Share

68.

Author: Kennie Re
last update Last Updated: 2024-03-05 17:04:43

Jax’s POV

Setelah melalui perjalanan selama tiga hari, kami akhirnya berlabuh di Southwest Island, tempat di mana Devon mengasingkan kekasihnya, Jessabelle dan anak-anaknya. Bayanganku ketika mendarat nanti adalah pulau tak berpenghuni di mana hanya ada Jessabelle juga beberapa orang anak yang merupakan darah daging Devon dan Jessabelle.

Tak mungkin akan ada penduduk lain, karena yang kutahu mengenai Southwest adalah pulau kosong yang memang merupakan aset yang Devon miliki sejak dulu.

Dari yang kuingat, ia dulu sempat ingin menyatukan North dan Southwest Island, tetapi dikarenakan beberapa pertimbangan, ia urung melakukannya. Dan sepertinya, yang terjadi sekarang merupakan hikmah dari sikapnya yang tidak gegabah.

Kuakui, Devon memang seorang pemimpin yang penuh pertimbangan, meski terkadang sikapnya itu membawa kerugian, tetapi tentu saja tak akan lebih parah ketimbang jika ia bersikap sembrono.

Langkahku terhenti ketika baru saja menjejakkan kaki di daratan pulau tersebut. Beberapa orang telah menyambut kami dengan membawakan rangkaian bunga yang mereka kalungkan di leher kami. Beberapa lainnya membawa sebuah nampan seperti benda yang mereka gunakan untuk melakukan pemujaan lalu mencipratkan air ke wajahku.

“Selamat datang, Tuan Zaverio. Nona Tierry telah menantikan kedatanganmu,” ucap salah satu dari beberapa orang yang berkerumun menyambut kami layaknya tamu kehormatan.

Jika mereka melakukan itu terhadap Devon, mungkin masuk akal, karena bagaimana pun, Devon adalah pemimpin mereka. Ia bahkan pemilik pulau ini. Apakah mereka melakukan itu karena sudah mengetahui bahwa mereka akan kedatangan tamu?

“Terima kasih. Aku akan segera menemuinya. Bisakah kau antarkan kami ke sana?” jawab Devon tampak penuh wibawa dan terlihat jelas bahwa seluruh penduduk sangat menghormati dan memperlakukan Devon layaknya raja.

Wanita yang sejak awal menyambut kami, mengangguk menanggapi permintaan Devon. Ia lantas memberi isyarat agar kami mengikutinya menuju ke tempat di mana kami bisa bertemu Jessabelle.

Aku tak sabar untuk memastikan semirip apa wanita itu dan Ivanna. Meski Devon telah memastikan bahwa mereka berdua memang sangat mirip satu sama lain, tetapi tetap saja, aku ingin memastikannya sendiri.

Langkah kami belum berhenti, karena wanita yang memandu kami juga belum menunjukkan tanda-tanda bahwa kami sudah tiba di tempat yang kami tuju. Pemandangan yang ada di sepanjang jalan, membuatku sesaat terpana dan teringat pada Ivanna. Ia pasti akan sangat menyukai tempat ini.

Langit cerah seolah menjadi atap yang menaungi taman bunga lavender serta beberapa tanaman hijau menghiasi sisi kanan dan kiri mengapit jalan setapak yang kami lalui. Aku bisa menghidu aroma wewangian alami dari tanaman tersebut. Aroma yang menenangkan terhidu olehku dan membuatku betah berlama di tempat itu.

“Silakan, Tuan. Sebentar lagi Nona Tierry akan keluar menemui anda.” Wanita itu membuka pintu sebuah rumah megah yang berada di tengah danau, kemudian ia pamit untuk pergi, membiarkan aku dan Devon berada di tempat itu.

Beberapa kali aku menengok benda di pergelangan tangan, memastikan kalau kami tidak akan terlalu lama berada di tempat itu. Aku masih memikirkan kondisi Ivanna untuk saat ini.

Rasanya ingin mengurungkan niat bertemu Jessabelle dan beranjak pergi saja. Namun, niat itu pun sirna kala suara langkah di atas lantai kayu terdengar mendekat ke arah kami.

Aku mengangkat kepala, menatap seraut wajah yang muncul di hadapanku dengan senyum lembut tersungging di paras ayunya.

Sungguh, wanita ini benar-benar mirip dengan Ivanna. Kecuali tentu saja apa yang telah kusebutkan sebelumnya.

Devon bangkit, meraih wanita itu ke dalam pelukannya. Mereka berpelukan untuk beberapa saat, kemudian Devon melepaskan rengkuhannya dan mengecup bibir wanita itu.

“Akhirnya kau mengunjungi kami. Meski ...” Tatapan wanita itu tertuju padaku. “Kau datang dengan seseorang yang tidak kuharapkan. Jason Alister.”

Raut wajah wanita itu berubah seketika, yang semual begitu hangat dan lembut, kini menjadi bengis dan tampak membenciku—atau mungkin Jason. Ia melangkah mendekat le arahku dan menatapku tajam.

“Apa tujuanmu kemari, huh?!”

“Jessy, kau telah salah sangka.” Devon berdiri di hadapan wanita yang ia panggil Jessy. Pasti dialah Jessabelle yang ingin kutemui sejak beberapa hari lalu. “Dia adalah adik Jason. Jax Alister. Dia sahabatku.”

Mendengar perkataan Devon, ekspresi Jessabelle berubah seketika. Otot wajah yang semula menegang, kini sudah sedikit melunak.

“Oh, maafkan ketidak sopananku, Tuan Alister. Aku hanya—“

“Tolong, jangan terlalu formal denganku. Panggil Jax saja dan aku tidak merasa terganggu dengan sikapmu sebelumnya,” ucapku, menyadari satu hal, bahwa Jason pastilah sudah memberikan kerugian bagi banyak orang. Mungkin salah satunya adalah Jessabelle.

“Sungguh, maafkan aku, Jax. Kakakmu ... aku tak tahu bagaimana menjelaskannya. Aku—“

Wanita itu tampak berkaca, yang seketika membuatku teringat pada Ivanna-ku yang cantik yang kini mungkin tengah berada di alam mimpi atau di alam lain untuk sementara waktu. Terlebih ketika Devon dengan cepat mengambil alih pembicaraan demi menjaga sang kekasih, membuatku ingin melakukan hal yang sama terhadap Ivanna.

“Dia memang akan selalu emosional setiap kali membahas Jason. Maafkan dia.” Devon kemudian menoleh pada Jessabelle dan memberikan isyarat pada wanita itu, hingga berhasil membuatnya tenang.

“Apa yang terjadi? Apakah Jason melakukan hal buruk padanya?” tanyaku, menatap Devon dan Jessabelle secara bergiliran.

“Tidakkah aku pernah menceritakannya?”

Aku terdiam berusaha mengingat apakah Devon memang pernah menceritakan apa yang terjadi antara Jessabelle dan Jason, atau aku telah melupakannya karena tidak menyangka kalau masalah ini pada akhirnya harus muncul lagi ke permukaan.

“Kau pasti sudah melupakannya. Namun, aku pernah mengatakannya padamu, kalau Jason hampir menjadikan Jessabelle menjadi vampir seperti kita. Untung saja aku sempat mengetahui itu dan berhasil membawanya kabur. Jika tidak, mungkin ia kini akan menjadi seperti Beth dan lainnya.”

Related chapters

  • Suck Me Harder, Mr. Bodyguard! (INDONESIA)   69.

    Jax's POVAku berdiri di pesisir pantai dan menatap jauh ke tengah lautan. Langit sudah menghitam saat ini, tetapi seperti biasa, vampire tak pernah tidur dan tak pernah kehabisan tenaga. Hanya saja, akhir-akhir ini yang kurasakan justru sebaliknya.Aku mematikan rokok di tanganku, melemparkannya sembarangan, lantas merebahkan tubuh di atas hamparan pasir pantai. Tempat ini sangat sempurna untuk berlindung. Maka tak salah jika Devon menyembunyikan Jessabelle.Sayangnya aku telah salah perkiraan. Kupikir hanya wanita itu di tempat ini, nyatanya, Devon memiliki hampir semua penduduk di North Island.“Kau di sini, rupanya,” ujar Devon yang sepertinya mencariku sejak tadi. Aku hanya menatapnya penuh tanya yang membuatnya mengangkat kedua tangan. “Aku tahu. Tolong jangan menatapku dengan tatapan menghakimi seperti itu.”“Cih! Aku tidak menghakimi. Kau merasa begitu karena kau memang melakukan kesalahan yang aku tak ketahui,” jawabku. “Dari mana kau dapatkan massa sebanyak itu? Mereka bahka

    Last Updated : 2024-03-05
  • Suck Me Harder, Mr. Bodyguard! (INDONESIA)   70.

    Jax POVAku bergegas kembali ke kapal dan menemukan tabung di mana Ivanna berada mengeluarkan lampu berkedip yang membuatku panik, begitu juga suasana yang tergambar di dalam ruangan di mana Gabby dan Ayden berada dan tampak sibuk.“Apa yang terjadi?” tanyaku setelah menghambur ke ruangan, terlebih melihat kondisi Ivanna yang terus-menerus tampak kejang seperti hendak menemui ajalnya. “Mengapa tabungnya terus menyala, Ayden? Gabby, katakan sesuatu!”“Tenang dulu, Jax. Kami sedang berkonsentrasi untuk mengeluarkan bayinya. Kau tunggulah di luar.”“Tidak, Gabby! Katakan apa yang terjadi?” Aku yang enggan keluar meski Gabby berusaha mendorong tubuhku untuk menjauh dari tabung, tetapi aku tak ingin meninggalkan Ivanna seorang diri.“Jax, kami akan melakukan operasi terhadap Ivanna demi mengeluarkan bayimu. Kau sebaiknya menunggu di luar!”“Tidak, Ayden! Aku harus menemaninya. Aku harus memastikan kalau dia akan bisa melalui ini. Biarkan aku berada di dalam, kumohon!”Gabby dan Ayden tampa

    Last Updated : 2024-03-05
  • Suck Me Harder, Mr. Bodyguard! (INDONESIA)   71.

    Jax's POVWanita itu menata sebuah tatami dan mempersilakanku untuk meletakkan bayiku.“Siapa namanya?”Iya, benar. Siapa nama bayi ini? Aku bahkan belum terpikir untuk memberikannya nama.“A-Ashton,” jawabku, asal.“Ashton. Nama yang bagus. Menggambarkan sesuatu yang tenang, tetapi kokoh.” Ia menjeda lagi, mengeluarkan beberapa kain dan handuk dari dalam lemari. “Bolehkah aku memandikannya?”Aku mengangguk. Jessabelle kemudian menggerakkan tangan dan membuat jendela serta pintu tertutup, lalu meraih Ashton ke dalam rengkuhannya untuk ia basuh dengan kain basah yang telah ia siapkan.Ia membungkus Ashton dengan kain dan menyerahkannya padaku sembari tersenyum. “Apakah kekasihmu ada di sini?”Aku menggeleng. “Ia masih harus menjalani prosedur untuk mempertahankan kehidupannya.”“Oh, reinkarnasi Bethany?” tebaknya yang tentu saja terlalu tepat untuk dikatakan sebuah kebetulan. Aku membenarkan tebakannya yang mungkin bukan sebuah tebakan, melainkan ia memang sudah tahu berita mengenai Iv

    Last Updated : 2024-03-05
  • Suck Me Harder, Mr. Bodyguard! (INDONESIA)   72.

    Jax’s POVAku kembali ke kapal dan berniat untuk mengabari Ayden dan Gabby bahwa kami akan melakukan perjalanan lagi. Namun, setiba di kapal, ada hal menarik yang membuatku tak percaya. Ivanna terbaring di atas ranjang pasien, bukan di dalam tabung yang selama beberapa hari ini melindunginya dari kematian karena kemungkinan apa yang Ayden sampaikan adalah benar. Namun, mengapa hari ini ...Aku mencari keberadaan Ayden dan Gabby. Mereka harus bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada Ivanna, kupastikan tak akan mengampuni mereka.“Ayden, Gabby! Di mana kalian?!” Aku keluar dari ruangan Ivanna dan berusaha menemukan sepasang dokter gila yang telah membiarkan kekasihku berada di luar tabung. Namun, tak menemukan mereka di mana pun. Dengan langkah gusar aku kembali ke ruangan siapa tahu mereka telah kembali. “Ayden! Apa yang kalian lakukan pada Ivanna? Dia bisa ma—““Jax ... apakah itu kau?” ucap sebuah suara memotong perkataanku yang sudah penuh dengan ketegangan. Dan tentu saja kukena

    Last Updated : 2024-03-09
  • Suck Me Harder, Mr. Bodyguard! (INDONESIA)   73. Free

    Jax's POV“Berapa lama kita akan tiba di pulau selatan?” tanyaku pada Devon yang tengah berada di ruang nakhoda dan turut mengawasi dan menjadi navigator dalam perjalanan kali ini. Devon memutar tubuh dan tampak wajahnya serius. “Apakah ada masalah?” “Tampaknya kita akan butuh waktu lama untuk tiba di sana. Menurut beberapa petugas maintenance, ada sedikit kendala di bagian mesin, Jax,” jawabnya. “Lalu? Kita tunggu saja sampai perbaikan selesai. Mereka pasti akan mengerjakannya dengan cepat. Aku biasa mengalami ini.” “Tidak mungkin. Kau pasti tahu alasan pulau selatan todak segera terjual. Dan kau nekat membelinya.” Ia menjeda kemudian mendekat padaku. “Ada makhluk mitologi di sana, Jax. Tepatnya di lautan menuju ke selatan. Kita tak boleh berlayar melewati titik itu pada saat gelap.” Aku berusaha mencerna perkataan Devon. Agak aneh di telingaku mendengar tentang makhluk mitologi dan sejenisnya sementara kami sendiri pun merupakan bagian dari mereka. Memangnya siapa yang percaya pa

    Last Updated : 2024-03-09
  • Suck Me Harder, Mr. Bodyguard! (INDONESIA)   74.

    Jax’s POV“Kau tidak serius akan melakukan ini kan, Jax?” tanya Devon, Ayden, dan Gabby secara hampir berbarengan, sementara aku tak langsung menanggapi melainkan mempersiapkan diri untuk melakukan perjalanan sendiri menuju pulau selatan.Aku tahu risikonya, terlebih menurut beberapa awak kapal yang menjadi saksi kemunculan makhluk itu, ada banyak kejadian aneh menimpa mereka setelah melihat dengan mata kepala sendiri seperti apa penampakan makhluk itu. Aku tidak gentar dan akan kulakukan segalanya untuk orang-orang tercinta dan mereka yang telah mendukungku.“Jax, jawab aku!” Devon yang tampak paling gusar saat mendengar rencanaku untuk mendahului mereka demi bertemu dengan makhluk mitologi yang konon berbahaya dan membawa kutukan.“Apa jawaban yang kau mau, eh? Apakah kau ingin aku membatalkan rencanaku dan bergelung dalam selimut sementara lainnya berusaha menyelamatkanku dan orang-orang tercintaku?”“Tapi tidak dengan rencana bodoh ini, Jax. Kita bisa mengaturnya, bersama kita aka

    Last Updated : 2024-03-09
  • Suck Me Harder, Mr. Bodyguard! (INDONESIA)   75.

    Kami berlayar menggunakan speedboat sudah cukup jauh dari kapal dan sudah memasuki perairan selatan. Sebentar lagi kami akan tiba di pulau selatan yang nantinya akan menjadi tempat menetap kami.Ivanna yang tengah menyusui Ash, tiba-tiba tampak siaga seolah mendengar sesuatu. Ia meletakkan Ash di dalam sebuah keranjang dan menahannya dengan sebuah tali agar tidak akan terganggu andai terjadi guncangan. Ia lantas bangkit dan menghampiriku yang sejak tadi mengemudi sembari memerhatikan apa saja yang ia lakukan.“Apa yang terjadi? Kau terlihat begitu gelisah,” tanyaku kemudian mengecup bibirnya. “Apakah Ash akan baik-baik saja berada di sana?”“Aku akan menggendongnya sebentar lagi. Sebelumnya, aku ingin memastikan bahwa lautan dalam keadaan aman,” jawabnya, kemudian mengambil binokular dari dasbor dan menilik sekeliling kami. “Aku tidak melihat apa pun, tetapi entah mengapa instingku mengatakan akan ada yang terjadi.”“Apa yang kau rasakan?”“Di sini. Rasanya berisik sekali.” Ia menunju

    Last Updated : 2024-03-09
  • Suck Me Harder, Mr. Bodyguard! (INDONESIA)   76.

    Ivanna’s POVOwa owa owa!“Ssh ... jangan menangis, sayang. Ibu di sini. Kita akan baik-baik saja.” Aku berusaha menenangkan Ashton yang sejak tadi menangis seolah bisa merasakan kegelisahanku karena kepergian Jax, ayahnya.Apa yang terjadi dengannya di bawah sana? Apakah ia baik-baik saja? Mengapa sudah hampir satu jam berlalu tetapi ia tak juga kembali?Aku meletakkan Ashton kembali ke keranjang, kemudian melongokkan kepala ke dalam air, berharap bisa melihat sesuatu di sana, tetapi nihil. Hanya kumpulan air yang kelam dan tak mungkin akan bisa melihat di dalamnya.Aku tak bisa mengendalikan perasaanku saat ini. Mungkin aku telah melakukan kebodohan dengan membawa Ash. Andaikan aku tidak membawanya, mungkin sekarang aku visa membantu Jax mengatasi apa pun yang tengah ia hadapi sekarang.“Jax, kau di mana?” gumamku yang justru membuat Ashton semakin keras tangisannya. “Tenang, sayang. Ayahmu pasti akan kembali.”Aku kembali menggendong Ash dan menimangnya. Berharap dengan begini pera

    Last Updated : 2024-03-10

Latest chapter

  • Suck Me Harder, Mr. Bodyguard! (INDONESIA)   93. END

    Jax's POV Aku dan Ivanna saling bertatapan, begitu pula Gabby yang terlihat tak percaya apa yang baru saja ia dengar. “Kehamilanmu adalah hadiah dari Amethyst, Sang Dewi Bulan, untukmu dan Dokter Davidson, karena kalian telah menolong kami,” lanjutnya. Aku bisa melihat air mata bahagia menetes dari sudut mata Gabby. Ia telah lama menantikan seorang bayi, karena menurutnya, dirinya tak mungkin bisa mengandung. Vampire tak mungkin mengandung, meski Ayden adalah seorang hybrid yang masih mungkin memiliki organ dan sel hidup dalam tubuhnya untuk bereproduksi, tetapi tidak dengan Gabby.Itu sebabnya ia mengusahakan dengan eksperimen yang telah hancur akibat perbuatan Jason. “Aku sangat bahagia mendengarnya. Selamat, Gabby!” Ivanna turut meneteskan air mata dan memeluk Gabby dengan erat, begitu pula lainnya bergantian mendekap wanita berambut merah itu. “Lalu bagaimana dengan embrio yang Jason bawa saat itu?” tanya Ivanna tampak ingin tahu. “Dia tak pernah tumbuh, Ivanna. Aku melihatny

  • Suck Me Harder, Mr. Bodyguard! (INDONESIA)   92.

    Jax’s POVAku bisa merasakan nagamaki yang menembus punggung Jason semakin mengoyak tubuhnya, termasuk juga tubuhku. Jason menarikku mendekat dan seolah tak membiarkanku hidup sementara dirinya harus berakhir di tangan wanita yang selama ini ia anggap lemah.Ivanna berhasil menaklukkan apa yang selama ini membuatnya gentar. Pertemuan dengan Bethany dan Jason, adalah hal paling menakutkan baginya.Jason mendekapku cukup lama. Bola mata kelabunya menatapku dengan tatapan bengis, penuh kebencian. Aku masih ingat perkataannya yang terdengar sebagai ancaman seolah aku akan takut dan memilih untuk berpihak padanya.“Kau tidak akan pernah bisa lari, Jax. Aku akan terus memburumu dan keturunanmu di kehidupanku selanjutnya,” ujarnya, kemudian menyeringai.“Mungkin. Jika kau memang terlahir kembali, aku akan dengan senang hati menghadapi dan membunuhmu dengan tanganku sendiri,” jawabku sebelum kemudian mendorong Jason menjauh dan berusaha menopang tubuhku sendiri agar tak terjatuh.Aku masih in

  • Suck Me Harder, Mr. Bodyguard! (INDONESIA)   91.

    Ivanna's POV Aku bangkit perlahan, duduk dengan tegak dan meraih Ash yang semula kubaringkan di atas hamparan pasir. Tak ada tangis sedikit pun, seolah ia mengerti bahwa ibu dan ayahnya sedang berjuang untuk keselamatannya, maka ia tak ingin membebani kami dengan rengekan.Aku menyerahkan Ash pada Ivory, membiarkan wanita itu merengkuh putraku.“Aku tak tahu apakah ini keputusan benar, mempercayakan bayiku padamu. Namun, seperti kau percaya padaku, maka itu yang kulakukan. Aku percaya padamu. Tolong jaga Ash untuk kami. Aku akan kembali ke sana menolong Jax dan kawan-kawan lainnya. Aku akan kembali mengambil Ash setelah kekacauan ini selesai.”“Tenang saja, Ivanna. Kau bisa percaya padaku. Aku berjanji akan menjaga Ash, karena ia adalah jodoh Mackenzie. Tak mungkin aku melenyapkan jodoh putriku sendiri. Sekarang kembalilah, tolonglah Jax dan lainnya. Aku akan membantu kalian dari sini,” ucap Ivory yang membuatku tertegun sejenak mendengar apa yang barusan ia ucapkan.Ash berjodoh den

  • Suck Me Harder, Mr. Bodyguard! (INDONESIA)   90.

    Ivanna’s POVGabby menatapku dengan tatapan yang tak mampu kuterjemahkan. Apa yang tengah ia pikirkan saat ini? Mengapa aku tak bisa membaca pikirannya, dan pikiranku seolah tak mampu menangkap sinyal darinya. Apakah ini karena perasaanku tengah kacau balau?Gabby tampak gugup dan tak bisa memberikan jawaban maupun menuruti keinginan Jason, untuk memberikan Ash pada Bethany yang sudah tampak begitu kelaparan. “A-aku ingin ke kamar kecil,” ucap Gabby yang membuatku terhenyak. Apakah ia berniat untuk melarikan diri di tengah kekacauan yang telah ia buat? Jax mengatakan padaku bahwa Gabby sempat berniat untuk mengkhianati kami. Apakah ini salah satunya?Mendengar perkataan Gabby, Jason tersenyum mengejek. “Kau ingin menipuku, huh?”Gabby menggeleng. Bahkan ketika Jason akhirnya mencengkeram wajahnya, perempuan itu sama sekali tidak memberi perlawanan. Ayden yang tampak geram dan berusaha melepaskan diri untuk bisa menyelamatkan kekasihnya, sementara aku dan Ash, nyawa kami di uju8ng tan

  • Suck Me Harder, Mr. Bodyguard! (INDONESIA)   89.

    Ivanna's POV Bethany, jika aku tak salah mengenali, layaknya seekor anjing yang datang bersama tuannya. Jason mengikatnya tanpa ampun.“Halo, Ivanna. Apakah aku lupa mengatakannya, bahwa kau tak akan pernah bisa lari dariku. Ke mana pun kau pergi, aku akan selalu bisa menemukanmu.” Ia menoleh pada makhluk yang ada dalam ikatannya. “Benar begitu, kan, sayang. Kau boleh menyapa dirimu di kehidupan terakhir, Beth. Setelah ini, kaulah yang akan hidup dan dirinya hanyalah tinggal kenangan.”“Kami tak akan biarkan kau menyentuh Ivanna!” geram Gabby kemudian menerjang Jason yang dengan gesit selalu berhasil menghindar.Lalu giliran Ayden yang menyerang. Kekuatan keduanya imbang, tetapi bagaimana pun, Jason adalah lelaki yang licik. Ia menggunakan Bethany sebagai senjata untuk menghalau dan mempersulit posisi Ayden dan Gabby.“Kau harus menghabisinya, Ayden. Kita harus selamatkan Ivanna.” Aku masih mendengar suara mereka berdua tengah bercakap-cakap sembari sesekali kudengar suara denting be

  • Suck Me Harder, Mr. Bodyguard! (INDONESIA)   88.

    Ivanna’s POVDi tengah kekacauan yang terakhir kali kulihat adalah sosok kekasihku yang telah siap dengan sahabat karibnya, nagamaki yang selalu tersemat di balik punggung. Jika Jax sudah mengetatkan genggaman di ujung pegangan nagamaki, itu artinya, pertarungan besar akan terjadi. Jumlah Feral yang datang, aku lupa tepatnya, tetapi aku tahu kalau mereka tak hanya satu, dua, atau sepuluh. Ratusan, jika aku boleh memperkirakan. Apakah Jax dan Max akan baik-baik saja menghadapi mereka?Ivory menarik lengan dan membawaku melarikan diri bersamaan dengan datangnya gerombolan makhluk liar itu. Aku merasa beruntung karena tak hanya aku yang ada di sana, melainkan Ayden dan Gabby yang bertemu dengan kami di sebuah persimpangan.Beruntungnya, Ash tak pernah jauh dariku. Ia masih berada dalam gendonganku setelah mendapatkan tanda keanggotaannya.“Ivy, akan kau bawa ke mana kami?” tanyaku, sembari mengikuti kecepatan wanita itu. Ivory sangat gesit dan lincah. Ia seolah sudah terbiasa melarikan

  • Suck Me Harder, Mr. Bodyguard! (INDONESIA)   87.

    Jax's POV “Jax, apakah kau sudah gila? Aku sudah katakan kalau Ash berada dalam bahaya. Kau malah setuju untuk ikut dengan mereka.” Ivanna menyuarakan protes ketika mendengar permintaanku agar kami segera berkemas. “Aku tak menyangka kau menganggap perkataanku hanya bualan.”“Aku tak pernah berpikir demikian, Ivanna. Mengertilah!” Aku meraih wanita itu agar menghadap padaku. “Ivanna, dengarkan aku. Kita tidak memiliki pasukan dan Jason bisa menyerang kapan saja.”“Devon sudah menyerahkan klan-nya untukmu, bukan? Kita bisa memulainya jika kau mau.”Aku menggeleng. “Tidak semudah itu, Ivanna. Banyak yang harus kita lakukan dan persiapkan untuk membentuk sebuah klan yang kuat. Kita belum sebanding dengan Jason, kecuali kalau ia berani berduel melawanku, maka kupastikan aku akan menang.”Ivanna tampak gelisah. Wajah pucatnya yang biasanya masih merona, kini terlihat makin pucat. Ia tampak kelelahan setelah apa yang kami lalui selama beberapa hari terakhir. Aku tak ingin jika penderitaan

  • Suck Me Harder, Mr. Bodyguard! (INDONESIA)   86.

    Jax’s POVAku membawa Ivanna untuk ikut denganku menuju ke ruang bawah tanah. Aku susdah mengatakan padanya, meski masalah ini bukanlah rahasia dan Max bahkan tak melarangku jika aku ingin menyampaikan pada Ivanna, tetapi tidak seharusnya kami datang ke ruang bawah tanah di malam hari seperti ini.Kekuatan feral akan meningkat di malam hari dan aku tak ingin sampai membuat kekacauan karena sikap keras kepala kekasihku ini. Namun, apa boleh buat?Kubiarkan ia melihat di sekeliling, di mana beberapa lycan tengah dikurung, tetapi dalam kondisi normal. Ivanna tampak tertarik dengan apa yang membuat Max dan member pack memutuskan untuk memenjarakan mereka.“Pastinya karena masalah yang cukup besar mereka mendapat hukuman sebagai efek jera,” jawabku saat Ivanna tampak tak mampu menahan diri dan sebelum ia berpikir bahwa pemerintahan yang Max jalankan terlalu ketat, aku memberikan penjelasan padanya.Tiba di satu sel yang tampak berbeda dibanding lainnya, langkahku terhenti dan ia pun melaku

  • Suck Me Harder, Mr. Bodyguard! (INDONESIA)   85.

    Ivanna's POV Aku masih memikirkan perkataan Ivory mengenai penawarannya agar Jax menjadi warior bagi Alsenic pack dan kami menjadi bagian dari pack tersebut. Aku bahkan belum menyampaikan pembicaraan itu pada Jax. Ia tengah menyibukkan diri menimang Ash dan aku hanya memerhatikannya dengan banyak pikiran yang semrawut.Setelah berhasil menidurkan Ash, Jax membaringkannya di sebuah box bayi yang juga sudah tersedia lengkap di rumah ini, lalu menghampiriku yang sejak tadi termenung memandangi Jax dengan tatapan kosong.“Apa yang kau pikirkan?” tanya Jax setelah mengecup bibirku sekilas. Aku mendesah dan memaksa tubuhku untuk berbaring, sementara ia meraih kakiku dan memijitnya dengan lembut. “Lihatlah, kau sangat kelelahan. Katakan apa yang sedang kau pikirkan? Mungkin saja membaginya denganku pikiranmu bisa sedikit lebih tenang.”“Jax, apakah Max mengatakan sesuatu? Bukankah kalian tadi berjalan ke suatu tempat berdua? Apakah dia mengatakan sesuatu yang berhubungan dengan politik atau

DMCA.com Protection Status