See u next part ☆(ノ◕ヮ◕)ノ*
Jackson langsung pergi ke luar negeri pagi harinya, karena ini adalah perjalanan bisnis terakhirnya sebelum menikah. Namun ia merasa berat ketika pergi tetapi tidak melihat wajah ceria Lyra seperti biasanya, padahal biasanya ketika ia akan pergi ke luar negeri gadis itu mengantarnya dengan senyuman polosnya. Saat ini gadis itu terlihat tertekan dan membuatnya bingung. Ia ingin bertanya, tapi takut membuat si gadis sedih, jadi ia hanya diam dan menyalami Lyra kemudian pergi. Sebelum ia benar-benar pergi, ia mengirim pesan pada Bi Wati untuk mengawasi Lyra, jangan sampai gadis itu kesulitan sendiri. Sementatara itu, Lyra juga menjalankan harinya dengan sesuai jadwalnya sendiri. Ia pergi ke kampus untuk mengambil berkas kelulusannya, akan tetapi sampai di sana ia mendapati bahwa ada tanggungan yang masih belum ia bayar yakni biaya wisuda. "Yulyra, saya udah bilang kan untuk dilunasi sebelum wisuda?! Tapi kamu masih belum melunasinya, bahkan sekarang kamu datang tanpa niatan melunasiny
Bi Wati bagaikan Spy bagi Jackson, ia melaporkan kalau Lyra tidak keluar sejak siang tadi sampai sekarang. Ini sudah sore jam 17.00 WIB, bahkan Lyra tidak menyentuh makanannya. Maka dari itu Jackson langsung menghubungi Lyra, akan tetapi Lyra tidak mengangkatnya. Jadi ia mengecek CCTV dan seperti kata Bi Wati kalau Lyra tidak keluar dari kamarnya sejak siang tadi dan bagian yang tidak disentuh oleh CCTV adalah kamar, karena itu ruang pribadi jadi tidak dipasang CCTV. Ponsel Lyra terlihat aktif tetapi tidak diangkat, pesannya juga tidak dibaca entah apa yang dilakukan Lyra sekarang. Sehingga Jackson menyuruh Bi Wati untuk membuka kamarnya. Akan tetapi Bi Wati bilang kalau kamarnya dikunci. Hal itu membuat Jackson khawatir tetapi kesal juga, karena Lyra yang sok misterius dan membuatnya khawatir. "Apa kamu lagi balas dendam?!" tanya Jackson bermonolog. Lyra baru bangun saat adzan maghrib dan ia terkejut ketika melihat ponselnya dipenuhi oleh panggilan dari Jackson, Jadi ia langsung
Ketika Lira membuka matanya, ia terkejut ketika ada Jackson yang duduk di tepi ranjang. Srek! Ia langsung panik karena tidak memakai kerudung jadi dia menutupi kepalanya dengan selimut. Mengetahui kepanikan Lyra, Jackson langsung beranjak dari duduknya. "Cepat bersih-bersih dan keluar. Saya ingin bicara sama kamu," tegasnya kemudian keluar. Lyra pun segera melaksanakan apa yang Jackson katakan padanya. Setelah selesai, Lyra pun keluar dan duduk di hadapan Jackson yang sudah menatapnya dengan tatapan dingin. Jackson terlihat sekali kelelahan, mungkin ia tidak tidur jadi Lyra pun menunduk seperti biasa. "Apa sih yang kamu pikirkan?" Lyra diam, ".... kalau butuh apa-apa tuh ngomong nggak usah diem-diem kayak gitu! Sifat keras kepalamu itu kadang buat kamu jadi bodoh tahu nggak! Kalau kamu butuh sesuatu, nggak usah diselesaikan sendiri seperti ini. Kamu tinggal bilang sama saya kalau kamu belum bayar wisuda, kamu juga gak bilang adik kamu butuh pelunasan uang gedung. Kenapa gak bila
Sehabis dari kampus mereka langsung menuju ke restoran seafood terkenal di Jakarta yang merupakan makanannya orang kaya. Kenapa dikatakan begitu? Ya karena memang harganya yang mahal, bahkan ketika Lyra melihat daftar harganya ia sampai tak bisa berkata-kata, ia melihat Jackson yang ada di seberangnya. Ia dengan santai memilih menu yang ia inginkan, sementara itu Lyra bahkan tidak pernah mengenali menu-menu itu. Sejujurnya ia punya alergi pada beberapa makanan Seafood seperti udang dan makanan lainnya, mungkin ia bisa dikatakan alergi pada semua seafood, hanya di beberapa makanan intensitasnya tidak terlalu banyak. Jadi sekarang Ia hanya diam sebelum Jackson bertanya. "Kamu pesan apa?" Lyra tersentak, apalagi di sana ada waiters yang menunggu mereka memesan. Ia jadi malu ingin mengatakan sesuatu padamu Jackson kalau ia tak bisa makan seafood. "Aku salmon sama udang aja," ujar Lyra. Jackson mengeryit, "Minumnya?" "E--es jeruk." Ting! Jackson dan si waiters terkejut mendengarnya
Melihat ayahnya pulang dengan wajah yang berseri-seri membuat Daniel terkejut. "Papa kok udah pulang? Bukannya 3 hari lagi ya," tanya Daniel. "Ada kendali sini, jadi Papa pulang cepet," jawab Jackson menurunkan senyumnya agar anaknya tidak curiga. "Oh gitu, tapi kayaknya 'masalah' itu menyenangkan ya?" tanya Daniel. "Apapun itu, bukan urusan kamu!" Kemudian Jackson pergi meninggalkan Daniel yang merasa diabaikan. Entah kenapa semenjak Jackson merencanakan pernikahan dengan mantan kekasihnya, tiba-tiba ia berubah menjadi orang yang tak acuh padanya, hal itu membuatnya cemburu. Ia juga ingin diperhatikan ayahnya lagi, tapi ia juga tidak rela jika Lyra dimiliki oleh sang ayah mhngkin masih ada perasaa untuk gadis itu. Maka, kini ia ada di posisi seperti terjepit dan ia tidak bisa mengungkapkan keinginannya dalam kebingungan. Kemudian ia dan teman-temannya berencana untuk melamar di perusahaan besok, awalnya Daniel ingin langsung melamar di perusahaan ayahnya tapi, Jackson melarangn
Jackson belum menjawab tentang apa yang Lyra tanyakan tadi, ia malah asyik makan dan mengobrol dengan teman-teman Daniel. Ia sendiri tak nyaman dengan keadaan itu, bayangkan jika duduk bersama orang-orang yang membenci, bagaimana perasaannya? Terlihat sekali kalau genk Daniel sering ke rumah Daniel, kalau diingat ia jarang ke rumah Daniel, itu pun seringnya ia ke sana kalau Jackson tidak ada di rumah. Ia agak takut dengan Jackson waktu itu karena ia tidak menyukai hubungan mereka. Kini Lyra juga fokus pada makanannya dan sesekali melihat ke arah Jackson yang begitu alami menjadi orang tua di antara mereka. "Lalu, bagaimana Pak Jack apakah Anda butuh kami di acara pernikahan Anda dan Lyra?" tanya Yudha yang paling berani. Semuanya tiba-tiba diam, sedari tadi mereka tak berani menyenggol soal pernikahan, mereka takut menyinggung Jackson. Meski sudah akrab, Jackson adalah orang yang tegas dan akan memperingatkan mereka saat melakukan kesalahan. Jackson tersenyum menatap Lyra yang tak
"Kesepakatan udah dibuat, gak ada waktu untuk membatalkan, sementara kita udah mempersiapkan banyak hal. Udah banyak dana yang keluar untuk acara kita, lalu apa kamu tega sama keluarga kita?" Lyra bungkam, ia tentu tak bisa membiarkan kedua orang tuanya kecewa dan Nenek Jackson kecewa, mengingat mereka bahkan sudah akrab. Jackson berbalik dan menatap Lyra yang bimbang, "Aku tau kamu gak nyaman dengan Daniel, tapi apa menurutmu seburuk itu nikah sama aku?" Pertanyaan itu cukup ambigu untuk Lyra, tapi sebelum menemukan jawaban, Jackson sudah pergi dari sana. Mungkin memang ini garis yang harus ia lalui, ia jadi bimbang dan merasa bahwa dirinya perlu waktu untuk menguatkan rasa ikhlasnya pada pernikahan itu, agar semuanya berkah. ••• Lyra sudah duduk di depan cermin melihat wajahnya yang sudah cantik dengan look yang mewah, tetapi terlihat natural dengan teknik make up ala Korea yang membuat orang tetap muda. Acara hari pertama adalah ijab qobul dan resepsi di kampung halamannya. I
"Cie... perhatian banget sih," ujar sebuah suara yang bereaksi atas keromantisan pengantin baru itu. Itu adalah Julia yang membawa seorang pria di belakangnya, pria itu cukup tampan dan sepertinya lebih tua dari Julia, atau mungkin seumuran. Hanya saja Julia yang tampak awet muda, jadi ia keliatan lebih muda dari usianya. "Hai, Lyra! Lita udah kenalan belum ya? Aku mantan istrinya Jackson, alias ibunya Daniel,x ujarnya menyalami Lyra. Lyra pun menyambut salamannya dengan sopan, "Kita sudah pernah berkenalan lama, Bu," ujar Lyra. "Oh iya, tapi dengan status yang berbeda," ujar Julia kemudian melirik Jackson yang tidak nyaman dengan pembicaraan itu. "Jangan panggil saya 'ibu', dong ya... karena kamu udah jadi istrinya Jackson, jadi kamu panggil aku Kakak, gimana?" Lyra agak bingung, tetapi ia mengangguk setuju. "Em, baik Kak." "Dih sok muda," ujar Jackson julid. Julia pun menatapnya kesal, "Heh, sape elu?!" Keduanya melaiukan sedikit perdebatan kecil membuat Lyra tertawa menging
"Mohon maaf, tapi Nyonya Besar Davidson sudah tiada pada jam 7.32 WIB." Seluruh keluarga besar Davidson langsung menangis tak karuan, apalagi Jackson yang merupakan orang tersayangnya. Nenek Davidson adalah penghubung keluarga setelah kepergian Kakek Davidson, tetapi ia sudah pergi juga, lalu siapa yang akan menghubungkan mereka kali ini. Lyra memeluk suaminya yang terus mengguncang tubuh Nenek Davidson yang tak bernyawa, ia tak sanggup kehilangannya. Sampai Daniel turun tangan menarik ayahnya agar tidak berskap seperti itu. "Stop, Pah! Kasian Uyut, Papa bakal bikin Uyut sedih!" "Nek!" Jackson lemas sampai seperti ingin pingsan, tetapi ia masih bisa berdiri dan memeluk istrinya yang juga menangis melihatnya sehancur itu. "Maafin aku Sayang, aku selemah ini." "Sssstt, diam," balas Lyra malah membuat Jackson tambah menangis kencang. Keluarga Davidson menatap Jackson yang paling terpukul, membuat Renata juga mendekatinya dan memeluknya. "Sabar, Nak." ••• Pasca
"Maafkan saya, Pak! Tolong beri saya kesempatan untuk memperbaikinya...." tangis karyawan yang kemarin menghina Lyra. Manajer yang menyampaikan surat pemecatan itu pun menghela napas, ia tak habis pikir dengan karyawan itu yang bisa-bisanya menyenggol istri kesayangan pemilik restoran. "Saya bukan Bosnya, Re. Jadi silahkan kamu jadiin ini pengalaman di tempat barumu. Kebetulan Bu Lyra kasih link kerjaan baru buat kamu tadi." "Serius, Pak?" tanya karyawan itu. "Iya, ini usaha baru, tapi kalo kamu tekun semua akan jadi lebih baik." "Terima kasih, Pak!" Karyawan itu pun berterima kasih pada sang Manager, tapi Manager itu berkata lagi di depan semua karyawan restoran itu. "Mungkin ini udah jadi rahasia publik kalau istrinya Pak Jackson gak cantik-cantik amat, tapi masalah bucin yang bucin banget malah Pak Jackson ke istrinya. Sebenarnya masalah ini udah selesai, tapi Pak Jackson yang tau perkara ini entah dari mana langsung kasih surat pemecatan ini. Saya harap, kalau kalian pingi
"Papa, Dedenya lucu... hihi!" ujar Adel pada Ayahnya saat Jackson menggendong cucunya pertamanya itu. "Iya Sayang, dulu kamu juga lucu, sekarang juga masih lucu." "Aku lucu, Papa?" tanya Adel lagi. Gadis kecil itu berusia 2,5 tahun tapi sudah pintar seperti Kakaknya. Ia juga memiliki fisik seperti Jackson, padahal Jackson ingin memiliki gadis kecil yang mirip seperti ibunya. Saking cintanya ia pada istrinya sampai-sampai ia sempat ngambek karena anak-anaknya menuruni fisiknya semua. "Iya dong, Sayang," jawab Jackson. Tak lama Lyra datang membawa perlengkapan untuk bayi laki-laki itu mandi. Seperti dirinya, Jasmine juga takut memandikannya pada awal-awal melahirkan. Sekarang ia berperan sebagai ibu mertua, setidaknya ia memiliki pengalaman lebih awal dari Jasmine. "Adel seneng ya liat Dede Bayi?" tanya Lyra melihat anaknya yang antusias. Daren malah sedang bermain dengan Kakaknya--Daniel. Ini seperti Jackson sedang tukeran anak dengan Daniel. "Dede bayinya lucu Ma,
Dua tahun berlalu ketika Daniel menyelesaikan gelar DBA (Doctor of Business Administration), ia langsung melamar Jasmine pada ayahnya. Tentu prosesnya lancar sekali, apalagi Jackson juga sudah cocok dengan Jasmine. Semakin dewasa Daniel, semakin ia bisa melihat siapa orang yang layak ia nikahi. Maka Jackson menyetujuinya. Lyra, Jackson, Baby Dam dan keluarga besar akhirnya tinggal di rumah yang ada di Amerika selama proses pernikahan Daniel, yakni seminggu karena mereka harus membantu proses menuju pernikahan juga. Melihat bagaimana Daniel bisa menemukan sosok baik seperti Jasmine, membuat Lyra lega, akhirnya Daniel tidak dihantui oleh bayang-bayang masa lalu bersamanya. Kisah mereka memang unik dan langka, tapi begitulah adanya. Mereka bisa sama-sama berdamai dengan masa lalu, saling belajar dari pengalaman yang berharga. "Sah?!" "Sah!" "Alhamdulillah...." Mereka tentu melangsungkan pernikahan secara Islam karena Jasmine juga sudah mualaf setengah tahun yang lalu da
"Aku gak bisa janji kalau aku bisa tega mempertahankan anak itu kalau misal ada kejadian di mana janin itu membahayakan kamu. Aku takut kamu kenapa-napa," ujarnya memeluk istrinya lebih erat lagi. "Kita usahain yang terbaik," balas Lyra meyakinkan suaminya. Jackson pun tak menjawab, ia merasa lega karena akhirnya ia tau apa yang membuat istrinya sekhawatir itu pada sesuatu. Ia akan berhati-hati lain kali agar istrinya tidak overthinking karena ucapannya. Maka, keduanya terus merawat Baby Daren bersama. Menjadi CEO dan orang sibuk tidak serta merta membuat Jackson mengabaikan peran sebagai ayah. Ia sudah kapok dengan pengabaiannya pada Daniel yang membuatnya lepas kendali. Ia tak ingin anaknya menjadi salah satu di antara banyaknya anak fatherless di negeri ini. Ia ingin memberikan contoh pada semua pria di dunia ini utamanya pada seorang ayah, bahwa keluarga lebih berharga dari segalanya. _+_+_ Jackson dan Lyra menghadiri sebuah pesta ulang tahun dari salah satu konglomer
Lyra langsung bad mood ketika Jackson menjawabnya dengan langsung seperti itu, bahkan tidak ada kata kiasan apa-apa langsung berkata 'Gak!'.Ia merasa kalau suaminya tidak mau memiliki anak lagi dengannya, karena mungkin Jackson sudah bosan dengannya dan berencana meninggalkannya. Lyra jadi overthinking sendiri tanpa berani mengungkapkan perasaannya pada sang suami. Ia jadi banyak melamun dan tidak fokus ketika bicara dengan suaminya. Jackson sebenarnya merasakan itu, tapi ia berasumsi mungkin Lyra butuh waktu untuk sendiri. Ia takut jika menanyakannya langsung, malah membuat Lyra stres. Ia paham kalau wanita pasca melahirkan akan mengalami yang namanya stres atau sampai pada Baby Blues yang sangat berbahaya.Ia berusaha memberikan perhatian-perhatian untuk sang istri, tetapi Lyra meresponnya dengan pasif. Hal itu tentu sangat mengganggunya juga, tapi apakah tindakannya tepat jika bertanya.Baby Daren juga tumbuh dengan baik, membuat Lyra merasa lega meski masih memiliki perasaan me
"Benar kan dugaanku," ujar Jackson melihat data di kepolisian. "Motifnya apa, Pak?" tanya sang detektif. "Maksudnya apakah kalian pernah mengalami perselisihan?" "Saya memutuskan kerjasama dengan Tuan Rohan, tapi ia tidak terima dan menyebarksn berita buruk tentang perusahaan saya. Tentu saya tak bisa diam, maka saya mengungkap kasus skandal usaha club-nya yang memang problematik, makanya saya putuskan kerjasama kami. Kasus ini sempat viral di tahun 2014, ada kasus pemerkosaan, pembunuhan dan perdagangan manusia. Club yang ia buat adalah club tempat berkumpul orang-orang di dunia gelap dan sudah memakan banyak korban." Jackson menghela napas, ia mencari data-data itu dari internet dan membiarkan detektif mulai menganalisis bersama ahlinya. "Intinya, ia ingin membalas dendam, tapi saya tidak tau kalau ia memanfaatkan orang sakit jiwa." "Berarti Anda dulu...." Jackson mengangguk, "Ya, tapi sudah berhenti, ini karena istri saya tidak ingin bersama saya kalau masih melakukann
Untung saja proses penyembuhan Baby Deren berjalan dengan cepat, karena memang kondisi fisiknya yang baik-baik saja, sehingga di hari keenam ia sudah boleh pulang. Lyra, Jackson dan seluruh keluarga mereka senang akhirnya di hari ketujuh Baby Daren sudah bisa hadir untuk proses syukuran adat Jawa. Prosesnya sangat unik, di mana si bayi akan dibawa keliling di mana melingkar di sana orang-orang yang nanti mencukur sedikit rambut si bayi. Sementara yang mencukur adalah Bapak-bapak yang merupakan orang penting di komplek, juga beberapa perempuan anggota inti seperti ibu dan nenek si bayi. Sementara itu, Daniel dan Jasmine sudah kembali ke Amerika lebih awal sebelum acara syukuran itu, tentu mereka harus kerja dan tak bisa libur terlalu lama. Lyra sangat bahagia sekali, akhirnya bisa memeluk anaknya setelah sekian hari menunggu dengan keadaan cemas. Tentu saja ia cemas, dirinya sudah dibawa pulang sementara anaknya masih harus dirawat di rumah sakit terlebih dahulu sebelum dipastikan
"Felicia dan di balik itu semua, aku belum bisa cerita ke kamu, tapi aku janji gak akan ada yang bisa lepas dari hukum setelah apa yang mereka lakukan pada kesayanganku," ungkap Jackson memeluk istrinya erat. Berkali-kali ia harus merasakan betapa ia takut kehilangan wanita yang sangat ia cintai itu. Berkali-kali juga ia gagal mewujudkan keamanan baginya. Andai Prio tipe orang yang cepat mendidih, maka ia siap untuk babak belur di tangannya setelah apa yang terjadi pada anaknya. Lyra membalas pelukan suaminya, ia memang terluka secara fisik, tetapi sepertinya batin Jackson lebih terluka daripada dirinya. Maka ia akan mencoba memulihkannya dengan ketabahan dan rasa cintanya pada sang suami. +_+_+ Entah kenapa Daniel merasa sangat bahagia tatkala memposting foto adik tirinya yang jarak usianya samapai 30 tahun lebih. Ia memang bermimpi memiliki saudara di rumah yang sepi itu, menjadi anak tunggal dari orang kaya adalah sebuah niscaya kalau ujian yang akan ia rasakan adalah kesepi