"Selamat Pagi, Paman, Tante."
Grace Harper muncul di resort pribadi Fletcher Family pagi ini. Keluarga Fletcher sedang sarapan bersama di meja makan. Rose dan Fernando hanya menatap menampilkan senyum tipis basa-basi, sedangkan Aaron bahkan tak berniat meliriknya sama sekali. CEO Morgan Co itu begitu fokus dengan piringnya lengkap dengan tampangnya yang datar tanpa senyuman."Pagi, Flow. Pagi, Aaron." Grace tersenyum riang, seakan baru saja mendapatkan jackpot jutaan dollar.Tak ada yang mempersilakan Grace untuk ikut bergabung dalam acara sarapan bersama tersebut, tapi Grace sudah mendaratkan bokong di salah satu kursi di sana."Tante, aku datang untuk bersedih bersama kalian. Berita di luar sana memang sangat kejam. Mereka seenaknya memberitakan rumah tangga Aaron dan Elle retak saat bulan madu. Aah, menyedihkan sekali. Ingin rasanya aku mencabik-cabik mulut kurang ajar mereka itu, Tante!" Grace sudah mulai mengajak bergosip sambil mengoleskan selai kacang di rotinya.Dari caranya berbicara sudah sangat mirip dengan host acara infotainment artis, Fernando merasa tidak nyaman mendengarnya. Ini bukan topik menarik baginya.Sementara Grace masih terus bicara, padahal tidak satupun dari mereka yang menanggapi. Sebagai sesama wanita saja Rose merasa tidak nyaman. Wanita itu mendengus pelan, tak suka."Tante Grace, kata Oma, di meja makan tidak boleh banyak bicara. Itu sangat tidak sopan." Floretta sangat kesal. Hati Floretta masoh murni. Dia bisa merasakan orang tulus atau tidak.Meski seakan-akan tak setuju dengan gosip yang beredar di luar sana, Grace terlihat menikmati saat bercerita. Terdengar seakan dia ikut bahagia, jika gosip itu benar."Aah, Tante hanya sedikit bicara, Flow. Ini berita penting untuk kalian. Tante hanya tidak mau nama keluarga Fletcher tercoreng dengan adanya berita ini." Grace masih mencoba untuk mencari alasan untuk membenarkan tindakannya."Terima kasih, Grace. Tapi Floretta benar. Di meja makan, seharusnya tidak terlalu banyak bicara. Lagipula kami sama sekali tidak butuh mendengarkan gosip ini." Rose merasa bahwa topik ini tidak terlalu menarik untuk dibicarakan di pagi hari, apalagi di meja makan.Grace terlihat salah tingkah ketika Rose secara langsung menegurnya."Tante, aku hanya sedikit geram dengan mereka. bisa-bisanya mereka membicarakan keluarga Fletcher seenaknya." Masih saja, Grace mencari alasan."Biarkan saja mereka bicara apapun. Mereka tidak merugikan kami sama sekali. Nanti kalau sudah lelah pasti akan berhenti sendiri," balas Rose."Tapi, nama baik keluarga Fletcher sedang dipertanyakan, Tante.""Nama baik yang mana? Memangnya ada skandal apa antara Aaron dan Eleanor? Hey, mereka baik-baik saja."Fernando Fletcher tak mau ikut menanggapi. Fletcher senior itu memilih hidup tenang tanpa perlu mendengarkan gosip murahan."Tante aku peduli dengan kalian. Aku tak ingin ada berita buruk tentang kalian.""Terima kasih sudah mengkhawatirkan kami, Grace. Tapi kekhawatiranmu itu terlalu berlebihan."Raut wajah Grace seketika berubah. dia benar-benar tidak menyangka akan mendapatkan respon seperti ini dari Rose dan Fernando. Grace melirik pada Floretta yang kembali menikmati sarapannya dengan tenang. hatinya geram sekali. Anak sekecil itu sudah berani mengatainya tidak sopan meja makan. Nanti dia punya kesempatan, Grace harus memberi pelajaran pada Floretta.'Tunggu saja, Flow!'"Jadi ... kenapa Anda masih berada di sini, Nona Harper. Sepertinya Anda tidak diperlukan di tempat ini." Aaron yang sejak tadi diam, kini angkat bicara. Dia berkata dingin tanpa menoleh sama sekali. Pria tampan itu sudah kehilangan respect pada Grace Harper sejak dia berani menyerang Eleanor dulu."Aaron, bagaimana kamu bisa mengabaikan berita miring di luar sana. Berikan klarifikasi! Eleanor sudah berani meninggalkanmu. Semua orang bisa melihatnya. Itu bukan berita yang bisa kamu tutupi." Grace masih bersikeras mempertahankan pendapatnya."Apakah saya harus mengatakannya dua kali bahwa Anda tidak dibutuhkan di tempat ini, Nona Harper. Sebelum saya memanggil security sebaiknya Anda segera pergi saja!" usirnya tanpa rasa hirmat sedikitpun."Aaron ini tidak adil. Aku melakukan semua ini demi keluarga Fletcher. Kamu tidak bisa seenaknya mengusirku." Grace mulai meraung kesal.Padahal Grace belum selesai mengoleskan selai kacang di rotinya, Aaron malah sudah mengusirnya pergi. Sangat tidak terhormat."Saya tidak punya pilihan lain. Anda sudah mengganggu ketenangan keluarga saya. Jadi, saya akan melakukan apapun untuk membuat keluarga saya kembali tenang."Dengan wajah penuh amarah, Grace bangkit dari kursi dengan menampakkan wajah kesalnya."Kamu akan menyesal Aaron, karena sudah memilih orang yang salah.""Anda tidak perlu mengkhawatirkan masalah saya, Nona Harper. Saya akan berusaha menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang saya hadapi."Tanpa menoleh, Grace Harper pergi dari sana dengan penuh amarah. Baru kali ini dia diperlakukan dengan tidak sopan oleh Keluarga Fletcher. Semua ini hanya karena Eleanor Wilson."Dasar wanita jalang!" Kebenciannya makin besar pada Eleanor. Hanya karena seoewng wanita yang berasal dari kelas rendah, Grace direndahkan. Grace tidak terima.Sepeninggal Grace, Fernando menegur Aaron atas sikapnya yang terlalu keras."Lain kali kamu harus mengontrol emosimu, Son!""Itu karena dia sangat menyebalkan, Dad!""Tapi, kamu harus memberi penjelasan pada kami, Son! Tentang gosip yang beredar di luar sana, sebenarnya ... apa yang terjadi dengan kalian berdua?" Fernando dan Rose menunggu Aaron mengatakan apa yang terjadi. Mereka merasa khawatir dengan hubungan antara putra dan menantunya yang baru seumur jagung."Kalian jangan khawatir. Elle hanya salah paham padaku. Aku meninggalkannya tanpa pesan kemarin." Aaron berkata lemah."Segera selesaikan masalahmu, Son. Jangan membuat kami khawatir."Aaron mengangguk. Selepas acara sarapan telah usai, Aaron kembali ke kamarnya menunggu kabar selanjutnya dari Edger.Baru saja dia akan menghubungi asisten pribadinya itu, Edger sudah lebih dahulu menelponnya."Tuan Aaron, berdasarkan laporan dari Bandara Blue Sea, ada tiket menuju London atas nama Eleanor Wilson. Namun, dia tidak datang. Satu jam kemudian, dari Bandara Blue Sea Nyonya terbang menuju Newcastle. Mengenai keberadaan Nyonya di sana, harap Tuan Aaron menunggu kabar selanjutnya."Anak buahnya selalu bisa diandalkan. Mereka tahu, jaringan mana yang bisa dipakai untuk kabar dengan cepat dan efisien."Newcastle? Apa ada kerabat Eleanor yang tinggal di sana? Laporkan secepat mungkin, aku ingin tahu apa yang dilakukan oleh istriku di sana!" Aaron mengerutkan dahi seperti sedang mengingat sesuatu."Baiklah, Tuan Fletcher.""Oh, ya, Edger. Tolong siapkan penerbangan untukku menuju Newcastle secepatnya!""Anda akan terbang ke sana? Tidaklah Anda menunggu kabar dari kami dulu?" Edger tidak menyangka Aaron akan bergerak cepat."Ya, aku akan menunggu informasimu secara lengkap di sana."Edger menutup panggilan. Dia harus segera mendapatkan informasi yang valid tentang Eleanor Wilson di Newcastle sesegera mungkin. Tuannya tidak memberi waktu yang panjang untuk tugas sepenting ini. Edger sudah mengenal pola kerja Aaron Fletcher sejak lama."Baiklah, sepertinya ... aku melupakan sesuatu, El. Mari kita bertemu di sana." Aaron berwajah tegang. Baru semalam istrinya pergi, dia sudah sepanik ini.Bersambung"Biar aku saja yang jaga Eric di rumah sakit, Kak. Kak Elle pulang saja." George tidak tega melihat Eleanor yang terlihat kelelahan. Sejak semalam, dia tidak bisa tidur karena menjaga Eric yang baru saja selesai operasi usus buntu. Kemarin, George ke kampus, jadi Eleanor full menjaga Eric sendirian. Mungkin juga, kondisi tubuhnya tidak terlalu baik, sehingga wajah Eleanor terlihat pucat. "Iya, Kak. Biar George yang menunggu di rumah sakit hari ini. Besok, dokter sudah kasih izin untuk pulang." Eric merasa kasihan melihat sang Kakak terlihat begitu lelah. Sejak berhubungan dengan keluarga Fletcher, energi lahir batin Eleanor terkuras. Bekerja siang malam di kantor dan menjadi baby sitter Floretta, itu lumayan menguras tenaga. "Iya, aku lelah sekali. George, aku nitip Eric padamu." Eleanor bergegas keluar dari ruang perawatan Eric. Selama di New castle, Eleanor menginap di Hotel. Hari ini dia ingin tidur untuk melepaskan rasa lelah yang mendera. Tak hanya lelah fisik, tapi mentalny
Aaron melipat tangan di depan dada sambil menatap tajam pada wajah cantik Eleanor yang cemberut. Istrinya bersikukuh tidak mau pulang bersamanya hari ini. "Aku masih akan tinggal di sini dalam beberapa hari, baik Anda memberi izin atau tidak!" ungkap Eleanor tegas.Eric membutuhkan perawatan. Dia tidak tega meninggalkan adiknya yang belum benar-benar pulih. Selama ini, dia hanya mengirimkan uang saja. Kehadiran dan perhatiannya sangat minim. Eleanor merasa bersalah."Katakan padaku, kenapa kamu keras kepala?!" gusarnya.Walaupun Aaron sudah tahu bahwa di tempat ini ada dua adik Eleanor yang bernama George dan Eric, pria itu pura-pura tidak tahu. Tak mengakui bahwa dia sudah mengerahkan detektif khusus untuk memberikan informasi valid keberadaan Eleanor di Newcastle."Aku masih ada urusan pribadi di sini, Tuan Aaron Fletcher.""Katakan padaku, urusan pribadi apa yang membuat seorang istri sampai berani membantah suaminya?" balas Aaron sembari melayangkan tatapan tajam.Dalam hati, Ele
"Apa kamu sakit?" tanya Aaron yang memperhatikan Eleanor yang tampak pucat. Wanita itu menggelengkan kapala, mereka saat ini dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk menjenguk Eric.Hari ini, Aaron akan bertemu dengan saudara iparnya untuk pertama kali. Sebelumnya, Aaron hanya mempunyai Tifanny sebagai satu-satunya saudara ipar. Ternyata, sekarang dia mempunyai dua."Aku hanya sedikit lapar," sahut Eleanor lemah. 'Lapar lagi? Bukankah tadi kita habis sarapan?' batin Aaron sambil menatap serius seakan tak percaya dengan ucapan istrinya."Hmm, aku mudah lapar sekarang. Mungkin udara Newcastle yang nyaman membuat nafsu makanku bertambah besar." Eleanor berkata sekenanya."Apa kamu sangat berhemat selama di sini, El? Jangan merusak nama baikku, El. Bagaimana bisa istri seorang Aaron Fletcher kelaparan sampak pucat seperti ini? Dimana harga diriku! Beli apapun yang kamu inginkan!" Aaron mulai mengomel."Aku tidak berhemat, hanya sedikit lelah." "Jangan mengalihkan pembicaraan. Kamu tadi
Sepasang kekasih turun dari helikopter dengan senyuman mengembang, mengundang perhatian orang-orang yang sedang berlibur di Blue Sea. Selama beberapa hari terakhir keduanya menjadi sorotan gosip paling panas di kota kecil tersebut. Gosip tentang retaknya rumah tangga Aaron Fletcher dan Eleanor Wilson tengah menjadi hot issue yang menjadi trend perbincangan publik. Bukan tanpa sebab, ada pihak-pihak tertentu yang sengaja membesarkan kabar tersebut supaya membuat nama Keluarga Fletcher mencuat ke permukaan.Keluarga Fletcher yang mempunyai kekayaan jutaan triliun, selama ini selalu menghindari media sorotan media. Dengan adanya berita itu, Rose dan Fernando tak bisa menikmati liburan dengan tenang. "Apa kamu kelaparan, Baby?" tanya Aaron Fletcher sembari menggandeng mesra tangan Eleanor."Tidak, tidak, kamu sudah bertanya padaku sepuluh kali dalam dua jam terakhir," sahut Eleanor merasa konyol. Apakah mengatakan lapar begitu tabu di depan pria ini? Padahal dia hanya mengatakannya sat
"Syukurlah kalau kalian sudah kembali." Rose menyambut menantu dan putranya di meja makan dengan senyum semringah. Fernando juga ikut bernapas lega. Melihat Aaron yang sudah bisa tersenyum tanpa beban, jauh berbeda dari terakhir kali mereka sarapan bersama.Diakui atau tidak, keberadaan Eleanor telah mengubah semua kebiasaan di keluarga mereka. Aaron terlihat lebih bahagia saat ada Eleanor di sisinya. Bahkan mungkin CEO Morgan Co itu tidak menyadarinya. Namun, semua itu jelas terlihat di mata Rose dan Fernando."Son, wajahmu terlihat lebih segar hari ini." Entah sebagai bentuk pujian atau hanya sekedar mengungkapkan perasaannya saja, Fernando berkata jujur."Ya, hari ini cukup menyenangkan," sahut Aaron acuh tak acuh.Tak hanya Aaron, senyum Floretta juga begitu lebar hari ini. "Bibi, akhirnya Bibi kbali ke Blue Sea," timpal Floretta ikut nimbrung."Apa kamu masih betah di tempat ini, Flow?" tanya Aaron menatap serius."Aku masih ingin berada di sini seminggu lagi." Floretta sangat m
Di dalam helikopter yang menderu, pasangan suami istri duduk berdampingan. Cahaya matahari pagi menyelinap masuk melalui jendela, menerangi rambut pirang mereka yang berkilau. Mata sebiru samudra milik Eleanor Wilson menatap keluar penuh dengan kekaguman. Sejak menikah dengan Aaron Fletcher, dia mempunyai kehidupan jet set seperti ini. Bertolak belakang dengan kehidupannya semasa lajang.Membiarkan Aaron yang berekspresi datar menggenggam erat tangan lembutnya. Eleanor haeus mulai terbiasa dengan temperamen pria itu yang naik turun seperti roller coaster. Hidup Eleanor memang seroller coaster itu sejak menikah dengannya.Suara rotor yang berputar mengisi dinding kebisuan yang tercipta sejak berangkat dari Blue Sea tadi. Di atas awan, jauh dari keramaian dunia, Eleanor merasa bebas dan hidup, siap untuk menjelajahi keindahan yang belum terjamah. Hanya sesekali saja Aaron mengajaknya berbicara tentang rencana mereka setiba di London. "Mungkin saja, kita mulai sibuk dengan pekerjaan ma
Di tengah hiruk-pikuk Bandara kota London, Grace Harper berjalan tergesa menuju pintu keluar. Tak sendiri, kali ini super model itu melakukan perjalanan berdua dengan seorang gadis muda. Ya, dia membawa Penelope ikut serta untuk diangkatnya sebagai asisten pribadi.Akhirnya, dia memutuskan untuk membawa gadis itu ke London. Grace membutuhkan seorang asisten pribadi untuk membantu pekerjaannya.“Sebagai asisten pribadi,” mulai Grace dengan suara yang tegas ketika mereka telah berada di dalam mobil. “Tugas utamamu adalah memastikan bahwa jadwalku terorganisir dengan sempurna. Setiap pertemuan, setiap sesi foto, setiap perjalanan harus direncanakan dengan detail jangan sampai ada hal yang tak terlewatkan!"Di sampingnya, Penelope, asisten pribadinya yang baru, menatap dengan penuh perhatian. Menjadi asisten pribado dari seorang super model kelas dunia adalah sebuah keberuntungan baginya. Penelope sangat menyukai pekerjaan barunya ini.Grace menatap Penelope tajam, dia butuh memastikan ga
Aaron duduk di ruang kerjanya, menatap layar komputer yang sudah tidak dia sentuh selama beberapa menit. Pikirannya sedang tidak tenang. Besok, Eleanor sudah kembali bekerja. Kebiasaan yang sudah terlanjur terjalin beberapa pekan ini telah menjadikannya nyaman selalu berada di sisi Eleanor. Tiba-tiba dia merasa tidak nyaman dengan situasi yang akan dialaminya besok. Tepatnya, dia tidak siap.Jujur, Aaron terlalu over thinking dengan keadaan itu. Namun ego dan keangkuhannya menghalangi untuk mengungkapkan perasaan sebenarnya. Merasa kesal dengan keadaan ini, Aaron Fletcher bangkit. Dia memutuskan untuk kembali ke dalam kamar. Eleanor tengah sibuk dengan di depan laptop saat dia tiba. "Bisakah, jangan bawa pekerjaan ke dalam kamar. Aku tidak nyaman melihatnya!" protesnya sambil membuang pandangan tak suka. Seperti biasanya, setiap ucapannya hanya memancing emosi Eleanor.Eleanor menghela napas panjang. Padahal, Aaron juga baru saja menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerja. Dia merasa
"Kita berjumpa kembali, El!" sapa Grace Harper ketika keduanya saling berhadap-hadapan. Dua wanita cantik itu saling melempar pandang. Grace Harper mengangkat dagu dengan angkuh, sedangkan Eleanor hanya membalas dengan tatapan datar. Jika bukan karena pekerjaan, Eleanor malas berurusan dengan Grace yang sangat merepotkan itu. Sialnya, mereka seakan telah diikat oleh takdir. Selalu saja dipertemukan di dalam setiap kesempatan. Cukup menguji kesabaran."Sepertinya, Aaron tidak keberatan kamu kembali bekerja sebagai staf dengan gaji rendah, El?" sindirnya.Tak ingin menanggapi ejekan Grace, istri Aaron Fletcher itu tetap bersikap tenang dan tersenyum tipis. Namun, senyumnya hanya di bibir saja, lengkungannya tak sampai di mata."Selamat bekerja kembali, Nona Harper," balasnya."Tentu saja harus kembali bekerja. JK sudah membayarku begitu mahal, tanggung jawabku adalah memenuhi apa yang telah menjadi kesepakatan kami." Grace mengangkat dagunya angkuh. Kesombongam jelas tampak dari kalim
"Pagi, El! Aaa, akhirnya kamu muncul juga," pekik Fiona semringah saat bertemu di foyer gedung kantor mereka. Tega sekali sahabat baiknya itu tidak memberi kabar kalau sudah pulang dari bulan madu. Tiba-tiba datang ke kantor tanpa konfirmasi lebih dahulu. Tidak tahu apa, kalau dia sudah menahan rindu karena ditinggal bulan madu Eleanor begitu lama. Huh....Menanggapi Fiona yang exiting melihatnya muncul tiba-tiba, Eleanor hanya tersenyum lebar sambil merentangkan tangannya menyambut pelukan Fiona."Kukira, Nyonya Eleanor Fletcher tidak akan kembali lagi ke NIC. Tak disangka, Nyonya Fletcher masih membutuhkan pekerjaan dengan gaji rendah ini," dengkus Fiona."Ha-ha-ha, mulutmu itu jahat sekali." "Bukankah sekarang, Anda sudah menjadi Nyonya Aaron Fletcher. Orang terkaya nomor tiga di Negara ini? Kenapa masih tertarik bekerja dengan gaji rendah yang bahkan jika dikumpulkan setahun pun belum cukup untuk membeli baju kerja yang Anda pakai sekarang, Nyonya, hmm?" Fiona menjawab dengan me
Grace Harper memandang Loli dengan mata yang menyala. Hatinya berdesir menahan kemarahan begitu mendengar Loli melaporkan apa yang didengarnya semalam. “Kenapa?” gumamnya, “Kenapa Eleanor harus hamil? Seharusnya itu aku!” Grace Harper meraung lepas kendali. Grace tak menyangka Aaron akan melangkah sejauh itu dengan Eleanor Wilson."Nona, tolong tenang dulu." Loli ikut panik melihat Grace yang tak bisa mengendalikan diri. Kesabarannya sedang teruji. “Nona Harper, kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka. Mungkin ada alasan yang kita belum ketahui. Mungkin saja---”Grace menggelengkan kepala. “Tidak, Loli. Aku mengenal Aaron lebih baik dari siapapun. Jika dia sudah mengatakan menginginkan bayi dari Eleanor, itu artinya Aaron memang mencintainya. Aku tidak bisa menerima hal ini. Aaron hanya boleh menjadi milikku saja!”Loli menggigit bibirnya kebingungan. “Nona, aku janji. Aku akan mencari tahu lebih lanjut. Selagi Nona memikirkan rencana untuk mencegah kehamilan Nyo
Aaron duduk di ruang kerjanya, menatap layar komputer yang sudah tidak dia sentuh selama beberapa menit. Pikirannya sedang tidak tenang. Besok, Eleanor sudah kembali bekerja. Kebiasaan yang sudah terlanjur terjalin beberapa pekan ini telah menjadikannya nyaman selalu berada di sisi Eleanor. Tiba-tiba dia merasa tidak nyaman dengan situasi yang akan dialaminya besok. Tepatnya, dia tidak siap.Jujur, Aaron terlalu over thinking dengan keadaan itu. Namun ego dan keangkuhannya menghalangi untuk mengungkapkan perasaan sebenarnya. Merasa kesal dengan keadaan ini, Aaron Fletcher bangkit. Dia memutuskan untuk kembali ke dalam kamar. Eleanor tengah sibuk dengan di depan laptop saat dia tiba. "Bisakah, jangan bawa pekerjaan ke dalam kamar. Aku tidak nyaman melihatnya!" protesnya sambil membuang pandangan tak suka. Seperti biasanya, setiap ucapannya hanya memancing emosi Eleanor.Eleanor menghela napas panjang. Padahal, Aaron juga baru saja menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerja. Dia merasa
Di tengah hiruk-pikuk Bandara kota London, Grace Harper berjalan tergesa menuju pintu keluar. Tak sendiri, kali ini super model itu melakukan perjalanan berdua dengan seorang gadis muda. Ya, dia membawa Penelope ikut serta untuk diangkatnya sebagai asisten pribadi.Akhirnya, dia memutuskan untuk membawa gadis itu ke London. Grace membutuhkan seorang asisten pribadi untuk membantu pekerjaannya.“Sebagai asisten pribadi,” mulai Grace dengan suara yang tegas ketika mereka telah berada di dalam mobil. “Tugas utamamu adalah memastikan bahwa jadwalku terorganisir dengan sempurna. Setiap pertemuan, setiap sesi foto, setiap perjalanan harus direncanakan dengan detail jangan sampai ada hal yang tak terlewatkan!"Di sampingnya, Penelope, asisten pribadinya yang baru, menatap dengan penuh perhatian. Menjadi asisten pribado dari seorang super model kelas dunia adalah sebuah keberuntungan baginya. Penelope sangat menyukai pekerjaan barunya ini.Grace menatap Penelope tajam, dia butuh memastikan ga
Di dalam helikopter yang menderu, pasangan suami istri duduk berdampingan. Cahaya matahari pagi menyelinap masuk melalui jendela, menerangi rambut pirang mereka yang berkilau. Mata sebiru samudra milik Eleanor Wilson menatap keluar penuh dengan kekaguman. Sejak menikah dengan Aaron Fletcher, dia mempunyai kehidupan jet set seperti ini. Bertolak belakang dengan kehidupannya semasa lajang.Membiarkan Aaron yang berekspresi datar menggenggam erat tangan lembutnya. Eleanor haeus mulai terbiasa dengan temperamen pria itu yang naik turun seperti roller coaster. Hidup Eleanor memang seroller coaster itu sejak menikah dengannya.Suara rotor yang berputar mengisi dinding kebisuan yang tercipta sejak berangkat dari Blue Sea tadi. Di atas awan, jauh dari keramaian dunia, Eleanor merasa bebas dan hidup, siap untuk menjelajahi keindahan yang belum terjamah. Hanya sesekali saja Aaron mengajaknya berbicara tentang rencana mereka setiba di London. "Mungkin saja, kita mulai sibuk dengan pekerjaan ma
"Syukurlah kalau kalian sudah kembali." Rose menyambut menantu dan putranya di meja makan dengan senyum semringah. Fernando juga ikut bernapas lega. Melihat Aaron yang sudah bisa tersenyum tanpa beban, jauh berbeda dari terakhir kali mereka sarapan bersama.Diakui atau tidak, keberadaan Eleanor telah mengubah semua kebiasaan di keluarga mereka. Aaron terlihat lebih bahagia saat ada Eleanor di sisinya. Bahkan mungkin CEO Morgan Co itu tidak menyadarinya. Namun, semua itu jelas terlihat di mata Rose dan Fernando."Son, wajahmu terlihat lebih segar hari ini." Entah sebagai bentuk pujian atau hanya sekedar mengungkapkan perasaannya saja, Fernando berkata jujur."Ya, hari ini cukup menyenangkan," sahut Aaron acuh tak acuh.Tak hanya Aaron, senyum Floretta juga begitu lebar hari ini. "Bibi, akhirnya Bibi kbali ke Blue Sea," timpal Floretta ikut nimbrung."Apa kamu masih betah di tempat ini, Flow?" tanya Aaron menatap serius."Aku masih ingin berada di sini seminggu lagi." Floretta sangat m
Sepasang kekasih turun dari helikopter dengan senyuman mengembang, mengundang perhatian orang-orang yang sedang berlibur di Blue Sea. Selama beberapa hari terakhir keduanya menjadi sorotan gosip paling panas di kota kecil tersebut. Gosip tentang retaknya rumah tangga Aaron Fletcher dan Eleanor Wilson tengah menjadi hot issue yang menjadi trend perbincangan publik. Bukan tanpa sebab, ada pihak-pihak tertentu yang sengaja membesarkan kabar tersebut supaya membuat nama Keluarga Fletcher mencuat ke permukaan.Keluarga Fletcher yang mempunyai kekayaan jutaan triliun, selama ini selalu menghindari media sorotan media. Dengan adanya berita itu, Rose dan Fernando tak bisa menikmati liburan dengan tenang. "Apa kamu kelaparan, Baby?" tanya Aaron Fletcher sembari menggandeng mesra tangan Eleanor."Tidak, tidak, kamu sudah bertanya padaku sepuluh kali dalam dua jam terakhir," sahut Eleanor merasa konyol. Apakah mengatakan lapar begitu tabu di depan pria ini? Padahal dia hanya mengatakannya sat
"Apa kamu sakit?" tanya Aaron yang memperhatikan Eleanor yang tampak pucat. Wanita itu menggelengkan kapala, mereka saat ini dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk menjenguk Eric.Hari ini, Aaron akan bertemu dengan saudara iparnya untuk pertama kali. Sebelumnya, Aaron hanya mempunyai Tifanny sebagai satu-satunya saudara ipar. Ternyata, sekarang dia mempunyai dua."Aku hanya sedikit lapar," sahut Eleanor lemah. 'Lapar lagi? Bukankah tadi kita habis sarapan?' batin Aaron sambil menatap serius seakan tak percaya dengan ucapan istrinya."Hmm, aku mudah lapar sekarang. Mungkin udara Newcastle yang nyaman membuat nafsu makanku bertambah besar." Eleanor berkata sekenanya."Apa kamu sangat berhemat selama di sini, El? Jangan merusak nama baikku, El. Bagaimana bisa istri seorang Aaron Fletcher kelaparan sampak pucat seperti ini? Dimana harga diriku! Beli apapun yang kamu inginkan!" Aaron mulai mengomel."Aku tidak berhemat, hanya sedikit lelah." "Jangan mengalihkan pembicaraan. Kamu tadi