Share

22. Steve.

Author: Butiran_Debu
last update Last Updated: 2022-04-09 13:47:37

Lilis masih terpaku menatap wajah pria di depannya. Tampan. Itu yang pertama kali tersirat dalam pikiran wanita dua puluhan itu. Alisnya yang tebal, bibir tipis dan seksi, juga mata tajam bak elang yang siap untuk menyergap, sungguh sempurna di mata Lilis. Ditambah dengan cahaya lampu berwarna-warni yang menerpa wajahnya membuat lelaki itu terlihat sangat menawan.

“Maaf, saya tidak sengaja.”

Suaranya yang lembut mendayu ke telinga Lilis, mengalahkan sejuknya sentuhan air hujan. Lilis semakin terpaku sampai melupakan pakaian yang basah atas perbuatan lelaki di depannya. Saat si lelaki menunduk di depan Lilis, dia bahkan tidak bergerak dan membiarkan lelaki itu menyentuh bagian pinggangnya. Bagaikan kembali ke masa-masa remaja, jantung Lilis berdebum hebat merasakan sentuhan lembut yang dilakukan si lelaki tampan.

“Bajumu sangat basah. Aku takut kamu akan masuk angin karena ini,” ucap si lelaki sekali lagi, dan sejenak dia seperti sedang be

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suami yang Tak Diinginkan   23. Kamu Milikku, Hendra!

    Hendra mengulurkan tangannya ingin meminta restu pada mertuanya yang baru, tapi lansung ditepis begitu saja. Papanya Juwita menatap masam, menunjukkan betapa dia tidak menyukai Hendra.“Putriku mungkin memilih kamu sebagai suaminya, tapi sampai kapan pun kami tidak akan pernah menerima kamu menjadi menantu di rumah kami!” Papa Juwita mengatakannya tanpa sedikit pun perasaan.Tangan Hendra kembali ke belakang tanpa mendapat restu dari mertuanya. Dia menunduk malu, sadar bahwa dirinya hanya orang miskin yang tidak mungkin bisa diterima oleh keluarga kaya. Tapi, Hendra tidak bisa berbuat apa pun sebab dirinya dan Juwita juga menikah hanya karena uang. Harga dirinya sudah benar-benar hilang, tergadai oleh uang tiga miliar.“Maafkan saya, Pak.”“Maaf, maaf. Kamu sengaja menggoda putri kami karena harta, kan? Tapi jangan pernah bermimpi, kami tidak akan pernah memberikan sedikit pun harta kami padamu!” Lantas dia menari

    Last Updated : 2022-04-10
  • Suami yang Tak Diinginkan   24. Kemana Juwita?

    Hendra masih tertegun di tempatnya berdiri. Dia cerna kata demi kata yang diucapkan Juwita sebelum menghilang dari pandangannnya. Hendra yakin Juwita tadi berkata dia tidak akan boleh bertemu Lilis sampai satu minggu ke depan nanti.Apakah mungkin Juwita marah karena Hendra berkata ingin kembali ke rumah? Apakah dia berpikir Hendra ingin meninggalkannya demi Lilis? Padahal, sebelum pernikahan mereka pun Hendra sudah tahu untuk satu minggu ini dia memang harus tinggal dengan Juwita.“Aku tak punya baju ganti, bagaimana akan tinggal satu minggu?” Hendra semakin bingung.Pagi tadi kedatangan Juwita terlalu buru-buru. Tak memberi waktu untuk Hendra mengambil barang apa pun, dia sudah memaksa agar mereka segera mengurus pernikahan. Dan sekarang hanya satu setelan pakaian pengantinnya lah yang Hendra miliki untuk melapisi tubuhnya. Ini akan sangat bau jika Hendra bertahan dengan satu pakaian selama satu minggu.Namun apa yang bisa dilakukan se

    Last Updated : 2022-04-12
  • Suami yang Tak Diinginkan   25. Tidur Dengan Aktor.

    Lilis terbangun dengan tubuhnya yang sakit di mana-mana. Memutar tubuhnya ke samping, dia temukan seorang lelaki yang tidak dia kenal sedang terlelap di sebelahnya. Lilis yang belum sepenuhnya sadar lantas bangkit buru-buru."Ar...!" pekik Lilis. Dia sadari dirinya tidak mengenakan satu helai pakaian pun. Tangannya berusaha menarik selimut untuk menutupi bagian dada yang terekspos. "A-apa ini? Ke-kenapa aku begini?" tanya Lilis kelabakan sendiri.Lelaki yang tidur di sebelahnya juga bangun dan menggosok matanya. "Kenapa, Sayang? Kamu udah teriak masih pagi begini.""Sa-sayang?" Bibir Lilis berucap terbata.Kala itu pun dia teringat tentang tadi malam, di mana dia bertabrakan dengan seorang lelaki di dalam diskotik dan berakhir bersamanya.Lelaki itu bernama Steve, Lilis mengingatnya. Steve menyuruh seseorang membawakan baju ganti untuk menukar baju Lilis yang basah. Lalu selanjutnya... mereka memutuskan minum bersama di atas mobil Steve.Lil

    Last Updated : 2022-04-13
  • Suami yang Tak Diinginkan   26. Melihat Istri

    “Mau ke mana kamu?”Juwita tiba-tiba berdiri di ambang pintu ketika Hendra akan keluar dari kamarnya. Dia terkejut sebab sudah tiga hari tinggal di sana, tak sekali pun Juwita menampakkan diri. Apa mungkin perempuan itu sudah lelah bermain petak umpet?“Aku mau kunjungi Alan. Sejak berapa hari ini aku nggak bisa hubungi Lilis,” sahut Hendra jujur.“Kamu rindu istrimu?”Kenapa menanyakannya lagi? Juwita tahu jelas Hendra memiliki istri pertama yang masih sangat dia cintai. Lilis tidak bisa dihubungi sejak tiga hari, dan itu membuat Hendra tidak tenang. Apakah mungkin istrinya sakit, atau apa ada hal lain? Hendra harus memastikannya.“Nona Juwita tau sendiri aku memiliki istri. Tolong jangan membuat kita rumit,” sahut Hendra lagi. Bagaimana pun, dia tahu Juwita tidak senang setiap kali dia menyebut nama Lilis. Tapi, bukankah seharusnya wanita ini tahu resikonya jika menikah dengan Hendra? Juwita harus p

    Last Updated : 2022-04-16
  • Suami yang Tak Diinginkan   27. Siapa Laki-laki itu?

    "Yakin kamu turun di sini, Lis?""Iya, yakin kok, aku memang mau ke sana," sahut Lilis tanpa merasa ada yang ganjil. Dia masih bisa tersenyum meski wajah Steve kelihatannya bingung. "Kenapa sih? Memang salah ya aku turun di sini?""Ya nggak gitu, sih. Tapi kan ini toko mainan anak-anak, loh. Kamu mau beli manan anak?"Sampai Steve mengatakan pertanyaan itu, baru lah Lilis seperti tersadar dia sudah membuat kesalahan.'Ya ampun, Lilis... kamu ini kok ceroboh banget, sih! Steve belum tau kamu punya anak, kok malah ke tempat mainan anak-anak. Bodoh... bodoh!' Lilis mengumpat dirinya sendiri di dalam pikiran.Awalnya Lilis tidak memikirkan tentang itu. Dia hanya teringat pada Alan dan berpikir mungkin ibunya juga masih ada di apartemennya. Lilis tidak ingin mendengar pertanyaan cerewet dari sang ibu, karena itu dia berpikir membawakan Alan mainan saja. Dengan begitu dia akan punya alasan mengatakan pada sang ibu kehilangannya tiga hari ini

    Last Updated : 2022-04-17
  • Suami yang Tak Diinginkan   28. Janji Palsu.

    “Dia Steve, dia itu aktor. Uangnya banyak, punya rumah dan mobil mewah, dan yang pasti... dia seorang yang mapan. Aku merasa beruntung banget bisa kenal sama dia, Hen. Terus, dia juga akan bantu kenalin aku sama para sutradara. Pokoknya dia hebat banget!” Lilis memuji Setev sangat banyak, mulutnya terus berceloteh mengatakan tentang Steve yang seorang aktor terkenal. Wajahnya bersinar dan semangatnya penuh saat terus memuji laki-laki yang baru dia kenal itu. Perasaan bercampur aduk memenuhi dada Hendra, mendengar semua cerita dari istrinya. Mata yang berbinar itu jelas-jelas bahwa Lilis tengah memuja lelaki itu. Hendra merasa dirinya seperti orang bodoh mendengar semua perkataan Lili. “Ya ampun, Hen. Aku nggak nyangka loh, rejeki kita datang bertubi-tubi! Aku senang banget....” “Lis, apa-apaan sih kamu ini?” potong Hendra tidak senang. “Kamu kenal di mana sama dia? Kenapa bisa satu mobil dengan laki-laki itu, itu yang aku tanyakan.” “Kenapa, sih

    Last Updated : 2022-04-22
  • Suami yang Tak Diinginkan   29. Aku Bukan Pakaian Di Gantungan!

    Kepulangan Hendra pada Lilis sangat menyita pikiran Juwita. Dia tak bisa santai, pekerjaan pun banyak yang terbengkalai. Rasanya sudah sangat lama sejak Hendra pergi tadi, tapi belum juga kelihatan batang hidungnya sampai sekarang. “Ben, kalian sudah pulang?” Dia hubungi supir yang membawa Hendra. “Belum, Bu. Pak Hendra masih di atas, saya menunggu di parkiran apartemen Bu Lilis.” Ponselnya Juwita letakkan kasar, dia kesal mendengar laporan dari supirnya. “Ngapain, sih, lama-lama di sana?” Juwita bayangkan Hendra dan Lilis mungkin tengah bermesraan sekarang. Lilis yang menyebalkan, tamak dan berlaku sok kaya itu pasti tengah menikmati hidupnya yang enak. Kemudian Lilis pasti berkata dia sudah sukses menipu Juwita, hanya untuk mendapatkan uangnya. Atau mungkin keduanya justru saat ini tengah berpesta? Menikmati indahnya menjadi orang kaya dan bercinta di atas ranjang empuk. Hendra dan Lilis mungkin tengah menertawakan Juwita yang dengan

    Last Updated : 2022-04-22
  • Suami yang Tak Diinginkan   30. Malam Pertama

    Hendra sempat hanya diam mendengar Juwita mengomelinya. ‘Kenapa dengan Juwita?’ pikir Hendra, menatap baju kaus yang sekarang di tangan Juwita. Sampai Juwita berdiri sangat dekat, saat itu lah dia sadar apa yang Juwita inginkan. Kewajiban sebagai suami, pekerjaannya sebagai laki-laki yang sudah dibeli sudah saatnya Juwita menagih itu.“Aku istrimu, perlakukan aku layaknya istri.” Tangan Juwita gemetar menyentuh dada polos Hendra, dia terlihat gugup sampai tangan kirinya mencengkram kaus milik Hendra. Terlalu lama hidup dalam kesendirian membuat Juwita gugup saat berhadapan dengan lelaki.Juwita menunduk. Sebagai perempuan yang masuk ke dalam rumah tangga Hendra, terkadang dia merasa rendah diri. Tapi... Juwita tidak bisa mengelak bahwa dirinya menginginkan Hendra. Entah sejak kapan rasa itu datang, Juwita juga ingin diperhatikan oleh Hendra.“Lihat aku sebagai istri keduamu, bukan sebagai Lilis.”Paham maksud Juwi

    Last Updated : 2022-04-25

Latest chapter

  • Suami yang Tak Diinginkan   305. Maukah Menikah Denganku? (END)

    Sejenak Hendra menunduk. Dia menatap lantai di bawah kakinya dan memikirkan pertanyaan itu. Cinta... Hendra tersenyum kecil.Tentu saja dia mencintai Juwita, dan cinta itu pula yang membuatnya selalu sabar dengan semua cobaan pernikahan mereka. Tapi Hendra tidak akan lupa bahwa cinta pula yang membuatnya menjadi suami yang terjual. Karena rasa cintanya pada Lilis dan tidak ingin istrinya bercerai, Hendra yang bodoh pun menerima pernikahan tertulis dengan Juwita.Bukankah cinta itu pula yang membuatnya menjadi menderita? Meski sangat mencintai Juwita, Hendra juga ingin mempertahankan harga dirinya.“Mencintai adalah hal yang sangat mematikan, sampai aku menjadi menantu Anda pun itu karena dulu aku mencintai mantan istriku. Jika sekali lagi aku mengalah demi cinta, bukan tak mungkin akan kehilangan harga diri lagi. Maka kuputuskan, bercerai adalah jalan yang sudah sepatutnya,” ucap Hendra dengan yakin.Juwita tidak kuasa mendengar perkataan Hendra, air matannya mengalir lebih deras oleh

  • Suami yang Tak Diinginkan   304. Tak Ada Cinta Tersisa?

    Hendra mengangguk, tidak ingin mengulur waktu sehingga membuat orang-orang berharap banyak padanya. Semuanya harus diakhiri agar Juwita tidak terus merendahkannya.“Nggak mungkin,” bisik Juwita patah hati, kedua tangan memegangi kepalanya yang belum mampu menerima kenyataan. “Kamu nggak mungkin menanda tanganinya, kamu pasti berbohong.” Dia tatap suaminya dengan mata memelas, sungguh tidak Juwita harapkan benar-benar bercerai dari Hendra.“Maaf mengecewakan kamu. Tapi... kedatanganku ke sini untuk mengantarkan surat cerai itu.” Hendra mengeluarkan amplop yang Juwita kirimkan itu, dan membuka bagian yang sudah dia tanda tangani. Dia letakkan berkas itu di atas meja agar semua orang bisa melihatnya. “Aku hanya mengabulkan permintaan kamu. Dan lagi, aku rasa kita tidak mungkin meneruskan pernikahan yang sejak awal tidak sehat. Aku tidak ingin terus dikenal sebagai suami yang dibeli, maka itu memang sebaiknya kita bercerai saja.”Sebagai lelaki, Hendra punya harga diri. Meski di awal sud

  • Suami yang Tak Diinginkan   303. Mengantar Surat Cerai

    Berkali-kali Juwita melirik ke pintu utama rumah orang tuanya. Duduknya tak bisa diam, bergeser setiap menit seakan tidak sabaran. Sofa yang didesain sangat empuk itu seakan tidak nyaman menjadi tempatnya. Dia melirik lagi, dan itu terus saja terulang setiap kali dia mendengar suara pergerakan seseorang di sekitarnya.Maria mengamati putrinya itu dari anak tangga, tampak penyesalan dan ragu-ragu di wajah cantik Juwi yang belakangan ini terlihat semakin kurus. Dia mendatangi putrinya dan duduk di sebelah Juwi.“Wi, tenangkan dirimu,” kata Maria, mungkin dengan ucapan itu putrinya bisa merasa lebih baik. “Pikirkan anak di kandungan kamu. Jika mamanya stres, anak kamu juga akan ikut stres di dalam sana.Mata sayu Juwi menatap mamanya ragu dan dia berkata, “Entah lah, Ma. Aku tidak bisa tenang sebelum melihat Hendra datang. Aku takut jika dia tidak benar-benar menemuiku,” katanya.Hendra memang tidak pernah berkata akan datang menemui Juwita, melainkan Armaja lah yang akan ditemui lelaki

  • Suami yang Tak Diinginkan   302. Tolong Maafkan Juwita.

    Setelah mendapatkan bukti itu, polisi langsung memeriksanya. Benar saja, video yang Steve berikan sebagai bukti jelas adalah editan. Banyak bukti yang Armaja bawa sehingga Steve tidak bisa berkutik sekarang. Bukan hanya itu, Armaja juga berhasil menangkap pelaku yang selama ini bersembunyi di belakang Steve, sebagai orang yang mengunggah di media sosial.“Bukan saya yang bersalah, Pak! Dia yang lebih dulu memukul saya!” Steve meronta di tangan polisi. Dia terus menuduh Hendra lah yang sudah memukulnya terlebih dahulu, tapi bukti-bukti yang dibawa oleh Armaja tidak bisa dibohongi.Hendra yang masih sangat shock dengan kejadian ini, hanya bisa diam menyaksikan Armaja dan polisi menyelesaikan masalah mereka. Lelaki itu memeluk putranya erat, menenangkan Alan yang masih sesunggukan.“Dia yang memukul saya! Dia yang seharusnya ditangkap!” Steve menunjuk-nunjuk pada Hendra, sangat memuakkan. Bahkan ketika semua bukti sudah terarah padanya, lelaki itu masih saja ingin menyalahkan Hendra.And

  • Suami yang Tak Diinginkan   301. Pa, Kenapa Kita di Sini?

    Jalan raya itu sangat ramai oleh mobil-mobil yang berlalu lalang. Tak ada cela jika pun Hendra ingin lari dari kejaran polisi yang tengah menunggunya di luar sana. Pasrah. Hanya itu yang bisa Hendra lakukan sekarang. Dia tidak mungkin berlarian di jalanan menggendong Alan, seperti yang tadi dilakukannya. Bisa-bisa membuat Alan menjadi celaka.“Pak, bagaimana selanjutnya? Kita tidak bisa lewat, apakah kita harus menabrak mobil lainnya agar memberikan jalan?” tanya Rahmat dari bangku kemudi, dia tidak rela bosnya tertangkap begitu saja.Akan tetapi, Hendra sudah lelah. Perkataan Rahmat terlalu berisiko dan dia tidak ingin membuat masalah yang lebih besar.Dia melepaskan sebelah tangan dari punggung Alan, kemudian membuka pintu mobil itu sangat pelan.“Pak, jangan keluar. Bagaimana nasib Alan jika bapak sampai ke kantor polisi?” Rahmat masih mengingatkan.“Kita tidak mungkin membuat masalah yang lebih besar lagi, Mat. Aku tidak ingin kamu ikut ke dalam masalah ini.” Dia pun keluar dari

  • Suami yang Tak Diinginkan   300. Tertangkap.

    Taksi yang Hendra tumpangi dengan Alan pun meluncur di jalanan. Sopir taksi itu merasa iba melihat Alan yang menangis berkata takut, dia membayangkan andaikan dirinya bersama anaknya yang ada di posisi Hendra sekarang. Meski sebenarnya pak sopir juga terlihat ketakutan, wajahnya berkeringat saat melihat dua petugas polisi dari kaca spion-nya.“Bapak ini mau ke mana, toh? Saya nggak berani kalo Suria Hotel, itu terlalu jauh, takutnya dikejar sama polisi. Saya juga punya anak istri, Pak, tidak berani berurusan dengan mereka,” kata pak sopir, nadanya gemetar saat bertanya.Hendra pun tidak mungkin melibatkan orang lain dalam kasusnya. Suria Hotel terbilang jauh dari posisi mereka sekarang, sangat benar yang dikatakan sang sopir kalau petugas kepolisian itu mungkin tengah mengejarnya. Lagian, Hendra juga tidak mungkin pergi ke sana lagi, akan sangat gampang jika polisi melacaknya.Beruntung saja ponselnya terselip di saku celana Hendra, sehingga dia bisa menghubungi Rahmat untuk meminta

  • Suami yang Tak Diinginkan   299. Mereka Kejar Kita, Pa....

    Ketika Hendra masih memaksa Lilis agar keluar dari mobilnya, dua mobil lainnya datang ke tempat itu. Berhenti tepat di sebelah Hendra, membuatnya bertanya-tanya siapa kira-kira orang yang datang di dalam sana. Hendra menghela napas panjang ketika melihat itu adalah Steve dan beberapa orang dengan kamera besar.Reporter lagi?Astaga... entah sampai kapan Hendra harus bertemu dengan orang-orang itu, dia sudah sangat lelah.Tidak cukup hanya Steve dan reporter saja yang datang ke sana. Tidak lebih dari dua menit, ada mobil polisi yang juga ikut parkir di halaman warga yang luas itu. Entah apa yang akan terjadi di ke depan nanti, Hendra sudah sangat lelah berpikir. Menghadapi Lilis saja sudah membuatnya kesulitan, kenapa Steve harus datang ke sini membawa reporter dan polisi?“Itu perempuan yang menghancurkan kaca mobil saya, tolong tangkap dia, Pak. Meski Lisa adalah istri saya, saya tidak terima mobil saya dirusak begitu saja,” kata Steve pada polisi, menunjuk Lilis di dalam mobil Hendr

  • Suami yang Tak Diinginkan   298. Aku Ikut

    “Jangan bawa Alan, Hendra! Kamu nggak boleh bawa dia sebelum kasih duit ke aku!”Hendra sudah berhasil merebut paksa Alan dari Lilis dan Ratna, tapi saat akan membawanya masuk ke mobil, Lilis segera menghentikan Hendra. Perempuan itu betul-betul tak merelakan Hendra pergi tanpa memberinya uang. Lilis bahkan bergantung di kaki Hendra, memegangi agar lelaki itu tidak bisa bergerak.“Kasih aku uang dulu! Kamu nggak boleh pergi dari sini sebelum ngasih aku uang!” kata Lilis terus berteriak, memeluk kaki Hendra sangat erat.Setiap kali Hendra akan melangkah, kakinya selalu ditahan oleh Lilis. Bahkan hampir saja Hendra terjatuh karena tidak bisa menjaga keseimbangan.“Lepasin, Lilis! Kamu ini jangan bikin malu!” Hendra berkata geram, orang-orang sudah berkerumun menyaksikan mereka di halaman itu. Sudah seperti suami kejam saja Hendra dengan posisi Lilis memeluk kakinya.“Nggak! Aku nggak bakal lepasin kaki kamu, sebelum kasih aku uang!” sahut Lilis semakin mempererat pelukannya di kaki Hend

  • Suami yang Tak Diinginkan   297. Berikan Alan Padaku!

    Dalam kecewanya yang mendalam terhadap Steve, Lilis mencengkeram baju lelaki itu, lalu merosot perlahan-lahan. Saat itu dia mendengar deru mesin mobil di sebelahnya, dalam keputusasaan dia melihat ke kanan, berharap seseorang mungkin mendengar pertengkarannya dengan Steve. Mungkin seseorang itu bisa bersaksi untuk Lilis, bahwa semua ini sudah direncanakan Steve, dan laki-laki itu adalah alasannya bercerai dari Hendra.“He-Hendra. I-itu Hendra!” seru Lilis penuh harap. Dia berpikir Hendra bisa membantunya untuk itu.Namun, benarkah Hendra mau membantunya? Meski laki-laki itu mendengar pertengkarannya dengan Steve, Hendra tidak mungkin mau membantu Lilis. Harapan yang tadi sempat singgah, perlahan menjadi rasa takut.“Tidak! Dia tidak boleh mengambil Alan!” seru Lilis lantas berdiri. “Jangan ambil Alan! Alan milikku!”Tidak Lilis hiraukan lagi Steve yang kebingungan melihatnya, Lilis sudah berlari kembali ke dalam mobil. Dia harus menghentikan Hendra sebelum lebih dulu mengambil Alan.

DMCA.com Protection Status