Beranda / Urban / Suamiku Pewaris Kaya Raya / Bab 118 - Keputusan Kakek Hermanto

Share

Bab 118 - Keputusan Kakek Hermanto

Penulis: Ahong
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-19 22:08:16

"Kee ... kenaaa ... paaaa ... Ayah tiba-tiba menerima Aditama?! Kenapa tiba-tiba ... Ayah memberikan restu kepada mereka berdua?!" ucap Bastian. Kemudian, rahangnya mengeras. "Apa hanya karena mereka berdua berhasil membuat perusahaan kita bekerja sama dengan Gandara corporation, Yah?!"

Ucapan Bastian langsung dibenarkan oleh Susan dan Mario setelahnya.

Hermanto mendengus dingin. Menatap Bastian untuk beberapa saat. "Salah satunya itu!" Jawab Hermanto dengan tegas. "Selain itu ... adalah kemauan Vania sendiri yang tetap memilih bersama Aditama!" Wajah Hermanto tampak tegas.

"Kek ... apa kakek lupa? Jika kakek akan mendepak pecundang ini dari keluarga kita? Dia itu ... hanya menjadi beban bagi Vania dan juga keluarga kita saja, Kek!" ujar Mario yang secara refleks bangkit dari duduknya seraya menunjuk-nunjuk Aditama.

Belum sempat Hermanto menjawab, Bastian sudah angkat suara lagi. "Yah ... dengarkan Bastian,"

Kemudian, ia bangkit berdiri dan duduk di samping sang Ayah.

"Walau Ad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 119 - Bastian, Susan dan Mario Menuduh Vania

    Hermanto beranjak lebih dulu dari ruang tamu dengan ditemani oleh Stephanie. Pasca operasi, tentu, pria tua itu harus melakukan anjuran dari dokter demi kesembuhanya. Menghadiri pesta, bertemu dengan banyak orang. Terlebih, sempat terjadi masalah pula tadi, membuatnya mengeluarkan banyak energi. Oleh karena itu, ia harus segera beristirahat. Setelah memastikan Hermanto telah pergi, Susan segera menatap Vania. "Eh, Vania ..." Panggilan itu membuat Vania menoleh. Begitu pula dengan Aditama. Diikuti oleh yang lainnya. Selagi semua orang tengah kompak menatap ke arahnya, Susan melipat tangan di depan dada.Ia menatap Vania dengan senyuman penuh arti. Dia kemudian berkata. "Bibi curiga padamu ... kamu itu ... sudah tidur dengan Pak Jauhar, ya? Wakil Presdir Gandara corporation ... makanya ... kamu bisa mendapatkan kontrak kerja sama dengan begitu mudah?" Sontak, Vania dan Aditama kompak membelalak. Begitu pula dengan semua orang. Susan ... tengah menuduh Vania?Se

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-20
  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 120 - Menghadapi Segala Fitnah

    Mendengar komentar-komentar keji itu, perasaan Vania langsung campur aduk tidak karuan.Sedih, sakit hati, kecewa dan marah—menjadi satu. Wanita itu pun tidak tahan untuk tidak menangis. Seketika darah dalam diri Aditama mendidih, kesabarannya habis dan emosinya membuncah. Tentu saja ia tidak terima. Ia pun sudah tidak peduli lagi dengan keluarga Hermanto. Awalnya ia masih memiliki rasa segan dan hormat kepada mereka. Tapi setelah melihat sang istri difitnah dan apalagi sampai membuatnya menangis?Jangan salahkan dirinya jika ia akan bertindak diluar batas dan menjadi tidak terkendali. Aditama refleks bangkit dari duduknya dan langsung melemparkan tatapan mematikan ke arah satu persatu anggota lain keluarga Hermanto. "Jaga mulut-mulut kalian semua! Dengar hal ini baik-baik ... Vania tidak melakukan hal menjijikan seperti apa yang dituduhkan oleh Bibi Susan, Paman Bastian dan Mario!" Aditama menghentikan kalimatnya sejenak. Kemudian, ia mendengus jengkel. "Dia berhasil men

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21
  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 121 - Mencoba Mempengaruhi Pikiran Aditama

    "Aku tidak kaget sama sekali." Jawab Aditama dengan ekspresi wajah datar. Kemudian, ia memicingkan pandangan. "Apalagi hal itu keluar dari mulut-mulut kalian yang tidak bisa dipercaya." "Kalian itu ... pasti sengaja memfitnah Vania yang tidak-tidak karena kalian merasa iri, 'kan? Dengan pencapaian, Vania?" Lanjut Aditama. Mendengar hal itu, senyum sinis di bibir Mario seketika pudar. Sedangkan Bastian dan Susan yang sedang memikirkan Bella tiba-tiba tersadar, kemudian langsung menatap Aditama. Mario pun lalu memaki dalam hati. Pasalnya, Aditama tidak terlihat terpengaruh sama sekali dengan perkataanya. Aditama lanjut berkata. "Kalian pikir ... aku akan terpengaruh dengan fitnah dari kalian semua?!" Ucapan Aditama membuat semua orang terdiam. Bastian, Susan dan Mario saling pandang satu sama lain, seakan tengah menyamakan frequensi. Sepertinya mereka tidak bisa mempengaruhi pikiran Aditama mengingat Aditama sangat mencintai Vania. Tapi Mario tidak menyerah. Ia akan berusaha

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22
  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 22 - Melaporkan Bastian, Susan dan Mario Ke Polisi

    Menantu itu sungguh sudah tidak takut lagi dengan anggota keluarga Hermanto.Termasuk dengan salah satu orang yang paling dihormati di keluarga mereka sekali pun. Aditama juga terlihat sudah tidak memiliki rasa segan dan hormat lagi seperti yang dulu selalu dia tunjukan. Mendapati dirinya diperlakukan dengan rendah oleh Aditama, membuat Bastian merasa campur aduk tidak karu-karu an. Ia lalu menggerakan tanganya, berusaha lepas dari cengkraman tangan Aditama. Akan tetapi, hal tersebut sia-sia belaka karena cengkraman tangan Aditama begitu kuat. "Bajingan kau, Aditama!!!" teriak Mario selagi bergegas menghampiri Aditama dan Ayahnya dengan emosi menggebu-gebu.Dia tidak terima Ayahnya diperlakukan seperti itu oleh Aditama. "Berani kau mencengkram tangan Papaku, bangsat?!" Lanjut Mario. Sontak, Aditama menoleh ke arah sumber suara. Tapi tiba-tiba Mario sudah berada di hadapanya. Mario langsung mendorong tubuh Aditama menjauh dari hadapan sang Ayah yang membuat cengkraman pada perg

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-23
  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 123 - Berterima Kasih Kepada Hermanto dan Stephanie

    Seluruh anggota keluarga Hermanto telah pulang. Begitu pula dengan Bastian, Susan dan Mario. Sebelum beranjak, mereka bertiga menantang Aditama. Dengan mengatakan jika tidak takut dengan ancaman Aditama yang akan melaporkan mereka bertiga ke polisi. Mendengar hal itu, Aditama jadi semakin bersemangat untuk segera melalukan hal tersebut. Ia akan membuktikan jika ancamanya itu tidak main-main. Setelah semua orang pergi, Aditama dan Vania lalu berjalan masuk ke dalam hendak menemui Hermanto dan Stephanie untuk mengucapkan terima kasih atas restu yang telah diberikan. Di dalam kamar kepala keluarga Hermanto, pria tua itu sedang menyenderkan punggung di tepi tempat tidur. Sudah bersiap hendak tidur.Melihat kedatangan mereka berdua, membuat Hermanto mengurungkan niat. Vania duduk di samping sang kakek. Sedangkan Aditama berdiri di sebelah sang istri. "Kakek ... hanya menuruti permintaanmu saja, Van." Ucap Hermanto setelah terdiam sebentar, menatap Vania dengan lekat. Mende

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-24
  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 124 - Ada Apa Dengan Vania?

    Aditama dan Vania kompak terdiam untuk beberapa saat. Detik berikutnya, Aditama mengulas senyum seraya mengangguk—membenarkan pertanyaan ibu mertua. Mata Stephanie melebar!Mencerna dalam sepersekian detik, lalu tercengang. Walau ia sudah tahu hal itu dari Vania, tapi tetap saja kaget. Mendapat uang warisan sebanyak 1 triliun? Itu sangat lah banyak! Pasti, Aditama akan langsung diterima dikeluarga Hermanto jika mereka mengetahuinya. Namun tiba-tiba Stephanie tersadar dan buru-buru menguasai diri.Kemudian, ia kembali menatap Aditama, pandangannya memicing. "Apakah ... sebenarnya kamu itu membeli kalung seharga 31 miliar ... bukan hasil meminjam uang dari Ricard? Melainkan menggunakan uangmu sendiri, Tam?" tanya Stephanie lagi dengan suara tercekat, tertinggal di tenggorokan. Hendak memastikan hal itu. Aditama mengangguk lagi. Sontak, Stephanie mengerjap sebelum kemudian tercengang lagi. Walau sebenarnya ia juga sudah menebak hal itu, tapi tetap saja kaget saat menge

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-24
  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 125 - Vania Hamil

    Di dalam kamar, tampak seorang dokter wanita sedang memeriksa Vania. Sesekali Vania menjelaskan keluhan yang ia rasakan kepada sang dokter. Setelah selesai memeriksa, sang dokter terlihat berpikir. Akhirnya, setelah terdiam beberapa saat, ia mendongak dan menatap Vania untuk beberapa saat. "Anda sedang tidak masuk angin, Nona Vania. Bukan pula sedang sakit." Kata dokter itu. Sudut bibirnya lalu terangkat dan membentuk senyuman penuh arti.Mendengar hal itu, Vania mengerjap. Di saat ini, ia langsung teringat dengan dugaanya tadi. Kala memikirkan hal itu, jantungnya seketika berdetak kencang. Mendadak, ia berharap jika dugaanya itu seratus persen benar. Pasalnya, dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ia sudah sangat ingin hamil. Namun tiba-tiba Vania tersadar dan langsung menatap sang dokter. "Lalu, jika saya tidak sakit apa-apa ... apa yang terjadi dengan saya, Dok?" tanya Vania hati-hati. Kemudian, ia menelan ludah. "Atau ... jangan-jangan ... sa ... saya hamil, Dok?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-25
  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 127 - Kabar Terbaru Bella

    Begitu pintu terbuka, Vania langsung dihadapkan pada sosok Bella yang berdiri di depan pintu unit apartemenya. Kepergian Bella karena diusir oleh keluarganya, tentu membuat Vania dan Aditama bersimpati. Mereka berdua mengkhawatirkan kakak sepupunya itu. Terlebih Bella sangat baik kepada mereka berdua. Maka, mereka berdua pun mencoba menghubungi Bella untuk mengetahui kabar terbaru darinya. Mereka berdua cukup lega setelah mengetahui jika Bella tidur di rumah temanya. Vania merasa kasihan dengan Bella. Maka, ia pun membicarakanya dengan Aditama supaya Bella tinggal bersama mereka berdua saja untuk sementara waktu. Aditama pun memperbolehkanya. Akan tetapi, Vania belum memberitahukan perihal hal itu kepada Bella. Ia hanya menyuruh kakak sepupunya itu untuk datang ke unit apartemenya saja dulu. "Kak Bella," panggil Vania. Kemudian, mata Vania tertutup. Ia begitu lega melihat kakak sepupunya dalam keadaan baik-baik saja dan sungguh atang ke unit apartemenya. Setidakny

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26

Bab terbaru

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 272 - Darren, Pelengkap Kebahagiaan

    Satu bulan yang lalu, Vania telah melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Darren Alvaro Gandara. Sebagai bentuk untuk mengungkapkan kebahagiaan yang tengah dirasakan anggota keluarga Gandara, khususnya bagi pasangan Aditama dan Vania, sekaligus untuk menyambut anggota keluarga Gandara yang baru, keluarga Gandara kembali menggelar pesta besar-besar an. Pesta diadakan di ruangan dan halaman rumah. Malam ini, ruangan dan halaman itu disulap menjadi tempat pesta yang megah. Ada ratusan undangan yang datang dalam acara. Kerabat dekat, kolega, rekan bisnis dan kenalan keluarga Gandara. Meja-meja makanan tampak tersusun rapi dengan menu spesial di atasnya. Dekorasi acara terhampar di setiap titik-titik paling pasnya. Juga halaman rumah dihiasi lampu-lampu yang membuat belakang rumah itu terlihat lebih menawan. Di saat ini, Aditama dan Vania—yang sedang menggendong bayinya—tampak berdiri di dalam ruangan menyambut para tamu yang terus berdatangan silih berganti. Tamu-tamu it

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 271 - Lega Bukan Main

    Begitu melihat sang suami memasuki rumah, Vania yang sedang duduk di sofa ruang tamu bersama sang ibu—langsung bangkit dari duduknya—segera berhambur setengah berlari ke arah Aditama, lantas langsung memeluknya dengan erat. "Kenapa malam sekali pulangnya, Tam ... aku sungguh mencemaskanmu tadi ... takut terjadi apa-apa denganmu. Juga Papa. Aku tidak bisa tidur, sayang. Entah kenapa, rasanya tidak tenang saja kalau kamu belum pulang." Ucap Vania dalam posisi wajah tenggelam di dada suaminya. Di saat yang sama, Vania merasa sangat lega karena sang suami pulang dengan selamat. Dalam keadaan baik-bajk saja. Begitu pula dengan sang Ayah. Aditama menghela napas. "Maafkan aku, sayang karena baru sampai rumah. Karena urusannya baru selesai. Jadi, aku dan Papa baru bisa pulang." Balas Aditama seiring menghembuskan napas lega, mengusap kepala sang istri dengan lembut, juga terus mengecup keningnya. Aditama lanjut berkata. "Sekarang aku sudah pulang sesuai janji aku tadi, Van ... p

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 270 - Mengurus Jasadnya Edwin

    Sementara itu, Aditama dan sang Ayah memutuskan beranjak dari perumahan Paradise hendak pulang. Di dalam mobil, tiba-tiba ponsel Aditama berbunyi menandakan ada panggilan masuk yang membuat perhatian pria tampan itu teralihkan. Seketika ia merogoh saku jas, mengeluarkan ponsel dari dalam sana, nama Heru terpampang jelas di layar ponsel. Melihat hal itu, mata Aditama melebar! Mendadak, ia teringat sesuatu. Apakah Kak Heru hendak memberitahu kabar mengenai Edwin? Juga Robert dan Andika? Pikir Aditama. Melihat sang anak laki-lakinya bersikap demikian, Laksana Gandara mengernyitkan kening. "Telepon dari siapa, Tam?" tanya Laksana Gandara seraya menghadap Aditama.Mendapatkan pertanyaan dari sang Ayah membuat Aditama menoleh. Dia kemudian menjawab. "Kak Heru, Pa,"Laksana Gandara mengerjap mendengarnya. Dia kemudian buru-buru berkata. "Cepat angkat, Tam ... sepertinya dia mau mengabarkan sesuatu tentang Edwin." Laksana Gandara langsung mendesak Aditama yang dijawab angg

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 269 - Kematian Robert, Andika dan Edwin

    Sementara itu, tiba di gedung kasino milik Robert dan Andika, Edwin disambut keributan dan kericuhan oleh orang-orang di sana. Kesibukan pun menyertai. Para petugas pemadam kebakaran tengah berusaha memadamkan api yang melahap gedung kasino tersebut. Beberapa mobil-mobil tampak keluar, sebagian besar adalah para pengunjung kasino yang sedang bergegas pulang, tapi ada pula yang masih berada di sana—menonton. Namun Edwin tidak mempedulikan hal tersebut, ia bergegas mencari dua orang yang sebelumnya ia agung-agungkan, tapi kini ia telah berubah benci pada keduanya.Selang sebentar saja, tiba-tiba Edwin menghentikan langkah saat melihat dua orang yang sedang ia cari—berdiri di dekat salah satu mobil—menyaksikan kesibukan. Melalui ekor matanya, Robert menyadari kedatangan Edwin, ia pun segera menoleh diikuti Andika setelahnya. Kemudian, Robert memicingkan pandangan. Detik berikutnya, dia terhenyak. Begitu pula dengan Andika. Edwin!? Selama sesaat, keduanya kompak tercengang. Seg

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 268 - Memenjarakan Arumi dan Haikal

    Begitu melihat sosok Arumi dan Haikal, Laksana Gandara langsung murka bukan main. Seketika ekspresi wajahnya menjadi masam, seruan marah, sumpah serapah dan makian terlontar keluar dari mulutnya. Mendapati hal tersebut, Arumi dan Haikal hanya bisa pasrah. "Aku pikir kau sudah takut denganku, Arumi ... sudah takut dengan keluarga Gandara ... tidak mau berurusan dengan keluargaku lagi setelah kuusir dirimu," seru Laksana Gandara dengan emosi menggebu seraya menunjuk-nunjuk Arumi. "Tapi apa yang malah akan kau lakukan kepada anggota keluargaku, wanita iblis!? Kau bahkan berencana mau membunuh anggota keluarga tercintaku!?" Lanjut Laksana Gandara. Mendengar itu, Arumi refleks mengangkat wajah menatap Laksana Gandara. Kemudian, ia langsung menggeleng cepat. "Tidak, tuan. Bukan seperti itu. Itu bukan ide saya. Saya tidak ada niatan sedikit pun mau menghabisi anggota keluarga anda. Itu sepenuhnya adalah ide tuan Robert, tuan Andika, juga Edwin." Jawab Arumi yang langsung dibenarkan

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 267 - Sudah Tidak Ada Kata Maaf!

    Aditama menatap Arumi dan Haikal dengan saksama. Juga dengan dingin. Ekspresi wajahnya datar. Kemudian, ia pindah menatap Arumi untuk beberapa saat. "Akhirnya kita bertemu lagi, Nona Arumi ... setelah sekian lama," ucap Aditama. Dia kemudian menambahkan. "Aku tidak menyangka kalau anda benar-benar licik. Tak selemah yang dibayangkan. Aku pikir, anda sudah kapok, tak akan mau berurusan dengan keluarga kami lagi, tapi nyatanya aku salah." "Anda memang tidak bisa kami anggap remeh. Dan hal yang membuat aku cukup terkejut adalah ... Anda bekerja sama dengan Robert, Andika dan Edwin untuk membalas keluarga Gandara. Sungguh menakjubkan. Tapi terlepas dari itu, anda tidak bisa berbuat apa-apa." Aditama terdiam sebentar. "Seorang wanita seperti anda ... bisa meyakinkan Papa? Hal itu juga sungguh tak bisa dipercaya. Dan anda yang memfitnahku dan mama dulu ... benar-benar tidak akan pernah kulupakan, Nona Arumi." Kata Aditama lagi. Mendengar itu, Arumi mengangkat wajah menatap Aditama.

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 266 - Edwin Hendak Membunuh Robert dan Andika

    Aditama dan Edwin membahas soal pembunuh keluarganya Edwin yang sebenarnya yang tak lain tak bukan adalah Robert, juga Andika, pun termasuk kejahatan dan kebusukan yang telah mereka berdua lakukan. Kala membicarakan hal itu, mendadak, dendam kesumat pada diri Edwin seketika membara, juga tekad ingin membunuh mereka berdua langsung mencuat deras. Akhirnya, setelah terdiam beberapa saat, Edwin mengangkat wajah menatap Aditama. "Silahkan jika tuan muda ingin menghukum saya, ingin membunuh saya sekali pun. Saya rela tuan muda! Saya menerimanya karena saya memang jahat kepada keluarga Gandara! Telah berkhianat!!!" seru Edwin tegas penuh penekanan pada kalimatnya. Tidak ada sedikit pun keraguan dalam setiap kata yang diucapkannya. Semua orang kaget mendengar hal itu. Edwin menyerahkan diri untuk dihabisi? Untuk dibunuh? Dia mengakui kesalahannya? Namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena semua keputusan ada di tangan Aditama. Sementara Aditama menatap Edwin dengan lekat. Te

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 265 - Akhir Dari Para Musuh Keluarga Gandara

    Sesampainya di depan rumah yang ditinggali Arumi perumahan Paradise, Aditama, Letnan dan para tukang pukul bergegas turun dari mobil. Akan tetapi, mendadak Aditama menghentikan langkah ketika hendak berjalan menuju rumah itu kala mendengar bunyi tanda ada panggilan masuk dari ponselnya. Aditama pun mengurungkan niatnya. Begitu pula dengan anak buahnya. Menunggu sang tuan muda. Aditama kembali mengecek ponselnya dan nama sang Ayah terpampang jelas di layar. Seketika ia mengerjap, baru ingat jika ia belum mengabari sang Ayah. Kemudian, ia segera mengusap layar ponsel dan menempelkannya di telinga. "Bagaimana, Tam? Apakah rencanamu berhasil? Kamu tidak kenapa-kenapa, 'kan, Nak?" tanya Laksana Gandara dengan nada cemas sekaligus penasaran begitu panggilan terhubung. Mendengar itu, Aditama pun langsung menceritakan apa yang terjadi di gedung kasino tadi. Setelah Aditama selesai bercerita, terdengar helaan napas lega di sebrang sana. Detik berikutnya, sang Ayah terkekeh puas

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 264 - Tamat Sudah Riwayat Robert dan Andika

    Selagi Aditama menyilangkan tangan di depan dada—duduk di jok mobil belakang masih dalam perjalanan menuju perumahan Paradise—memikirkan semua musuhnya yang sebentar lagi akan berhasil ia bereskan, sebuah dering berbunyi berasal dari ponsel miliknya menandakan ada panggilan masuk membuat lamunan pria tampan itu terbuyar. Ia pun kembali mengecek ponselnya dan nama sang istri terpampang jelas di layar ponsel. Melihat hal itu, demi apa pun, Aditama langsung merasa senang bukan main. Namun di sisi lain, ia tidak mau sang istri mengetahui apa yang sebenarnya sedang ia lakukan, mengetahui apa yang terjadi dengan keluarga Gandara! Demikian, ia tidak mau membuat Vania cemas berlebihan—apalagi jika sampai tahu ia, sang ibu dan bayi yang ada di dalam kandungnya itu menjadi target pembunuhan. Akan tetapi, hal itu tidak akan pernah terjadi mengingat rencananya yang sebentar lagi akan selesai. Akhirnya, setelah terdiam sejenak, Aditama mengusap layar ponsel dan segera menempelkannya di

DMCA.com Protection Status