Evan baru saja memutuskan untuk melangkah pulang ke rumahnya, ketika pintu kamar di depannya ini terbuka.Valen menatap Evan. Dia melihat keraguan di wajah Evan, juga melihat keraguan di mata Evan, antara ingin masuk ke kamarnya atau ingin menghindarinya.Karena itu, Valen ingin membuat Evan mendapatkan kepastian. Dia langsung memegang tangan Evan dan menariknya masuk ke dalam kamar.Setelah itu, Valen mendorong tubuh Evan di dinding sebelah pintu kamarnya. Dia langsung menutup pintu kamarnya dan mengecup bibir bawah Evan dengan penuh nafsu.Valen langsung menempelkan tubuhnya pada tubuh Evan, menggesek-gesekkan tubuhnya di permukaan tubuh Evan sambil mulutnya mengecup Evan dengan dahsyat.Ciuman panas Valen ini, membuat pergerakan hebat mulai terjadi lagi di bagian bawah tubuh Evan.Batang kejantanan Evan yang sebelumnya sudah turun, kini naik lagi. Batang itu mulai berontak lagi karena merasakan sensasi yang terjadi saat tubuh Valen menggesek-gesek batang itu.Gesekan demi gesekan y
Sekarang ini, dengan tubuh Valen sudah berada di atas tubuh Evan, maka, dia mulai berkreasi di atas tubuh Evan.Valen ingin membuat Evan tergila-gila padanya. Karena itu, setelah memperbaiki posisinya, dia tancapkan milik Evan itu makin dalam di dalam liang kewanitaannya.Setelah itu, Valen mulai bergoyang menjepit milik Evan di dalam liang kewanitaannya.Evan semakin terbuai. Dia merasakan kenikmatan yang berlipat ganda dari goyangan Valen yang membuat batang jumbo milik Evan terjebak dalam gairah yang luar biasa.Valen menaik-turunkan tubuhnya dengan semangat. Dia melakukan gerakan cepat nan menawan membuat desahan Evan semakin jelas terdengar.Evan menikmati jepitan Valen ini di batang kebanggaannya. Evan menikmati pijatan nikmat yang sangat fasih dilakukan oleh Valen, sehingga batang kejantanan Evan terjepit dengan pasnya."Ah ... enak. Ini sunguh enak, sayang. Ini enak." Desah Evan yang makin terbawa hasrat.Setelah selama bertahun-tahun harus menunggu dengan sabar Riris akan mau
Setelah beberapa saat, Valen mulai menggoyangkan pinggulnya untuk menandingi hujaman-hujaman yang dilakukan Evan dari arah belakang.Valen melakukan goyangannya tanpa disuruh Evan. Dia melakukannya karena ada gelombang hasrat yang mulai terasa seiring dengan tersentuhnya titik-titik sensitif di kedalaman liang kewanitaannya.Tusukan Evan itu, dengan cepatnya mengantarkan Valen dalam kabut kenikmatan yang memaksanya untuk mulai bergerilya, menandingi gerakan Evan.Evan masih terus menancapkan batang miliknya untuk dia cabut kembali hingga menyisakan kepalanya, setelah itu, dia tancapkan lagi ke dalam dengan cepatnya.Hujaman-hujaman dari batang besar milik Evan ini, membuat Valen mulai terbuai, mendesah dalam cengkeraman nikmat yang amat sangat luar biasa."Owh ... ini enakkkk. Ini enak. Evan. Oh ...""Iya, Valen. Ahhhh ... ini enakkk.""Terusin, sayang. Ahhhh.""Iya, sayang. Iya. Ahhhh ..." Evan makin menggencarkan serangannya."Makanya, sayang. Nanti kalau aku ajak ketemu lagi, kamu
Dengan posisi berdiri seperti ini, Evan terus memasukkan batang miliknya ke dalam liang kenikmatan Valen.Valen sendiri, menerima masuknya batang ini dengan menggigit bibir.Valen kembali merasakan perihnya saat liang kewanitaannya dimasuki benda besar yang berukuran tidak normal itu.Evan tidak peduli dengan ekspresi kesakitan di wajah Valen itu. Evan terus memasukkan batang kebanggaannya hingga kedalaman sana.Evan tahu kalau sedikit lagi, ekspresi kesakitan itu akan berubah jadi ekspresi menahan nikmat.Evan yakin kalau Valen sudah mulai terbiasa diterobos oleh batang besar miliknya ini. Evan yakin kalau liang kewanitaannya Valen itu, pasti sudah lebih akrab dengan benda jumbo miliknya ini.Evan menggerakkan tubuhnya ke depan dengan pelan untuk dia tarik lagi ke belakang. Evan melakukannya berulang-ulang dengan gerakan lambat hingga rasa perih yang tadi dirasakan Valen, dengan cepat menjadi rasa nikmat.Valen menikmati terobosan penuh kenikmatan yang dilakukan Evan di bawah sana.S
"Aduh ... ini enak, Evan. Aduh." Valen terus mendesah ketika tusukan-tusukan Evan semakin gencar menghantam tubuhnya."Aduh ... lebih cepat lagi, Evan. Lebih cepat sampe mentok. Auhhhh ..."Evan mengikuti kemauan Valen itu. Dia menggencarkan tusukannya. "Aduh. Punya kamu enak banget, Valen. Oh ..."Valen menandingi goyangan Evan dengan goyangan ngebor. Dia memutar-mutar benda jumbo yang masuk keluar di liang kewanitaannya itu.Valen mencengkeram kepala burung itu di kedalaman sana, pinggulnya terus memutar, memijat-mijat batang keras milik Evan yang masih keluar masuk di liang kenikmatannya."Owh ... ini enak banget, Evan.""Iya. Ahhhh ... ini enak.""Aku ingin selalu seperti ini, Evan.""Iya, Valen. Aku juga. Ahhh ...""Kamu bisa nikmati aku kapan saja, Evan. Ahhhhh ...""Iya. Ahhhhh ... aku mau banget."Keduanya terus berpacu dalam gerakan-gerakan yang semakin membuat mereka nyaman.Valen sangat menyukai benda besar milik Evan ini. Benda besar ini benar-benar membawanya dalam dunia
Evan dan Valen terus bergerak. Terus saling goyang, sama-sama berusaha meraih kenikmatan hingga akhirnya Valen berteriak kencang tanda dia sudah berhasil mencapai puncaknya.Evan juga menyusul beberapa saat kemudian. Dia sengaja membuat Valen mendapatkan puncak kenikmatan lagi, kemudian dia pun segera menyudahi permainan.Sebelum cairan cintanya menyembur di dalam tubuh Valen cepat-cepat Evan menariknya keluar hingga menyembur di luar.Setelah itu, keduanya terlentang dengan nafas memburu. Keduanya sama-sama puas menikmati permainan cinta dahsyat yang mereka alami tadi.Setelah ngos-ngosan agak hilang, Valen putuskan untuk memeluk Evan. "Aku mencintaimu. Aku mencintaimu, Evan."Evan tidak menjawab karena bagaimanapun dia seorang suami. Dia tidak bisa mencintai wanita lain. Hanya saja, memang dia sangat tertarik kepada Valen, apalagi Valen hadir di tengah dahaga dan kesepian yang amat sangat dan sakit hati yang dialami Evan karena perselingkuhan Jojo itu. **Di tempat lain, di malam
"Aku duluan," tegas Jojo sambil menatap tajam ke arah Evan."Ok." Evan tersenyum. Dia tidak sabar lagi untuk mengatakan apa yang menjadi kejutan yang sudah dia siapkan selama ini.Tapi, karena Jojo meminta dia yang lebih dulu mengungkapkan apa yang menjadi kejutan dari Jojo itu, maka Evan biarkan Jojo yang bicara duluan.Jojo menatap Evan dan berkata, "aku ingin cerai.""Hah?" Evan melongo. Bukan ini yang dia perkirakan. Untuk sesaat, dia pikir Jojo akan berkata kalau dia ingin memulai program untuk memiliki anak lagi.Tidak Evan sangka kalau inilah kejutan yang dibilang Jojo. Dia tahu, masalah ini sangat berat. Tapi, dia juga belum siap untuk kehilangan ibu dari anak-anaknya ini. Evan terkulai lemas. Evan biarkan tubuhnya terhempas di lantai. Mata Evan nanar. Kemudian Evan teringat akan perbuatannya bersama Valen seminggu terakhir ini."Mungkinkah Jojo melihat hal itu?" batin Evan."Maafkan aku. Tapi, aku ingin cerai," tandas Jojo."Tapi apa salahku?" Lirih Evan."Kesalahanmu hanya
Evan putuskan untuk keluar dari rumahnya. Dia memakai baju dan celana jeans. Setelah itu, dia keluar dari rumahnya.Evan cuma berpamitan pada Bu Rum. Dia juga meminta Bu Rum untuk nanti menjemput Karly di sekolah. Setelah itu, dia langsung pergi. Evan tidak tahu dia akan kemana. Tapi saat dia melihat handphonenya, dia langsung menelpon Valen. "Ya?""Aku ingin curhat."Valen yang sedang mengajar di kelas, langsung keluar dari sana. "Jemput aku depan sekolah.""Ok."Setelah itu, Valen masuk lagi dalam kelas, dan berbisik kepada Lidya, sesama guru yang juga bersama-sama dengannya menjadi home teacher di Kelas 2A, kelasnya Karly. "Aku minta ijin. Kamu yang handle ya. Aku tiba-tiba sakit.""Ok." Lidya mengangguk maklum. **Beberapa saat kemudian, mobilnya Evan sudah berhenti sekitar 10 meter dari gerbang sekolah dimana Valen menunggu. Valen langsung masuk ke dalam mobil. Seorang satpam bernama Hence yang sejak lama menaruh hati kepada Valen, nampak mengerutkan keningnya. "Mobil siapa
"Apa itu?" tanya Evan tanpa melihat ke arah Jojo."Ingatlah saat pertama kamu jatuh cinta denganku. Momen yang pernah kamu bilang padaku. Momen saat pertama kalinya kamu melihatku. Momen saat kamu menatap wajahku dan bagai terkena magic, menembus hingga di kedalaman hatimu sehingga hari-harimu selanjutnya, kamu habiskan hanya untuk memikirkanku. Ingatlah itu, Evan. Please ..." pinta Jojo.Evan terdiam. Momen seperti yang diceritakan Jojo itu, memang adalah momen indah yang pernah dialami Evan belasan tahun yang lalu. Saat dia pertama kali bertemu dan jatuh cinta pada Jojo.Tapi kemudian Evan mendengus dan berkata, "Aku akui. Momen itu pernah menjadi saat terindah dalam hidupku. Pernah menjadi saat paling membahagiakan dalam hidupku. Tapi, semuanya sudah hilang lenyap tersapu angin saat aku melihat dengan mata kepalaku sendiri akan perselingkuhan yang kamu lakukan dengan Rahul itu!""Please, Evan. Berikan aku satu kesempatan. Ingatlah momen itu, momen yang membuat kamu bersemangat untu
Beberapa waktu kemudian, sebuah acara megah dilangsungkan di kompleks mega proyek, mega building yang sebelumnya sebenarnya akan dinamakan Jojo Land itu, kini berubah nama menjadi Valen Land.Selain perubahan nama, acara pada hari ini, juga bertajuk acara peresmian untuk mega proyek yang sudah dijalankan dibuat selama belasan tahun terakhir ini dan memakan areal terbesar di negeri ini bahkan terbesar se Asia Tenggara. Mega proyek ini menyerap banyak sekali tenaga kerja dan menjadi kebanggaan negeri ini karena di tempat ini, ada banyak sekali gedung-gedung tinggi yang dibangun, yang tingginya bahkan menyaingi gedung-gedung tinggi di Dubai. Gedung-gedung itu ada yang berupa perkantoran, perhotelan, apartemen yang di bagian bawahnya ada mall-mall besar yang siap untuk menantang mall-mall yang sudah ada di kota ini.Banyak sekali petinggi negeri yang hadir dalam acara ini karena ini adalah proyek prestisius yang membuat banyak petinggi negeri yang diundang yang langsung menyempatkan dir
Tubuh Valen sudah agak condong ke depan, tidak lagi berposisi duduk seperti tadi, dia agak condong ke depan dan melepaskan dua tangannya dari pegangan tangan Evan.Karena tubuh Valen yang agak condong ke depan ini, membuat Evan langsung menyentuh tonjolan di bukit kembar yang terawat bagus milik Valen ini.Tonjolan itu sudah tegak karena sejak tadi merasakan kenikmatan yang berkesinambungan sehingga saat jari-jari tangan Evan mulai menyentuh tonjolan itu, maka hal ini menjadikan arus kenikmatan yang lebih lagi bagi tubuh Valen.Batang gede milik Evan masih berukuran maksimal dan masih terus menyentuh bagian-bagian sensitif di dalam tubuh Valen sehingga Valen menggelinjang semakin hebat dan ditambah dengan sentuhan-sentuhan jari yang sangat berpengalaman yang dilakukan oleh Evan, membuat beberapa saat kemudian Valen langsung menjerit kencang lagi, dia mendapatkan lagi kenikmatan yang dia cari.Setelah itu, Valen langsung merebahkan tubuhnya ke pembaringan di samping Evan dengan tubuh m
Valen kembali menarik-narik rambut Evan, pertanda ada suatu rasa yang tidak tertahankan yang sedang dia rasa.Valen terus berteriak-teriak, meracau tanpa arti, menjerit untuk mengungkapkan apa yang sedang dia rasakan saat ini.Hingga akhirnya Valen berteriak kencang seiring dia merasakan ada suatu cairan yang meninggalkan tubuhnya.Valen terhenyak dalam kenikmatan, merasakan puncak kenikmatan pertamanya pada malam ini dan puncak kenikmatan itu diraihnya dengan sangat istimewa karena dilakukan dengan penuh kenikmatan oleh seorang pria yang sangat mempesona hatinya.Evan tersenyum mendapati kalau aksinya mulai berhasil. Itu terbukti dengan basahnya bagian inti tubuh wanita yang dia cintai ini.Evan ingin berkreasi, lidahnya kembali menyusuri benda kenyal milik Valen di depan wajahnya ini.Hingga beberapa saat kemudian, dengan ahlinya, Valen yang sudah sempat merasakan puncak pertamanya, kini mulai menggerak-gerakkan pinggulnya tanda hasratnya mulai naik lagi.Evan sangat senang melihat
Tak henti, Valen mengerang nikmat. Gemas menahan geli yang diwujudkan Evan di tubuhnya. Diremasnya pundak Evan dengan sentuhan yang tidak kalah panas.Evan masih merajalela di bagian dada Valen, membuat gairah Valen semakin melonjak tinggi.Lidah Evan melakukan variasi di pucuk bukit kembar nan ranum ini. Kadang menjilat, kadang menghisap untuk membuat Valen semakin berhasrat.Jerit dan rintihan Valen, sesekali terdengar, melukiskan betapa dia telah hanyut terbawa arus kenikmatan yang mencekam jiwanya.Jeritan dan rintihan itu juga menandakan kalau Valen semakin melambung dalam gairah yang tak bertepi.Evan mengerti kalau kekasih cantiknya ini telah semakin terlena dalam menikmati kebersamaan mereka.Karena itu, Evan tidak mau kehilangan momentum ini, tangan kanannya dengan lembut ia gerakkan untuk merebahkan tubuh indah Valen ke permukaan satu-satunya ranjang di kamar ini.Mata Valen terbuka dan menatap ke arah baju yang dipakai oleh Evan.Tanpa berkata-kata Valen seolah meminta Evan
Evan sempat ke apartemen sebelah untuk menemui anak-anaknya. Setelah itu, dia kembali kembali ke apartementnya Valen. Saat Valen membuka pintu apartemennya, dia melihat Evan berbincang-bincang dengan beberapa orang yang terus memanggil Evan dengan sebuah 'bos besar."Setelah mereka pergi, Valen bertanya, "kenapa mereka memanggilmu bos besar, Evan?" tanya Valen sambil menggeser tubuhnya agar Evan bisa masuk ke dalam apartemennya. "Mereka adalah karyawanku. Mereka adalah anak buahku.""Berarti kata-katamu sebelumnya, itu memang betul. Kamu memang memiliki banyak gedung seperti yang kamu bilang tempo hari?""Ya dan aku sementara siapkan sebuah megaproyek yang terdiri dari apartemen, hotel, mall dan perkantoran khusus untukmu dan akan aku beri nama Valen Land.""Valen Land?""Ya." Evan tersenyum. Sebenarnya dia tahu, mega proyek itu awalnya dia siapkan untuk Jojo. Mega proyek itu sudah dia siapkan sejak belasan tahun yang lalu untuk wanita yang sangat dicintainya saat itu, tapi belaka
Saat Evan turun ke arah gundukan harta karun Valen, dia mulai menggigit lembut kulit Valen... membawanya ke dalam mulut dan menggigitnya dengan lembut.Lalu pindah ke tempat lain dan mulai lagi. Evan mencium bau kewanitaan yang indah dari cairan panasnya Valen saat dia mendekati gundukan Valen.Pinggul Valen menekuk ke atas mencoba mendorong liangnya ke wajah Evan. Evan menjilat dengan lembut di atas dan di sekitar gundukan Valen dan kemudian melanjutkan untuk mencium dan menjilati paha lainnya. Rasa frustrasi Valen memuncak, Evan mendengar erangan keras Valen dan berjuang untuk melepaskan tidak hanya ikatannya tetapi juga gairah pria di atas tubuhnya itu. Saat Evan mencapai bagian atas paha Valen yang lain, tangan Evan mengembara di sepanjang bagian dalam paha dan dengan lembut menyentuh liangnya Valen.Jari-jari Evan meluncur di sepanjang pintu masuk yang licin saat lidahnya menyusuri paha Valen. Kaki Valen merapat lagi mencoba menangkap tangan dan kepala Evan saat tubuhnya berg
Evan menarik syal yang disembunyikan Valen di bawah bantal. Mengikat kedua tangan Valen dengan erat, Evan mengikatnya ke kepala tempat tidur. "Apa yang kamu lakukan?" Valen bertanya setengah dari rasa takut dan setengah dari keinginan."Saya ingin kamu merasakan efek penuh dari pijatan ini dan memastikan bahwa kamu tidak bisa pergi sampai saya selesai memuaskanmu," kata Eva sambil tersenyum sambil mengambil lebih banyak minyak pijat."Aku akan membiarkan kakimu tidak terikat sehingga kamu bisa bergerak saat aku menyentuh dan merasakan seluruh tubuhmu sebelum aku memasukkan batangku yang keras dan panas ke dalam liangmu yang mengepul," kata Evan sambil mulai mengoleskan lebih banyak minyak ke payudara Valen. "Ohhh sayang buat aku sangat terangsang sampai aku mulai berteriak." Valen mulai berteriak. Dia menggoyangkan tubuh untuk menguji ikatannya.Tangan dan jari-jari Evan berkeliaran di atas dan di bawah payudara Valen, menarik... mencubit... saat Valen bergerak perlahan di bawahn
Batang Evan mulai berkedut dan mengeras karena keindahan tubuh Valen yang terpampang di depan matanya. Pinggul Valen bergerak sedikit membiarkan batangnya Evan bersandar pada gundukannya. Valen mulai memijat batangnya Evan. "Ohhh" Evan mengerang sambil menutup mata dan merasakan sensasi dari jari-jari Valen. "Itu adalah batangku yang sudah mengeras dan dia milikmu untuk kamu lakukan sesukamu" bisik EvanSaat mereka berbaring tertindih tempat tidur. Ujung jari Valen mengusap lembut sisi dan perut Evan, turun ke pinggang Evan dan kembali lagi. "Ohhh sayang, rasanya enak sekali," erang Evan lirih. Valen merasakan pinggul Evan mulai bergerak sedikit demi sedikit saat hasrat seksual Evan mulai bangkit kembali.Valen memposisikan dirinya lebih jauh ke bawah pada tubuh Evan, mengangkangi paha Evan dan melihat pantat bulat Evan yang bagus menatap wajahnya. Valen terus menambahkan lebih banyak minyak ke seluruh tubuh Evan saat tangannya bergerak perlahan di sisi dan punggung Evan. Aro