Beranda / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 474. (PAULINE STORY) Pertahankan Anak ini, Pauline

Share

Bab 474. (PAULINE STORY) Pertahankan Anak ini, Pauline

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-28 21:32:04

Mual-mual hebat dialami oleh Pauline setiap hari hingga membuatnya frustasi. Namun, perhatian Mama dan Papanya tidak pernah luput sehari pun.

Seperti pagi ini, Pauline baru saja memuntahkan isi perutnya, padahal ia baru saja sarapan. Hingga wajahnya sangat pucat dan tubuhnya lemas.

"Sayang, minum teh hangatnya dulu, Nak..." Elizabeth meraih segelas teh yang dibawakan oleh pembantunya.

Ia merangkul Pauline yang duduk memeluknya.

Gadis itu meminum teh hingga habis dan diam dengan napas yang mulai teratur.

"Sampai kapan aku seperti ini, Ma?" tanya gadis itu memeluk Elizabeth. "Aku tidak suka, anak ini sangat menyiksa!"

"Hussss ... Sayang, tidak boleh bilang seperti itu, Nak." Elizabeth mendekapnya dengan hangat.

Pauline menyembunyikan wajahnya dalam pelukan sang Mama.

"Pauline gugurkan saja anak ini, Ma. Pauline tidak tahan lagi ... lagipula dia tidak punya seorang Papa. Hidupnya pasti akan menderita, lebih baik Pauline gugurkan saja..."

"Apa yang kau katakan, Sayang? Melakukan h
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Yustikarini Budi
knp gk bisa buka pakai bonus ya
goodnovel comment avatar
Te Anastasia
plisss jangan Arthur, lahh ehehe... ಡ⁠ ͜⁠ ⁠ʖ⁠ ⁠ಡ ganti aja sama cowok yang hijau neon, yak 。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。
goodnovel comment avatar
Te Anastasia
karena belum update lagi, kak... nanti sore aku update lagi, ya...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 475. (PAULINE STORY) Sosok Pengagum Pauline, Xander Spencer

    Hari berlalu, musim pun berganti. Usia kandungan Pauline sudah beranjak ke lima bulan dan sudah tampak menyembul besar. Bersama dengan sang Mama, pagi ini Pauline datang ke dokter untuk memeriksakan kondisi bayinya. Dan hasil pemeriksaan mengatakan kalau kandungan Pauline benar-benar sehat. "Sayang, sebelum pulang, Pauline tidak menginginkan sesuatu?" tawar Elizabeth menatap putrinya. "Kue, roti, atau buah?" "Emm ... Pauline ingin beli es krim di dekat taman, Ma. Seperti yang kemarin Kakak belikan," jawab gadis itu. "Oke, kita ke sana sekarang. Jalan kaki saja, bagaimana?" tawar Elizabeth. Dengan antusias Pauline menganggukkan kepalanya. Gadis itu berjalan ke sebuah kedai es krim bersama Mamanya. Pauline menatap taman yang tampak sangat ramai pagi ini. Ia melihat anak-anak kecil berlarian bersama orang tua mereka. "Sayang, ini es krimnya ... rasa stroberi, kan?" Elizabeth menyerahkan pada sang putri. "Iya, Ma. Terima kasih." Pauline tersenyum manis meraih es krim

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 476. (PAULINE STORY) Aku Akan Menjadi Obat Luka Hatimu, Pauline

    "Salah satu Cucu Keluarga Rowand menghamili adikku, dia merenggutnya tanpa belas kasih, adikku sempat hampir gila selama beberapa minggu gara-gara bajingan Arthur!" Mendengar cerita panjang lebar yang Exel ungkapkan, Xander hampir tak percaya sama sekali dengan kenyataan pahit tentang Pauline yang ia dengar. Rasa kesal dan marah membumbung di dalam hatinya. Tak heran bila Pauline yang dulunya gadis kecil ceria berubah murung seperti itu, bahkan tatapannya padanya seperti takut dan benci, padahal kali ini mereka bertemu setelah terpisah semenjak mereka masih kecil. Xander menyandarkan punggungnya di kursi kayu di teras samping rumah orang tua Exel. "Di mana sekarang laki-laki bernama Arthur itu?" tanya Xander dengan wajah dingin dan datar. "Entahlah. Aku dan Papa masih terus melakukan penelusuran dan pencarian pada keluarga Rowand," jawab Exel. "Mereka semua harus membayar apa yang telah mereka lakukan pada adikku." "Aku akan ikut mencari tahu tentang mereka," ujar Xander menatap

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 477. (PAULINE STORY) Untuk Gadisku, Mawar Merah di Pagi Hari

    Evan dan Elizabeth pergi ke luar kota sejak petang. Mereka berdua meninggalkan Pauline di rumah dengan Exel dan Hauri. Pauline sudah bangun sejak pukul lima, tepatnya sejak Mama dan Papanya pergi. Hingga kini, gadis itu duduk di dalam rumah, diam melamun mengusap perutnya sembari menatap suasana pagi yang berkabut. "Aku ingin memakan sesuatu yang manis," ucap Aleena menatap perutnya dan mengelusnya pelan. "Kau ingin makan dengan apa, Nak? Kenapa Mama ingin makan yang manis-manis?" Pauline tersenyum. "Emm ... jam segini di mana ada orang menjual cupcake rasa stroberi? Ingin sekali rasanya..." Pauline yang tengah sibuk mengusap perutnya, tiba-tiba ia melihat cahaya lampu mobil yang menyala dan sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depan rumahnya. Bila penjaga depan mengizinkan orang itu masuk ke pekarangan rumah, berarti orang itu adalah orang terdekat keluarganya. Gadis itu beranjak seketika. "Siapa?" gumamnya. Pauline berjalan membuka pintu rumahnya, udara dingin dan kabut pu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 478. (PAULINE STORY) Merebut Hatimu dengan Segala Cara

    Xander tidak pernah main-main dengan ucapannya. Malam ini, laki-laki itu mengunjungi kediaman Evan, tepat pukul setengah tujuh malam. Kedatangannya dibukakan pintu oleh Pauline, lagi-lagi. Gadis itu mendongak menatap Xander yang tersenyum padanya. "Ka-Kak Xander kenapa ke sini? Kak Exel sudah pulang dan—""Aku ingin bertemu dengan Adiknya Exel," jawab laki-laki itu membungkukkan badannya tepat di hadapan wajah Pauline. Kedua pipi Pauline bersemu. Gadis itu mundur satu langkah dan mengulurkan tangannya meminta Xander masuk. Tak lama kemudian, tampak Evan keluar dari dalam ruangan kerjanya. Dia tersenyum saat melihat sosok Xander masuk ke dalam rumah dan diikuti Pauline di belakangnya. "Ternyata ada tamu," ujar Evan tersenyum. "Iya, Om." "Kau sudah membuat janji dengan Exel? Apa kalian sengaja ketemuan di sini?" tanya Evan kini duduk di hadapan Xander. Dari belakang muncul Elizabeth. "Mungkin Exel sebentar lagi juga ke sini." Xander terkekeh. "Tidak Om, Tante. Saya tidak membua

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 479. ( PAULINE STORY) Kecupan di Pipi Kiri Pauline

    Usai lelah berjalan-jalan ke sana dan kemari, Xander mengajak Pauline duduk di sebuah bangku kayu di sebuah taman yang masih menjadi satu kawasan dengan pasar malam. Pauline menatap beberapa barang yang ia beli. Wajahnya sangat antusias dan ceria, hingga membuat Xander juga merasa senang. "Kau tidak lelah?" tanya Xander sambil menyilakkan rambut panjang Pauline ke belakang telinga. "Tidak, Kak." Pauline menatap lampu hias di tangannya dan sebuah jepit mutiara yang Xander belikan untuknya. "Aku akan memakai jepit ini besok, saat pergi ke rumah sakit." Xander menatapnya dengan senyuman tipis. "Ke rumah sakit?" "Heem, besok ada jadwal cek kandunganku. Tapi aku akan meminta antar Paman Jericho saja ke sana, nanti aku masuk sendiri..." Pauline memasang wajah pias. "Rasanya aneh, kadang juga nelangsa ... saat semua orang datang bersama suami mereka. Tapi..." Gadis itu menyentuh perutnya di balik dress panjang berwarna kuning cerah itu. "Anakku tidak punya seorang Papa ... bahkan aku

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 480. (PAULINE STORY) Ketulusan Xander Tanpa Batas

    "Tuan, sebentar lagi ada jadwal untuk bertemu dengan Tuan Wister pukul sepu—""Batalkan!" Xander menyela cepat. "Aku ada acara penting pagi ini." Julius yang berjalan di belakangnya pun langsung mencoret jadwal yang ditolak oleh Xander. Decakan kesal terdengar lagi dari bubur Xander. Laki-laki itu menatap jam di pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi. "Aku harus pergi sekarang juga," ujar Xander menatap ajudannya tersebut. "Tuan mau ke mana?" Alih-alih menjawab, Xander justru bergegas pergi saat itu juga meninggalkan Julius di lorong kantor. Xander keluar dari dalam kantornya, ia segera masuk ke dalam mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan penuh sambil mengumpat-umpat. "Bagaimana bisa meeting ini memakan waktu lebih lama dari dugaanku!" geramnya. "Gadis itu, pasti sendiri!" **Sementara di suatu tempat, Pauline duduk seorang diri di sebuah bangku tunggu di dalam rumah sakit. Gadis itu menunggu antrean namanya dipanggil di dalam poli kand

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 481. (PAULINE STORY) Aku Siap Dipanggil Papa

    Sepulang dari rumah sakit, Xander mengajak Pauline makan siang bersama di sebuah rumah makan mewah, yang berada di hotel bintang lima. Xander membebaskan Pauline untuk memilih makanan apapun yang diinginkan gadis itu. "Makan yang banyak, kalau ada yang ingin tambah bilang saja," ujar Xander menatapnya. "Emmm ... aku tadi tidak salah pilih menu kan, Kak?" tanyanya tiba-tiba. Ia menatap menu makanannya dan menatap lagi menu makanan milik Xander. Laki-laki itu paham, ia langsung menggeser piringnya ke hadapan Pauline. Barulah gadis itu tersenyum padanya. "Tidak marah, kan?" "Tidak, Pauline..." Xander mengusap pucuk kepala Pauline dengan lembut dan penuh kasih sayang. Gadis itu memakannya dengan lahap, Xander merasa lega melihat Pauline yang sangat bersemangat seperti ini. "Pauline, aku boleh bertanya sesuatu padamu...." Gadis itu mengangguk. "Tanya apa?" Xander tersenyum tipis, ia mengulurkan tangannya menyilakan rambut Pauline lagi ke belakang telinganya. "Kalau misalkan kau

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 1. Kembalinya Mantan Istri Suamiku

    "Tinggalkan Evan! Karena sebentar lagi dia akan rujuk dengan mantan istrinya!" Tubuh Elizabeth tersentak kaget, kedua matanya melebar tak percaya mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh ibu mertuanya. Elizabeth Lawrence, wanita berusia dua puluh tiga tahun itu meremas gaun pesta berwarna biru yang dia pakai. "A-apa maksud Mama mengatakan hal itu?" tanya Elizabeth dengan suara tercekat. "Apa kau tidak sadar? Sejak awal menikah hingga detik ini, Evan tidak pernah mencintaimu!” kata wanita paruh baya yang berpakaian glamor itu. “Karena cinta sejati Evan hanya Clarisa!” Elizabeth terdiam dengan perasaan campur aduk. Ia ingin menyanggah, tapi lidahnya terasa kelu sebab ia tahu ibu mertuanya benar. Suaminya tidak pernah mencintainya. "Kau lihat di sana!” ujar Melodi—ibu mertuanya—ke arah sepasang manusia yang tengah bercengkerama akrab di tengah pesta. “Bukankah mereka tampak sangat serasi? Apa Evan pernah sehangat itu denganmu?” Elizabeth menelan ludah. Kata-kata itu menohok

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-25

Bab terbaru

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 481. (PAULINE STORY) Aku Siap Dipanggil Papa

    Sepulang dari rumah sakit, Xander mengajak Pauline makan siang bersama di sebuah rumah makan mewah, yang berada di hotel bintang lima. Xander membebaskan Pauline untuk memilih makanan apapun yang diinginkan gadis itu. "Makan yang banyak, kalau ada yang ingin tambah bilang saja," ujar Xander menatapnya. "Emmm ... aku tadi tidak salah pilih menu kan, Kak?" tanyanya tiba-tiba. Ia menatap menu makanannya dan menatap lagi menu makanan milik Xander. Laki-laki itu paham, ia langsung menggeser piringnya ke hadapan Pauline. Barulah gadis itu tersenyum padanya. "Tidak marah, kan?" "Tidak, Pauline..." Xander mengusap pucuk kepala Pauline dengan lembut dan penuh kasih sayang. Gadis itu memakannya dengan lahap, Xander merasa lega melihat Pauline yang sangat bersemangat seperti ini. "Pauline, aku boleh bertanya sesuatu padamu...." Gadis itu mengangguk. "Tanya apa?" Xander tersenyum tipis, ia mengulurkan tangannya menyilakan rambut Pauline lagi ke belakang telinganya. "Kalau misalkan kau

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 480. (PAULINE STORY) Ketulusan Xander Tanpa Batas

    "Tuan, sebentar lagi ada jadwal untuk bertemu dengan Tuan Wister pukul sepu—""Batalkan!" Xander menyela cepat. "Aku ada acara penting pagi ini." Julius yang berjalan di belakangnya pun langsung mencoret jadwal yang ditolak oleh Xander. Decakan kesal terdengar lagi dari bubur Xander. Laki-laki itu menatap jam di pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi. "Aku harus pergi sekarang juga," ujar Xander menatap ajudannya tersebut. "Tuan mau ke mana?" Alih-alih menjawab, Xander justru bergegas pergi saat itu juga meninggalkan Julius di lorong kantor. Xander keluar dari dalam kantornya, ia segera masuk ke dalam mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan penuh sambil mengumpat-umpat. "Bagaimana bisa meeting ini memakan waktu lebih lama dari dugaanku!" geramnya. "Gadis itu, pasti sendiri!" **Sementara di suatu tempat, Pauline duduk seorang diri di sebuah bangku tunggu di dalam rumah sakit. Gadis itu menunggu antrean namanya dipanggil di dalam poli kand

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 479. ( PAULINE STORY) Kecupan di Pipi Kiri Pauline

    Usai lelah berjalan-jalan ke sana dan kemari, Xander mengajak Pauline duduk di sebuah bangku kayu di sebuah taman yang masih menjadi satu kawasan dengan pasar malam. Pauline menatap beberapa barang yang ia beli. Wajahnya sangat antusias dan ceria, hingga membuat Xander juga merasa senang. "Kau tidak lelah?" tanya Xander sambil menyilakkan rambut panjang Pauline ke belakang telinga. "Tidak, Kak." Pauline menatap lampu hias di tangannya dan sebuah jepit mutiara yang Xander belikan untuknya. "Aku akan memakai jepit ini besok, saat pergi ke rumah sakit." Xander menatapnya dengan senyuman tipis. "Ke rumah sakit?" "Heem, besok ada jadwal cek kandunganku. Tapi aku akan meminta antar Paman Jericho saja ke sana, nanti aku masuk sendiri..." Pauline memasang wajah pias. "Rasanya aneh, kadang juga nelangsa ... saat semua orang datang bersama suami mereka. Tapi..." Gadis itu menyentuh perutnya di balik dress panjang berwarna kuning cerah itu. "Anakku tidak punya seorang Papa ... bahkan aku

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 478. (PAULINE STORY) Merebut Hatimu dengan Segala Cara

    Xander tidak pernah main-main dengan ucapannya. Malam ini, laki-laki itu mengunjungi kediaman Evan, tepat pukul setengah tujuh malam. Kedatangannya dibukakan pintu oleh Pauline, lagi-lagi. Gadis itu mendongak menatap Xander yang tersenyum padanya. "Ka-Kak Xander kenapa ke sini? Kak Exel sudah pulang dan—""Aku ingin bertemu dengan Adiknya Exel," jawab laki-laki itu membungkukkan badannya tepat di hadapan wajah Pauline. Kedua pipi Pauline bersemu. Gadis itu mundur satu langkah dan mengulurkan tangannya meminta Xander masuk. Tak lama kemudian, tampak Evan keluar dari dalam ruangan kerjanya. Dia tersenyum saat melihat sosok Xander masuk ke dalam rumah dan diikuti Pauline di belakangnya. "Ternyata ada tamu," ujar Evan tersenyum. "Iya, Om." "Kau sudah membuat janji dengan Exel? Apa kalian sengaja ketemuan di sini?" tanya Evan kini duduk di hadapan Xander. Dari belakang muncul Elizabeth. "Mungkin Exel sebentar lagi juga ke sini." Xander terkekeh. "Tidak Om, Tante. Saya tidak membua

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 477. (PAULINE STORY) Untuk Gadisku, Mawar Merah di Pagi Hari

    Evan dan Elizabeth pergi ke luar kota sejak petang. Mereka berdua meninggalkan Pauline di rumah dengan Exel dan Hauri. Pauline sudah bangun sejak pukul lima, tepatnya sejak Mama dan Papanya pergi. Hingga kini, gadis itu duduk di dalam rumah, diam melamun mengusap perutnya sembari menatap suasana pagi yang berkabut. "Aku ingin memakan sesuatu yang manis," ucap Aleena menatap perutnya dan mengelusnya pelan. "Kau ingin makan dengan apa, Nak? Kenapa Mama ingin makan yang manis-manis?" Pauline tersenyum. "Emm ... jam segini di mana ada orang menjual cupcake rasa stroberi? Ingin sekali rasanya..." Pauline yang tengah sibuk mengusap perutnya, tiba-tiba ia melihat cahaya lampu mobil yang menyala dan sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depan rumahnya. Bila penjaga depan mengizinkan orang itu masuk ke pekarangan rumah, berarti orang itu adalah orang terdekat keluarganya. Gadis itu beranjak seketika. "Siapa?" gumamnya. Pauline berjalan membuka pintu rumahnya, udara dingin dan kabut pu

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 476. (PAULINE STORY) Aku Akan Menjadi Obat Luka Hatimu, Pauline

    "Salah satu Cucu Keluarga Rowand menghamili adikku, dia merenggutnya tanpa belas kasih, adikku sempat hampir gila selama beberapa minggu gara-gara bajingan Arthur!" Mendengar cerita panjang lebar yang Exel ungkapkan, Xander hampir tak percaya sama sekali dengan kenyataan pahit tentang Pauline yang ia dengar. Rasa kesal dan marah membumbung di dalam hatinya. Tak heran bila Pauline yang dulunya gadis kecil ceria berubah murung seperti itu, bahkan tatapannya padanya seperti takut dan benci, padahal kali ini mereka bertemu setelah terpisah semenjak mereka masih kecil. Xander menyandarkan punggungnya di kursi kayu di teras samping rumah orang tua Exel. "Di mana sekarang laki-laki bernama Arthur itu?" tanya Xander dengan wajah dingin dan datar. "Entahlah. Aku dan Papa masih terus melakukan penelusuran dan pencarian pada keluarga Rowand," jawab Exel. "Mereka semua harus membayar apa yang telah mereka lakukan pada adikku." "Aku akan ikut mencari tahu tentang mereka," ujar Xander menatap

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 475. (PAULINE STORY) Sosok Pengagum Pauline, Xander Spencer

    Hari berlalu, musim pun berganti. Usia kandungan Pauline sudah beranjak ke lima bulan dan sudah tampak menyembul besar. Bersama dengan sang Mama, pagi ini Pauline datang ke dokter untuk memeriksakan kondisi bayinya. Dan hasil pemeriksaan mengatakan kalau kandungan Pauline benar-benar sehat. "Sayang, sebelum pulang, Pauline tidak menginginkan sesuatu?" tawar Elizabeth menatap putrinya. "Kue, roti, atau buah?" "Emm ... Pauline ingin beli es krim di dekat taman, Ma. Seperti yang kemarin Kakak belikan," jawab gadis itu. "Oke, kita ke sana sekarang. Jalan kaki saja, bagaimana?" tawar Elizabeth. Dengan antusias Pauline menganggukkan kepalanya. Gadis itu berjalan ke sebuah kedai es krim bersama Mamanya. Pauline menatap taman yang tampak sangat ramai pagi ini. Ia melihat anak-anak kecil berlarian bersama orang tua mereka. "Sayang, ini es krimnya ... rasa stroberi, kan?" Elizabeth menyerahkan pada sang putri. "Iya, Ma. Terima kasih." Pauline tersenyum manis meraih es krim

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 474. (PAULINE STORY) Pertahankan Anak ini, Pauline

    Mual-mual hebat dialami oleh Pauline setiap hari hingga membuatnya frustasi. Namun, perhatian Mama dan Papanya tidak pernah luput sehari pun. Seperti pagi ini, Pauline baru saja memuntahkan isi perutnya, padahal ia baru saja sarapan. Hingga wajahnya sangat pucat dan tubuhnya lemas. "Sayang, minum teh hangatnya dulu, Nak..." Elizabeth meraih segelas teh yang dibawakan oleh pembantunya. Ia merangkul Pauline yang duduk memeluknya. Gadis itu meminum teh hingga habis dan diam dengan napas yang mulai teratur. "Sampai kapan aku seperti ini, Ma?" tanya gadis itu memeluk Elizabeth. "Aku tidak suka, anak ini sangat menyiksa!" "Hussss ... Sayang, tidak boleh bilang seperti itu, Nak." Elizabeth mendekapnya dengan hangat. Pauline menyembunyikan wajahnya dalam pelukan sang Mama. "Pauline gugurkan saja anak ini, Ma. Pauline tidak tahan lagi ... lagipula dia tidak punya seorang Papa. Hidupnya pasti akan menderita, lebih baik Pauline gugurkan saja...""Apa yang kau katakan, Sayang? Melakukan h

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 473. (PAULINE STORY) Nyawa Baru di Dalam Perutku

    "Dia pasti puas melihat aku seperti ini! Dia pasti bahagia setelah membuatku seperti ini!" Suara teriakan itu berasal dari dalam kamar mandi. Malam ini Pauline tidak bisa tidur sama sekali, pikirannya sangat kacau. Ia bingung harus berbuat apa, hanya kebencian dan keputusan asaan yang terus menghantuinya hingga membuat gadis itu ingin menyerah hidup. "Kenapa aku harus hamil! Kenapa kau ada di dalam perutku! Aku benci dirimu, aku tidak mau menganggapmu sebagai anakku! Aarrgghhh ...!" Gadis itu memukuli lantai kamar mandi dan diam di bawah guyuran shower. Tak peduli bagaimana dinginnya air itu. Sementara di luar, Elizabeth tengah membuatkan sup kesukaan Pauline karena anak gadisnya sama sekali tidak mau makan. Elizabeth membuka pintu kamar Pauline, ia tidak menemukan anaknya di sana. "Pauline...." Elizabeth terlihat panik. Sebelum ia mendengar suara Isak tangis di dalam kamar mandi. Wanita itu bergegas membuka pintu kamar mandi. Kedua mata Elizabeth terbeliak melihat Pauline te

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status