Share

Bab 20

Charlotte meneguk ludah kelat. Ia bingung harus menjawab apa. “Itu...” ucapnya menggantung.

“Atas permintaan ibu mertua saya? “ terka Fajri telak. “Lain kali, kamu harus tolak. Bukan karena gak punya empati atau simpati. Gak baik seorang gadis berlama-lama di rumah laki-laki beristri. Malam-malam pula. Apalagi istrinya baru saja wafat. Takut jadi fitnah. Kamu jelas tahu perkara ini. Jangan selalu menjadi orang yang gak enakan,” jelasnya tajam nan pedas.

Sekali lagi, Charlotte hanya mampu diam membisu. Ia menelan salivanya susah-payah. Kendati terbilang keras cenderung sadis, penuturan Fajri memang sebuah fakta yang tepat sasaran. Dalam kata-katanya itu pun, terselip sebuah kepedulian kecil untuk Charlotte. Fajri tak berubah. Laki-laki itu selalu ingat sifat dan sikap people pleaser dan emotional sponge seorang Charlotte.

Sadar akan usiran halus dari mantan gurunya tersebut, Charlotte lekas bangkit dari posisi duduknya. “Karena Ustadz udah pulang, kalau begitu saya permisi,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status