Kaendra berkunjung kerumah barunya yang sudah beberapa tahun dirinya beli sebelum kejadian Felicia mengalami kecelakan itu, tak jauh dari rumah yang terlihat begitu megah dan sangat mewah itu terdapat gudang kosong yang hanya berisikan barang-barang bekas yang sudah tak terpakai. Di sana Kaendra menyuruh anak buahnya mengurung Ara, ya, Ara di sekap di sana di ruangan yang begitu sangat kotor dan tentunya juga pengap karena tidak ada pentilasi udara, disana Ara di dikat disebuah tempat duduk dan dirinya tak bisa bergerak sama sekali, bahkan berteriakpun tak bisa karena mulutnya di bungkam dengan kain.
Kaendra masih terduduk di balkon samping kamarnya sambil menikmati secangk
Seminggu sudah Kaendra menunggu Felicia di rumah sakit dan harus tidur di rumah sakit, namun sampai sekarang Felicia belum sadar juga dirinya masih tertidur di ranjang rumah sakit. Kaendra masih menunggu Felicia dengan setia di luar siang ini jam untuk menunggu sudah berakhir, lalu dirinya mengirimkan pesan kepada Alan agar membawakan makanan serta baju ganti untuk dirinya dua hari ini Kaendra belum sempat pulang kerumahnya karena sibuk menunggu Felicia, Delano sedang tak bisa menjaga Felicia karena ada kerjaan mendadak.Kaendra duduk sambil membungkukkan wajahnya, dirinya merasakan capek yang luar biasa namun tak pernah ia rasakan, Kaendra sangat mencintai Felicia bagaimanapun dirinya akan berusaha sekuat apa pun agar Felicia cepat sadar. Tiba-tiba Delano datang dan duduk di samping Kaendra, dan menepuk punggung Kaendra dengan pelan lalu tersenyum tipis.“Gimana Ken keadaan anak ayah?” tanya Delano.“M
Sudah sepuluh hari Felicia juga belum sadar juga dari komanya, Kaendra selalu datang menemui dokter yang menangani Felicia namun juga belum ada perubahan. Kaendra ingin membawa Felicia ke rumah sakit yang dokternya lebih baik namun keadaan Felicia untuk saat ini belum bisa untuk dibawa kemana-mana. Kaendra kembali ke ruang UGD di mana Felicia masih berada di sana dan duduk di bangku kosong, saat ini Delano tak ada di sini karena Delano juga harus bekerja.Tiba-tiba suara dering telepon membuyarkan lamunan Kaendra dan Kaendra pun langsung buru-buru melihatnya siapa yang menelponnya, tanpa berpikir panjangpun Kaendra langsung mengangkat teleponnya.“Hallo apa ada masalah?” tanya Kaendra to the point.“Tuan, nona Ara dari pagi dirinya tak mau makan dan mengacam bahwa dirinya lebih baik mati saja,” ucap anak buah Kaendra dari sebrang telepon.“Nona Ara juga tak peduli lagi a
Kaendra kembali ke rumahnya terlebih dahulu sebelum kembali ke rumah sakit, Kaendra duduk di ruang tamu sambil memikirkan bagaimana cara Ara menerima apa yang harusnya dirinya dapatkan. Kaendra bersenderan sambil melihat langit-langit dan mengusap wajahnya yang begitu kasar, tiba-tiba dari arah belakang datanglah Alan yang sedang mencari Kaendra. Alan ingin menanyakan sesuatu kepada tuannya apa benar dirinya mengurung Ara wanita yang ia cintai.“Selamat sore tuan,” ucap Alan lalu duduk tak jauh dari Kaendra, dan Kaendra menengok dengan wajahnya yang menyerigai tak biasanya Alan berkunjung ke rumah.“Ada apa Alan tiba-tiba kamu ke sini?” tanya Kaendra.“Maaf tuan jika aku menanyakan ini dengan lancang,” ucap Alan dengan menundukkan wajahnya.“Memangnya apa yang akan kau tanyakan kepadaku Lan, apa itu sangat penting dan berhubungan dengan kerjaan?” tanya
Kaendra sampai di rumah sakit dan melihat kedua orang tuanya yang masih menjaga Felicia di sana, Kaendra menghampiri kedua orang tuanya dan menyuruh mereka untuk kembali pulang. Alena juga berpesan kepada anaknya agar menjaga kesehatannya dan tak lupa agar makan telat waktu, Alena memang sangat menyanyangi anak laki-laki satu-satunya itu, pasalnya Alena dan Devin ingin memiliki anak kembali namun mereka di sibukkan dengan pekerjaan mereka hingga tak sempat hingga mereka sudah berusia semakin tua.“Kaendra ingat ya jang lupa sampai tak makan,” ingat Alena kepada Kaendra dan Kaendra hanya mengangguk saja sedangkan Devin sudah mengajak Alena untuk segera pulang. Devin percaya kepada anak laki-lakinya itu bahwa Kaendra tak akan mudah sakit Kaendra bukanlah laki-laki lemah, Debin juga mengetahui jika sang anak menyekap Ara namun Devin tak mau ikut campur biarlah masalahnya di selesaikan sendiri.Setelah kepergian kedua orang tuanya Ka
Alan dan Ara sudah sampai di rumah Alan yang begitu sangat sederhana, rumah dengan bangunan berlantai satu itu tertata rapi dan apik dengan berbagai tanaman bunga dan pohon-pohon kecil sungguh sangat indah dan terlihat asri. Alan mengajak Ara masukkedalamrumahnya, sampai di ruang tamu ada sang Mama yang sedang bersantai, Sarah yang melihat Alan pulangkerumahtersenyum dan juga terkejut anak laki-lakinya membawa wanita akan tetapi penampilannya sangat berantakan dan kotor.Sarah mendekati anaknya dan tersenyum tipis kepada Ara. “Alan wanita ini siapa?” tanya Sarah yang sangat penasaran karena ini juga baru pertama kalinya Alan membawa wanita akan tetapi kenapa penampilannya sangat berantakan.
Pagi ini kedua orang tua Felicia sudah datang, mereka hanya berdua saja. Andre hanya membawa sang istri untuk menemui anak mereka, Andre langsung ke rumah sakiy dimana Kaendra sudah mengirimkan alamatnya. Sekarang Andre sedang bertanya kepada suster dimana ruang UGD dan setelah itu Andre langsung mengajak Felicia menuju ruang UGD, disana sudah ada Kaendra dan ayah angkat Felicia.Kaendra langsung menyambut kedua orang tua Felicia begitu juga dengan Delano. “Gimana Ken keadaan Felicia?” tanya Andre yang sangat gelisah.“Om yang tenang ya, keadaan Felicia sudah baikan kita tinggal menunggu Cia baikan om, tante,” ucap Kaendra menenangkan kedua orang tua Felicia yang begitu panik.Kaendra mengajak Andre dan Clarissa duduk terlebih dahulu, agar istrahat dulu selepas dari bandara Andre dan Clarissa langsung menuju rumah sakit karena panik memikirkan keadaan Felicia. Baru setelah mereka tenang Kaendra menceritakan semua dari awal dimana diri bis
Felicia sudah di pindahkan ke ruang rawat, kini dirinya sedang disuapin oleh Kaendra bubur untuk meminum obatnya agar cepat pulih, Kaendra begitu sangat telaten dalam merawat Felicia. Kedua orang tua Felicia dan Kaendra melihat mereka yang bersama seperti itu sangat bahagia karena kebahagian anak merekalah yang terpenting.“Kamu harus makan yang banyak biar cepat pulang kerumah,” ucap Kaendra.“Iya, tapi bubur ini rasanya nggak enak Ken,” ucap Felicia.“Sudah satu suap lagi baru itu udahan dan minum obatnya,” bujuk Kaendra.Setelah selesai makan buburnya Feliciq meminum obatnya dan setelah itu Kaendra menyuruhnya istirahat kembali, Felicia pun hanya menurut saja karena nggak mau dengar Kaendra mengoceh terus sedari tadi. Kaendra mendekati kedua orang tuanya dan kedua orang tua Felicia yang sedang duduk di sofa sambil berbincang.“Om, tant
Tiga hari sudah keadaan Felicia sudah membaik dan dokter juga sudah mengizinkan Felicia untuk pulang kerumah dan harus banyak istirahat, Felicia dan kedua orang tuannya kembali ke rumah Delano ayah angkat Felicia. Delano tidak mau Felicia pergi kemana-mana untuk sementara waktu dirinya begitu sangat menyanyangi anak gadisnya itu, kedua orang tua Felicia sangat beruntung anaknya bisa ditemukan dengan orang yang sangat menyanyanginya dan bahkan menganggap anaknya sendiri.Hari ini Feliciq di jemput oleh Kaendra dari rumah sakit, Kaendra dengan sangat telaten membantu mendkrong Felicia masuk kedalam rumah, lalu mengantarkannya ke dalam kamarnya sedangkan ketiga orang tuanya berbincang di ruang tamu, untuk bisa sampai ke lantai dua Kaendra dan Felicia menggunakan lift dan tidak menggunakan tangga karena Felicia memakai kursi roda.Kaendra juga mengangkat Felicia dari kursi roda ke ranjang, lalu setelah itu Kaendra ikut naik ke ranjang dan duduk disampingnya.“
Pesta pernikahan akan di mulai sebentar lagi, semua undangan sudah banyak yang datang, pesta pernikahan di adakan siang hari hingga malam hari nanti. Banyak tamu undangan dari kolega – kolega keluargaKaendradan Felicia dan semuanya dari kalangan atas, tamu undangan mereka sangat banyak baik dari keluarga Felicia danKaendra, Delano juga mengundang rekan bisnisnya.Kaendrasudah menunggu Felicia yang sedang berjalan di atas Altar dengan papanya,Kaendrasangat terpukau dengan penampilan Felicia saat ini yang terlihat sangat cantik sekali. Andre menyerahkan Felicia keKaendradanKaendralangsungmengandengtangan Felicia lalu mereka berdua mengucapkan janji suci pernikahan dengan hening dan khidmat.
Sore hariKaendradan Felicia sudah sampai diHamburg, mereka pulang ke rumah orang tua kandung Felicia, tak lupa sebelum mereka memutuskan untuk pulang ke rumah Andre, Felicia menelepon ayahnya Delano terlebih dahulu, Felicia hanya takut jika nanti sang ayah menunggunya.Mereka masukkedalamrumah dan duduk di ruang tamu, di sana ada keluarga Felicia yang sedang berkumpul.“Kalian ini dari mana? Harusnya kaliannggakboleh pergi jauh – jauh lagi, sebentar lagi kalian akan menikah jadi jangankemana– mana,” ucap Clarissa memperingati anak gadisnya dan calon mantunya itu.
Hari iniKaendramengajak Felicia untuk jalan keluar sebentar sebelum nanti kembali keHamburg,Kaendraingin mengajak Felicia belanja untuk hadiah yang ada di rumah berupa makanan dan yang lainnya. Felicia tak banyak bicara dirinya hanya ikutKaendrakemanapundirinya berjalan.“Sayang kamu mau beli apa saja, kamu bisa pilih apa yang kamu mau,” ucapKaendradengangmemeluk Felicia dari samping.“Ken, akunggakmau belanja, aku laginggakmood, bagaimana kalau kita beli makanan saja,” ajak Felicia.
Pesta berjalan dengan lancar dan meriah, Kaendra dan Felicia juga sangat menikmati pesta ulang tahun yang di gelar teman Kaendra, hingga malam sekitar pukul jam 12.00 malam mereka masih asik dengan acara pestanya."Sayang gimana? Apa kamu mau pulang sekarang?" tanya Kaendra sambil merangkul pinggang ramping milik kekasihnya itu."Nanti saja Ken, aku masih ingin mengikuti pesta ini, nggak apa-apakan kita pulang telat sekali-kali," ucap Felicia."Hemm ... baiklah kalau begitu, aku ikut kamu saja dan satu lagi kamu jangan minum lagi, kamu sudah banyak minum tadi nggak bagus tahu," peringat Kaendra, karena sedari tadi Felicia yang paling banyak minum dibandingkan Kaendra.Kaendra duduk di sofa paling pojok dengan di sampingnya Felicia, ya, mereka sedang asik mengobrol dan tentunya dengan di temani wine untuk minuman mereka, Kaendra tahu bahwa Felicia sebenarnya sudah banyak minum dan dirinya sudah sangat mabuk.Kaendra pun memutuskan untuk mengajak Felicia
Banyak saudara yang sudah datang, dan pernikahan antara Alan dan Ara juga sebentar lagi akan di mulai. Alan yang sudah rapi dirinya keluar terlebih dahulu, menunggu di pelaminan.Sedangkan Ara dengan di gandeng sang papa berjalan di atas altar, Alan sangat terpukau dengan penampilan Ara yang sangat cantik sekali hari ini sampai tak memgedipkan matanya.Adelano menyerahkan Ara kepada Alan, dan Alan pun menyambutnya dan tersenyum mereka mengucap janji suci pernikahan.**Semua berjalan dengan lancar Alan dan Ara kini menjadi pasangan suami istri, kini mereka sedang berfoto denga saudara-saudara yang datang. Di pernikahan Alan dan Ara, Kaendra sendiri tak di kasih tahu oleh Alan, karena Alan takut jika nanti Kaendra di kasih tahu akan marah karena tak mau mendengar nama Ara yang telah menyakiti Felicia.Setelah semuanya selesai, Alan membawa Ara ke rumah mereka yang akan di tempati mereka nantinya. Ya, Alan membeli rumah di Paris dirinya sudah menetapka
Kaendra mengajak Felicia kembali ke apartemen, karena hari juga sudah malam, terlalu lama berada di luar juga tak bagus untuk kesehatan.Hanya butuh setengah jam perjalanan saja menuju apartemen, Kaendra memarkirkan mobilnya di basemant. Kaendra mengandeng tangan Felicia menuju lift, mereka masuk kedalam lalu pintu lift pun tertutup kembali.Felicia lebih dulu masuk kedalam apartemen sedangkan Kaendra di belakangnya."Aku capek," ucap Felicia lalu mendudukkan bokongnya di sofa di ikuti Kaendra di sampingnya."Ya, sudah ayo kita ke kamar bersih-bersih dulu lalu kita tidur," ajak Kaendra, Kaendra mengandeng Felicia untuk memasuki kamar.Setelah mereka memakai piyama dan bersiap untuk tidur, Kaendra memeluk Felicia dari belakang dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, mereka memejamkan matanya dan tertidur.**Pagi harinya Felicia bangun terlebih dahulu, Felicia membersihkan dirinya terlebih dahulu. Setelah selai mandi Felicia berpaka
Sesampainya di Berlin, Kaendra langsung mengajak Felicia naik ke atas dengan menggunakan lift di mana apartemen Kaendra berada di lantai atas."Ken, kamu juga punya apartemen di sini?" tanya Felicia."Nggak sayang aku hanya menyewa saja sesuai kita menginap di sini hanya tiga hari," ucap Kaendra.Felicia hanya mengangguk mengerti, Felicia mengikuti Kaendra dari belakang sedangkan Kaendra di depannya. Kaendra memasukkan kode sandi pintu apartemennya, lalu setelah terbuka membuarkan Felicia masuk terlebih dahulu.Felicia melihat isi ruangan yang berada di apartemen yang tak jauh beda seperti apartemen yang Kaendra punya.Felicia duduk di sofa, dan di ikuti oleh Kaendra dengan duduk di samping Felicia."Sayang, lebih baik kamu istirahat dulu di kamar nanti malam baru kita keluar," ucap Kaendra."Kemana Ken?" tanya Felicia penasaran."Ya, rahasia dong sayang, masak aku kasih tahu kamu sekarang nanti bukan suprise lagi," ucap Kaendr
Pagi ini Kaendra mengajak Felicia untuk berlibur ke Berlin selama tiga hari, awalnya Felicia menolak tidak mau ke Berlin lebih baik istirahat di rumah lagian pernikahan mereka juga tinggal sebentar lagi namun Kaendra terus memaksanya, dan mau tidak mau Felicia mengiyakannya.Dengan di bantu oleh ART Felicia memasukkan semua yang dirinya butuhkan di Berlin, Felicia keluar kamarnya sambil menenteng tasnya, di ruang tamu sudah ada Kaendra yang di temani oleh Delano."Kalian hati-hati ya di jalan dan kamu Ken tolong jaga Felicia dengan baik, ya, walaupun dari sini ke Berlin hanya membutuhkan waktu beberapa jam tapi om ggak mau jika nanti Felicia terjadi apa-apa," ucap Delano."Siap om, Ken akan jagain calon istriku yang paling cantik," ucapnya sambil menoleh ke arah Felicia, Kaendra menyungingkan senyumnya yang begitu manis"Ayah baik-baik ya di rumah selama Felicia tinggal, nanti pulang dari Berlin Cia
Mereka berdua sampai di apartemen dimana selama ini mereka tinggal dengan di sambut oleh mama Alan, lalu Alan dan Ara pergi ke kamarnya masing-masing dan mama Alan merasa curiga jika mereka sedang ada sesuatu tapi dia tak tahu. Sampai di dalam kamar Ara menjatuhkan tubuhnya ke ranjang dan matanya menatap langit-langit apartemen. Ara memegang bibir dimana dirinya tadi ciuman dengan Alan dan bahkan mereka berhubungan intim tanpa menggunkan pengaman dan Ara juga masih merasakan perih di bagian area intimnya. Ara sendiri tak percaya kenapa dirinya bisa melakukan ini dengan Alan, yang pasti dirinya melakukan ini dengan hatinya dirinya dan hatinya sudah menerima keberadaan Alan. Lalu Ara bergegas menganti bajunya dan akan pergi kedapur untuk menyiapkan makanan untuk makan malam nanti, Ara yang melihat mama Alan sudah ada di dapur sedang menyiapkan bahan masakan tersenyum lalu mendekati Sarah untuk membantunya. “Tante, malam ini kita mau masak makan malam apa?” tany