Home / Romansa / Suamiku Gay?! / Bab 4 - Perjanjian Pra-Nikah

Share

Bab 4 - Perjanjian Pra-Nikah

Author: Caty Perii
last update Last Updated: 2022-08-06 00:30:23

"Apa yang kamu lakukan di sini?!" Arga menajamkan kedua matanya dan mengepalkan kedua tanganya erat setelah melihat sosok Teresia memasuki ruangan kerja Ayahnya.

"Eh penguntit! Harusnya lo yang ngapain di sini?!"

Ayah Romi terbatuk pelan ketika mendengar panggilan yang Teresia gunakan untuk Arga.

Membuat kedua pasang mata menatapnya bingung.

Entah apa yang terjadi pada putranya dan wanita tersebut sehingga Teresia bisa memanggil putranya dengan panggilan penguntit.

Karena bagaimanapun, Arga tidak mungkin menguntit seorang wanita jika pria itu selalu takut dan tak nyaman di dekat wanita.

Wajah Arga memerah penuh kekesalan, dan belum pria itu membuka suara untuk membalas ucapan tak sopan Teresia, Ayah Romi rupanya menengahi dan menyudahi pertikaian di antara keduanya. 

"Arga cukup! Teresia kemarilah" panggil Ayah Romi pada Teresia agar mendekat. 

Teresia mendengus menatap Arga dan melangkahkan kakinya mendekat pada sofa tempat Ayah Romi duduk. 

Ia melintasi sosok Arga yang hanya Teresia lewati saja hawa dinginnya terasa menembus kulit telanjangnya. Tatapan kedua mata Arga yang menatap padanya membuat Teresia berdebar.

"Duduklah di sini, dan Arga kamu juga duduk" perintah Ayah Romi yang dituruti keduanya. 

Teresia menjaga jarak dari sosok Arga yang mengambil duduk di sebelahnya. 

Ayah Romi yang mengamati itu hanya mendesis geli dan menahan bibirnya agar tak membentuk sebuah senyuman. 

Melihat reaksi Arga pada Teresia membuat keyakinan di hati Ayah Romi terbukti. Arga tidak mual dan takut di dekat Teresia, namun sebaliknya. Pria itu justru terlihat kesal dan marah. 

Hal ini bisa menjadi langkah awal untuk menyembuhkan trauma Arga. 

"Karena kalian sudah ada di sini, jadi kita mulai saja pembicaraannya" 

Ayah Romi mengamati sejenak wajah kedua manusia di hadapannya yang wajahnya sama-sama tegang dan tidak ada yang mau saling melirik satu sama lain. 

"Kalian akan menikah!" 

Arga yang paling cepat bereaksi, dengan bangkit dari duduknya dan menatap sang Ayah dengan pandangan tak percayanya. 

Sementara Teresia hanya mampu membuka bibirnya kaget karena menyadari bahwa pria yang duduk di sebelahnya inilah yang akan menjadi suaminya. 

"Ayah?! Dia?!" Arga menunjuk kepala Teresia dengan tatapan tak percayanya. 

"Arga tenanglah, dan duduk. Dengarkan Ayah bicara sampai selesai dulu" 

Arga mendengus dan kembali duduk mendengarkan pembicaran Ayahnya yang baginya tak menarik sama sekali. 

Sedangkan Teresia setelah keterkejutannya itu, diam-diam melirik wajah Arga dari samping. 

Ia harus mengakui bahwa Arga itu terlihat sangat tampan dengan rahang tegas dan kedua alisnya yang tebal serta mata tajamnya. Dan jika di perhatikan lebih jauh lagi bibir Arga yang berwarna pink pucat itu terlihat sangat menggoda. 

Namun pandangan mata Teresia yang awalnya terpesona berubah menjadi tatapan sinis dan jijik ketika teringat bahwa pria tampan yang duduk di sebelahnya ini adalah seorang gay. 

Merasa di perhatikan, Arga menolehkan tatapannya pada Teresia yang tengah memicingkan kedua mata padanya. 

"Kenapa kamu melihatku?!" ujar Arga dengan suara sinisnya. 

Bibir Teresia berkedut "gue cuman perhatiin sekilas wajah lo, dan merasa apa yang gue pikirkan itu benar!" 

Arga menatap Teresia dengan tatapan tajam seolah kedua matanya bisa mengeluarkan laser dan melubangi kepala Teresia. "Apa yang kamu pikir itu benar?" 

"Semua gay itu pasti adalah laki-laki tampan! Gue mengakui kalau lo itu memang tampan, tapi gue tetap aja jijik sama lo"  Teresia bersidekap dan menatap merendahkan pada Arga yang wajahnya mulai memerah. 

"Sialan-"

"Cukup kalian berdua!" Ayah Romi menginterupsi keduanya. 

Arga menarik napas dan menghembuskannya pelan, mengabaikan Teresia yang tersenyum lebar penuh kemenangan. Kali ini Arga mengalah, namun tidak untuk hari-hari selanjutnya. Bibir Arga tertarik membentuk senyum kecil, dia akan membuat hidup Teresia di neraka andai gadis itu benar-benar menyetujui untuk dinikahkan dengannya. 

"Kita akan membahas mengenai pernikahan kalian! Ini demi nama baik keluarga Anata dan juga kehidupan Teresia yang sebentar lagi akan berubah" Ayah Romi mengambil satu kertas dari laci meja kerjanya dan menyerahkan benda tersebut di atas meja, tepat di hadapan kedua orang tersebut. 

"Ini adalah syarat dariku untuk kalian berdua. Masing-masing dari kalian bisa mencantumkan satu syarat"

Arga serta Teresia sama-sama melirik ke dalam kertas  tersebut yang sudah tertulis satu syarat dari Ayah Romi. 

1. Arga dan Teresia harus tidur di satu ranjang dan kamar yang sama, dan dalam waktu satu tahun Teresia harus bisa mengandung anak Arga untuk penerus keluarga Anata.

Kedua mata Teresia membulat lebar saat membaca satu syarat dari sang Kakek untuk dirinnya dan cucu pria tersebut. 

"Maksud Ayah apa?! Ayah tau jelas aku tidak bisa bersentuhan dengan wanita!" protesnya sudah Arga salurkan, dan Teresia hanya bisa menganggukan kepalanya menyetujui protes Arga.

"Ayah tau itu, tapi Ayah sudah memperhatikan interaksi kalian sejak tadi, sama sekali kamu tidak merasa mual atau takut saat berhadapan dengan Teresia. Dan Ayah juga menginginkan cucu darimu sebelum Ayah mati!" sesungguhnya kertas tersebut tak pernah ingin Ayah Remi keluarkan. Namun melihat reaksi dari keduanya dan bagaimana Arga yang tak menatap Teresia dengan pandangan jijik memberanikan Ayah Romi untuk memberikannya pada Arga dan Teresia. 

Wajah Teresia memerah malu, membayangkan ia disentuh oleh seseorang yang memiliki kelainan seks menyimpang. 

"Aku tidak mau!" 

"Saya juga!" 

Ayah Romi mengangguk mengerti "kalian bisa menolaknya, namun untukmu Arga, Ayah tidak akan memberikanmu warisan seperserpun. Kamu harus memulai bisnismu sendiri dari awal dan tanpa bantuan dari Ayahmu, seluruh harta Ayah lebih baik Ayah sumbangkan pada yayasan dan sebagian akan Ayah beri pada Revo untuk mengelolanya! Dan untukmu Teresia, kamu akan kembali hidup susah tanpa pekerjaan dan sulit untuk mencari tempat tinggal!" 

Sebuah ancaman yang Ayah Romi yakinkan akan memberatkan kedua anak manusia di hadapannya ini. Terlihat dari bagaimana wajah Arga yang menegang dan tak percaya lalu pada wajah Teresia yang pucat pasi. 

"Dan biarkan ggsip buruk tentangmu akan tersebar di seluruh penjuru di dunia ini, apa kamu menginginkan itu Arga?" tambah Ayah Romi yang membuat wajah Arga memerah kesal. 

"Hal ini menjadi keputusan kalian, apa kalian mau menyudahinya dan mengakhirinya?" 

Teresia dan Arga saling diam dan melirik satu sama lain. Teresia membuang pandangnya dan gadis itu mengangguk pelan. 

"Saya setuju harus menikah dengan orang itu" ujarnya tanpa mau memandang wajah Ayah Romi maupun Arga yang kian mendesah pelan. 

"Baiklah! Aku menerimanya" 

Diam-diam Ayah Romi tertawa dalam hatinya. Keduanya pasti tidak akan sanggup menolak keinginannya. 

"Kalau begitu, tulis syarat dari kalian berdua di bawah ini" 

Arga mengambil pulpen di dekatnya dan menuliskan syarat nomor dua. 

2. Tidak saling mencampuri urusan masing-masing.

Setelah menulisnya, Arga mendorong kertas tersebut pada Teresia. Namun Teresia justru menolaknya dan menyingkirkan kertas tersebut, mengembalikannya pada Ayah Romi. 

"Saya tidak perlu menuliskan syarat apapun. Selagi saya mendapat apa yang anda janjikan saya akan menuruti semua syaratnya" Teresia tak peduli mendapat pandangan sinis dari Arga, yang berpikir dia pasti wanita yang haus akan uang. 

Teresia mengakui itu, karena keputusannya untuk menikah dengan Arga memang karena ia butuh uang dan juga mewujudkan cita-citanya untuk bisa hidup berfoya-foya dan membeli banyak barang yang dia suka. 

"Baiklah, kalau begitu perjanjian ini resmi!" 

Related chapters

  • Suamiku Gay?!   Bab 5 - Adik Arga!

    "Jadi benar-benar karena uang, kamu menerima tawaran Ayah?" sinis Arga bertanya pada Teresia. Arga menghampiri sosok Teresia yang tanpa malu duduk di dapur rumahnya unuk meminta dibuatkan makan pada juru masak rumahnya. "Iya! Tadi gue udah bilang kan?" balas Teresia merasa kehadiran Arga mengganggu mood baiknya yang tidak sabar untuk mencoba masakan enak dari seorang chef profesional yang dipekerjakan di rumah pribadi Ayah Romi."Gue bisa kasih lo uang yang banyak, tapi bilang sama Ayah kalau lo nolak dan menyerah!" Teresia memutar kursinya menghadap pada Arga yang berdiri di sampingnya "dengar! Kita baru aja tanda tangan perjanjian nikah! Dan lo mau gue buat nyerah?! Gak akan! Lagian uang yang lo kasih pasti lebih sedikit dari Ayah lo! Pria tua itu sudah janji mau kasih setengah warisannya ke gue!" bangga Teresia di akhir kalimatnya. Arga menggeram kesal, dan bibirnya berkedut jengkel melihat Teresia justru keasikan bermain dengan kursi putar itu dan menghiraukannya. "Hanya uang

    Last Updated : 2022-08-07
  • Suamiku Gay?!   Bab 6 - Si Penguntit

    "Hai Chef Radit, lama tidak bertemu! Dimana Chef Artur?"Tak hanya Chef Raditya, Teresia juga ikut menoleh ke asal suara yang memanggil Chef Radit dari arah belakangnya.Pria tinggi yang berpenampilan santai dengan kaos oblong dan celana pendek nya itu berjalan dan duduk di kursi sebelah Teresia dengan kedua pandang yang masih menatap pada Chef Radit."Tuan Revo, lama tidak bertemu! Saat ini Artur sedang berbelanja Tuan"Pria itu yang bernama Revo!Teresia mengamati sosok Revo yang masih berbicara dengan Chef Radit, menduga-duga jika laki-laki di sampingnya juga ikut memiliki kesimpangan yang sama seperti Kakaknya itu.Merasa diperhatikan, Revo melirik ke sampingnya dan kedua matannya membulat sempurna melihat sosok Teresia yang kedapatan tengah menatapnya dengan lekat seolah menilainya."Logayjuga?" tanpa dicegah, pertanyaan itu meluncur mulus dari bibir Teresia untuk Revo yang

    Last Updated : 2022-08-08
  • Suamiku Gay?!   Bab 7 - Sah!

    Hari yang dinanti Ayah Romi pun tiba.Pernikahan Arga dan Teresia! Di ruang tamu yang disulap menjadi tempat akad, pun sudah berjalan dengan lancar. Ayah Romi begitu bahagia meski sayang wajah Arga serta Teresia yang menikah tidak ada yang menarik bibir membentuk senyuman. Meski Pernikahan ini hanya diadakan secara privat, Ayah Romi tetap memerintahkan orang-orangnya untuk meliput kegiatan ini dan menyebarkannya. Membuktikan pada semua orang bahwa Arga bukan seorang Gay, dan bisa menikahi wanita. Meski nanti akan ada berita terbaru mengenai kedua wajah mempelai yang terkesan datar tak menunjukan ekspresi. Ingatkan Ayah Romi untuk menyuruh Teresia dan Arga tersenyum saat keluar rumah nanti. Teresia menarik tangan Arga untuk menciumnya yang kini sudah secara sah menjadi sang suami. Ia mencoba menarik sudut bibirnya untuk tersenyum ke arah kamera saat benda tersebut terarah padanya yang justru tak menunjukan sebuah senyum manis melainkan senyum konyol. Jangan ditanya bagaimana eksp

    Last Updated : 2022-08-09
  • Suamiku Gay?!   Bab 8 - Ancaman yang Nyata

    Arga menutup laptopnya dan meletakan di atas nakas. Ia mengambil sebuah dasi dari dalam laci dan mendekati Teresia yang mendadak gugup dengan apa yang ingin Arga lakukan padanya. "Akan aku buktikan bahwa ancaman yang aku beri padamu itu benar-benar nyata! Akan aku buat kamu menurut dan tidak lagi menantangku!" Arga menangkap kedua tangan Teresia dan mengikatnya menjadi satu di belakang tubuh Teresia. Teresia mulai panik dan memberontak untuk bisa lepas dari cekalan kedua tangan Arga. Terlebih lilitan kain di dadanya mulai mengendur dan terbuka akibat gerak tubuhnya yang tak beraturan. Arga benar-benar serius dengan ucapannya!"Iya-iya gue- ehh aku salah! Aku minta maaf!!" Teresia menjerit panik saat ia mulai merasakan angin berhembus di kulit dada telanjangnya. Kain kebayanya tepat berada di atas putingnya, dan jika Teresia bergerak sedikit lagi, kain tersebut akan jatuh dan menampilkan dada telanjangnya. Bodohnya dia yang menantang Arga tadi, kini dirinya sendiri dibuat panik set

    Last Updated : 2022-08-10
  • Suamiku Gay?!   Bab 9 - Impian Sederhana Teresia

    Teresia sudah selesai membersihkan tubuh, dirinya juga sudah selesai berkemas menggunakan pakaian yang menurutnya paling bagus.Siang ini dia akan pergi berbelanja banyak pakaian baru untuk dibawanya berlibur sore nanti. Teresia akan menemui Ayah Romi dan menuntut haknya untuk menghabiskan uang milik orangtua tersebut.Sentuhan terakhir di wajahnya, Teresia memoles lipstik miliknya membuat bibirnya lebih cerah dan berwarna. Setelah dirasa ia sudah lebih cantik dan siap, barulah Teresia berjalan menuju pintu kamar"Astaga hari yang gue pikir gak akan pernah datang sekarang bisa jadi kenyataan!" pekiknya menahan kesenangan.Namun ketika tangannya memegang kenop pintu dan mencoba menariknya, senyum perlahan luntur dari wajahnya.Pintu tersebut tidak bisa terbuka!Teresia kembali menarik dan mendorong pintu tersebut lebih kuat, namun hasilnya tetap sama. Pintu tersebut memang terkunci dari luar."Arga b

    Last Updated : 2022-08-11
  • Suamiku Gay?!   Bab 10 - Bakar

    Setelah mendapat pelepasannya yang tak meninggalkan perasaan puas di rumah Sony, justru yang Arga rasakan hanya perasaan hampa dan sebuah perasaan salah. Dia lansung bergegas pergi tanpa menghiraukan panggilan Sony yang memintanya tinggal dan tetap bersamanya. Arga pergi ke club favoritnya untuk memesan minum. Ia sedang kalut dengan pikirannya sendiri mengenai seseorang wanita asing yang sangat aneh dan masuk ke dalam hidupnya. Wanita itu Teresia, tidak membuatnya takut, tidak membuatnya mual dan tidak mengingatnya tentang trauma masalalunya jika ia melihat gadis itu. Apakah Teresia adalah wanita pilihan Tuhan yang diberikan untuknya? Arga masih mencoba mendalaminya dan perlahan-lahan akan menerima Teresia. Hanya saja ia sedikit kesal pada gadis itu yang bersikap tidak seperti wanita pendiam melainkan sangat berisik dan menyebalkan. Merasa sudah cukup untuk minum, karena Arga tidak ingin mabuk berat di siang hari. Arga berpikir untuk

    Last Updated : 2022-08-12
  • Suamiku Gay?!   Bab 11 - Pergi Liburan

    "Arga temui Ayah di ruang kerja Ayah sekarang!" Arga baru saja masuk ke dalam rumahnya ketika ia selesai membakar habis seluruh baju Teresia, tak ada perasaan bersalah sama sekali di dalam benaknya setelah melakukan hal tersebut. Kejam? Ya, kini Arga sedang melakukan peran sebagai ibu tiri. Entah kenapa Arga ingin sekali melihat gadis itu marah dengannya dan Arga melakukan hal kekanakan tersebut, namun bukannya marah Teresia justru menangis.Tapi tak berlansung lama karena gadis itu kehilangan kesedihannya dan lansung pergi meninggalkannya. Menyingkirkan sejenak tentang Teresia, Arga kini lebih mempertanyakan tentang apa yang ingin Ayahnya bicarakan dengannya, sampai harus memanggilnya ke ruangan kerjanya. "Kak" Arga menghentikan sejenak langkahnya mendengar suara Revo yang memanggilnya dan menahan ia untuk berjalan. "Ada apa?" "Kamu tidak menemani istrimu?" Arga berdecak pelan mendengar Revo yang terus saja membahas Teresia dengannya. "Aku tidak mau menganggapnya sebagai is

    Last Updated : 2022-08-13
  • Suamiku Gay?!   Bab 12 - Liburan di Bali!

    Dua hari setelahnya, Teresia sudah siap dengan koper besarnya berisikan banyak baju yang baru ia beli untuk ia bawa ke Bali, tentunya juga berbagai macam bikini yang baru dibelinya untuk ia coba pakai di pantai nanti.Teresia ingin menggoda bule-bule di Bali, mungkin jika ada dari mereka yang tertarik padanya Teresia bisa meninggalkan Arga dan memilih bersama para bule tersebut. Memikirkan itu membuatnya terkikik geli sendiri hingga Arga yang diam-diam meliriknya berkerut dahi. Tak hanya dengan sikapnya yang aneh, Arga melirik Teresia dengan koper besarnya seolah Teresia ingin pulang kampung dengan waktu yang lama.Padahal ia dan Teresia hanya akan pergi berlibur selama lima hari, meski Ayahnya meminta Arga memperpanjang liburannya, namun Arga tak menginginkan itu."Nikmati liburan kalian ya!" Ayah Romi mengusap kepala Teresia dengan lembut yang diangguki gadis itu dengan senyum cerah di bibirnya."Aku akan membeli banyak oleh-oleh untuk orang rumah"Ayah Romi terkekeh pelan mendenga

    Last Updated : 2022-08-14

Latest chapter

  • Suamiku Gay?!   Epilog

    "Kakak kue nya udah datang, ini mau diletakkan di mana?" Arshan mengangkat kue stroberi di tangannya pada Zanna yang tengah menempelkan balon-balon huruf di atas jendela dengan Arhan yang memegangi tangganya."Di atas meja aja Dek, setelah itu kamu lihat ke luar ya. Pastikan Mamah dan Papah belum pulang"Arshan mengangguk dan meletakkan kue tersebut ke atas meja.Ia sempat melihat hasil dekorasi sang Kakak yang menyulap ruang keluarga rumah mereka dengan hiasan yang menurutnya cukup cantik.Hari ini adalah hari ulangtahun pernikahan Teresia dan Arga yang ke dua puluh tahun.Saat ini keduanya tengah pergi ke rumah Kakek mereka dan kesempatan itu Zanna gunakan untuk mengajak kedua adiknya untuk menyulap ruang keluarga mereka untuk memberikan kejutan untuk orangtua mereka."Selesai!!" pekik Zanna merasa senang saat ia selesai menempelkan balon-balon huruf di atas gorden ruang keluarga."Bagus gak Dek?"Arhan ikut melihat dekorasi sang Kakak dan memberikan anggukan kuatnya."Bagus! Kakak

  • Suamiku Gay?!   Bab 89 - Kebahagiaan Tiada Akhir!

    Arga mengerjapkan kedua matanya, dan melihat sekelilingnya.Ia di rumah sakit dan hanya seorang diri.Bangkit dengan kasar, Arga turun dari atas ranjang, dengan linglung ia bergerak menuju ruang operasi.Tak tau berapa lama ia pingsan, namun yang Arga ingat ketika sadar adalah kenyataan pahit yang Dokter katakan tentang keselamatan istrinya. Bahkan Arga belum melihat kedua bayi kembarnya yang amat ia dan Teresia tunggu dengan tak sabar."Suster!! Di mana- di mana pasien wanita yang ada di ruang ini?!" Arga tercekat dengan air mata yang bersiap untuk keluar.Perawat wanita itu nampak terkejut sejenak dan melirik ke belakangnya."Ehm, para petugas baru saja mengirim pasien di kamar ini ke ruang jenazah"Lutut Arga lemas seketika. Dadanya terasa sesak, bahkan keluarganya sudah tak di sini lagi."Bapak baik-baik aja?" perawat tersebut nampak khawatir, ia merasa bersalah karena sudah memberitahu Arga.Arga mengangguk singkat, ia memilih bangkit dan pergi menuju ruang jenazah yang dimaksud

  • Suamiku Gay?!   Bab 88 - Ketakutan Terbesarnya

    Memasuki usia pernikahan yang ke tiga tahun, membuat hubungan Arga dan Teresia makin erat.Bahkan di saat Zanna yang sudah berusia dua tahun, Teresia kembali hamil dan berhasil hamil anak kembar. Mendengar bahwa ia akan memiliki dua anak sekaligus membuat Teresia dan Arga tak percaya dan bahagia tentunya.Di kehamilan keduanya ini cukup baik Teresia menjalaninya, meski ia sedikit kepayahan karena saat ini ia mengandung dua janin sekaligus.Arga juga menjadi lebih protektif padanya. Bahkan pria itu selalu izin bekerja dari rumah demi bisa menjadi suami yang siap dibutuhkan lapan saja.Dan tentu jadwal bermainnya dengan Zanna menjadi banyak, karena dengan perut besar, Teresia jadi mudah lelah untuk menemani Zanna yang senang sekali berlarian dan memintanya untuk dikejar.Terkadang hal yang menjadi favoritnya adalah saat melihat Zanna dan Arga bermain kejar-kejaran di halaman belakang rumah mereka.Mendengar tawa Zanna dan bagaimana gadis kecil itu berbicara dengan tidak jelasnya kian me

  • Suamiku Gay?!   Bab 87 - Merasa Terabaikan

    "Kyaa! Baju Mamah basah" Suara tawa balita berusia 7 bulan itu nampak memenuhi ruangan di dalam kamar mandi kamar Teresia dan Arga. Bayi itu kembali menepukan air yang dipakai berendamnya sehingga mencipratkan air mengenai Teresia yang tengah menemaninya mandi. "Yahh basah" balita itu kembali tertawa geli seolah apa yang dilakukannya nampak sangat menghibur dirinya. Arga mengamati dengan senyum geli di depan pintu kamar mandinya. Bayi mungil yang sudah tumbuh itu makin menempel pada Teresia, dan bahkan Teresia juga mulai melupakan Arga sepertinya karena sibuk untuk mengurus Zanna. Arga sempat menawarkan baby sitter agar Teresia tidak lelah untuk menjaga Zanna, namun Teresia menolak, wanita itu tak mau ia kalah populer dibandingkan baby sitter. Teresia mau terus ada di samping bayinya. "Yuk pakai baju, nanti Zanna kedinginan" Teresia mengangkat Zanna dan membawanya ke dalam kamar. Wanita itu sedikit terkejut melihat Arga sudah berada di depan pintu kamar mandi. "Kamu sudah pula

  • Suamiku Gay?!   Bab 86 - Zanna Kirania Anata

    "Kita duduk dulu ya?" Arga nampak khawatir melihat Teresia yang sudah banyak berkeringat namun masih terus menginginkan berjalan. Teresia menolak, dia meminta botol air yang selalu Arga bawa. "Perut aku sakit lagi, ahh bayi kamu aktif banget" bisik Teresia mendesis sakit saat kontraksinya kembali menyerangnya. Arga ikut berkeringat, dirinya sendiri sangat khawatir. "Kamu benar gak mau sesar aja? Aku khawatir banget" ujar Arga mengusap-usap perut Teresia dan ia bisa merasakan bagaimana bayinya yang senantiasa menendangnya. "Apa sakit?" tanya Arga saat mendengar desisan Teresia saat bayi di perutnya menendang ke bawah telapak tangannya. "Lumayan" "Sesar-""Arga stop! Aku udah pembukaan enam! Aku gak mau sesar!!" Teresia mendengus kesal jika setiap kekhawatiran Arga selalu mengusulkan dia untuk operasi sesar. "Aku mau kembali ke kamar! Kamu pegangin aku, ini sakit banget" ujarnya lirih dan mengusap-usap perutnya pelan. ***"Ahh ini sakit banget!!" Teresia benar-benar ingin sekal

  • Suamiku Gay?!   Bab 85 - Bertengkar Kembali

    "Aku gak mau yang ini! aku mau yang beruang pink itu di tengah" Teresia menunjuk dengan penuh kekesalan pada Arga yang sedari tadi tak mendapatkan apa yang dia inginkan. "Susah Teresia! Kamu aja coba yang ambil!" Arga menyerah dan memberikan mesin capit boneka itu untuk Teresia. Mungkin sudah ada dua jam mereka hanya bermain alat capit demi mendapatkan apa yang Teresia inginkan. Boneka yang Teresia inginkan itu berada di bawah tumpukan boneka lainnya, dan jelas itu mustahil untuk bisa ia dapatkan. "Kamu 'kan bilang mau melakukan apa aja buat aku! Masa ambil boneka yang aku mau aja gak bisa!" Teresia melipat kedua tangannya kesal dan menghentakkan kakinya ke atas tanah. "Aku beli aja ya, aku gak bisa jika harus mengambilnya dari mesin capit ini" Teresia menggeleng menolak "kamu gak mau berjuang buat aku?! Aku jadi ragu sama pernyataan cinta kamu itu! Kamu pasti gak bener cinta sama aku, kalo soal permainan capit ini aja kamu gak mau sedikit berjuang untuk aku!" Kepala Arga bena

  • Suamiku Gay?!   Bab 84 - Selamat Ulang Tahun

    Kehamilan Teresia sudah memasuki minggu ke-24. Banyak yang terjadi belakangan hari ini dari seringnya wanita itu terbangun di tengah malam untuk meminta Arga mencarikan makanan-makanan aneh yang Teresia inginkan hanya dari mimpinya. Pernah saat Arga besok paginya harus pergi meeting ke luar kota, namun Teresia membangunkannya memintanya mencarikan ia batangan coklat namun yang terbuat dari stroberi dan bukan coklat. Tengah malam dan Arga harus mencarinya kemana?Lalu saat kembali dan membawakan coklat dengan perisai stroberi, pria itu disalahkan dan hasil akhirnya adalah Teresia akan mengurung dirinya di kamar mandi untuk menangis. Meski saat keluar dari kamar mandi Teresia akan memakan coklat yang Arga berikan. Arga mau marah, dia sangat mengantuk namun dia bisa apa?Teresia sedang hamil anaknya dan tidak mungkin dia bisa marah pada Teresia. Meski setelah makan, Teresia akan kembali dalam mood yang baik dan meminta Arga untuk memeluknya sepanjang malam. Juga saat keesokan hari

  • Suamiku Gay?!   Bab 83 - Teman Lama

    "Aku tidak pernah melihatnya bisa tertawa lepas seperti itu" ujar Arga menatap dengan binar bahagia ke arah Teresia yang tertawa lepas dengan teman-teman wanitanya. "Kamu bisa mencari kontak teman-teman Teresia, dari mana kamu mendapatkannya?" tanya Ayahnya yang nampak penasaran bagaimana bisa Arga merencanakan pesta ini dengan sangat mendetail. "Di ponselnya aku melihat hanya ada dua orang temannya dan itu pun mereka jarang sekali mengirim pesan, namun karena aku rasa dia akan senang jika teman sekolahnya hadir di sini jadi aku meminta dua temannya itu menginfokan pada seluruh teman kelasnya untuk datang dan memeriahkan pernikahanku ini" Ayah Romi tertawa dan mengacak rambut Arga dengan perasaan senangnya. "Kamu benar-benar berbakat membuat Teresia bahagia" Arga tersenyum hangat dan pandangannya tak lepas pada Teresia yang masih asik berkumpul dengan teman-teman wanitanya. Pandangan Arga perlahan menyipit tajam saat ada seseorang pria yang mendekati istrinya dan berjabat tangan

  • Suamiku Gay?!   Bab 82 - Pesta yang Dinanti!!

    Teresia mengerjapkan kedua matanya, dia mendengar banyak orang berisik di dalam kamar, hingga membuatnya membuka kedua matanya. "Akhirnya pengantin wanitanya bangun" Kedua mata Teresia terbuka lebar dan menatap kaget pada beberapa wanita yang ada di dalam kamarnya. "Ka-kalian siapa?" Teresia melirik ke sampingnya di mana tempatnya Arga tidur, namun pria itu sudah tidak ada di sampingnya. "Yuk kita bersihkan tubuhnya, lalu berikan riasan yang sangat memukau seperti yang suaminya pesan" ujar salah satu wanita di antar keempat wanita yang berada di kamarnya namun ucapannya itu diiyakan oleh semuanya membuat Teresia mengerjap makin tak mengerti. "Yuk Mbak!" Teresia menolak saat tangannya ingin ditarik pelan menuju kamar mandi. "Kalian itu siapa?! Kenapa ada di sini?" Teresia waspada, dan merasa takut akan kehadiran para wanita asing di matanya ini. "Kami pegawai salon Mbak, dan mereka penata rias yang akan merias wajah anda" Teresia menggeleng pelan masih belum mampu mencerna ata

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status