Evelyn mengusapkan tangannya yang berkeringat dingin dipermukaan pakaian, rasa mual naik ke tenggorokan, perasaan gugupnya meningkat setelah mereka sampai di kantor tempat biasa Noah bekerja.Tempat yang sangat asing dan tidak nyaman, terutama banyaknya mata yang menatap.Sepanjang perjalanan menuju kantor Evelyn terlalu banyak diam dan sibuk dengan pikiran yang tidak berguna, sampai dia lupa untuk memberitahu Noah agar merahasiakan pernikahan mereka dan melepas cincin pernikahan.Mendampingi Noah hanya untuk menutupi kondisinya yang lupa ingatan sangatlah mudah, tapi bagaimana jika nanti ada orang yang bertanya siapa Evelyn?Evelyn akan sangat berterima kasih, jika Noah mengatakan Evelyn adalah dokter pribadinya. Evelyn masih belum siap jika Noah memperkenalkan siapa dirinya kepada banyak orang, ini akan sangat menyesakkan dan menyulitkannya, dan Evelyn takut seseorang akan menyadari siapa Evelyn sebenarnya.Noah telah duduk dikursi rodanya, secara tidak terduga justru pria itu terl
Tubuh Evelyn menegang, menelan salivanya dengan kesulitan, terjebak dalam ketegangan yang tidak menyenangkan dipelototi Simon yang langsung menatapnya dengan pandangan tidak bersahabat. “Tidak perlu berteriak sekencang itu. Selama ini aku merahasiakannya untuk memberikan kejutan kepada semua orang,” ucap Noah dengan bangga dan penuh percaya diri. “Jangan bicara sembarangan kau Noah! Aku masih sering melihatmu dengan wanita lain beberapa bulan terakhir ini!” geram Simon. Sudut bibir Noah sedikit terangkat, pria itu menyeringai tajam, dia tidak suka dengan ucapan Simon yang akan menimbulkan kesalah pahaman. Noah benci perselingkuhan, dan dia sangat yakin sepenuhnya bahwa dia tidak akan mungkin mengkhinati Evelyn. Memangnya apalagi yang Noah butuhkan? Semua yang dia inginkan sudah ada di Evelyn. “Jika aku bersama wanita lain, bukan berarti aku selingkuh kan? Aku tidak seperti paman, yang bisa memiliki beberapa anak diluar nikah meski sudah beristeri,” jawab Noah berhasil membuat waja
Waktu terus berlalu, jam makan siang akhirnya telah tiba. Evelyn beranjak dari tempat duduknya, dia sudah tidak tahan lagi berada di ruangan Noah tanpa melakukan apapun dan hanya menjadi penonton.Evelyn bosan, jauh lebih baik jika dia pergi ke rumah sakit dan memeriksa kandungannya, lalu membersihkan makam Daniel yang telah dia tinggal beberapa hari.“Noah, aku akan pulang lebih dulu.”Noah terperanjat, menggerakan kursi rodanya mendekati Evelyn. “Kenapa pergi Eve? Setidaknya kita makan dulu,” bujuk Noah.“Aku bosan disini, sepertinya kau tidak membutuhkan apapun dariku. Bukankah kau juga memiki janji makan siang bersama ibumu?” jawab Evelyn mengingatkan. “Aku akan makan sedikit dengan ibu dan segera kembali agar kita makan siang bersama,” bujuk Noah meraih jari jelingking Evelyn dan menggenggamnya.Evelyn menggeleng dengan berat, memang benar Evelyn membenci Sarah, namun Evelyn bukan seseorang yang bisa tega merebut waktu kebersamaan Noah dan Sarah. Evelyn tidak suka membuat masala
“Aku masih kekasihmu kan Noah? Aku yakin kau masih mencintaiku!” ucap Milia dengan lantang meminta sebuah pengakuan.Rahang Noah mengeras, wajahnya berubah merah padam tersulut kemarahan dan rasa malu yang menjalar di nadinya mendengar kata-kata lancang perempuan gila dihadapannya. Dari mana keberanian wanita itu muncul hingga dia begitu percaya dirinya membicarakan cinta padanya?Noah tahu sekarang dia sedang lupa ingatan, namun akal sehat dan pikiran rasionalnya tidak akan pernah mungkin berubah dan lekang oleh waktu. Mana mungkin dia bermain api dengan perempuan lain, termasuk wanita gila yang tengah berdiri dihadapannya.Evelyn jauh jauh lebih cantik dan sempurna.Tangan Noah terkepal sampai buku jarinya memutih, “Tutup mulutmu sebelum aku merobeknya,” jawabnya dengan penuh tekanan, kilatan matanya yang berwarna biru itu terlihat tajam mengintimidasi Milia.Milia meringis dalam tangisan, hati Milia cukup sakit, mendengar lontaran kata-kata kasar dari lelaki yang selama ini beg
Noah menengadah, hati Noah terusik, melihat sorot mata Evelyn yang memancarkan kemarahan dan kekecewaan, namun dia diam seolah tidak ingin terlibat apapun dalam situasi yang kini sedang terjadi. “Itu tidak benar Eve, itu tidak mungkin!” Noah meraih tangan Evelyn dan menggenggamnya dengan erat. “Aku tidak mungkin menghianatimu, aku bukan orang seperti itu,” lirihnya menyangkal, mengharapkan kepercayaan Evelyn.Hati Milia memanas melihat bagaimana lunaknya lunak dan tunduknya Noah dihadapan Evelyn yang mendiamkannya. Tidak pernah sekalipun Milia diperlakukan seperti itu oleh Noah, tapi mengapa Evelyn bisa mendapatkan semua perhatian Noah dengan mudah?Sejak kapan sebenarnya Evelyn masuk dalam kehidupan Noah hingga berhasil mengancurkan hubungan Milia dan Noah dengan begitu mudah?“Aku tidak mengada-ngada Evelyn, aku dan Noah telah bersama selama satu tahun, dan kami saling mencintai,” ucap Milia berusaha keras agar keadaannya tetap diakui meski Noah tengah marah padnya. “Tutup mulutm
Noah memijat keningnya dengan tekanan, terbayang-bayang kata-kata Evelyn yang semakin meresahkan hatinya, suaranya yang gemetar menahan tangisan, tanganya yang terkepal dan sorot matanya yang begitu terluka mengucapkan kata-kata ambigu tanpa memberitahu secara langsung apa kesalahan yang telah Noah perbuat padanya.Saat Noah bertanya tentang kesalahannya, justru, Evelyn meminta Noah untuk mencaritahu kebenarannya sendiri tanpa melibatkan banyak orang.Noah tidak bisa berhenti bertanya kepada dirinya sendiri, kesalahan apa yang sebenarnya telah dia lakukan kepada Evelyn hingga Evelyn menganggap jika ini kesempatan terakhir untuk Noah memperbaiki diri?Apakah ini memang ada hubungannya dengan wanita asing yang mengaku sebagai kekasihnya? Apakah memang benar, kesalahan terbesarnya adalah telah mengkhianati isterinya?Ataukah justru adalah hal besar lainnnya yang jauh lebih fatal telah Noah lakukan?Noah tidak dapat menunggu lama, dia harus segera meminta bantuan Alfred agar menyelidiki
“Aku sama sekali tidak mengerti, bagaimana bisa Noah telah menikah tanpa diketahui keluarganya sendiri? Ini sangat tidak sopan dan memalukan! Bahkan dia memperkenalkan isterinya di kantor, bukan datang secara langsung ke rumah dan menunjukan prilaku terhormatnya,” protes Simon pada Matteo.Simon masih tidak percaya Noah yang selama ini selalu menutup rapat hubungan asmaranya dengan setiap wanita, kini secara tiba-tiba muncul membawa seorang isteri rahasia.Matteo menutup dokumentnya dan melihat Simon berdecak pinggang didepan jendela terlihat sangat kesal. Matteo sudah menduga jika pernikahan Noah dan Evelyn akan menimbulkan pro-kontra di keluarga.“Aku yang menikahkan mereka berdua dan aku yang meminta mereka untuk menyembunyikan pernikahan itu,” jawab Matteo dengan tenang.Seketika Simon menengok, menarik kursi dan duduk didepan Matteo. “Mengapa Ayah memberikan pengecualian yang sangat sacral pada anak itu hingga aku dan anggota keluarga yang lain tidak tahu jika ternyata Noah telah
Punggung Noah menegak, matanya bergerak panik merasakan sandaran lembut kepala Evelyn di ujung bahunya, memeluk lengannya seperti sedang mencari kehangatan.‘Aku sedang tidak berhayal kan?’ batin Noah tidak percaya.Noah menarik napasnya dalam-dalam, ragu-ragu dia melihat Evelyn melalui sudut matanya, merasakan aroma lembut rambutnya yang bersandar dan jari-jari rampingnya menelusup masuk ke ujung jaketnya untuk berlindung dari cuaca dingin.Sudut bibir Noah terangkat seketika, mengukir senyuman lebar yang tidak bisa dia tahan sampai membuat jantungnya berdebar. Dengan hati-hati Noah menarik tangan Evelyn, menautkannya diantara jarinya. Noah menarik tangan itu dan mengecup punggung tangannya beberapa kali.“Jangan sentuh sembarangan, aku hanya meminjam bahumu,” peringat Evelyn.“Kamu boleh meminjam bahuku sepuasnya Eve, pangkuanku juga luas jika kau mau,” tawar Noah tersenyum cerah.“Aku tidak butuh pangkuan orang sakit.”“Aku sudah sangat kuat sekarang, mau dicoba? Ayo duduk disini,
Sebuah penthouse terletak di antara banyak gedung-gedung apartement wilayah selatan Macau, dekat dengan wilayah pantai, tempat itu sama sekali tidak Noah duga akan menjadi tempat Evelyn tinggal selama ini.Pantas saja, selama dua hari dia mencari, dia tidak menemukannya karena ternyata Evelyn tinggal di penthouse.“Kau,” panggil Frederick pada Noah, “kita harus berbicara.”Noah berdeham tidak nyaman, ini untuk pertama kalinya Frederick mengajak berbicara setelah pemukulan yang telah Noah lakukan. Rasanya sedikit canggung, namun Noah tidak bisa menghindarinya begitu saja apalagi berpura-pura tidak terjadi sesuatu. Jauh lebih baik dia menghadapinya dibandingkan menjadi lelaki pecundang.“Kau tidak keberatan kan Eve?” tanya Frederick meminta izin.“Tidak apa-apa,” jawab Evelyn, sekilas dia melihat Noah dengan senyuman, meyakinkan Noah untuk tidak perlu khawatir dengan apapun.Frederick bukanlah sesorang yang berbahaya meski memiliki reputasi yang kejam sebagai seorang jaksa, sebagai an
Evelyn dan Noah pergi menyebrangi jalanan, menghampiri Alfred dan Frederick yang telah lama menunggu mereka berdua.Evelyn tersenyum kaku, sungkan untuk membawa Noah pulang bersama Frederick yang kini babak belur karena ulah Noah, namun apa yang bisa dilakukan? Mengusir Noah untuk pergi akan sangat sulit dilakukan, bahkan kini genggaman tangan Noah sangat kuat tidak mau lepas seperti sudah terpasang lem.Sepertinya, permulaan hubungan Evelyn dan Noah tidaklah begitu buruk, namun akan sulit karena Noah sudah lebih dulu membuat kesan buruk pada keluarganya.Alfred melirik jam ditangannya yang sudah menunjukan pukul tujuh malam. “Kita harus segera pergi, jam terbang pulang setengah jam lagi,” peringat Alfred.“Kau akan pulang malam ini?” tanya Evelyn, seketika Noah menggeleng tidak membenarkan.“Dia datang ke sini dengan jet pribadi. Sudah waktunya harus pulang,” jelas Alfred.“Aku tdak akan pulang,” jawab Noah mempertegas penolakannya.Alfred terperangah, tidak percaya Noah akan kembali
Evelyn termangu mendengar sebuah tuntutan yang dulu pernah dia janjikan kepada Noah. Sebuah janji yang sempat Evelyn duga telah selesai ditunaikan.Sejujurnya Evelyn masih terkejut dan setengah tidak percaya bahwa disini, sekarang dia kembali bertemu dengan Noah untuk membahas masa depan pernikahan mereka berdua setelah terpisah sekian lama.Evelyn sadar, cintanya kepada Daniel tidak akan pernah tergantikan sejauh kemanapun dia melangkah, dengan banyak pria manapun dia memulai kehidupan barunya lagi.Namun kini, cinta itu harus Evelyn simpan dalam sejarah yang menjadi kisah indahnya, serangakaian perjalanan luar biasa yang akan selalu dia simpan ditempat tertentu, dan cukup Eveyn bersama Daniel yang tahu kisah itu.Tapi bagaimana dengan pernikahannya bersama Noah sekarang?Penantian Noah selama ini bukanlah sesuatu yang sederhana, apakah pantas penantian itu harus Evelyn kecewakan dengan penolakan?Masalahnya, Evelyn telah menyingkirkan sepenuhnya setiap harapan dan butiran perasaanny
Siapa sebenaranya orang yang telah menerima surat Evelyn? Sudah pasti orang itu membenci hubungan Evelyn dan Noah.Namun, siapa orang yang dapat memiliki akses menggunakan email pribadi Noah untuk mengirim pesan kepada Evelyn?Evelyn sama sekali tidak berbohong, dia tidak pernah melupakan janjinya, sama sekali tidak pernah. Bahkan ketika dia jauh dengan Noah, sesekali dia memikirkan pria itu dengan berbagai alasan.Satu bulan setelah menghabiskan waktu bersama keluarganya dan ditinggal meninggal oleh ayahnya, Evelyn kembali merasa sangat patah hati, terpuruk dalam kesedihan yang begitu dalam.Kebahagiaan yang dia dapat hanya datang sekilas, kembali terenggut oleh kematian.Evelyn memutuskan melanjutkan rencananya pergi ke negara berkonflik untuk menjadi relawan medis.Kehidupan ditengah medan perang sangat berat, namun setiap moment kecil dalam tugas itu, Evelyn selalu menemukan rasa syukur yang kembali menumbuhkan semangatnya untuk tidak terpuruk dan menghabiskan sisa hidupnya dengan
Evelyn tersentak, refleks dia mundur melihat Noah yang bertindak kasar secara spontan. Wajah Evelyn berubah pucat, diam mematung, kesulitan mencerna keadaan apa yang sebenarnya kini terjadi? Apa dia sedang berkhayal karena mabuk? Suara pukulan kembali terdengar, menyadarkan Evelyn untuk segera mendorong Noah menjauh sebelum kerumunan datang dan menyaksikan tindakan memalukan yang telah dia perbuat. Alfred berlari kencang, menarik Noah untuk menjauh dan menghentikan tindakannya yang diluar nalar. “Cukup Noah! hentikan!” bentak Evelyn marah, menunjuk wajah Noah.Suara napas menderu tidak beraturan, Noah mundur terhuyung, matanya melebar melihat Evelyn sorot mata Evelyn yang menghakimi tindakannya.Noah juga tidak mengerti mengapa dia harus memulai semuanya dengan tangan dibandingkan mulut.Dua hari ini dia berkeliaran ke penjuru kota dengan penuh perjuangan, mencari keberadaan Evelyn, menyingkirkan berbagai kerisauan yang mengganggu hatinya dari berbagai kemungkinan terburuk hubungan
Alfred memutar meja, mengambil beberapa makanan yang dihidangkan untuk mengisi perutnya yang kosong.Pagi-pagi sekali Alfred dan Noah telah pergi, sedikitpun tidak menyia-nyiakan waktu untuk melakukan pencarian. Menghabiskan waktu untuk menyusuri hampir sebagian kota Macau dengan penuh perjuangan yang cukup melelahkan, sayangnya hasilnya tetap sama, tidak ditemukan jejak Evelyn.Bukan hanya mereka berdua yang mencari, namun ada lebih dari sepuluh orang-orang terlatih yang ikut membantu, neberadaan wanita itu tidak ditemukan disudut tempat manapun, sedikitpun tidak ada jejaknya. Alfred merasa miris karena mencari keberadaan Evelyn di kota kecil dan penuh sesak ini ternyata jauh lebih sulit dari apa yang dipikirkan. Menyedihkannya, besarnya harapan Noah masih tidak sedikitpun berkurang untuk menemukan keberadaan isterinya.Alfred sedikit curiga, jika kemungkinan Evelyn tinggal di sebuah apartement atau rumah pribadi seseorang, dan kemungkinan berbagusnya dia tidak mempersiapkan pernika
Masih mengenakan gaun tidurnya, Milia berdiri di depan wastafel dengan segelas air seni dan tespek kehamilan di dalamnya. Wanita itu bergerak mundar-mandir terlihat sangat gelisah menantikan hasilnya.Milia telah telat datang bulan, dan akhir-akhir ini dia mulai sering mulai setiap kali bangun tidur, dia sensitif dengan aroma parfume. Milia khawatir jika dia hamil dan mengandung anak Alex, itu benar-benar sangat memalukan.Milia telah berusaha keras, sampai kapanpun dia tidak boleh mengandung, apalagi jika anak dalam kandungannya anak Alex. Jika Milia hamil, berat badan yang bertambah, dan perut yang membesar tidak bisa disembunyikan dari Alex, termasuk orang-orang disekitarnya yang selama ini tidak mengetahui bahwa Milia telah menikah dengan seorang lelaki yang sebentar lagi akan berulang tahun yang ke 60.Beberapa menit setelah terjebak menunggu, dengan jantung berdebar kencang Milia memberanikan diri untuk melihat hasil tespek yang dia gunakan. Napas Milia tertahan didada, meliha
Perjalanan ke Macau akhirnya dilakukan tanpa ada yang bisa menghentikan. Butuh waktu satu 12 jam untuk bisa segera mendapatkan perjalanan pribadi ke Macau. Kenekatan Noah membawanya pergi melintasi beberapa negara dan pulau.Noah tahu, apa yang dia lakukan saat ini mungkin dipandang sangat bodoh dan tergesa, dia tidak menggunakan akal sehatnya lagi dalam mengambil keputusan.Andai orang tahu apa yang dia lakukan, mungkin Noah akan diolok-olok dalam waktu yang berkepanjangan karena sudah tidak memiliki harga diri lagi setelah diperbudak oleh yang namanya cinta.Noah telah kehilangan akal sehatnya, cintanya pada pekerjaan mulai tersingkirkan semenjak satu setengah tahun yang lalu.Apa artinya uang setelah dia tahu kebahagiaan? Kebahagiaan yang sesungguhnya sederhana dan setiap insane berhak mendapatkannya. Kebahagiaan yang seharusnya tidak retak andai tidak ada scenario kebohongan apapun.Enam belas bulan menanti bukanlah waktu yang mudah bagi Noah, dia telah berhasil menepati janjinya
“Katakan saja, aku harus membayar berapa untuk tahu keberadaan Eve.” Mante meminta sekadar hanya untuk menguji keseriusan Noah, dia tidak mungkin menukarkan informasi keluarga orang-orangnya dengan uang yang tidak seberapa. Mante cukup banyak tahu hal-hal yang berhubungan dengan Evelyn karena kini mereka sudah cukup dekat, Evelyn sudah mulai menikmati kehidupannya yang sekarang setelah jatuh dalam keterpurukan. Lantas apa layak lelaki di hadapannya mengetahui keberadaan Evelyn? “Kenapa kau diam saja?” tanya Noah tidak sabaran. “Berikan kartu identitasmu,” pinta Mante. Tanpa ragu-ragu Noah mengeluarkan dompetnya dan membiarkan Mante memotret kartu identitasnya. Biasanya, orang-orang kelas atas selalu menyamarkan nama asli mereka dari public dan identitas penting mereka untuk menjaga keamanan, karena itu Mante membutuhkannya sebagai jaminan. “Eve ada di Macau, dia sedang sibuk mempersiapkan pernikahan.” “Apa!” Noah yang berteriak menyelak marah, matanya melotot dan dengan kasar di