Share

Kejar-kejaran

"Kamu telat lima puluh tujuh detik, artinya kamu harus dikasih hukuman." Suara Zidan yang baru saja masuk ke kamar langsung membuat Sansan terkejut, karena ia masih memasang sepatu.

"Kan, tadi katanya kalau telat satu menit, Pak," protes Sansan.

"Sama saja. Kamu tetap tidak on time. Hukumannya, buatkan saya kopi. Kita berangkat tiga puluh menit lagi," ucap Zidan dengan santainya, lalu berjalan ke kamar mandi. Sansan melebarkan matanya. Lalu, untuk apa tadi ia buru-buru jika tidak sekarang juga perginya? Argh, ingin rasanya Sansan mengetuk kepala Zidan.

"Sabar, sabar. Huft," ucap Sansan mengelus dada pelan. Ia pun akhirnya keluar kamar pergi ke dapur untuk membuatkan suaminya itu segelas kopi.

"Gini amat dapat suami," omel Sansan. 

"Loh, Zid. Nggak jadi pergi?" tanya Wanti yang berada di dapur. 

"Jadi kok, Ma. Pak--eh, Mas Zidan minta dibuatin kopi dulu katanya," jawab Sansan.

"Oh. Ya udah. Zidan itu suka kopi manis, j

Lanlia

Hai, Kakak-kakak. Teman2 semua. Aku update lagi, nih, hehe. Semoga suka, ya. Baca terus pokoknya. Terima kasih, jangan lupa divote dan comment ya. Salam hangat, ~Amalia Ulan

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status