Awalnya, Sandra masih berharap bahwa Giselle bisa terus mengganggu Sienna. Namun, hanya dalam satu hari, wanita itu malah sudah tertangkap? Sandra melihat pesan yang dikirimkan oleh Sienna di grup. Dia mengaku bahwa dirinya telah melaporkan tempat karaoke tersebut. Hal ini pun membuat Sandra ketakutan. Bagaimana Sienna bisa tahu tentang masalah tempat karaoke ini? Apabila benar-benar ada aktivitas ilegal di tempat karaoke, hanya orang yang pernah pergi ke sana yang akan tahu. Sandra tampak memicingkan matanya. Dengan kemampuan merayu pria yang kuat, mungkinkah Sienna pernah bekerja di tempat karaoke semacam itu? Dia pun menyunggingkan senyuman dingin.Hari ini, Elena kebetulan datang ke Grup Yuwono. Lantaran sudah membicarakan semuanya dengan Jacob, dia tentu harus menunjukkan keseriusannya dalam memperbaiki hubungan mereka. Begitu melihat kedatangan Elena, matanya sontak berbinar-binar.Setiap hari, selalu ada banyak wanita yang datang untuk mencari Jacob, baik selebritas maupun inf
"Oke, Bibi Daria. Aku akan datang bersama Jacob setelah dia selesai rapat," janji Elena. Setelah memutuskan panggilan, ekspresi gembira terpancar di wajah Elena.Sementara itu, Sony yang berdiri di luar ruangan melihat Elena memegang ponsel Jacob, tetapi tidak menghentikannya. Tampaknya, wanita ini memang mungkin akan menjadi istri Jacob. Sebagai seorang asisten, Sony tentu tidak boleh ikut campur agar tidak dibenci. Kemudian, Elena meninggalkan kantor dan menuju ke pantri.Sandra masih sibuk membuat kopi di sana. Ketika melihat Elena datang, wanita itu langsung bersemangat. Kini, Elena sudah berdiri di depannya. Setelah memastikan bahwa hanya ada mereka berdua di dalam pantri, Elena pun bertanya, "Barusan di lantai bawah, kamu bilang kamu melihat Jacob dan Penny melakukan apa?"Tangan Sandra tampak gemetar. Dia menampilkan ekspresi panik dengan sangat baik. Tatapan Elena yang tajam tertuju kepadanya. "Kamu seharusnya tahu bahwa aku adalah calon istri presdir. Hanya dengan satu kata da
Sienna tidak membalas pesan Daria dan berpura-pura tidak melihatnya. Ketika tiba di rumah sakit, dia lagi-lagi bertemu dengan kucing kemarin. Kucing itu mungkin datang untuk pemeriksaan lanjutan hari ini.Namun, kali ini Elena tidak menemaninya, hanya ada pembantu tadi malam yang datang. Masih ada bekas tamparan di wajah pembantu itu. Hal ini bisa menunjukkan betapa kerasnya tamparan dari Elena semalam. Kucing itu ditempatkan dalam sebuah kandang dan diserahkan kepada dokter untuk diperiksa.Saat dokter membawa kucing itu melewati depan Sienna, dia tak kuasa terpesona oleh kecantikan kucing tersebut. Ini adalah kucing Ragdoll paling cantik yang pernah dilihat Sienna. Mata yang berwarna biru seperti lautan dan bulu yang sangat lebat membuat orang lain sangat ingin menyentuhnya.Akan tetapi, saat Sienna teringat bahwa ini adalah kucing milik Elena, dia pun menahan diri dan pergi menjenguk Snow. Keadaan Snow sudah lebih membaik hari ini. Begitu melihat Sienna datang, ia langsung menggoyan
Elena tersenyum sinis sembari berkata, "Aku akan makan malam dengan Jacob sekarang, kamu." Dia menunjuk ke arah pembantunya, lalu memerintahkan dengan nada yang sangat dingin, "Setelah dua jam berlalu, hubungi aku. Kalau dia nggak menemukan kucingnya, aku akan memberinya pelajaran!"Setelah mengucapkan itu, Elena langsung berbalik dan kembali ke mobil mewahnya. Begitu dia pergi, Sienna pun menoleh ke arah pembantu itu. Dia tidak menyangka bahwa masalah ini bisa diselesaikan dengan mudah. Kini, dia merasa agak bersalah, tetapi masih tidak lupa untuk mengingatkan Sienna, "Kamu sebaiknya segera mencarinya."Sienna merasa sangat lucu. Apakah semua orang menganggap dirinya mudah ditindas? Dia tidak menghiraukan pembantu itu dan langsung naik ke mobilnya sendiri. Barusan, Elena pergi ke arah Vila Cahwana berada. Dia mengaku akan makan malam bersama Jacob.Sementara itu, Daria juga tiba-tiba mengirimkan pesan padanya. Jelas bahwa dia ingin membiarkan Jacob menegaskan posisi Elena di hadapanny
Pandangan Elena tertuju pada Rina, lalu dia mengernyitkan alisnya sedikit. "Aku sudah duduk begitu lama, tapi kenapa nggak dijamu dengan teh hangat? Apakah Vila Cahwana nggak punya air panas di malam ini?" sindir Elena.Ini adalah kritik Elena terhadap kinerja buruk dari Rina sebagai pembantu. Rina secara refleks melihat ke arah Jacob. Kini, pria itu duduk di samping Elena dengan lengannya yang digandeng. Lantaran masih demam, wajahnya tampak sedikit pucat, tetapi itu tidak mengurangi ketampanannya.Jacob duduk di samping, sementara Elena mendekatinya sekarang. Rina sangat marah, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Ketika pergi ke dapur, dia diam-diam mengirim pesan teks kepada Sienna saat sedang menyeduh teh.[ Nona Sienna, sebaiknya kamu pulang ke Vila Cahwana. Tuan membawa seorang wanita kembali dan mereka terlihat sangat mesra. ]Saat ini, Sienna sudah kembali ke Kompleks Mawaria dan sama sekali tidak ingin terlibat dalam urusan Vila Cahwana. Rina menyeduh teh, lalu membawakannya ke
Darwo berjalan menuju sofa dan duduk di sana, sementara Rina membawakan segelas teh untuknya dengan senang hati. Dia menerima tehnya, lalu mengangkat penutup teh.Kemudian, Darwo mulai berbicara dengan suara yang tegas, "Seharusnya, Nona Elena tahu bahwa Jacob sudah menikah. Vila Cahwana bahkan adalah hadiah pernikahan yang aku berikan kepada Sienna. Bisa-bisanya kamu datang kemari dan berperilaku sesuka hati, apakah Keluarga Prawira tidak pernah mengajarkanmu tentang etika dan moral?"Elena menjelaskan, "Kakek, aku ...." Darwo segera menyela, "Diam, jangan memanggilku kakek!" Dia meletakkan gelas tehnya, lalu melihat Elena dengan pandangan tajam."Cepat hubungi orang tuamu sekarang. Aku ingin Keluarga Prawira datang sendiri untuk menjemputmu. Karena orang tuamu nggak pernah mengajarimu untuk jangan menjadi pelakor, apalagi pada usia yang masih begitu muda, aku akan menggantikan mereka untuk memberimu pelajaran di malam ini," ucap Darwo.Mata Elena langsung memerah dan air matanya men
Usai mengucapkan kata-kata itu, Darwo memegangi dadanya yang terasa sakit. Langkah Jacob langsung terhenti. Dia buru-buru memapah sang kakek."Jangan marah, Kakek. Aku akan meneleponnya sekarang," ujar Jacob. Dia membantu Darwo duduk di sofa, tetapi Darwo memelototinya dengan tajam."Jangan kira aku nggak tahu kenapa kamu bersama Elena. Paling-paling itu masalah nafsu," kata Darwo dengan galak.Tanpa menjawab, Jacob perlahan menepuk punggung kakeknya. Dia bertanya, "Kakek, sudah lebih baikan belum?"Darwo menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Kalau kamu benar-benar peduli padaku, jangan membuatku marah. Sienna itu istri yang kupilih untukmu. Setelah kamu mengenalnya dengan baik, kamu bakal tahu kalau dia itu gadis yang pantas dicintai."Jacob tetap tidak menjawab Darwo, dia tidak peduli sepantas apa Sienna untuk dicintai.Darwo berangsur-angsur merasa lebih baik dan menepis tangan Jacob. "Hubungi Sienna. Kalau lain kali kamu ketahuan berbuat hal-hal konyol begini, lihat saja gimana a
Malam itu, Sienna tidur sangat nyenyak sehingga suasana hatinya jadi jauh lebih baik. Hal pertama yang dilakukannya begitu bangun tidur adalah menyalakan ponselnya. Sebuah notifikasi panggilan tak terjawab dari Jacob muncul di ponselnya. Terlebih lagi, itu adalah nomor pribadinya. Sienna mengernyit, mungkinkah pria itu dipaksa oleh Darwo lagi?Sambil mandi, Sienna mengirimi Jacob pesan.[ Ada apa? ]Saat ini, Jacob telah tiba di Grup Yuwono. Setelah lewat semalam, Sienna baru mengiriminya pesan berupa dua kata singkat. Jika dibandingkan dengan situasi menegangkan tadi malam, sikap Sienna yang seolah-olah menunjukkan dirinya tidak terlibat sungguh menjengkelkan.Namun, emosi Jacob tidak mudah terpancing hanya karena seorang wanita. Dia langsung menghapus pesan itu. Berhubung Darwo sudah tidak memperhitungkan masalah ini, dia tidak perlu menghubungi wanita ini lagi.Sienna tidak berharap Jacob akan menjawab pesannya. Bagaimanapun, dia mengirim pesan itu dengan nomor pribadi. Mungkin pria
Sienna sama sekali tidak terkejut, tetapi anggota Keluarga Shankar yang lain mulai membahas. Saat anggota Keluarga Shankar yang lain menikah, tanggal lahir mereka juga diramal. Hanya pasangan yang tanggal lahirnya cocok boleh menikah.Dulu, Omar dan Luna putus karena tanggal lahir mereka tidak cocok. Irena melipat kedua tangan di dada seraya berucap dengan datar, "Jadi, Sienna nggak boleh bersama pacarnya. Kami sarankan kamu putus."Sienna mengerjap dan berkata dengan tegas, "Nek, aku nggak begitu religius."Begitu Sienna melontarkan perkataannya, suasana di ruangan menjadi hening. Jero ingin memberi isyarat kepada Sienna. Namun, akhirnya dia mengurungkan niatnya.Jero memahami sifat Sienna dan Jacob. Mereka berdua baru bisa bersama setelah melewati banyak kesulitan. Jadi, keduanya tidak mungkin putus hanya karena ucapan anggota Keluarga Shankar. Jero memutuskan untuk diam.Orlando menegaskan, "Kamu harus mematuhi aturan Keluarga Shankar."Jacob segera berjalan ke depan Sienna, lalu be
Sienna dan Jacob tinggal di kediaman Keluarga Shankar satu malam. Keesokan paginya, pelayan mengetuk pintu dan memanggil, "Nona Sienna, Nyonya Irena menyuruhmu pergi ke ruang kerja."Sienna merasa gugup. Jacob sudah selesai mengganti baju. Dia ingin mengikuti Sienna, tetapi pelayan menghentikannya, "Tuan, Nyonya Irena hanya memanggil Nona Sienna."Langkah Jacob terhenti. Dia melihat Sienna. Sementara itu, Sienna menggenggam tangan Jacob sambil menghibur, "Nggak apa-apa. Aku akan segera kembali."Jacob menimpali, "Aku tunggu kamu di luar ruang kerja. Kalau ada masalah, jatuhkan cangkir saja. Aku akan langsung masuk untuk menjemput kamu.""Oke," sahut Sienna.Jacob memandang pelayan sembari bertanya dengan dingin, "Bu Irena tidak larang aku tunggu di luar ruang kerja, 'kan?"Pelayan ragu-ragu, Irena memang tidak melarang hal itu. Kemudian, Sienna pergi ke ruang kerja dan mengetuk pintu. Terdengar suara Irena yang berucap, "Masuk."Sienna membuka pintu dan berjalan masuk. Di dalam ruangan
Lily tidak yakin kedua pria ini memang mendapatkan instruksi dari Arlo untuk menyiksanya. Sekarang dia hanya ingin bertemu Arlo dan segera pergi dari tempat mengerikan ini.Lily memelas, "Aku mohon ampuni aku! Aku mau bertemu Kak Arlo. Aku memang salah, seharusnya aku nggak mencelakai Sienna. Aku mohon, langsung bunuh aku saja!"Namun, kedua pria itu mengabaikan Lily, seolah-olah tidak mendengar suara apa pun. Lily merasa putus asa.Air mata Lily sudah kering. Sewaktu dia baru dibawa ke ruang bawah tanah, Arlo pernah mengunjunginya sekali. Arlo bertanya apakah Lily menyesali perbuatannya atau tidak. Kala itu, Lily hampir menggila karena merasakan kebencian yang sangat mendalam.Lily berujar, "Mana mungkin aku menyesal? Omar akan koma seumur hidup. Kak Arlo, kalau kamu nggak membiarkanku hidup senang, aku nggak akan menyerahkan obat penawar kepadamu."Lily melanjutkan, "Selain itu, Sienna pasti nggak mau bertemu kamu, 'kan? Rasakan akibatnya! Siapa suruh kamu begitu memercayaiku?"Setia
Saham Keluarga Shankar memang sudah diberikan kepada Sienna, tetapi Keluarga Shankar mempunyai banyak perusahaan. Setiap anggota Keluarga Shankar mengurus banyak perusahaan besar.Jadi, anggota Keluarga Shankar yang lain merasa tidak puas dengan kemunculan Sienna. Namun, mereka juga tidak berani membuat Orlando dan Irena marah. Mereka akan rugi besar jika perusahaan ditarik.Malam ini, anggota Keluarga Shankar sudah bertemu dengan Sienna. Meskipun merasa tidak rela, mereka juga tidak berani membuat keributan. Melihat Jero turun ke lantai bawah, mereka mulai menghasut."Jero, apa kamu benar-benar menyerahkan sahammu pada Sienna? Dia itu wanita dan biasanya wanita itu emosional. Mungkin saja suatu hari nanti Sienna berhasil dibujuk pacarnya dan semua sahamnya direbut. Nantinya kekayaan Keluarga Shankar akan menjadi milik orang lain.""Iya, kakakmu juga didepak karena wanita itu. Selama ini, performa Arlo sangat bagus dan dia sangat baik pada kita semua. Menurutku, wanita itu pembawa sial
Jero berniat mengingatkan Sienna agar tidak berselisih dengan Orlando dan Irena. Sienna mengangguk. Dia melihat pengurus rumah terus berdiri di depan pintu dan pintu kamar tidak ditutup. Apa Jero diawasi?Jero memijat keningnya. Dia bisa menebak pemikiran Sienna. Jero menghibur, "Sebenarnya nggak begitu menakutkan. Aku memang nggak dekat dengan Kakek dan Nenek, tapi mereka nggak terlalu mempersulit junior."Jero menambahkan, "Bagaimanapun, mereka sangat religius. Kalau nggak, mereka pasti sudah meninggalkan kediaman Keluarga Shankar dan pergi ke pulau."Jero berjalan ke pintu. Dia tiba-tiba mengingatkan lagi saat teringat sesuatu, "Sebaiknya pakai jalan tengah, jangan bertengkar dengan mereka."Sienna mengangguk, tetapi dia tidak yakin bisa menemukan jalan tengah. Sementara itu, Jero mencari Orlando dan Irena di ruang kerja.Kala ini, Orlando sedang menulis. Irena yang berdiri di samping ingin berbicara dengan Orlanda, tetapi dia ragu-ragu. Akhirnya, Irena hanya menghela napas.Orlando
Suasana di ruangan menjadi tegang. Orlando berdiri, lalu memandang Sienna dengan ekspresi puas dan berucap, "Auramu mirip dengan Omar. Kamu tinggal di sini satu malam dulu. Setelah hasilnya keluar, aku akan kabari kamu dan ...."Mungkin Orlando memang tidak mengenal Jacob. Jadi, dia berpikir sejenak sebelum menambahkan, "Kamu dan pacarmu tinggal di sini dulu."Sienna mengangguk, lalu membalas seraya tersenyum, "Maaf merepotkan Kakek."Tatapan Irena tertuju pada wajah Jacob lagi. Dia mengernyit, tetapi tidak mengatakan apa pun. Orlando yang berjalan keluar berpesan pada pengurus rumah, "Bawa Sienna dan pacarnya ke lantai atas supaya nggak diganggu orang lain."Sienna memang sedang mencari alasan untuk meninggalkan orang-orang ini. Di ruangan masih ada 20 lebih anggota Keluarga Shankar. Setelah Orlando pergi, mereka pasti akan mempersulit Sienna.Terutama Marko. Ekspresinya sangat masam. Sienna menggenggam tangan Jacob. Mereka berdua mengikuti pengurus rumah naik ke lantai 4 dengan menai
Orlando mengangkat kepala dan menatap Sienna terlebih dahulu, lalu mengalihkan pandangannya pada Jacob. Dia langsung menyipitkan matanya dan berdiri karena terkejut. Perubahan ekspresinya terlalu jelas sampai semua orang berpikir dia mungkin sudah melihat hantu.Pada saat itu, Irena juga mengangkat kepalanya dengan ekspresi yang tidak percaya juga. Namun, mereka berdua adalah orang yang sangat berpengaruh saat masih muda, sehingga mereka bisa mengendalikan emosi mereka dengan cepat.Orlando adalah orang pertama yang berbicara. "Jadi, kamu ini Sienna ya?"Sienna juga tidak menunjukkan sikapnya yang tegas karena dia tidak dipersulit. Dia mendekat dengan ramah dan menundukkan kepalanya. "Kakek, Nenek."Keluarga Shankar memiliki tata krama yang sangat baik. Meskipun anggota keluarga lainnya tidak setuju saham keluarga jatuh ke tangan Sienna, mereka semua tetap diam karena kedua tetua masih belum membuat keputusan. Bahkan Marko pun tidak berani bertindak ceroboh pada saat seperti ini. Aura
"Aku akan pergi bersamamu," kata Sienna.Begitu Sienna selesai berbicara, Jero dan Jacob langsung memegang pergelangan tangan Sienna secara bersamaan."Nggak boleh," kata Jero. Dia adalah anggota Keluarga Shankar, sehingga dia sangat memahami situasi di keluarga itu.Sekarang Omar sudah tumbang dan saham keluarga dipindahkan pada seseorang yang dianggap orang-orang di keluarga Shankar sebagai orang luar, Sienna pasti akan dikritik dengan keras jika malam ini ikut ke sana. Niat buruk mereka tidak kalah dari Marko, hanya saja Marko ini yang keterlaluan sampai membuat keributan ke sini.Jero menarik napas dalam-dalam. "Sebaiknya kamu dan Jacob pulang dulu. Jangan terlibat dalam masalah Keluarga Shankar dulu. Kakek dan Nenek adalah orang yang bijaksana.""Selama bertahun-tahun ini, Ayah mencarimu secara diam-diam. Bahkan aku pun baru tahu beberapa waktu yang lalu, Kakek dan Nenek pasti nggak tahu hal ini. Jadi, meskipun kamu nggak bersalah, kamu akan dianggap bersalah karena dua lembar sur
Marko mengernyitkan alis. Melihat penampilan wanita itu cukup cantik, dia langsung tertarik. "Apa ini kekasih barumu? Jero, lebih baik suruh dia pergi, Keluarga Shankar bukan tempat untuknya bersikap semena-mena."Sienna tahu situasi di Keluarga Shankar tidak damai, tetapi dia tidak menyangka Marko bisa ternyata begitu menjijikkan. Dia langsung mengeluarkan dua lembar surat pengalihan saham dan berkata dengan ekspresi dingin, "Aku adalah presdir baru Keluarga Shankar. Aku kembalikan kata-kata itu padamu, ini bukan tempat untukmu bersikap semena-mena."Marko yang tadinya masih tersenyum, ekspresinya langsung menjadi sangat dingin setelah melihat kedua dokumen itu. Dadanya juga mulai berdebar-debar. "Arlo, Jero, bagus sekali! Kalian malah memberikan seluruh saham Keluarga Shankar pada orang luar. Kalian benar-benar pantas mati. Lihat saja bagaimana kakek dan nenekmu akan menghukum kalian. Kalian tunggu saja.""Jero, kamu benar-benar makin keterlaluan, berani-beraninya kamu menipu kakakmu