Beranda / Romansa / Suami Pilihan Kakek / 35. Kehendak Takdir

Share

35. Kehendak Takdir

Penulis: Rifani
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-07 19:07:17
🍀Happy Reading🍀

Sesampainya Bima dan Kintan di Aeron Group, mereka pun segera mendatangi meja resepsionis guna mengkonfirmasi kedatangan mereka di perusahaan tersebut. Dalam hati, mereka tak henti membatin mengagumi akan kemegahan interior di dalam gedung megah ini. Luar biasa, hanya satu kata itu yang terlintas di benak masing-masing.

"Maaf, Tuan Bima. Untuk saat ini sekertaris Fang dan juga Tuan Kai sedang tidak ada di tempat. Mereka sedang menemani Komisaris mengurus pekerjaan di luar kantor. Silahkan anda menunggu sebentar!" ucap si resepsionis dengan sopan.

"Sekertaris Fang dan Tuan Kai tidak ada di tempat? Bagaimana bisa. Bukankah kami diminta datang untuk melakukan penandatanganan kontrak kerjasama dengan pemilik Aeron Group ya?" tanya Bima seraya mengerutkan kening. Dia cukup kaget mendengar laporan resepsionis tersebut.

"Maaf sebelumnya. Apakah sudah ada pemberitahuan secara langsung kalau anda akan bertemu dengan Komisaris?"

"Em, itu ....

Bima tergagap dalam menan
Rifani

Minal Aidzin Walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin ya man-teman 🙏🙏

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Pilihan Kakek   36. Kalah Untuk Menang

    🍀Happy Reading🍀 "Maaf, Tuan Bima. Komisaris kami hanya bersedia menandatangani kontrak dengan orang yang telah mengirimkan berkas ke Aeron Group. Yang artinya bahwa hanya Nona Sellandra-lah yang bisa mewakili Latief Group. Selain beliau, kerjasama ini tidak akan pernah terjadi!" ucap sekertaris Fang seraya tersenyum simpul pada dua orang tamu yang telah menunggu jawaban ini sejak pagi tadi. Kasihan sekali. "A-apa? Jadi sia-sia kedatangan kami kemari?" pekik Bima syok. Tangannya sampai terkepal kuat saking emosinya dia mendengar perkataan sekertaris Fang. "Bukan sia-sia, Tuan Bima. Hanya kurang tepat saja." "Maaf menyela, sekertaris Fang!" ucap Kintan seraya maju selangkah ke depan. "Semalam setelah anda menelpon, Kak Sellandra meminta Kak Bima saja yang datang kemari. Dia sedang sibuk hari ini, jadi meminta tolong pada kami untuk mewakilkannya menandatangani kontrak dengan Komisaris Aeron Group. Apakah hal ini tidak bisa di pikirkan kembali? Saya dan Kak Bima telah menunggu sej

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-14
  • Suami Pilihan Kakek   37. Berdua Satu Tujuan

    🍀Happy Reading 🍀 Di Aeron Group, terlihat Ero yang baru saja keluar dari dalam toilet. Penampilannya terlihat cukup rapi untuk ukuran seseorang yang bekerja sebagai seorang cleaning servis. "Ero, bisakah kita bicara sebentar?" Sedikit berjengit kaget, Ero langsung menoleh ke arah sumber suara. Dia lalu menganggukkan kepala begitu tahu siapa yang menegurnya. "Tuan Davis, apa anda memerlukan bantuan saya? Katakan saja, jangan sungkan," tanya Ero ketika Davis hanya diam mematung di hadapannya. Ero merasa ada yang salah dengan ekpresi di wajah laki-laki ini, jadi memutuskan untuk bicara lebih dulu. "Hmmmm, tidak. Aku tidak sedang membutuhkan apa-apa, Ero. Aku ... aku hanya merasa tak tenang," jawab Davis pelan. Dadanya berdetak kuat ketika ingin melanjutkan kata-katanya. Tidak Davis, kau tidak boleh menuduh sembarangan pada Ero dan Sellandra. Kau lupa ya kalau Bima dan Kintan adalah orang-orang yang sangat jahat dan juga licik? Mereka bahkan tak pernah bersikap baik pada Sellan

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-20
  • Suami Pilihan Kakek   38. Kemesraan Sederhana

    🍀Happy Reading 🍀 Dengan langkah cepat Sellandra berjalan keluar menuju halaman depan perusahaan. Dia yang saat itu tengah menunggu kabar baik dari Bima dan juga Kintan merasa sangat kaget saat security memberitahunya kalau ada seorang pria kumuh datang mencarinya. Dan pikiran Sellandra langsung tertuju pada Ero karena memang suaminya itu bukan berasal dari kalangan orang kaya. Jadi wajar saja kalau security tadi menyebut Ero sebagai pria berpenampilan kumuh. Tunggu-tunggu. Apa kalian sedang berpikir kalau Sellandra akan memarahi Ero karena malu dia datang menemuinya di kantor? Jika kalian berpikir seperti itu maka artinya kalian salah besar. Tak pernah sedikitpun Sellandra merasa malu akan keadaan suaminya yang sangat sederhana itu. Dia selalu berusaha menghargai Ero meski dia sendiri belum bisa menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri. "Dimana orang yang mencariku?" tanya Sellandra pada seorang security yang berjaga di depan pintu masuk. "Orang itu ada di sana, Nona Sel

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05
  • Suami Pilihan Kakek   39. Fitnah

    Walaupun tengah kecewa, Sellandra masih bisa tersenyum manis setelah pertemuannya dengan Ero di perusahaan tadi. Sikap Ero yang sederhana dan juga perhatian lambat laun mulai menyita perhatiannya. Mungkin penampilan Ero boleh saja tak sebanding dengan Sellandra. Akan tetapi effort pria itu dalam memperhatikannya seolah tidak ada lawan. Sellandra kemudian terkenang dengan perlakuan manis Ero dimana suaminya itu tak ragu mengelap kursi menggunakan bajunya hanya untuk memastikan kalau pakaian Sellandra tidak kotor terkena debu. "Kakek, apakah ini alasan mengapa Kakek memilih Ero sebagai suamiku? Dia ... benar-benar memperlakukan aku dengan sangat baik, Kek. Aku salut," gumam Sellandra sambil tersenyum kecil. Dugghhh Hampir saja Sellandra jatuh terjerembab saat ada yang menjegal kakinya. Dia yang memang tengah melamun sama sekali tidak menyadari kalau kakinya Kintan sengaja menghalang di tengah jalan. "Ck, sebegitu tergila-gilanya kau memikirkan gembel miskin itu, Sellandra. Menjiji

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-03
  • Suami Pilihan Kakek   40. Hati Yang Lelah

    Tok tok tok Seulas senyum samar langsung muncul di bibir Sellandra saat dia mendengar suara ketukan di jendela kamarnya. Dia yang baru saja selesai berendam segera berjalan cepat menuju jendela hanya dengan memakai baju kimono mandi dan rambut basahnya yang tergerai bebas. "Sell, pipimu kenapa?" tanya Ero kaget begitu jendela di buka. Tak peduli apakah Sellandra akan marah atau tidak, dengan cepat Ero mengelus luka lebam yang ada di wajah cantiknya. Marah, itu sudah pasti. Bahkan otot-otot di tangan Ero sampai bermunculan karena dia yang tengah berusaha menahan emosinya. "Apa ini ulah Nenek Kasturi? Atau ada anggota keluarga lain yang menyakitimu? Beritahu aku, Sellandra. Aku tidak suka ada yang bersikap kasar padamu seperti ini!" "Hanya kesalah-pahaman saja, Ero. Tadi Kintan mencoba memfitnahku di hadapan Nenek, makanya beliau marah kemudian tak sengaja menamparku. Sudah ya jangan panik. Aku baik-baik saja," jawab Sellandra sambil tersenyum kecil. Kesedihan di hatinya serasa mengh

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-05
  • Suami Pilihan Kakek   41. Rencana Bima

    "Sayang, apa semua berkasnya sudah tidak ada yang tertinggal?" tanya Nadia sambil memperhatikan Sellandra yang baru saja keluar dari dalam kamar. "Tidak ada, Bu. Semua berkasnya sudah aku masukkan ke dalam tas," jawab Sellandra seraya tersenyum hangat. Dia berjalan ke arah sang ibu kemudian memeluknya dengan sangat erat. "Tolong do'akan agar kerjasama ini berjalan lancar ya, Bu. Karena hanya inilah jalan satu-satunya untuk mempertahankan perusahaan milik almarhum Kakek." "Pasti sayang. Ibu pasti akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu dan juga untuk perusahaan!" Nadia dengan penuh sayang mengelus punggung Sellandra yang sebentar lagi akan segera pergi memperjuangkan kelangsungan dari perusahaan milik mendiang ayah mertuanya. Jujur, sebenarnya tadi saat semua orang sedang sarapan, Nadia di kejutkan oleh sebuah luka lebam yang ada di sudut bibir Sellandra. Namun setelah dia tahu kalau Sellandra akan segera pergi melakukan tugas yang sangat penting, Nadia berusaha menahan diri untu

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-09
  • Suami Pilihan Kakek   42. Malaikat Penolong

    "Eh, kenapa mobilnya jadi seperti ini? Apa yang terjadi?" ucap Sellandra bingung saat mobilnya bergerak tersendat-sendat. Ekor matanya lalu tak sengaja melihat kalau bahan bakar di mobilnya telah habis. "Kenapa bisa habis. Bukankah sopir selalu memeriksa mobil ini setiap pagi ya. Aneh!" Belum hilang keheranan di diri Sellandra, dia langsung teringat akan keberadaan dua sepupunya di ruang tamu rumah mereka tadi. Akhirnya Sellandra sadar penyebab kenapa mobilnya bisa sampai kehabisan bahan bakar seperti ini. Dia di kerjai. "Bima, Kintan. Aku sungguh tidak mengerti kenapa kalian bisa setega ini padaku. Apa kalian lupa kalau aku ini sedang berjuang untuk mempertahankan perusahaan milik Kakek? Tega sekali kalian menghambat perjalananku menuju Aeron Group," ujar Sellandra lirih. Tak mau membuang waktu, Sellandra segera membuka tasnya hendak mengambil ponsel. Namun di detik selanjutnya Sellandra langsung membenturkan kepalanya ke stir mobil begitu dia ingat kalau ponselnya tertinggal di r

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-11
  • Suami Pilihan Kakek   43. Keberuntungan

    Dengan terburu-buru Sellandra membayar uang taxi lalu bergegas masuk ke Aeron Group. Sambil terus melihat ke arah jam di tangannya, Sellandra meramalkan doa berharap kalau dia masih belum terlambat untuk menemui Komisaris dari perusahaan raksasa ini. "Nona Sellandra?" Langkah kaki Sellandra terhenti. Dia lalu menoleh ke arah samping saat ada seseorang yang memanggilnya. "Oh, sekertaris Fang. Selamat pagi," "Selamat pagi kembali. Bagaimana kabar anda?" tanya sekertaris Fang membalas sapaan Nona Sellandra dengan ramah. Dia lalu berjalan mendekat, tersenyum samar ketika melihat butiran keringat bermunculan di kening wanita hebat ini. "Kabar saya sangat baik," jawab Sellandra seraya menarik nafas perlahan. Dia lalu mengelap keningnya saat tak sengaja melihat sekertaris Fang tersenyum aneh. Ya Tuhan, semoga saja sekertaris Fang menemuiku bukan untuk mengatakan sesuatu yang buruk. Semuanya bisa kacau nanti, batin Sellandra penuh harap. "Ekhmm, sepertinya anda baru saja melewati pag

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-16

Bab terbaru

  • Suami Pilihan Kakek   Extra Part 9

    Tujuh tahun kemudian .... "Ayaahhh!"Suara teriakan lucu langsung menyambut kepulangan Almero yang baru saja kembali dari melakukan perjalanan bisnis keluar negeri. Melihat kedua anaknya berlarian ke arahnya membuat Almero tampak kegirangan. Segera dia berjongkok di lantai lalu merentangkan kedua tangannya untuk menyambut pelukan dari Rogert dan Adriana. "Aduhh anak-anak Ayah yang cantik dan tampan. Apa kabar, hm? Rindu Ayah tidak?" tanya Almero sambil mencium pipi kedua anaknya secara bergantian. Dia gemas sekali melihat kedua bocah ini. Sungguh. "Kabar kami sangat baik, Ayah. Ibu juga baik," jawab Rogert dengan lancar. Dia lalu mengelus rambut adiknya yang sedang merebah manja di bahu sang ayah. "Sekarang kau sudah tidak sedih lagi, kan? Ayah sudah kembali ke rumah. Jangan menangis lagi ya?""Iya, Kak," sahut Adriana patuh. "Lho, kenapa adikmu bisa menangis? Apa yang terjadi?""Adriana bilang dia sangat merindukan Ayah. Jadi setiap mau tidur dia akan selalu menangis dan bertanya

  • Suami Pilihan Kakek   Extra Part 8

    "Hati-hati, sayang," ucap Almero sambil membantu mengantarkan Sellandra ke dalam kamar mandi. "Ughhh, begah sekali perutku. Aku sampai sulit bernafas, Ero," sahut Sellandra terengah. "Apa yang harus aku lakukan agar kau bisa merasa lebih nyaman? Rasanya sakit melihatmu kesulitan seperti ini, sayang."Sellandra tertawa. Suaminya selalu saja berkata manis. Dan sialnya Sellandra sangat suka itu. "Kau hanya perlu terus berada di sisiku. Dengan begitu kau sudah membantu membuatku merasa nyaman. Sungguh.""Hmmm,"Usia kandungan Sellandra sudah mencapai bulan kelahiran sekarang. Hal itu membuat semua orang menjadi sangat waspada. Terutama Almero. Setengah dia tak bisa tidur saat di malam hari karena takut Sellandra mulas mendadak. Agak berlebihan memang. Tapi Almero memang seantusias itu menyambut kelahiran anak pertama mereka. Dan setelah melewati perdebatan panjang, akhirnya di ketahui kalau Sellandra hamil kembar. Ini dilakukan karena Almero merasa panik melihat ukuran perut Sellandra

  • Suami Pilihan Kakek   Extra Part 7

    Di bandara, terlihat Kintan berjalan sendirian sambil menarik koper yang tidak terlalu besar. Di matanya bertengger sebuah kaca mata hitam yang dia pakai untuk menyembunyikan matanya yang membengkak. Ya, semalaman penuh dia menangis menunggu Davis menghubunginya. Tapi nihil. Pria itu benar-benar tak peduli dengan kehamilannya. Akhirnya dengan sangat berat hati dia menghubungi Ero dan mengatakan kalau bersedia untuk tinggal di luar negeri. "Tidak apa-apa ya Nak kita hanya hidup berdua. Ibu janji nanti di sana Ibu akan merawatmu dengan baik. Maaf ya karena sudah membuatmu hadir dengar kondisi keluarga yang tidak lengkap," ucap Kintan lirih sambil mengelus-elus perutnya. Pagi tadi saat Kintan berpamitan pada semua keluarganya, Bima sempat melarangnya pergi ke luar negeri. Bahkan ibunya sampai menangis dan memohon agar dirinya tetap tinggal di kota ini. Meski sedih melihat keadaan itu, Kintan tetap memaksakan diri untuk pergi. Terlalu sakit jika harus bernafas di satu kota yang sama de

  • Suami Pilihan Kakek   Extra Part 6

    “Selamat pagi, Nyonya. Ada yang bisa kami bantu?”“Di mana ruangan Davis?” tanya Sellandra. Raut wajahnya terlihat seperti orang yang sedang menyimpan amarah.“Ruangan Tuan Davis ada di lantai sembilan. Mau saya antarkan?”“Tidak usah. Terima kasih,”“Sama-sama, Nyonya.”Kedatangan Sellandra yang begitu tiba-tiba membuat heboh semua karyawan Aeron Group. Para karyawan itu saling berbisik, bertanya-tanya gerangan apa yang terjadi sehingga membuat wanita kesayangan bos mereka datang hanya dengan memakai daster saja. Pagi tadi saat Sellandra bangun, dia tak sengaja mendengar percakapan Ero dan Kai yang sedang membahas soal Kintan. Awalnya Sellandra ingin menimbrung, tapi setelah mengetahui apa yang terjadi diapun mengurungkan niatnya. Beralasan ingin pergi jalan-jalan sebentar dengan kepala pelayan, Sellandra nekad datang ke Aeron Group guna menemui Davis. Ya. Sellandra sudah mengetahui tentang kehamilan Kintan. Termasuk juga dengan penolakan Davis yang malah meminta Kintan agar menggug

  • Suami Pilihan Kakek   Extra Part 5

    Flashback"Aku hamil,".... Kintan meremas baju bagian bawahnya setelah memberitahu Davis kalau dirinya hamil. Gugup, dia gugup sekali. Kintan begitu takut pria ini akan menolak mengakui janin yang ada di dalam perutnya. "Kau yakin itu adalah anakku?" tanya Davis. Jujur dia syok sekali setelah Kintan memberitahu kalau dirinya sedang hamil. Setelah hati Davis langsung bereaksi keras dengan meminta untuk tidak menerima kehadiran janin tersebut. Bayi itu bukan miliknya."Dav, hanya denganmu aku pernah melakukan hal seperti itu. Bukankah kau juga tahu kalau itu adalah yang pertama untukku?" sahut Kintan resah menyadari adanya penolakan di diri pria ini. "Aku memang yang pertama, tapi setelah itu aku mana tahu kau melakukannya dengan pria lain atau tidak. Kemungkinan seperti itu bisa saja terjadi, bukan?"Kintan tersentak kaget mendengar tuduhan keji yang dilayangkan oleh Davis. Sungguh, dia benar-benar tidak menyangka kalau Davis akan sekejam ini padanya. Kejam sekali. "Berhenti memper

  • Suami Pilihan Kakek   Extra Part 4

    Senyum Sellandra langsung mengembang begitu melihat wajah ibunya. Karena merindu, dia merengek meminta Ero agar mengantarkannya pulang ke rumah. Dia rindu sekali pada ibu dan juga neneknya. "Halo sayang, apa kabar?" tanya Nadia sembari berjalan cepat menghampiri putrinya yang baru saja keluar dari mobil. Begitu sampai di dekatnya dia langsung memeluknya penuh sayang. "Ibu rindu sekali padamu, Nak. Bagaimana? Kandunganmu sehat-sehat saja, kan?""Kami sangat sehat, Ibu. Ero menjagaku dengan begitu baik. Dia sangat siaga," jawab Sellandra. "Syukurlah kalau kalian sehat. Ibu lega mendengarnya,"Nadia mengurai pelukan. Dia lalu berganti memeluk menantunya yang begitu membanggakan. "Terima kasih sudah menjaga Sellandra dengan baik, Ero. Mungkinkah ini alasan kenapa Kakek menjodohkan kalian berdua. Beliau tahu kalau kau adalah suami yang paling tepat untuk Sellandra. Sekali lagi terima kasih banyak ya," ucap Nadia penuh haru. "Jangan berterima kasih seperti ini, Ibu. Menjaga Sellandra da

  • Suami Pilihan Kakek   Extra Part 3

    Hoeekk hoeekkTubuh Sellandra sampai terbungkuk-bungkuk saat dia kembali memuntahkan isi perutnya. Dia lalu berpegangan ke dinding saat kakinya bergetar karena lemas. "E-Ero," .... Suara Sellandra begitu lirih. Almero yang sedang terlelap pun tak bisa mendengarnya. Sekarang waktu menunjukkan pukul setengah tiga pagi. Dan tiba-tiba saja perut Sellandra bergejolak. Dia yang tidak tega membangunkan Almero memutuskan untuk pergi ke kamar mandi seorang diri. Awalnya Sellandra pikir rasa mual itu hanya sebentar. Tapi siapa sangka kalau dia tak henti mengeluarkan seluruh sisa makanan yang ada di perutnya yang mana membuat sekujur tubuhnya menjadi gemetaran dan juga lemas. "Ero, tolong aku," ucap Sellandra masih berusaha memanggil Ero dengan suaranya yang begitu kecil. Matanya sudah berkunang-kunang sekarang. Almero yang sedang terlelap samar-samar seperti mendengar ada orang yang memanggilnya. Dia lalu berusaha membuka mata sambil meraba kasur di sebelahnya. (Kosong) Tak butuh waktu la

  • Suami Pilihan Kakek   Extra Part 2

    FlashbackKintan buru-buru keluar dari dalam mobil begitu melihat Davis muncul. Dia kemudian berlari mengejarnya. "Davis, tunggu. Aku ingin bicara padamu!" teriak Kintan ketika melihat Davis hendak masuk ke dalam lift. Mendengar suara teriakan memanggil namanya Davis akhirnya berbalik. Dia yang sedang kelelahan setelah seharian berkutat dengan pekerjaan merasa bebannya semakin bertambah saja begitu mengetahui siapa yang memanggilnya. Kintan, mantan tunangannya. Wanita itu tengah berlari menuju padanya. Entah apa yang di inginkan. Hmmmm. "Beri aku kesempatan untuk bicara. Please?" ucap Kintan begitu sampai di hadapan Davis. Dia memohon dengan tatapan memelas. "Apalagi yang ingin kau bicarakan, Kintan? Semuanya sudah selesai. Kau dan aku tidak lagi terikat tali pertunangan," sahut Davis dengan dinginnya. Dia enggan sekali bicara dengan mantannya ini. Membuat hati jadi berdenyut nyeri. "Dav, aku tahu aku salah. Tapi tidak bisakah kau memberiku kesempatan untuk memperbaikinya?"Kinta

  • Suami Pilihan Kakek   Extra Part 1

    Flashback“Bima, akhirnya kau pulang juga, Nak!” seru Felita sembari berjalan cepat menghampiri putranya yang sudah beberapa bulan hilang tak berkabar. Seketika air matanya mengalir deras begitu mereka saling memeluk. “Kau kemana saja, Bim. Ayahmu bilang kau berada di panti rehabilitasi, tapi kenapa Ibu dan yang lain tak bisa mengunjungimu? Apa yang sebenarnya terjadi?”Sebelum menjawab pertanyaan sang ibu, Bima terlebih dahulu melepas pelukan mereka kemudian mencium keningnya penuh sayang. Rindu sekali dia pada wanita ini. Sungguh.“Ceritanya panjang sekali, Bu. Mungkin tidak bisa selesai diceritakan seabad lamanya,” ucap Bima berseloroh.“Ei kau ini. Ibu serius, Bima. Tolong jangan bercanda!”“Hehe, baiklah.” Bima berdehem. “Ibu tahu tidak saat Sellandra mengalami lebam di lehernya?”“Iya Ibu tahu. Kenapa memangnya?” tanya Felita sambil mengerutkan kening. Agak bingung dia dengan yang sedang dibicarakan oleh putranya.“Itu aku yang menyerangnya,” jawab Bima. “Saat itu aku tidak tahu

DMCA.com Protection Status