Beranda / Romansa / Suamiku seorang Mata-Mata / Bab 69: Nala (nyaris) meninju Anya

Share

Bab 69: Nala (nyaris) meninju Anya

Penulis: sweetchocosin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-17 18:41:16

Pagi itu, tak seperti biasanya, Anya tampak bersemangat bekerja. Biasanya, ia hanya menunggu hasil yang diselesaikan analis. Namun, kali ini gadis itu ikut melakukan pemeriksaan.

Dengan penuh semangat, Anya mengotak-atik alat sentrifus darah. Ia bersenandung. Wajahnya tampak cerah meskipun tertutup masker. Perasaannya berbunga-bunga, sampai-sampai ia tak sadar Rizal meninggalkan ruangan itu, mencari anggota tim yang lain.

“Pasiennya ada berapa?” tanya Rizal, begitu berada di ruang admin. Nala memperhatikan rekan kerjanya, keheranan.

“Di rawat inap umum sekitar 60 orang. Di maternal ada 7 ibu hamil. Ruang intensif kosong, di neo ada 3 bayi. Di IGD ada 4 orang dalam tahap observasi.”

“Bukan,” tukas Rizal. “Maksudku, sampel yang kita kerjakan, ada berapa?”

Nala mengerjapkan kedua matanya, masih tidak mengerti maksud pembicaraan rekannya yang tidak biasa.

“Tadi sudah kubilang, ada empat puluh..”

“Empat puluh tiga.” potong R
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 70: Ternyata, disidang itu tidak enak

    Kali terakhir Nala bertengkar dan terlibat dalam perkelahian dengan seorang wanita, sekitar akhir masa sekolahnya. Saat itu, wanita itu melakukannya karena lawannya dengan sengaja mendorong teman sebangkunya ke dalam selokan. Pertama-tama, Nala menjambak lawan dengan keras, memelintir lengan, menendang tulang kering, dan mengunci leher. Apa yang ia lakukan saat itu, sama seperti yang ia lakukan pada Anya hari ini. Dalam keadaan kacau dan berantakan, Nala dan Anya dipanggil ke ruang direktur. Haris memperhatikan kedua karyawan yang berada di hadapannya satu persatu sedang berdiri termenung dalam keadaan menundukkan kepala. Mata Anya sembab. Dengan gamblang, bisa dilihat kalau gadis itu sedang berusaha keras menahan air matanya agar tidak mengalir lagi. Sedangkan mata putrinya, Nala, tampak menyala bagaikan api yang siap melahap apa saja yang menghalangi jalannya. Haris berdeham. Pria itu berdiri di balik meja kerjanya, sambil mengetuk-ngetukkan jari.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 71: Mengendap dalam sarang Medusa

    “Aku pulang..” Bayu dan Blue yang saat itu sedang duduk di lantai ruang tamu mengitari meja, mendongak. “Kok Ibu sudah pulang?” Bayu beberapa kali mengecek jam dinding. Masih terlalu siang bagi Nala pulang bekerja. “Kau sendiri? Tidak sekolah?” “Dia dihukum libur tiga hari.” sahut Blue. “Kupikir kepala sekolah sudah disuap.” “Ya, semacam formalitas agar kesannya Bayu sudah didisiplinkan. Kau sendiri kenapa? Dipecat?” Nala membanting dirinya ke atas sofa. Bayu menggeser tubuhnya. “Aku juga dihukum libur lima hari.” Bayu dan Blue berpandangan, keheranan. “Kau sekolah di mana?” sindir Blue. “Pak Haris yang menghukumku. Ahh. Tadi aku tidak sengaja menjambak rambut Anya sialan itu dan kami berkelahi.” Bayu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia beberapa kali memperhatikan pamannya yang tampak sama terkejutnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 72: Mansion keluarga

    Sky menghela nafas panjang. Ia memperhatikan mansion megah yang gemerlap oleh lampu pesta di bawah sinar rembulan dari kejauhan. Pria itu pernah bermain di mansion ini bersama saudaranya, Blue, saat masih kecil. Saat itu, mereka berlarian tanpa arah menghabiskan asupan energi berlebih yang dimiliki anak-anak pada umumnya. Tak ada pikiran buruk mengenai masa depan yang menghantui mereka.Mansion mewah itu dibangun oleh kakek buyutnya sebagai sarana hiburan dan perayaan khusus untuk keluarga besar Triadmodjo. Setidaknya, ada puluhan kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, perpustakaan, ruang penyimpanan anggur pribadi, dan berbagai ruang hiburan lain seperti teater mini, permainan arkade, biliar, bahkan ruang musik dengan peralatan orkestra lengkap.Di sekeliling mansion, terdapat taman yang indah dan luas. Detailnya dirancang sedemikian rupa dan penuh perhatian. Pohon-pohon tinggi yang rimbun, membingkai privasi taman dan menjaga ketenangan dari dunia luar. Di sepanja

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 73: Sudah diputuskan. Nala akan menjadi ninja

    Nala menyilangkan tangan di dadanya. Wanita itu memperhatikan suaminya yang datang menjelang tengah malam bersama seorang perempuan. “Aku masuk dulu,” Rose yang merasa kehadirannya mengganggu, meninggalkan mereka berdua. Gadis itu merebahkan diri di sofa sambil mengambil setangkai anggur hijau dan memakannya satu-satu. Sky yang sudah menghapus penyamarannya sebagai Ferdian, menampakkan bola mata coklatnya yang bergerak kesana kemari. Ia memberikan isyarat meminta pertolongan pada rekan sejawatnya. Namun, Rose dengan sengaja tak menatap kedua pasangan suami istri itu. “Eee…” Sky kehabisan kata-kata. “Tak kusangka pesta penyambutanmu sebagai pacar baru dokterku berjalan cepat.” sindir Nala. “Minimal pulang pagi.” “Siapa pulang pagi?” Blue tampak muncul dari belakang tubuh Sky. “Wah, kau sudah datang rupanya.” “Ayah!!” Bayu berlari memeluk ayahnya, yang membuat Nala tertegun. “Memangnya kalian pernah bertemu?” Bayu dan Sky berpelukan. Dengan mudah, pria itu menggendong tubuh anak

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-20
  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 74: Nala dan tisu bekas berlendir

    “Kau pasti becanda..” Nala menatap setelan seragam berwarna merah muda menyala yang Rose sodorkan. Linen yang digunakan tampak dibuat dengan kain murah, yang pasti memperlihatkan lekuk badan setiap pemakainya. “Kau jadi ikut, tidak?” Rose membuka baju dan celana yang ia kenakan tanpa basa-basi. Nala yang melihat hal itu langsung panik dan membuang muka. “Apa kau biasa melakukan hal spontan begini?” “Kita sedang di dalam mobil, ngomong-ngomong. Tak ada siapapun selain kau di sini. Lagipula, kita sesama jenis.” Nala mengangguk, menyerah dengan prinsip hidup rekannya yang bebas. Wanita itu pun membuka pakaiannya, mengikuti Rose. Setelah berganti baju, mereka memarkir mobil di depan sebuah ruko kosong. Dari sana, mereka berjalan agak cepat menuju motel. Nala tidak terbiasa mengenakan pakaian ketat di tengah terik matahari. Keringat membanjiri punggung wanita itu. Begitu masuk motel, Rose menyapa karyawan resepsionis y

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21
  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 75: Koki kembar tampan memasak

    Sky menarik tubuh Nala yang masih berseragam ketat ke dalam pelukannya. Bau pembersih menusuk hidung pria itu, namun tak menjadi soal. Ia menarik diri, memperhatikan ujung rambut Nala sampai ujung kaki, memastikan kelengkapan anggota tubuh istrinya. “Kau baik-baik saja.” ucapnya, lebih pada dirinya sendiri. Nala mengerjapkan matanya keheranan. Ia menangkap wajah geli Rose yang menghilang di balik pintu kamar mandi. “Ya, aku memang.. baik-baik saja. Apa yang terjadi?” Sky menarik tubuh itu lagi, kali ini menciumnya. Meski dalam keadaan heran, Nala membiarkan Sky mengecup bibirnya mesra. “Ahhh..” pekik Bayu, yang baru saja turun dari lantai dua. Bersama Blue, mereka berdua refleks menutup wajah dengan telapak tangan masing-masing. “Kalian merusak pemandangan.” Nala mendorong pelan suaminya agar melepaskan ciuman mereka dan menyapa Bayu. “Hei, jagoan.” “Apakah kalian butuh kamar?” timpal Blue. “Sedang kosong melompon

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 76: Berebut menjadi ninja bagian dua

    Seluruh kota seolah tertutup selimut kecemasan. Menjelang tengah malam, Blue, Rose, Nala, dan Sky masih terjaga. Bahkan, Bayu yang biasanya akan mengantuk di atas pukul sebelas malam, belum menampakkan tanda-tanda kelelahan. Bola matanya memperhatikan karpet tempat mereka sedang duduk melingkar, di ruang tengah lantai dua. Bocah itu mengutuk seluruh dunia. Mengapa cinta dan hal kotor selalu bersinggungan? Marwah dari kemegahan perasaan suci itu ternodai oleh sesuatu yang tercela. “Bu,” Bayu memecah keheningan. Namun, hanya Nala yang merespon. Yang tersisa masih hanyut dalam pikiran masing-masing. Terutama Sky dan Blue yang beberapa kali saling pandang penuh nestapa. “Ada apa sayang?” Nala menarik Bayu dalam pelukannya. Wanita itu membimbing anaknya meluruskan kaki. “Mengantuk?” Bayu menggeleng. “Aku hanya penasaran..” “Tentang apa?” “Mengapa selalu ada cinta di tengah keributan ini? Apa memang akan selalu begitu? Padahal Ibu dan Pama

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-23
  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 77: Momen terakhir tiga sekawan

    Keesokan harinya, Bayu dititipkan di rumah Aldo. Sementara Sky, Nala, Blue, dan Rose berangkat menjalani misi mereka yang berbahaya. Kepada Sarah, mama Aldo, mereka beralasan akan pergi ke pesta kenalan dan melakukan kencan ganda. Karena akhir pekan, Aldo dengan senang hati menerima kunjungan Bayu meskipun masih pagi. Rumah Aldo memang terasa nyaman dan hangat, namun tetap saja hati Bayu terasa berat. Di ruang makan, Bayu menemani Aldo makan karena ia sudah sarapan roti isi sebelum diantar ke mari. Bayu mencicipi sedikit roti sus yang disuguhkan oleh Sarah. Di hari biasa, kue itu adalah roti favoritnya dari sekian banyak jenis yang dijual Sarah. Entah mengapa, hari ini Bayu tak berselera sama sekali. Bongkahan roti terasa seperti spon yang terpaksa ia telan tanpa ia nikmati sedikitpun. Usai menghabiskan makanannya, Aldo mengajak Bayu ke kamar. Mereka berniat untuk memainkan game konsol baru yang Sarah hadiahkan karena Aldo berhasil tidak remidi di pela

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-24

Bab terbaru

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 210: Epilog

    Setahun kemudian.. Sky, Nala, dan Bayu, sedang menikmati sore di taman kota. Setelah sekian lama berjuang melawan berbagai tantangan dalam hidup, mereka akhirnya menemukan kedamaian dan kebahagiaan di kehidupan mereka saat ini. Bayu baru saja mulai bersekolah lagi di SD Matahari bersama teman-temannya, Joana dan Aldo. Mereka tinggal di kompleks yang sama dengan Joana dan Aldo, sehingga setelah berjalan-jalan santai, mereka kembali ke rumah mereka. Anya telah meniti karier yang sukses sebagai direktur Rumah Sakit Besari, mendedikasikan dirinya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di komunitas mereka. Elang Group, perusahaan yang dipimpin oleh Blue, atau yang sekarang dikenal sebagai Langit, terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Sementara itu, Rose berhasil mendapatkan naturalisasi dan membuka toko bunga yang indah di dekat kompleks tempat tinggal Nala. Tokonya menjadi tempat favorit bagi penduduk setempat yang mengagumi keahli

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 209: Hutang yang terbayar

    Tiger, Nala dan Rose tiba di tepi pantai dengan napas terengah-engah, terdengar gemuruh ombak di kejauhan. Mereka menghentikan langkah mereka mendadak ketika mendengar suara letusan yang mengejutkan dari arah dermaga.Dor!Hati Nala berdebar kencang, naluri mereka langsung mengarahkan pandangan ke arah Sky dan Blue yang terendam di dalam air.Nala, dengan mata berkaca-kaca, berlari mendekati Sky yang terdampar di tepi pantai. Dengan gemetar, dia jatuh berlutut di pasir pantai. Riak air tiba-tiba berhenti, menandakan mereka berdua sudah jauh tenggelam.Nala dan Rose mencoba mendekati tempat kejadian, namun para polisi mencegahnya. Beberapa petugas ada yang menyelam, mencari mereka. Namun, nihil. Tak ada tanda-tanda tubuh mereka ditemukan."Sepertinya mereka terbawa arus," ucap salah satu di antara mereka. "Kami tidak menemukan apapun."Rose dan Nala menjerit tak karuan. Setelah beberapa saat, mereka mencoba menenangkan diri di pin

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 208: Pengejaran

    Sky dan Blue memacu mobil mereka dengan cepat mengejar Hartono yang melarikan diri. Lampu-lampu kota yang masih hidup, berkedip-kedip di sekitar mereka saat mereka melaju melewati jalan-jalan yang ramai. Mereka mengejar mobil Hartono yang berbelok-belok di antara lalu lintas, mencoba untuk tidak kehilangan jejak."Kita hampir mendapatkannya!" seru Sky, matanya tetap fokus pada mobil di depan mereka.Blue, yang duduk di kursi penumpang dengan tegang, mengangguk setuju. "Tetap fokus, Sky. Kita harus menangkapnya sebelum dia bisa kabur lebih jauh."Mereka terus memacu mobil mereka, mengikuti dengan cermat setiap gerakan mobil Hartono. Jalanan mulai sepi ketika mereka mendekati dermaga yang terletak di pinggiran kota. Lampu-lampu jalan redup di belakang mereka, memantulkan kekhawatiran yang mereka rasakan.Hartono, yang terus melaju dengan cepat, akhirnya memarkir mobilnya di ujung dermaga yang sepi. Dia keluar dengan cepat, menghadapi Sky dan Blue ya

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 207: Sedikit lagi!

    Suara letusan senjata menggelegar di dalam vila yang sunyi, menyela hening pagi yang mulai terang. Tiger, yang menunggu di mobil dengan tegang, mendongak mendengar itu. Dia menatap Nala dengan mata penuh kekhawatiran."Kau merasa gugup?" Tiger bertanya dengan lembut. "Setelah ini, semuanya akan berakhir."Nala, yang duduk di sampingnya dengan wajah tegang, menggeleng pelan. Dia mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri meskipun jantungnya berdegup kencang."Ya, sedikit," jawab Nala akhirnya, suaranya bergetar sedikit. "Ini semua terasa seperti mimpi buruk. Kuharap tidak ada yang terluka dari letusan itu."Tiger meraih tangan Nala dengan penuh dukungan. "Kita akan melalui ini bersama-sama, Nala. Kami sudah mendekati akhir dari semua ini."Mereka berdua duduk dalam hening sejenak, mengumpulkan keberanian dan fokus untuk apa yang akan mereka hadapi selanjutnya.Lalu, tiba-tiba suara radio mengejutkan mereka."Lapor, Tiger.

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 206: Anya berduka

    "Ahhhh!!!" Olivia, dengan hati yang penuh kegelisahan, melihat Pak Was jatuh dari balkon dengan terkejut yang mendalam. "Tidak, tidak. Was!! Was, jangan tinggalkan aku, Was. Jangan pergi! Was! Kau sudah berjanji padaku, Was. Kau harus hidup, jangan tinggalkan aku! Jangan tinggalkan akuu!!!"Olivia berteriak histeris, mencoba menjangkau pak Was yang terbaring tak bergerak di tanah. Anya, putrinya yang ketakutan, berlari mendekat untuk menahan ibunya. Namun, dalam kepanikan yang melanda, Olivia terlalu kuat untuk ditahan."Mama, sudah. Jangan seperti ini, atau mama akan jatuh. Ma, tolong. Ayo, ma kita turun. Ma,"Anya bisa melihat dari kejauhan kalau rumahnya sudah dikepung. Ia tahu sebentar lagi akan menjadi akhir dari perjalanan orang tuanya dalam melakukan kejahatan. Tapi, ia sendiri tidak menyangka akan menyaksikan peristiwa jatuhnya Pak Was. Dari tampilannya, tampaknya tubuh Pak Was sudah tak lagi bernyawa. Pria itu sudah tak lagi bisa diselam

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 205: Selamat tinggal, Pak Was

    Di luar jendela, matahari mulai terbit, menyisakan langit senja yang memancarkan cahaya oranye dan merah muda yang lembut. Suasana itu memberikan kontras dengan keheningan yang menyelimuti ruangan Hartono yang sepi.Pikirannya melayang ke masa lalu, saat semuanya masih normal. Pak Was, yang selalu setia dan dedikatif dalam pekerjaannya, kini telah mengkhianatinya. Dia merasa kehilangan sosok yang telah menjadi bagian dari kehidupannya selama bertahun-tahun.Hartono menatap foto keluarganya, foto Liliana dan kedua anak kembarnya, di meja kerjanya, sorot matanya tampak penuh penyesalan. Dia berdoa dalam hati, berharap agar Liliana tenang di tempat yang lebih baik.Suasana pagi itu di ruang kerja Hartono memantulkan perasaannya yang campur aduk: kesedihan, penyesalan, dan tekad balas dendam yang membara. Langit fajar yang merona menjadi saksi dari perubahan yang mendalam dalam hidupnya, suatu perubahan yang tidak pernah dia rencanakan atau bayangkan sebelumny

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 204: Meluncur!

    Setelah perjalanan yang tegang dan cepat dari kota menuju vila terpencil di pinggiran hutan, Blue, Nala, Sky, dan Rose tiba di tempat tujuan mereka. Hutan di sekeliling vila memberikan kesan sunyi namun tegang, dengan sinar fajar yang mulai membuat bayangan di balik pohon-pohon rimbun. Mereka turun dari mobil dengan hati-hati, siap untuk bertindak cepat dan efisien, menunggu pasukan lain dan Tiger tiba.Setelah beberapa saat, belasan mobil polisi dan dua mobil yang mengangkut pasukan khusus, mulai berdatangan. Tiger muncul di antara mereka dengan membawa senapan laras panjang dan senyum di wajahnya."Bagaimana? Siap?" pria itu bertanya. "Helikopter sudah dalam perjalanan. Kali ini, Hartono tidak akan kabur.""Bukankah jumlah ini terlalu berlebihan?" Rose tampak melongo dengan sejumlah pasukan yang mengitari mereka. "Memangnya kita menangkap gerombolan orang jahat ya?""Ya, Hartono setara dengan ratusan penjahat, sih. Jadi ini sepadan, hehe."

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 203: Suara letusan

    Anya melangkah dengan cepat di koridor vila, menuju kamar Olivia. Setiap langkah yang ia ambil, membuat ingatannya memainkan gambaran masa lalu yang penuh cahaya, berbeda dengan suasana saat ini yang dipenuhi dengan ketegangan dan kekhawatiran. Dia berusaha menenangkan dirinya sendiri sambil mencari-cari ibunya, Olivia, yang mungkin masih terlelap dan tidak tahu atas apa yang akan terjadi.Sebagai anak dari Olivia dan Hartono, Anya tumbuh di lingkungan yang sering kali menawarkan lebih banyak teka-teki daripada jawaban. Ayahnya, Hartono, adalah seorang pria yang selalu tampak gelap dan misterius yang dibalut dengan senyum hangatnya, sementara ibunya, Olivia, adalah sosok yang mencoba sekuat tenaga untuk menjaga ketenangan dan keseimbangan dalam kehidupan keluarga mereka, tentu saja dengan cara-cara licik yang belakangan Anya ketahui. Namun, situasi yang sering kali tegang dan penuh tekanan telah membuat Anya belajar untuk memilih langkah-langkahnya denga

  • Suamiku seorang Mata-Mata   Bab 202: Mari tangkap Hartono!

    Suasana malam yang dingin dan tenang menyelimuti kota saat Sky, Nala, Blue, dan Rose menerima telepon darurat dari Anya. Mereka duduk bersama di ruang tengah pondok kayu, tempat mereka kini berkumpul, atmosfer yang sebelumnya santai berubah menjadi tegang seketika. Anya, dengan suara gemetar, memberitahukan bahwa Hartono memergoki istrinya, Olivia, sedang bermesraan dengan Pak Was. Entah bermesraan yang seperti apa, yang pasti Anya tampak takut akan terjadi sesuatu yang buruk.Sky, yang duduk di sofa dengan laptopnya, segera menutup layar dan menatap serius ke arah Blue dan Nala. "Kita harus segera ke sana. Anya bilang dia sudah mengirimkan alamatnya padamu, kan?"Blue, yang biasanya santai, kini tampak tegang. Dia mengangguk cepat. "Aku ambil kunci mobil."Nala, yang sedang mengaduk secangkir teh, menaruh sendoknya perlahan. "Aku ambil kit medis dari lemari."Rose, yang duduk di pojok ruangan dengan buku di tangannya, mengangguk setuju. "Aku ambi

DMCA.com Protection Status