Home / Rumah Tangga / Suara Suamiku di Kamar Pembantu / Bab 8. Sindiran untuk Mereka

Share

Bab 8. Sindiran untuk Mereka

last update Last Updated: 2023-02-10 15:24:47

"Sayang ... Sayang." Johan mencoba memanggil-manggil sang istri yang tengah tertidur. Johan ingin memastikan, apakah obat itu sudah benar-benar bereaksi.

"Sayang, Nando minta nenen loh." Johan kembali berucap, dan lagi-lagi tak ada sahutan dari Mika.

Tak merasa yakin, Johan menepuk-nepuk pelan pipi Mika.

Johan tersenyum bahagia. Perlahan ia menuruni ranjang lalu melangkah secara mengendap-endap menuju pintu kamar.

Sebelum Johan berlalu pergi, lelaki itu menyempatkan menoleh ke arah sang istri. Johan melanjutkan langkahnya saat melihat dua manusia beda generasi telah tertidur pulas di atas ranjang.

Kali ini langkah Johan begitu tenang menuju kamar Mona. Tanpa mengetuk pintu, Johan langsung meraih gagangnya lalu membuka pintu begitu saja.

"Hai, Sayang ...." Mona yang sudah mengenakan pakaian andalannya yaitu lingerie berwarna merah maroon langsung menoleh ke arah sang suami.

Penampilannya begitu membuat hasrat Johan naik. Bahkan lelaki itu sampai menelan salivanya dengan susah pa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 9. Obat Untuk Mereka

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 9Mendengar kalimat demi kalimat yang meluncur dari bibir Mika, membuat jantung Mona dan Johan berdegup kencang. Dua manusia tak berhati itu pun tak lagi bisa menyembunyikan kegugupannya, bahkan mereka terlihat salah tingkah. Dan pemandangan itu tertangkap di kedua iris hitam milik Mika. Mona akhirnya lebih memilih untuk beranjak dari tempat duduknya, dengan tergesa-gesa ia melangkah menuju kamar."Mas berangkat dulu ya, Sayang. Udah siang," ucap Johan sembari melirik ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangannya. Belum Mika menjawabnya, Johan langsung beranjak dari kursi–mengulurkan tangan ke arah Mika–lalu melangkah pergi setelah sang istri mencium punggung tangannya."Mas, tunggu!" Kembali dada Joha berdebar-debar.Langkah lelaki itu terhenti lalu dengan ragu memutar tubuh, dan terlihatlah sang istri yang melangkah ke arahnya dengan memasang wajah datar. "A–ada apa, Sayang?" Tergugup Johan bertanya. "Aku nanti mau pergi sama Elisa loh,

    Last Updated : 2023-02-11
  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 10. Rencana Besar!

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTU PART 10"Sudah? Dapat?" tanya Elisa begitu Mika telah mendudukkan bokong di kursi yang ada di sebelahnya. "Sudah," ucap Mika. Wanita itu lantas menunjukkan dua jenis obat ke hadapan Elisa, membuat wanita beranak dua itu pun mengerutkan kening, menatap ke arah dua obat itu secara bergantian. "Lah, ngapain kamu beli obat itu?" tanya Elisa. Mika menyeringai sembari menaik turunkan kedua alisnya. Wajah Elisa yang semula terheran-heran, kini berganti ekspresi dengan tertawa lirih sembari menggelengkan kepalanya. Dan akhirnya, kini Mika lah yang berganti menatap heran ke arah sang sahabat. "Kamu masih mau gituan sama suamimu?" Mika terperangah begitu mendengar pertanyaan dari Elisa. Sejenak wanita itu terdiam, memikirkan maksud dari kalimat yang diucapkan oleh Elisa, hingga akhirnya Mika pun sadar pemikiran apa yang ada di kepala wanita itu. Mika menepuk paha Elisa sembari berseru, "Dih, ngaco sekali pikiran anda, Bestie." Ucapan Mika membuat bibir Elis

    Last Updated : 2023-02-11
  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 11. Gagal atau Berhasil?

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 11"Bu Mika, di meja makan ada gule kambing. Barangkali Ibu mau. Ada sate kambing juga. Sebenarnya saya tadi beli sate kambing sebungkus dan 2 bungkus sate ayam. Ternyata penjualnya salah kasih, malah yang dua dikasih sate kambing." Mona menawarkan makanan yang ia beli secara online di salah satu warung sate yang tau jauh dari tempat tinggalnya. "Iya, terima kasih ya, Mon. Biar nanti dimakan sama Bapak. Saya kan kurang suka sama apapun dari olahan kambing." "Iya, Bu. Gapapa. Ibu kan sama kayak saya yang nggak suka sama bau-bau kambing," ucap Mona sembari tersenyum. Setelahnya, art muda itu pun melangkah pergi menuju kamar. Sebenarnya, Mika tau, Mona membeli gule kambing dan sate kambing memang untuk Johan. Sebab, Art-nya itu tahu betul jika Johan begitu menyukai apapun olahan yang berbau kambing. Bahkan, dua porsi sate kambing pun bisa habis seketika jika dihidangkan di depan Johan. Berbanding terbalik dengan Mika. Namun, Mika tak ambil pusing

    Last Updated : 2023-02-11
  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 12. Dunia Milik Berdua!

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 12Suara gemericik air tak terdengar lagi, Mika yang tengah berbaring di atas ranjang pun bergegas bangkit dari pembaringan. Merasa heran, sebab, sudah belasan menit sang suami tak kunjung keluar. Mika melangkah menuju kamar mandi, dan langkah itu terhenti di depan pintu. Tok!Tok!Tok!"Mas?" Sejenak Mika terdiam, menunggu jawaban dari dalam sana. Namun, seketika dada Mika terasa berdebar-debar saat tak ada sahutan dari dalam sana. Mika mencoba meraih gagang pintu lalu ia tekan-tekan. "Pintu dikunci segala," rutuk Mika.Wanita itu lantas kembali mengetuk-etuk sembari memanggil sang suami lebih keras lagi, namun tetap saja tak ada sahutan. "Mas!" Kali ini Mika semakin mengencangkan volumenya. Bertepatan dengan Mika yang berusaha membuka pintu kamar mandi, di depan kamarnya sudah berdiri Mona yang tengah membawa setumpuk baju yang telah disetrika dan dilipat dengan rapi. "Bu Mika, maaf, saya mau masukin baju." Mika mendesah, setelahnya ia m

    Last Updated : 2023-02-11
  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 13. Sindiran Keras!

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 13"Mika, kamu membiarkan wanita lain melakukan hal itu lalu kamu sibuk merekamnya?!" Johan berkata dengan nada yang begitu datar. Sorot matanya menatap tajam ke arah Mika. Melihat ekspresi sang suami yang terlihat murka. Ah, salah, lebih tepatnya hanyalah pura-pura murka membuat Mika mencebikkan bibir. "Dia yang menginginkan hal itu. Dia sama sekali tidak membutuhkan bantuanku. Asal kamu tau aja, Mas, aku sedari tadi di sini, dan dia memperlakukan kamu sedemikian rupa seperti tidak melihat kehadiranku sama sekali," ucap Mika dengan nada yang begitu lembut. Mendengar ucapan santai yang keluar dari bibir Mika, lantas membuat Johan membanting ponsel di atas ranjang. Bibirnya beberapa kali berdecak kesal. "Harusnya kamu tidak membiarkannya, Mika. Kamu istriku, bukan dia. Lalu kamu membiarkan wanita lain melepaskan semua pakaianku. Dan lebih parahnya, kamu merekamnya. Ck!" Suara decakan kesal kembali keluar dari bibir Johan."Lalu aku harus bagaima

    Last Updated : 2023-02-11
  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 14. Mika semakin menjadi

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTU PART 14"Jangan terburu-buru, Mas, makannya," seru Mika, menatap sang suami yang meraih segelas air lalu meneguknya hingga tak tersisa. Sejenak Mika terdiam, hingga akhirnya ia kembali melanjutkan sindirannya. "Hanya karena ingin melampiaskan napsu bejatnya, dia sampai mencelakai istrinya sampai sakit seperti itu. Kamu tau? Suaminya itu main dengan tetangga sebelah rumah yang seorang janda. Kapan pun dia menginginkannya, dia langsung nyekoki istrinya itu dengan obat tidur. Mungkin takut ketahuan kali, ya." Mika tersenyum mengejek. Johan sedari tadi terus salah tingkah, sedangkan Mika tak memperdulikannya. Ia terus saja melakukan sindiran pada sang suami dan art-nya itu. "Apa nggak keterlaluan kayak gitu, Mas? Kalau masih memiliki rasa takut ketahuan, harusnya jangan bertingkah. Lain lagi kalau sudah siap dengan segala konsekwensinya, okelah, gapapa. Lah, ini? Bertingkah tapi takut ketahuan. Benar-benar pengecut!" Kali ini Mika menatap tajam ke arah

    Last Updated : 2023-02-11
  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 15. Paksaan Untuk Mona

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 15DretDretSuara ponsel yang ada di atas bantal bergetar. Sang pemilik yang tengah memasukkan baju ke dalam almari pun tergopoh-gopoh melangkah. Diraihnya benda pipih itu. Dan begitu dilihatnya nama sang bapak terpampang sebagai pemanggilnya, ia mendesah, namun pada akhirnya ia mengusap layar datar itu ke atas juga. "Halo." Nada suara Mona terdengar begitu ketus. "Besok pulang," titah sang bapak. "Kenapa Bapak nyuruh Mona pulang? Mau minta duit? Kan kemarin udah dikasih sama Mas Johan, Pak. Masa sudah habis?" cetus Mona. "Udah, nggak usah banyak tanya. Pokoknya, besok pulang! Nggak ada tapi-tapian!""Nggak! Mona nggak akan pulang. Bapak tunggu sekali pun Mona nggak akan pulang!" ucap Mona. "Mau kamu ibumu kubunuh, ha?!"Sejenak Mona memejamkan kedua kelopak matanya. Selalu saja seperti itu. Jika ia tak menuruti ucapan sang bapak, ia selalu mengancam keselamatan ibundanya. Bagaimana pun juga, Mona begitu menyayangi sosok wanita yang melahi

    Last Updated : 2023-02-11
  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 16. Siapa Wanita itu?

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 16"Saya mau pulang. Disuruh sama Bapak pulang." Akhirnya, Mona pun memutuskan untuk menuruti perintah sang Bapak. Sebab, ancaman yang terus dia berikan."Oh, boleh. Kapan?""Besok, Bu.""Ya, pulanglah," ucap Mika."Kalau begitu saya permisi, Bu. Mungkin subuh-subuh saya sudah berangkat, jadi saya tidak bisa masak untuk sarapan.""Gapapa. Biar saya yang masak."Mona mengangguk, setelahnya ia berpamitan lalu melangkah pergi.*******Keesokan hari*****[Sayang, sudah aku transfer ya uang yang kamu minta, 10 juta.]Kening Mika berkerut membaca pesan yang baru saja ia baca, yang dikirim oleh sang suami 15 menit yang lalu. Cepat, Mika pun mengetik pesan balasan. [Kamu dapat uang dari mana, Mas? Bon kantor? Kalau semua gajimu kamu ambil sekarang, lalu bagaimana dengan bulan depan?]Send Pesan balasan terkirim, dan tak menunggu lama langsung dibaca oleh Johan. [Bukan bon kantor. Pakailah untuk bayar pesanan perhiasan kamu. Love you.]Di akhir kalimat ad

    Last Updated : 2023-02-11

Latest chapter

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 66. Sidang Putusan!

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 65Tegukan demi tegukan minuman memabukkan itu terus masuk ke dalam perut Johan. Hingga akhirnya lelaki itu merasa benar-benar pusing. Dan di saat jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, pemilik warung meminta mereka untuk segera membubarkan diri. Dengan dibonceng oleh rekannya yang menjemputnya tadi, Johan kembali pulang. Brak!Brak!Johan menggebrak pintu beberapa kali, namun pintu tak kunjung terbuka. "Brak!"Satu gebrakan yang begitu keras membuat Mona yang tengah tertidur tersentak kaget. Bahkan membuat dada wanita yang kini tengah mengandung terasa berdebar-debar. Pandangan Mona beralih ke arah jarum jam yang menggantung di dinding. Dimana tengah menunjukkan pukul dua dini hari. Mona mendengkus kesal. Kemudian, ia bergegas beringsut dari ranjang lalu melangkah ke arah depan. Di sepanjang perjalanan, Mona terus menggerutu. Hingga akhirnya langkah wanita itu terhenti tepat di depan pintu. Segera ia mengambil kunci yang sebenernya sudah ia

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 65. Lingkungan yang Salah

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTU PART 65Tak bisa dipungkiri, ada yang terasa berdenyut di dalam batin Mika saat Johan tak hanya mengabaikan dirinya, melainkan juga tak menganggap lagi keberadaan Nando. "Bisa-bisanya Mas Johan melupakan Nando begitu saja. Padahal Nando adalah darah dagingnya," batin Mika. Pandangan wanita itu terus lurus ke arah depan. Sesekali ia melirik ke arah Nando yang tengah tertidur di pangkuan Bude Sumi. Hingga puluhan menit kemudian, mobil yang dilajukan oleh Mika memasuki halaman rumahnya. DretDretTiba-tiba ponsel Mika yang tersimpan di dashboard mobil bergetar bersamaan dengan kendaraan yang telah berhenti. "Bude turun dulu ya, Mbak." "Iya, Bude." Setelah menjawab ucapan Bude Sumi, Mika segera mengambil ponsel. Dan terlihat sebuah nomor asing terpampang sebagai pemanggilnya. Tak berpikir lama, Mika segera mengangkat panggilan itu. "Halo, selamat sore," sapa Mika begitu panggilan diangkat olehnya. "Selamat sore juga, benar dengan nomor Mbak Mika?"

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 64. Hinaan Dari Mona

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 52"Aduhduh aduduh, yang dulunya kerjaan cuma ongkang-ongkang kaki, wajah glowing, terawat, sekarang jadi kucel, dekil dan penuh minyak!" "Kamu–" desis Mika begitu melihat Mona dan Johan melangkah mendekat ke arahnya. "Kenapa? Kaget ya?" Mona menampilkan senyum sinisnya. Dengan melipat kedua tangannya di depan dada, Mona mendekat ke arah Mika yang berdiri di depan pintu. "Lihatlah lah, Mas, istrimu yang dulu kamu puja-puja. Lihatlah sekarang, tubuhnya yang kurus kering, wajahnya kusam, jerawat dimana-mana, ditambah dengan mata panda pula. Ck! Menjijikkan," ucap Mona dengan begitu lancarnya. Senyum sinis tak hilang dari bibir berlipstik itu. "Dari sini kan kita bisa lihat siapa yang menderita, siapa yang bahagia setelah perpisahan. Makanya, jangan sombong sekali jadi perempuan. Sok-sokan pengen cere, tapi kehidupannya jadi blangsak!" Ucapan Johan menambah luka di hati Mika. Wanita itu tak kunjung merespon, ia hanya berdiri terpaku menatap waja

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 63. Siapa dia?

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 50Hari terus berganti dengan hari, tanpa terasa Mika telah melewati sidang pertama. Yaitu mediasi. Dengan ditemani oleh sang sahabat, Mika mendatangi kantor pengadilan agama. Tak bisa dipungkiri, dadanya terus terasa berdebar-debar saat ia ia menginjakkan kaki di tempat ini. Hanya hitungan menit Mika berada di dalam ruangan persidangan, hingga sepasang sahabat itu pun keluar dari ruangan persidangan. "Semoga saja sidang berikutnya Johan nggak datang," ucap Elisa saat keduanya melangkah menyusuri koridor dan menuju ke arah dimana mobil terparkir. "Semoga saja, Sa. Aku pun berharap demikian. Biar cepat selesai dan tidak berlarut-larut." "Tapi aku penasaran deh sama nasib mereka. Kira-kira mereka bahagia apa malah sebaliknya ya, Mik?" tanya Elisa. "Ya kita doakan saja yang terbaik untuk mereka." Mika berucap dengan nada tulus. Meski ia disakiti, dikhianati dan dikecewakan sedemikian rupa, tak membuat hati wanita itu merasa dendam. Ia menganggap

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 62. Kerja Keras Mika!

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 62DretDretPonsel yang sejak pagi Johan pegang, bergetar. Ada panggilan masuk, dan nama sang adik terpampang sebagai pemanggilnya. "Siapa, Mas?" "Putri," ucap Johan yang sepertinya masih bimbang untuk mengangkat panggilan tersebut ataukah tidak. "Oh, yaudah angkat saja." "Kalau bahas soal perhiasan ibu gimana?" tanya Johan sembari menoleh ke arah sang istri. "Tinggal bilang aja nggak tau, Mas. Beres."Sejenak Johan terdiam, namun pada akhirnya ia mengangkat panggilan itu juga. Dan setelah panggilan terhubung, Bagas menempelkan benda pipih ke telinga kanannya. "Halo, Put, ada apa?" "Mas, ada surat panggilan sidang perceraian, 1 Minggu lagi," ucap Putri dari seberang sana, dengan sebuah amplop coklat yang baru saja ia terima. "Yaudah, biar di situ saja. Nggak penting juga." "Siapa, Put?" Sayup-sayup suara Bu Susan terdengar di telinga Johan. "Mas Johan, Bu.""Mana, biar ibu bicara sama dia." Nada suara Bu Susan begitu ketus. "Hal–"Cepat

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 61. Tetangga Kolot!

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 61"Saya ikut investasi, Mbak. Modal setidaknya harus 50 juta biar dapat hasilnya kerasa. Kalau di bawah itu, dapatnya kecil. Nggak perlu kerja keras, duit dah datang sendiri. Kebetulan saya ikut investasi teman saya, Mbak. Kalau Mbak Marni sekiranya ada uang 50 juta, ayolah gabung gapapa." Mendengar ucapan itu, sontak saja membuat Marni bergidik. Dan kini giliran kedua alis Johan yang saling bertaut begitu melihat respon tetangga samping rumahnya. "Aduh, Mas, zaman sekarang hati-hati deh kalau ikut investasi investasi macam gitu. Bukan gimana-gimana, zaman sekarang banyak sekali penipuan. Apalagi itu duit gede loh. Sayang banget kan kalau digondol orang." Marni mencoba menasihati. Namun, membuat Johan merasa jengah. "Itu kalau investasi bodong, Mbak. Kalau yang saya ikuti ini lain lagi. Sudah terpercaya. Dia temen baik saya, mana mungkin mau nipu. Ha ha ha, Mbak Marni ini ada-ada saja." Johan terkekeh, seolah-olah apa yang dia dengar dari mulut

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 60. Kepolosan Johan

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 60Jarum jam di dinding menunjukkan pukul delapan pagi. Hangatnya sinar matahari menyentuh kulit wajah Mona yang tubuhnya masih berbaring di atas ranjang dan di bawah selimut. Wanita itu menggeliat pelan, lalu kedua netranya mengerjap beberapa kali. Mona pun bergerak pelan. Mengubah posisinya dari semula tertidur miring, lalu menjadi berbaring setelah memindahkan tangan sang suami yang melingkar di pinggangnya. "Mas, bangun. Sudah jam 8," ucap Mona pelan saat ia melihat ke arah jarum jam yang menggantung di dinding. Mona pun segera menyibak selimut, lalu mendudukkan tubuhnya. Ditepuk pelanlah pipi kanan Johan beberapa kali hingga akhirnya lelaki itu mulai membuka matanya. "Ada apa, Sayang?" tanya Johan dengan suara serak khas seorang yang baru saja bangun tidur. "Sudah jam 8 itu. Kita mau makan apa? Laper," ucap Mona sembari mengusap perutnya yang mulai terlihat membuncit. "Beli saja lah di luar." "Nggak ada motor, Mas. Mau jalan kaki?" uca

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 59. Investasi Mona dan panggilan sidang

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTU PART 47"Jadi usaha yang lu lakuin bukan yang mengharuskan langsung ikut terjun, begitu?" tanya Johan setelah Bagas menceritakan perihal usaha yang selama ini geluti untuk mencapai kesuksesannya. "Enggak, Bro. Ibaratnya kita tinggal Investasi saja. Misal nih, lu investasi 50 juta, setiap bulan lu bisa dapat 10% dari modal yang lu kasih."Johan terdiam, menghitung dalam angannya berapa nominal yang akan ia terima jika ia menginvestasikan 50 juta uangnya pada Bagas. "5 juta per bulan?" "Iya. Lumayan kan. Tinggal duduk ngopi di rumah. Biarkan uang yang bekerja untuk kita, bukan malah kita yang bekerja untuk uang." Lagi, Johan kembali terdiam. Mencerna kalimat yang diucapkan oleh Bagas padanya."Lu kerja pagi sampai sore, gaji 10 juta. Dikibulin sama perusahaan itu!" Bagas tertawa mencemooh. "Gini saja deh, Bro. Coba saja Investakan 50 juta dulu, kalau lu merasa cocok, nanti tambah lagi nilainya. Katakanlah investasi 100 juta, bayangkan saja setiap bul

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 58. Harapan Mona

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 46Satu minggu berlalu, dan satu minggu sudah Mona dan Johan menempati tempat tinggal barunya. Dan kini, sepasang suami istri itu tengah bersiap-siap untuk datang ke tempat Johan bekerja dulu, untuk mengambil uang gaji terakhir dan pesangon berikut juga dengan bonusnya. "Ayo berangkat, Mas." "Iya, Sayang."Sepasang suami istri itu pun melangkah menuju ke arah depan. Dimana sebuah taksi online telah menunggu keduanya. "Sesuai aplikasi, Pak?" tanya Sang sopir begitu dua penumpangnya telah duduk di bagian belakang. "Iya," jawab Johan dengan singkat. Kemudian, mobil pun mulai bergerak lalu melesat membelah jalan raya."Nanti aku mau beli satu set perhiasan ya, Mas." Dengan wajah berbinar, Mona menoleh ke arah sang suami. "Iya, beli saja apa yang kamu mau." Semakin nampaklah kebahagiaan yang terpancar pada wajah Mona. Hingga puluhan menit kemudian, kendaraan roda empat itu mulai memelan lalu berhenti tepat di depan gerbang dimana dulu Johan beker

DMCA.com Protection Status