Share

Berteman

Daren menunggu di depan kamar Ana. Ia masih ragu walau pun ingin sekali rasanya mengetuk pintu yang ada di hadapannya. Laki-laki itu berharap mantan kekasihnya bakal menyusulnya, walau tanpa ia memanggilnya. Kalau dipikir-pikir memang konyol juga. Mungkin Daren berpikir, jika Ana adalah salah satu manusia yang memiliki kekuatan telepati dan jelas itu adalah hal yang mustahil.

Setelah berdebat dengan pikiran tak masuk akalnya, Daren pun pada akhirnya berjalan dengan gontai menuju sebuah ruang tunggu yang di belakangnya sedang diadakannya sebuah pertunjukan drama. Benar, seperti apa yang telah disampaikan pramusaji kemarin kepadanya dan juga Ana, pertunjukan itu benar-benar ada dan sangat banyak peminatnya.

Daren tidak berniat untuk masuk ke dalam sana sebenarnya. Pertunjukan seperti itu, terlalu membosankan menurutnya, walau pun sudah ada dua tiket yang sedang dikantonginya. Untuk berjaga-jaga, jika nantinya Ana ingin menonton pertunjukkan itu dengannya.

Daren memandangi dua buah tiket
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status