambut Evan itu, terus berbicara kepada Evan, sepertinya sedang membuat laporan tentang perkembangan proyek apartemen kepada Evan seakan-akan Evan adalah seorang pemilik dari gedung apartem