Karena ini belum masuk dayli aku blm update tiap hari yaks ʚ♡⃛ɞ(ू•ᴗ•ू❁) Tapi aku usahakan tetep tiap hari kok
Jackson belum menjawab tentang apa yang Lyra tanyakan tadi, ia malah asyik makan dan mengobrol dengan teman-teman Daniel. Ia sendiri tak nyaman dengan keadaan itu, bayangkan jika duduk bersama orang-orang yang membenci, bagaimana perasaannya? Terlihat sekali kalau genk Daniel sering ke rumah Daniel, kalau diingat ia jarang ke rumah Daniel, itu pun seringnya ia ke sana kalau Jackson tidak ada di rumah. Ia agak takut dengan Jackson waktu itu karena ia tidak menyukai hubungan mereka. Kini Lyra juga fokus pada makanannya dan sesekali melihat ke arah Jackson yang begitu alami menjadi orang tua di antara mereka. "Lalu, bagaimana Pak Jack apakah Anda butuh kami di acara pernikahan Anda dan Lyra?" tanya Yudha yang paling berani. Semuanya tiba-tiba diam, sedari tadi mereka tak berani menyenggol soal pernikahan, mereka takut menyinggung Jackson. Meski sudah akrab, Jackson adalah orang yang tegas dan akan memperingatkan mereka saat melakukan kesalahan. Jackson tersenyum menatap Lyra yang tak
"Kesepakatan udah dibuat, gak ada waktu untuk membatalkan, sementara kita udah mempersiapkan banyak hal. Udah banyak dana yang keluar untuk acara kita, lalu apa kamu tega sama keluarga kita?" Lyra bungkam, ia tentu tak bisa membiarkan kedua orang tuanya kecewa dan Nenek Jackson kecewa, mengingat mereka bahkan sudah akrab. Jackson berbalik dan menatap Lyra yang bimbang, "Aku tau kamu gak nyaman dengan Daniel, tapi apa menurutmu seburuk itu nikah sama aku?" Pertanyaan itu cukup ambigu untuk Lyra, tapi sebelum menemukan jawaban, Jackson sudah pergi dari sana. Mungkin memang ini garis yang harus ia lalui, ia jadi bimbang dan merasa bahwa dirinya perlu waktu untuk menguatkan rasa ikhlasnya pada pernikahan itu, agar semuanya berkah. ••• Lyra sudah duduk di depan cermin melihat wajahnya yang sudah cantik dengan look yang mewah, tetapi terlihat natural dengan teknik make up ala Korea yang membuat orang tetap muda. Acara hari pertama adalah ijab qobul dan resepsi di kampung halamannya. I
"Cie... perhatian banget sih," ujar sebuah suara yang bereaksi atas keromantisan pengantin baru itu. Itu adalah Julia yang membawa seorang pria di belakangnya, pria itu cukup tampan dan sepertinya lebih tua dari Julia, atau mungkin seumuran. Hanya saja Julia yang tampak awet muda, jadi ia keliatan lebih muda dari usianya. "Hai, Lyra! Lita udah kenalan belum ya? Aku mantan istrinya Jackson, alias ibunya Daniel,x ujarnya menyalami Lyra. Lyra pun menyambut salamannya dengan sopan, "Kita sudah pernah berkenalan lama, Bu," ujar Lyra. "Oh iya, tapi dengan status yang berbeda," ujar Julia kemudian melirik Jackson yang tidak nyaman dengan pembicaraan itu. "Jangan panggil saya 'ibu', dong ya... karena kamu udah jadi istrinya Jackson, jadi kamu panggil aku Kakak, gimana?" Lyra agak bingung, tetapi ia mengangguk setuju. "Em, baik Kak." "Dih sok muda," ujar Jackson julid. Julia pun menatapnya kesal, "Heh, sape elu?!" Keduanya melaiukan sedikit perdebatan kecil membuat Lyra tertawa menging
"Jangan dipikirin tentang Bibi ya, dia emang begitu," ujar Lyra saat mereka sudah di kamar. "Of course, tenang aja. Aku bukan orang yang baperan kok," ungkapnya. "Bibi emang terkenal menyebalkan di keluarga kami, jadi keluarga kami biasanya juga nggak merasa nyaman kalau dia ada, tapi bagaimanapun dia tetap keluarga kami." Jackson mengerti kekhawatiran Lyra, "Ya, aku paham kok, kamu nggak usah merasa sungkan. Aku biasa diomong macam-macam, bahkan banyak dari colega bisnis yang ngomong gak disaring, macam-macam tentang tapi apapun yang gak mereka tau aslinya. Bagiku, semua itu cuma bagian dari ujian, di mana kita ketemu dengan orang-orang yang nggak penting. Menurut aku, mereka cuma mengharapkan kejatuhan kita, dan selanjutnya mereka bukan orang yang layak untuk kita pikirkan. Ada banyak hal yang layak untuk dipikirkan selain mereka, jadi santai aja." Lyra kagum pada perangai suaminya yang sangat tabah dalam situasi seperti ini. "Oke, daripada gak enakkan, mending kita istirahat."
"Ngomong-ngomong, apakah kalian ada rencana punya anak dalam waktu dekat?" tanya Sulastri dengan wajah gembiranya. Lyra dan Jackson langsung terkejut sampai Lira tersedak gara-gara saking kagetnya. Ia sedang memasukkan makanan ke mulutnya ketika mendengar sesuatu yang mengejutkan seperti itu. Jackson pun dengan segera membantunya dengan memberikan air minum melihat keterkejutan Lyra. Pasti ia belum memikirkan jawabannya, lebih tepatnya mereka berdua belum ada ekspektasi ditanyai soal anak. Sehingga, Jackson langsung menjawab pertanyaan sang ibu mertua dengan halus. "Begini, Bu... sebenarnya saya sendiri dan Lyra sangat ingin dan ada rencana memiliki anak tapi, saya mengerti bahwa Lyra juga baru lulus sehingga saya perlu memberikannya ruang untuk melakukan hal yang Lyra ingin lakukan, seperti halnya wanita seumurannya. Jadi saya tidak ingin Lyra mengabaikan waktu mudanya, saya kira mungkin kami akan menundanya. Meski begitu, kalau Tuhan memberikan lebih cepat dari yang kami perkirak
Lyra dan Jackson bersama keluarga Lyra berangkat ke Jakarta. Awalnya Prio agak protes karena terlalu mendadak dan mereka masih lelah untuk melanjutkan resepsi di Jakarta tapi, mereka pun tidak bisa memberi solusi ketika Jackson sudah berkata bahwa ia sudah mempersiapkan semuanya. Ia juga meminta maaf kalau membuat Prio dan Sulastri, kalau ia membuat kedua mertuanya tidak nyaman. Namun Prio dan Sulastri akhirnya mengerti dan ikut bersama mereka ke Jakarta untuk melakukan resepsi kedua karena pernikahan di kampung tidak semua teman-teman Jackson menghadirinya. Ini juga karena teman-temannya kebanyakan ada di Jakarta dan tidak memiliki banyak waktu untuk libur barang 2 hari untuk menghadiri pernikahan temannya atau rekan bisnisnya. Lyra sekeluarga menikmati perjalanan mereka menggunakan mobil Limousine yang mewah itu. Karena tidak bisa masuk ke jalan sempit sebab terlalu panjang dan jalanan desa yang tak memungkinkan, jadi mobil mewah itu menunggu di pusat kota. Sehingga dari rumah mere
"Ra, aku ke sana dulu ya." Lyra hanya mengangguk, sehingga kini ia ditinggalkan oleh Jackson ketika Jackson memilih untuk menemui rekan-rekannya. Sementara ia sendiri dan beberapa keluarga Jackson yang sepertinya bukan keluarga inti--sebab mereka tidak terlihat saat Jackson memperkenalkannya saat pertemuan keluarga-- datang menghampirinya. "Hai, selamat ya, udah jadi istrinya Jackson," ujar si Tante Lyra tersenyum saja, "Iya. Terima kasih Tante," ujarnya seadanya. Ia bingung harus bagaimana, sebab Ia tidak mengetahui karakter orang itu, takut menyinggung atau sikapnya salah di mata orang tersebut. "Oh ini istrinya Jackson? Saya kira pembantunya, soalnya tadi saya mengira begitu pas kita ketemu di Toilet, kan?" ujar Tante-tante yang lebih glamour lagi. Lyra mengingat wajah itu, wajah yang ia lihat di toilet dan langsung menyebutnya dan mengira bahwa ia pembantu Jackson, padahal jelas Ia memakai gaun putih dan biru muda yang sudah pasti mahal dari Jackson. Lagi-lagi ia hanya ters
"Nenek nggak mau tahu, kalian harus berangkat!" Jackspn hanya bisa memejamkan mata sejenak, kemudian menerima tiket dari neneknya yang sudah ia persiapkan dengan rapih beserta hotel dan destinasi yang akan mereka kunjungi. "Emang kami anak kecil yang mau kara wisata, disiapin gini?" protes Jackson menggerutu. "Gak usah protes, sana asih tau istrimu!" Jackson tak bisa lagi menolaknya, tekad neneknya sekuat baja. Mana mungkin ia bisa melawannya, lagipula melawanpun percuma. ••• Lyra memegang gagang kursi penumpang yang ia duduki itu sangat kencang. Ia belum terbiasa menggunakan pesawat, memang pernah sekali bersama teman-teman SMA saat melakukan wisata ke Bali, tapi itu sangat kacau karena ia akhirnya mabuk dan tidak bisa menikmatinya. Sekarang ia mengulangnya bersama dengan Jackson, ia tidak yakin apakah ia akan pusing lagi atau tidak, tapi ia mencoba untuk memejamkan mata agar tidak merasakan apa-apa. Awalnya Jackson ingin melakukan perjalanan dengan jet pribadi tapi, sang nene
"Mohon maaf, tapi Nyonya Besar Davidson sudah tiada pada jam 7.32 WIB." Seluruh keluarga besar Davidson langsung menangis tak karuan, apalagi Jackson yang merupakan orang tersayangnya. Nenek Davidson adalah penghubung keluarga setelah kepergian Kakek Davidson, tetapi ia sudah pergi juga, lalu siapa yang akan menghubungkan mereka kali ini. Lyra memeluk suaminya yang terus mengguncang tubuh Nenek Davidson yang tak bernyawa, ia tak sanggup kehilangannya. Sampai Daniel turun tangan menarik ayahnya agar tidak berskap seperti itu. "Stop, Pah! Kasian Uyut, Papa bakal bikin Uyut sedih!" "Nek!" Jackson lemas sampai seperti ingin pingsan, tetapi ia masih bisa berdiri dan memeluk istrinya yang juga menangis melihatnya sehancur itu. "Maafin aku Sayang, aku selemah ini." "Sssstt, diam," balas Lyra malah membuat Jackson tambah menangis kencang. Keluarga Davidson menatap Jackson yang paling terpukul, membuat Renata juga mendekatinya dan memeluknya. "Sabar, Nak." ••• Pasca
"Maafkan saya, Pak! Tolong beri saya kesempatan untuk memperbaikinya...." tangis karyawan yang kemarin menghina Lyra. Manajer yang menyampaikan surat pemecatan itu pun menghela napas, ia tak habis pikir dengan karyawan itu yang bisa-bisanya menyenggol istri kesayangan pemilik restoran. "Saya bukan Bosnya, Re. Jadi silahkan kamu jadiin ini pengalaman di tempat barumu. Kebetulan Bu Lyra kasih link kerjaan baru buat kamu tadi." "Serius, Pak?" tanya karyawan itu. "Iya, ini usaha baru, tapi kalo kamu tekun semua akan jadi lebih baik." "Terima kasih, Pak!" Karyawan itu pun berterima kasih pada sang Manager, tapi Manager itu berkata lagi di depan semua karyawan restoran itu. "Mungkin ini udah jadi rahasia publik kalau istrinya Pak Jackson gak cantik-cantik amat, tapi masalah bucin yang bucin banget malah Pak Jackson ke istrinya. Sebenarnya masalah ini udah selesai, tapi Pak Jackson yang tau perkara ini entah dari mana langsung kasih surat pemecatan ini. Saya harap, kalau kalian pingi
"Papa, Dedenya lucu... hihi!" ujar Adel pada Ayahnya saat Jackson menggendong cucunya pertamanya itu. "Iya Sayang, dulu kamu juga lucu, sekarang juga masih lucu." "Aku lucu, Papa?" tanya Adel lagi. Gadis kecil itu berusia 2,5 tahun tapi sudah pintar seperti Kakaknya. Ia juga memiliki fisik seperti Jackson, padahal Jackson ingin memiliki gadis kecil yang mirip seperti ibunya. Saking cintanya ia pada istrinya sampai-sampai ia sempat ngambek karena anak-anaknya menuruni fisiknya semua. "Iya dong, Sayang," jawab Jackson. Tak lama Lyra datang membawa perlengkapan untuk bayi laki-laki itu mandi. Seperti dirinya, Jasmine juga takut memandikannya pada awal-awal melahirkan. Sekarang ia berperan sebagai ibu mertua, setidaknya ia memiliki pengalaman lebih awal dari Jasmine. "Adel seneng ya liat Dede Bayi?" tanya Lyra melihat anaknya yang antusias. Daren malah sedang bermain dengan Kakaknya--Daniel. Ini seperti Jackson sedang tukeran anak dengan Daniel. "Dede bayinya lucu Ma,
Dua tahun berlalu ketika Daniel menyelesaikan gelar DBA (Doctor of Business Administration), ia langsung melamar Jasmine pada ayahnya. Tentu prosesnya lancar sekali, apalagi Jackson juga sudah cocok dengan Jasmine. Semakin dewasa Daniel, semakin ia bisa melihat siapa orang yang layak ia nikahi. Maka Jackson menyetujuinya. Lyra, Jackson, Baby Dam dan keluarga besar akhirnya tinggal di rumah yang ada di Amerika selama proses pernikahan Daniel, yakni seminggu karena mereka harus membantu proses menuju pernikahan juga. Melihat bagaimana Daniel bisa menemukan sosok baik seperti Jasmine, membuat Lyra lega, akhirnya Daniel tidak dihantui oleh bayang-bayang masa lalu bersamanya. Kisah mereka memang unik dan langka, tapi begitulah adanya. Mereka bisa sama-sama berdamai dengan masa lalu, saling belajar dari pengalaman yang berharga. "Sah?!" "Sah!" "Alhamdulillah...." Mereka tentu melangsungkan pernikahan secara Islam karena Jasmine juga sudah mualaf setengah tahun yang lalu da
"Aku gak bisa janji kalau aku bisa tega mempertahankan anak itu kalau misal ada kejadian di mana janin itu membahayakan kamu. Aku takut kamu kenapa-napa," ujarnya memeluk istrinya lebih erat lagi. "Kita usahain yang terbaik," balas Lyra meyakinkan suaminya. Jackson pun tak menjawab, ia merasa lega karena akhirnya ia tau apa yang membuat istrinya sekhawatir itu pada sesuatu. Ia akan berhati-hati lain kali agar istrinya tidak overthinking karena ucapannya. Maka, keduanya terus merawat Baby Daren bersama. Menjadi CEO dan orang sibuk tidak serta merta membuat Jackson mengabaikan peran sebagai ayah. Ia sudah kapok dengan pengabaiannya pada Daniel yang membuatnya lepas kendali. Ia tak ingin anaknya menjadi salah satu di antara banyaknya anak fatherless di negeri ini. Ia ingin memberikan contoh pada semua pria di dunia ini utamanya pada seorang ayah, bahwa keluarga lebih berharga dari segalanya. _+_+_ Jackson dan Lyra menghadiri sebuah pesta ulang tahun dari salah satu konglomer
Lyra langsung bad mood ketika Jackson menjawabnya dengan langsung seperti itu, bahkan tidak ada kata kiasan apa-apa langsung berkata 'Gak!'.Ia merasa kalau suaminya tidak mau memiliki anak lagi dengannya, karena mungkin Jackson sudah bosan dengannya dan berencana meninggalkannya. Lyra jadi overthinking sendiri tanpa berani mengungkapkan perasaannya pada sang suami. Ia jadi banyak melamun dan tidak fokus ketika bicara dengan suaminya. Jackson sebenarnya merasakan itu, tapi ia berasumsi mungkin Lyra butuh waktu untuk sendiri. Ia takut jika menanyakannya langsung, malah membuat Lyra stres. Ia paham kalau wanita pasca melahirkan akan mengalami yang namanya stres atau sampai pada Baby Blues yang sangat berbahaya.Ia berusaha memberikan perhatian-perhatian untuk sang istri, tetapi Lyra meresponnya dengan pasif. Hal itu tentu sangat mengganggunya juga, tapi apakah tindakannya tepat jika bertanya.Baby Daren juga tumbuh dengan baik, membuat Lyra merasa lega meski masih memiliki perasaan me
"Benar kan dugaanku," ujar Jackson melihat data di kepolisian. "Motifnya apa, Pak?" tanya sang detektif. "Maksudnya apakah kalian pernah mengalami perselisihan?" "Saya memutuskan kerjasama dengan Tuan Rohan, tapi ia tidak terima dan menyebarksn berita buruk tentang perusahaan saya. Tentu saya tak bisa diam, maka saya mengungkap kasus skandal usaha club-nya yang memang problematik, makanya saya putuskan kerjasama kami. Kasus ini sempat viral di tahun 2014, ada kasus pemerkosaan, pembunuhan dan perdagangan manusia. Club yang ia buat adalah club tempat berkumpul orang-orang di dunia gelap dan sudah memakan banyak korban." Jackson menghela napas, ia mencari data-data itu dari internet dan membiarkan detektif mulai menganalisis bersama ahlinya. "Intinya, ia ingin membalas dendam, tapi saya tidak tau kalau ia memanfaatkan orang sakit jiwa." "Berarti Anda dulu...." Jackson mengangguk, "Ya, tapi sudah berhenti, ini karena istri saya tidak ingin bersama saya kalau masih melakukann
Untung saja proses penyembuhan Baby Deren berjalan dengan cepat, karena memang kondisi fisiknya yang baik-baik saja, sehingga di hari keenam ia sudah boleh pulang. Lyra, Jackson dan seluruh keluarga mereka senang akhirnya di hari ketujuh Baby Daren sudah bisa hadir untuk proses syukuran adat Jawa. Prosesnya sangat unik, di mana si bayi akan dibawa keliling di mana melingkar di sana orang-orang yang nanti mencukur sedikit rambut si bayi. Sementara yang mencukur adalah Bapak-bapak yang merupakan orang penting di komplek, juga beberapa perempuan anggota inti seperti ibu dan nenek si bayi. Sementara itu, Daniel dan Jasmine sudah kembali ke Amerika lebih awal sebelum acara syukuran itu, tentu mereka harus kerja dan tak bisa libur terlalu lama. Lyra sangat bahagia sekali, akhirnya bisa memeluk anaknya setelah sekian hari menunggu dengan keadaan cemas. Tentu saja ia cemas, dirinya sudah dibawa pulang sementara anaknya masih harus dirawat di rumah sakit terlebih dahulu sebelum dipastikan
"Felicia dan di balik itu semua, aku belum bisa cerita ke kamu, tapi aku janji gak akan ada yang bisa lepas dari hukum setelah apa yang mereka lakukan pada kesayanganku," ungkap Jackson memeluk istrinya erat. Berkali-kali ia harus merasakan betapa ia takut kehilangan wanita yang sangat ia cintai itu. Berkali-kali juga ia gagal mewujudkan keamanan baginya. Andai Prio tipe orang yang cepat mendidih, maka ia siap untuk babak belur di tangannya setelah apa yang terjadi pada anaknya. Lyra membalas pelukan suaminya, ia memang terluka secara fisik, tetapi sepertinya batin Jackson lebih terluka daripada dirinya. Maka ia akan mencoba memulihkannya dengan ketabahan dan rasa cintanya pada sang suami. +_+_+ Entah kenapa Daniel merasa sangat bahagia tatkala memposting foto adik tirinya yang jarak usianya samapai 30 tahun lebih. Ia memang bermimpi memiliki saudara di rumah yang sepi itu, menjadi anak tunggal dari orang kaya adalah sebuah niscaya kalau ujian yang akan ia rasakan adalah kesepi