"Kakek ...." Jacob menggenggam tangan Darwo dengan erat. Dia memanggil Darwo dengan nada yang tenang, tetapi wajahnya dipenuhi dengan kegetiran. Tangan mereka bertaut dengan erat. Dalam sesaat itu, tatapan Darwo seakan-akan kembali menjadi jernih."Jangan ... jangan bersama Sienna. Jacob, berjanjilah padaku ...."Darwo hendak bangkit, tapi baru saja tubuhnya terangkat beberapa sentimeter, dia kembali terjatuh ke ranjang. Darwo menggenggam tangan Jacob dengan erat, sorot matanya tidak menunjukkan emosi apa pun."Berjanjilah padaku ...," ucapnya dengan bersusah payah. Pandangannya masih tetap tertuju pada Jacob.Jacob terdiam sejenak sebelum menjawab, "Kenapa ...."Jacob benar-benar tidak mengerti mengapa semua ini bisa terjadi."Janji, cepat janji padaku ...." Ekspresi Darwo jadi semakin menderita. Jacob menggenggamnya dengan semakin erat dan berkata, "Aku janji, Kakek. Aku janji."Begitu ucapan itu dilontarkan, beberapa dokter langsung menyerbu masuk dari luar. Darwo menatapnya dengan
Pemakaman Keluarga Yuwono diadakan dengan sangat megah. Mengingat status khusus Darwo, banyak pejabat tinggi yang turut hadir sehingga tidak mungkin acara tersebut diadakan dengan sederhana.Jacob tidak hadir pada hari upacara pemakaman Darwo. Para pejabat tinggi di negara in datang secara berturut-turut dan mobil-mobil dengan bendera merah kecil memenuhi pintu masuk. Selain mereka, banyak tokoh bisnis yang memiliki hubungan erat dengan Keluarga Yuwono juga hadir.Beberapa orang yang berbincang dengan Keluarga Yuwono menanyakan keberadaan Jacob, tetapi tidak ada yang tahu di mana dia berada. Acara persemayaman Darwo sangat menggemparkan di kalangan mereka, meskipun berita tersebut tidak tersebar ke luar kalangan.Namun, siapa pun yang berniat mencari tahu pasti akan mengetahui bahwa kakek dari Keluarga Yuwono telah meninggal.Sienna masih terjebak di kamar kecil itu ketika tiba-tiba dia mendengar suara langkah kaki di luar. Dalam dua hari belakangan ini, yang masuk ke ruangan itu Dala
Sienna tentu saja tidak percaya, tetapi saat ini dia tidak memiliki tenaga untuk membantah. Dia hanya terus minum satu per satu gelas anggur sambil menatap Deshton. Dia memiliki firasat pria ini juga berkaitan dengan kematian Darwo. Namun, mungkinkah pria ini yang menyebabkan kematian Darwo?Sienna merasa matanya perih. Dia masih kebingungan dengan semua yang terjadi sampai sekarang, seolah-olah terseret dalam sebuah misteri besar. Bagaimanapun juga, Darwo sangat baik terhadapnya. Namun, pria tua yang begitu luar biasa malah begitu lemah di saat-saat terakhirnya, seolah-olah telah melalui penderitaan yang luar biasa. Bahkan terlihat seperti kerasukan sampai akhir hayatnya.....Jacob duduk sendirian di dalam Vila Cahwana dengan foto Darwo di depannya. Vila Cahwana adalah properti pranikah yang diberikan Darwo kepada Sienna dan semua orang di vila itu juga dilatih oleh Darwo. Saat ini, situasi di seluruh vila itu diselimuti kesedihan setelah mengetahui kabar kematian Darwo. Ditambah lag
Setelah terdiam sejenak, Benny perlahan-lahan berkata, "Kak Desmond nggak terlihat seperti orang yang sentimental."Saking sentimentalnya hingga membuat sebuah puisi dan melampirkan foto bunga seperti nama wanita yang dia sukai. Saat memikirkan hal ini, Jacob menundukkan kepala dan mengepalkan tangannya dengan makin erat."Perasaan suka memang hal yang bodoh. Kalau benar-benar Sienna, berarti semuanya sudah jelas. Kita nggak pernah mencurigainya dan selalu menyelidiki ke arah yang salah, karena itu nggak ada kemajuan sedikit pun sampai sekarang. Tapi Jacob, kalau wanita itu benar-benar Sienna, berarti dia bisa muncul di sisimu karena punya maksud lain. Dia juga tahu kita sedang mencari Kak Desmond, tapi nggak pernah bilang dia adalah wanita yang disukai Kak Desmond. Kali ini, Kakek Darwo pergi bersama Kak Desmond dan Sienna juga kebetulan menghilang. Jadi, orang-orang yang muncul di tebing itu adalah orang Kak Desmond, 'kan?"Ini berarti Desmond dan Sienna bersekongkol untuk membunuh D
Jacob langsung membuka pintu kamar tanpa mengatakan apa pun dan meninggalkan tempat itu.Saat tiba di rumah Keluarga Yuwono, rumah itu dipenuhi dengan warna putih dan masih ada orang yang berjaga untuk upacara duka. Jacob langsung naik ke lantai atas tanpa memedulikan orang-orang yang berada di aula utama. Setelah mandi dan mengganti pakaian yang bersih, dia pergi mengambil abu jenazah Darwo. Sepanjang proses itu, dia tidak meminta bantuan siapa pun. Dia meletakan abu jenazah itu di kursi penumpang di depan, lalu menghubungi petugas pemakaman untuk mengatur pemakaman Darwo.Pemakaman Darwo dijadwalkan pada siang hari. Jacob dan anggota Keluarga Yuwono lainnya menunggu di sisi makam di bawah terik matahari pada siang hari. Pada penimbunan tanah terakhir, Jacob berlutut dengan sungguh-sungguh. Setelah bersujud tiga kali, dia melihat foto Darwo di batu nisan sejenak, lalu bangkit dan pergi.Sementara itu, anggota Keluarga Yuwono lainnya masih berdiri di tempat. Semua orang merasa Jacob sa
Di sisi lain. Semalam Sienna tertidur karena kelelahan dan terbangun saat sudah siang hari. Dia mengangkat kepala untuk melihat langit di atas kepalanya bersinar dengan cerah dan berpikir pemakaman Darwo pasti sudah selesai sekarang. Bagaimana dengan Jacob? Apakah Jacob benar-benar bersembunyi di suatu tempat seperti yang dikatakan Deshton? Matanya terasa perih saat memikirkan dia seharusnya berada di samping Jacob pada saat seperti ini.Pada saat itu, pintu kamar terbuka. Saat memasuki kamar itu dan melihat mata Sienna memerah, Deshton merasa lucu. "Kamu sedang mengkhawatirkan Jacob?"Ekspresi Sienna langsung menjadi muram. Saat menghadapi Deshton, dia tidak ingin menunjukkan emosinya.Deshton juga menyadari hal itu, sehingga tatapannya menjadi sangat tajam. "Nggak ingin berbicara denganku ya? Sayangnya, kamu harus tetap bersamaku untuk ke depannya."Dia melemparkan sebuah mi instan ke atas meja dengan kesal dan berkata dengan nada dingin, "Makan ini, lalu kita akan berangkat."Sienna
Dokter mengeluarkan jarum infus dan hendak menancapkannya ke punggung tangan Sienna. Sementara itu, Desmond sontak bangkit dan mundur beberapa langkah, seperti teringat pada masa lalu yang kelam.Dokter cukup terkejut melihatnya. Dia mengira Desmond takut pada jarum sehingga berkata, "Pak, kalau kamu takut, jangan dilihat."Desmond menunduk dan kedua tangannya agak bergetar. Rasa sakit perlahan-lahan menyelimuti hatinya, membuatnya merasa sungguh tidak nyaman dan kesulitan bernapas.Dokter tidak memperhatikannya lagi, melainkan menancapkan jarum ke punggung tangan Sienna. Desmond pun berusaha menahan diri agar tidak terlalu gemetaran."Tolong dicabut jarumnya setelah infusnya habis," pesan dokter. Desmond menengadah menatap dokter dengan agak linglung. Kemudian, dokter mengangguk dengan sopan dan berjalan pergi.Desmond sangat mengkhawatirkan Sienna sehingga tidak mungkin meninggalkannya. Akan tetapi, Desmond hanya duduk di sofa yang lumayan jauh dari ranjang, seolah-olah tempat ini be
Di tengah kegelapan, Desmond tidak merespons lagi. Setengah jam kemudian, dia perlahan-lahan bangkit dan membuka pintu ruangan itu.Ketika cahaya menyinari masuk, Desmond tak kuasa mundur beberapa langkah, seolah-olah takut dengan sinar lampu.Deshton lagi-lagi mentertawainya, tetapi Desmond tidak meladeninya. Desmond turun, mendapati Sienna masih berbaring di sofa. Wanita itu tidak tidur, hanya memandang langit-langit.Desmond menahan perasaan tidak nyaman pada tubuhnya, lalu memasukkan botol infus dan jarum infus ke tong sampah untuk dibuang ke luar.Ketika kembali, punggung Desmond dibasahi keringat dingin. Dia berjalan ke dapur untuk memasak bubur, juga menyiapkan beberapa lauk.Sesaat kemudian, makanan pun matang. Desmond baru menyajikannya ke hadapan Sienna setelah bubur tidak begitu panas lagi.Sienna tidak bisa bangkit. Perutnya tidak begitu sakit lagi, tetapi energinya masih belum pulih. Jadi, Desmond berkata, "Sienna, biar kubantu."Desmond hendak memapah Sienna. Sienna bisa
Saat terdengar suara di luar pintu, wanita itu pun bangkit karena sepertinya Jacob sudah kembali. "Malam ini aku akan mulai bertindak, sepertinya nanti nggak akan datang mencarimu lagi. Jaga dirimu baik-baik."Wanita berbicara dengan cepat dan langsung keluar sambil menundukkan kepalanya saat Jacob membuka pintu.Jacob sempat melihat wanita itu. Setelah wanita itu keluar, dia baru menutup pintu dan menatap Sienna. "Kenapa dia datang ke sini lagi?""Mengantarkan makanan untukku. Kenapa ada ledakan di luar?" kata Sienna."Aku yang membuatnya. Arlo dan Bakti sudah pergi ke sana. Malam ini mereka akan menyamar sebagai mayat-mayat orang dari Negara Deslandia yang tewas akibat ledakan dan akan dibawa ke rumah sakit," jelas Jacob.Jantung Sienna langsung berhenti sejenak saat mendengar mereka sudah mulai bertindak."Sienna, aku juga harus pergi ke pusat kesejahteraan sekarang," lanjut Jacob.Setelah menjelaskan situasi di pusat kesejahteraan secara singkat, Jacob mengangkat tangan dan mengelu
Bakti yang menopang dagunya menatap Jacob, lalu menatap Arlo dan akhirnya melihat ke arah Sienna yang duduk di sofa. Dia merasa suasana di antara ketiga orang ini terasa aneh, tetapi sekarang bukan waktunya untuk memikirkan hal ini. Jacob sudah bilang mereka akan bertindak malam ini, sehingga dia harus bersiap-siap sekarang.Di dalam kamar, Arlo menatap Bakti dan berkata, "Kamu akan bergerak bersamaku, kamu harus berhati-hati."Bakti yang merasa lucu langsung tersenyum. "Tenang saja."Saat ini, Jacob sudah keluar. Sebelum pergi, dia menggendong Sienna ke dalam kamar untuk tidur.Sienna tidur dengan nyenyak, sehingga dia tidak terbangun. Saat mendengar suara ledakan di luar pada malam harinya, dia baru terbangun karena terkejut dan segera bangkit dari tempat tidur untuk pergi ke ruang tamu. Dia merasa gelisah saat melihat ketiga pria itu tidak ada di sana, lalu menemukan selembar kertas yang ditinggalkan Jacob di saklar lampu di dekat pintu.[ Jangan keluar, aku akan segera kembali. ]M
Sienna segera berbalik dan membuka pintu kamar tidurnya. Kamar hotel yang dipesannya adalah tipe suite, sehingga di luar adalah ruang tamu saat dia membuka pintunya.Jacob, Arlo, dan Bakti sedang duduk di sofa di ruang tamu itu. Ruang tamu di sini tidak luas dan sofanya juga kecil, sehingga tiga pria itu duduk dengan agak berdesakan.Melihat Sienna yang keluar dengan hanya mengenakan piama, Jacob yang awalnya sedang menunjukkan beberapa titik di peta langsung tertegun sejenak.Sienna baru menyadari dirinya masih mengenakan piama saat melihat ekspresi Jacob. Namun, selain piama yang semalam sudah dikeluarkannya sebelumnya, saat ini dia tidak memiliki pakaian lain karena kopernya sudah dibawa pergi.Jacob juga tidak melihat ada koper Sienna di sana. Dia mengira Sienna datang terburu-buru, sehingga tidak membawa apa-apa. "Kamu istirahat saja lagi, aku akan pergi membelikan pakaian untukmu.""Ya," jawab Sienna, lalu menutup pintu dengan wajah yang memerah.Jacob meletakkan peta di depan ke
Sienna juga tahu pertemuannya dengan wanita itu terlalu kebetulan. Selain itu, saat mereka di negara asing ini, wanita itu sepertinya sama sekali tidak panik.Namun, Sienna ingin memercayai wanita itu karena tatapan wanita itu sangat penuh dengan emosi saat berbicara tentang mencari adiknya. Perasaan seperti itu tidak mungkin pura-pura, mungkin benar-benar datang mencari adiknya. Saat keduanya masuk ke hotel ini dan melihat wajah masing-masing, wanita juga tidak terlihat terkejut. Ini membuktikan wanita itu tidak mengenalinya.Sienna melihat sup di dalam mangkuk dan meminumnya sedikit. "Sepertinya dia memang datang untuk mencari orang."Jacob mengangkat tangannya dan mengelus kepala Sienna. Dia sangat memahami kepribadian Sienna yang terlihat dingin, tetapi sebenarnya hati Sienna sangat lembut. Dia sering kali tidak tega terhadap siapa pun dan sangat bertanggung jawab. Meskipun kepribadian ini entah membawa berkah atau bencana, dia tidak akan memaksa Sienna untuk berubah.Setelah seles
Jacob tidak mengatakan apa-apa. Dia langsung masuk dan mengambil koper Sienna yang berada di dalam kamar, lalu menggenggam tangan Sienna dan menariknya keluar.Pada saat itu, ponsel Sienna kembali berdering, tetapi dia tidak memperhatikannya karena yang ada di pikirannya hanya mengapa Jacob bisa begitu cepat tiba. Pikirannya agak kacau dan Jacob juga tidak mengatakan apa-apa, sehingga dia merasa bersalah dan memilih untuk diam. Selain itu, dia juga merasa agak lemas karena sakit di lambungnya tadi.Saat hendak masuk ke dalam mobil, ponsel Sienna kembali berbunyi. Kopernya sudah dimasukkan ke dalam bagasi dan Jacob ke kursi depan untuk menyalakan mobilnya, sedangkan dia berdiri di luar untuk menerima panggilan."Sienna, kamu di mana? Bukankah aku sudah bilang jangan berkeliaran?" tanya Jacob.Mendengar pertanyaan itu, seluruh tubuh Sienna langsung menjadi kaku dan pikirannya segera menjadi jernih. Apa maksudnya ini? "Jacob?""Ya."Jacob bertanya dengan nada yang sangat cemas, "Kenapa ka
Motor pun berhenti di pusat kota. Tidak ada begitu banyak gedung tinggi di Kango dan gedung yang tertinggi di sana pun hanya sekitar puluhan lantai saja. Yang tidak diketahui Sienna adalah daerah itu adalah tempat yang dihuni Jacob saat ini. Gedung tertinggi yang dilihatnya itu kebetulan adalah pusat kesejahteraan sosial.Sementara itu, saat ini Jacob sudah berada di bandara untuk menjemput Sienna. Sebelumnya, jadwal penerbangan pesawat sempat tertunda, tetapi sekarang tiba-tiba tidak ada informasi tentang penerbangan itu lagi. Setelah bertanya-tanya, dia baru tahu Sienna sudah meninggalkan bandara.Jacob hanya bisa melihat Sienna mengendarai motor bersama seorang wanita karena jumlah kamera pengawas di sepanjang jalan di Kango sangat sedikit. Namun, ke mana mereka pergi, tidak ada yang tahu. Dia yang merasa panik pun meminta timnya untuk memeriksa kembali kamera di sepanjang jalan dan akhirnya menemukan jejak Sienna di sebuah jalan.Mengetahui Sienna menuju kota yang dihuninya sekaran
Namun, Arlo dan yang lainnya tidak menyangka kota tempat Jacob berada tiba-tiba dilanda kepanikan pada siang harinya.Tepat pada pukul tujuh paginya, seorang pasien yang sudah terinfeksi penyakit ditemukan berada di pusat kota yang paling ramai. Ini berarti penyakit itu sudah menyebar ke pusat kota. Pusat perbelanjaan tempat ditemukan pasien itu sudah diisolasi dan semua orang di dalamnya ditahan untuk diperiksa, sedangkan orang yang berada di luar merasa ketakutan.Jacob berdiri di balkon hotel dan melihat orang-orang yang berada di jalanan bergerak dengan tergesa-gesa. Semua orang beramai-ramai pergi ke supermarket untuk membeli barang karena kota ini akan segera kacau. Oleh karena itu, dia langsung mengernyitkan alis saat menerima telepon dari Jero dan jantungnya berdebar. "Menjaga satu orang pun kamu tidak becus!"Jero yang sadar dengan kesalahannya tidak berani membantah.Jacob berusaha untuk menahan emosinya, lalu segera mencoba menelepon Sienna setelah menutup teleponnya, tetapi
00 menundukkan kepala dan memikirkannya sebentar, lalu perlahan-lahan menggelengkan kepala. "Tuan sudah menyelamatkan nyawa seluruh keluargaku dan membuat keluarga kami hidup damai selama bertahun-tahun ini. Aku melakukan semua ini dengan sukarela."Dari tatapan mata 00, terlihat ada perasaan yang disembunyikannya. Dia tentu saja memiliki penyesalan yaitu pria di depannya ini tidak menyukainya, padahal dia sudah menjalani operasi plastik untuk menyerupai Sienna. Jika dia berdandan, orang biasa tidak akan bisa membedakannya dengan Sienna.00 benar-benar ingin selalu menemani Jacob menggantikan Sienna, tetapi dia juga tahu menyatakan perasaannya adalah tindakan yang gegabah karena dia hanya seorang pengganti. Perkataannya pada Sienna saat itu yang bisa menyebabkan kesalahpahaman sudah termasuk tindakan terberani yang pernah dilakukannya seumur hidupnya.Dia bertekad harus menyelesaikan misi kali ini karena Jacob sudah menyelamatkan nyawa seluruh keluarganya.Jacob mengeluarkan sebuah kal
Namun, orang baik yang mendanai yayasan ini memang menyediakan tempat tinggal untuk semua pengungsi ini. Jadi, tidak ada yang curiga.Apalagi, orang-orang yang dikabarkan bekerja di Jalan Wally memang mengirim uang kepada keluarga mereka. Itulah sebabnya ucapan pihak yayasan sangat meyakinkan.Jacob menyipitkan matanya. Dia mengamati lingkungan yang kacau di sekitar. Jacob tidak tahan tinggal di lingkungan seperti ini. Akan tetapi, lingkungan ini bagaikan surga bagi pengungsi yang terbiasa tinggal di tempat kotor.Bahkan, di bagian tengah terdapat patung orang baik itu. Kabarnya, banyak orang yang menyembah patung itu setiap hari.Jacob sudah memahami sistem di tempat ini secara garis besar. Saat langit masih gelap, Jacob berkeliling di lantai bawah lagi.Orang-orang di yayasan terlihat beraktivitas dengan bebas. Sebenarnya, banyak kamera pengawas dipasang di setiap sudut. Bahkan ada orang yang berpatroli.Banyak pengungsi tidak tidur. Mereka duduk di kursi panjang sambil mengobrol di