Share

Sakit

Penulis: Rani
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-01 08:48:11

Setelah pulang dari rumah Bunda, Aksa selalu bolak balik ke kamar mandi, Ia memuntahkan semua makanan yang ada didalam perutnya dan juga timbul bintik-bintik merah di tubuhnya.

Embun merasa kasihan melihat suaminya yang sudah pucat dan tidak bertenaga, Embun memutuskan untuk memijat tengkuk suaminya. "Mas kenapa ga bilang kalau alergi makanan seafood?"

"Aku ga enak menolak makanan yang sudah di bikin oleh Bunda."

"Kita kedokter aja ya, aku takut terjadi sesuatu dengan Mas," bujuk Embun.

"Ga usah, bentar lagi juga sembuh."

"Tapi wajah Mas pucat banget loh, aku bingung harus bagaimana." Embun tipikal orang kalau sudah panik pasti tidak bisa berpikir lagi.

"Biasanya Mama kompres badan aku dan suruh aku minum air gula biar bintik merahnya ga timbul lagi."

Setelah selesai membuat air gula, Embun kembali ke kamar. "Diminum Mas, aku mau ambil air hangat dulu."

Embun mengompres tangan Aksa dan kaki Aksa dengan telaten, setelah selesai, Embun terdiam sejenak. 'Apakah aku juga harus kompres perut Mas Aksa?' tanyanya dalam hati.

Drrttt. Tiba-tiba dering telepon Embun berbunyi, Embun mengangkat telepon tersebut.

"Halo, ada apa Ma?"

"Iya alergi Mas Aksa kambuh karena makan seafood sewaktu di rumah Bunda."

"Aku udah kasih air gula dan juga udah kompres tangan beserta kaki mas Aksa."

"I-Iya Ma."

Embun menatap Aksa, tadi mertuanya bilang perutnya Aksa juga harus dikompres agar tidak mual lagi.

"Kenapa?" tanya Aksa membuyarkan lamunan Embun.

"Bajunya boleh dibuka dulu? Mama bilang perut Mas juga harus dikompres agar ga mual lagi," ujar Embun gugup.

'Ya Tuhan iman aku bisa lemah kalau lihat yang beginian,' teriak Embun tertahan melihat perus sixpack Aksa.

Dengan tangan yang bergetar, Embun mengompres perut Aksa dengan lembut, Ia sesekali memejamkan matanya untuk menenangkan pikiran yang sudah melayang entah kemana.

"Ga usah gugup gitu, pegang aja kalau mau," ujar Aksa terkekeh melihat Embun gugup.

"Ga mau dan ga tertarik juga," ujar Embun judes.

Aksa mencubit pipi Embun. "Gemas banget sih istri aku."

"Sakit Mas, ini bisa dilaporkan atas kasus kdrt." Embun memegang pipinya yang sedikit merah.

"Laporin aja kalau berani, paling nanti kamu yang dipenjarakan oleh polisi karena telah membuat laporan yang tidak masuk akal."

"Mas nyebelin banget sih."

"Tapi kamu suka kan," goda Aksa.

Bel rumah berbunyi. "Siapa sih yang datang? Ganggu aja," kesal Aksa.

"Ga boleh gitu kak, mana tahu aja Mama atau Bunda." Embun bergegas keluar untuk membuka pintu.

"Mama, Papa silahkan masuk." Embun mencium tangan mertuanya.

"Bagaimana keadaan Aksa? Maaf kita baru datang karena soalnya tadi ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan," ujar Mama.

"Iya ga papa Ma. Mas Aksa ada dikamar." Mereka pergi menuju kamar Aksa.

"Eh ada Mama dengan Papa," ujar Aksa melihat kedatangan orang tuanya.

Embun diam dan sesekali tersenyum mendengarkan obrolan suami dengan mertuanya. Ia masih merasa canggung berkumpul dengan keluarga suaminya.

"Mama dengan Papa pamit pulang dulu, sudah malam takut ganggu waktu kalian, kita sangat menunggu kabar gembira dari kalian semoga cepat dapat momongan ya biar Mama bisa nimang cucu," ujar Mama.

"Iya Papa juga sangat ingin menggendong cucu."

"Iya doakan aja Ma," ujar Aksa.

Mereka mengantarkan Mama dan Papa sampai halaman rumah, setelah mobil sudah tidak terlihat, mereka masuk ke dalam rumah.

Tatapan Embun kosong, Ia sangat bingung harus bagaimana, Bunda dan mertuanya sangat menginginkan cucu tetapi ia belum siap. Jangankan melayani suaminya, disentuh saja Ia marah.

"Melamun lagi? Sebenarnya apa sih yang kamu pikirkan? Aku lihat akhir-akhir ini kamu sering melamun?" tanya Aksa penasaran.

"Ga papa Mas, aku ke kamar duluan."

"Ga usah dipikirkan omongan mereka, aku akan selalu menunggu kamu sampai kamu benar-benar siap." Aksa mengikuti Embun ke kamar.

"Mas mau punya anak berapa?"

"Kalau aku sih sebanyak mungkin."

"Mas kira aku kucing yang bisa ngelahirin anak enam sekaligus."

"Banyak anak banyak rezeki dan kalau punya anak pasti rumah kita jadi ramai."

"Ga gitu juga Mas, ah udah lah aku mau tidur." Embun membuka hijabnya lalu tidur membelakangi Aksa.

"Tumben tanya tentang anak, emangnya kamu sudah siap punya anak?" Pertanyaan Aksa membuat Embun mengubah posisinya menjadi duduk.

"Mas sudah siap punya anak?"

"Insyaallah aku sudah siap."

"Tapi aku belum siap," lirih Embun.

"Aku tahu, udah sekarang kamu tidur, ingat aku akan selalu menunggu kamu sampai kamu siap."

"Aku baca di sosial media sekarang itu sedang maraknya lelaki berselingkuh dan mencari perempuan untuk memenuhi hasratnya karena tidak dilayani oleh istrinya."

"Aku takut Mas berpaling dari aku dan mencari perempuan lain yang bisa melayani Mas dengan baik."

"Kamu tenang aja insyaallah aku akan selalu menjaga hati dan pandangan aku dari perempuan manapun, tapi...." Aksa menggantung perkataannya.

"Tapi apa? Awas aja kalau mas berani bermain api dengan perempuan lain, aku potong itu Mas sampai habis."

Aksa tertawa, "ternyata kamu takut juga ya aku mencari perempuan lain."

"Ya iya lah bagaimanapun sekarang Mas itu suami aku, aku ga mau berbagi suami dengan perempuan manapun, yang sudah menjadi milikku selamanya akan tetap milikku ga ada yang boleh ambil."

"Galak banget istri aku, makin cinta aku tuh."

Bibir Embun menampilkan seulas senyuman. "Salting ya sampai pipinya merah merona seperti itu," goda Aksa.

"Hoam, ngantuk banget, aku tidur dulu Mas." Embun kembali berbaring dan membelakangi Aksa.

Bab terkait

  • Suami Pilihan Bunda    Masa Lalu

    "Cepat Embun, nanti kita telat loh!" teriak Aksa dari luar."Iya bentar lagi selesai Mas," ujar Embun dari dalam kamar.Embun melihat tampilannya di kaca. Ia sangat gugup karena pertama kalinya Ia menghadiri acara bersama Aksa.Embun akan mendampingi Aksa menghadiri acara ulang tahun perusahaan kliennya. Maka dari itu Embun harus tampil secantik mungkin karena disana akan bertemu dengan teman dan rekan kerja Aksa yang lain. Ia tidak ingin mempermalukan Aksa didepan rekan kerjanya.Balutan dress korean style berwarna coksu yang dibaluti dengan hijab berwarna senada dan make up tipis membuat Embun semakin cantik.Setelah merasa sudah siap, Embun mengambil tas kecil. Saat pintu terbuka terlihat Aksa juga memakai tuxedo berwarna coksu yang dipadukan dengan warna hitam di beberapa bagian dan juga sepatu pantofel berwarna hitam serta rambut yang disisir dengan rapi membuat Ia semakin tampan. Mereka berdua saling terpesona untuk beberapa saat."Ayo berangkat nanti kita telat.""Ayo."Mereka

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01
  • Suami Pilihan Bunda    Cerai

    Ting. Notifikasi whatsaap Aksa berbunyi, menandakan ada yang mengirim pesan kepadanya.Ia melihat pesan tersebut dari nomor yang tidak dikenal. Ia menggenggam keras ponselnya membaca isi pesan tersebut."Embun hanya milik aku, tidak akan ada satu orangpun yang bisa mengambilnya dari aku."Emosi Aksa benar-benar sudah di ubun-ubun, Ia lemparkan ponsel yang bermerek apel setengah itu di dinding sehingga lancarnya hancur lalu melemparkan semua barang sehingga ruangannya sangat berantakan.Gilang masuk keruangan Aksa, Ia kaget melihat wajah Aksa yang memerah dan semua barangnya berantakan."Kenapa? Apa ada masalah?" Gilang mendekati Aksa, Ia kenal Aksa mudah marah kalau sudah menyangkut orang yang Ia sayang.Aksa mengalihkan tatapannya dari Gilang. "Ga papa.""Gue kenal Lo bukan sehari dua hari. Kita sudah sahabatan dari kecil, jadi aku tahu semua tentang Lo.""Apa Embun nolak Lo lagi?" Gilang tahu kalau Embun belum siap memberikan hak Aksa. Jujur Ia sangat sedih melihat sahabatnya itu."

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-02
  • Suami Pilihan Bunda    Bab 8

    Setelah pulang dari kantor Aksa mengantarkan Embun kerumah Bunda."Assalamualaikum, Bun." "Waalaikumsalam, ayo silahkan masuk.""Kalian mau nginap disini?" tanya Bunda melihat Embun membawa koper.Mereka terdiam, butiran bening keluar membasahi pipi Embun. "Kamu kenapa nangis? Kalian lagi ada masalah?" tanya Bunda khawatir."Aksa minta maaf sebelumnya dengan Bunda. Maksud kedatangan kami disini, Aksa mau mengantarkan Embun, sepertinya pernikahan kita tidak bisa dilanjutkan."Bunda kaget mendengar penuturan Aksa. "Apa kalian sudah yakin dengan keputusan ini? Pernikahan kalian masih seumur jagung jadi menurut Bunda wajar kalau kalian belum bisa menerima satu sama lain. Apa tidak bisa dibicarakan lagi? Jujur Bunda tidak ingin kalian berpisah." "Kenapa kalian memilih untuk berpisah?""Kita tidak sejalan Bun. Tidak ada kecocokan antara aku dan Embun. Kalau kita maksa untuk lanjut itu akan membuat kita semakin tersiksa.""Apa orang tuamu sudah tahu tentang perpisahan kalian?" tanya Bunda

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-11
  • Suami Pilihan Bunda    Mabuk

    Malam harinya Aksa pergi ke restoran durian runtuh yang menyediakan berbagai macam durian."Udah dong makan duriannya, nanti Lo mabuk, ingat ga terakhir Lo makan durian Lo tidur dirumah sakit karena mabuk durian." Aksa bersama dengan Gilang, Ia sengaja menelpon Gilang untuk pergi ke restoran."Ga usah berisik, kalau Lo ga mau biar untuk gue aja, gue bawa Lo kesini bukan untuk menceramahi gue," ujar Aksa."Gue cuma mengingatkan, lagian ya kenapa Lo talak Embun kalau Lo tidak rela kehilangannya. Untung Om Dimas tidak menyetujui perceraian kalian.""Hati gue sakit melihat dia berpelukan dengan mantannya, mana mesra banget lagi. Percuma juga gue cerita, Lo ga akan tahu bagaimana rasanya, Lo kan jomblo dari lahir.""Untung Lo sahabat gue, kalau ga udah gue hajar Lo sampai bonyok. Oh iya gue udah menemukan tentang mantan Embun." "Ternyata Kevin sudah punya istri dan juga dua orang anak. Istrinya adalah sahabat Embun waktu SMA dan yang aku temukan dia menikah waktu masih pacaran dengan Embu

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Suami Pilihan Bunda    Malam Pertama

    Embun bolak balik didepan cermin, Ia melihat penampilannya dari atas sampai bawah. Embun menggunakan dress diatas lutut berwarna merah. Malam ini Ia akan melayani suaminya dengan sepenuh hati. "Tenang Embun kamu pasti bisa, demi mempertahankan rumah tangga dan juga membahagiakan suamimu," ujarnya menyemangati diri sendiri.Jam menunjukkan pukul 23:30, hari ini suaminya lembur karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan.Dada Embun semakin berdegup kencang ketika melihat Aksa sudah berada diambang pintu kamar.Aksa bingung melihat Embun yang berpenampilan tidak seperti biasanya, Ia kira Embun sudah tidur tetapi perkiraannya salah. "Kamu mau pergi kemana? Besok aja ketemunya, sekarang sudah malam. Aku cuma mau ingatkan aja karena kamu masih menjadi istriku."Butiran bening keluar dari kelopak mata Embun. Dadanya sakit mendengar perkataan yang keluar dari mulut suaminya itu. "Sebegitu bencinya Mas dengan aku? Tadinya aku mau memperbaiki hubungan kita tapi kelihatannya Mas sudah tidak me

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-19
  • Suami Pilihan Bunda    Part 11

    Pagi harinya Embun terbangun dan merasakan nyeri dibagian bawahnya. Ia tersenyun mengingat kejadian semalam, walaupun awalnya sakit tetapi lama kelamaan ia terbuai dalam kenikmatan yang tidak pernah ia rasakan. Ia bahagia karena sudah memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri yaitu melayani suami dengan sepenuh hati. "Kamu kenapa?" Aksa yang baru keluar dari kamar mandi bingung melihat Istrinya yang senyum sendiri.Embun kaget melihat Aksa yang hanya menggunakan handuk yang dililit dipinggangnya, ia menutup matanya. "Sana pake baju dulu Mas.""Ga usah sok kaget gitu. Semalam kamu udah lihat semuanya kan," goda Aksa.Embun mencoba berdiri dengan menutup tubuhnya dengan selimut tetapi bagian bawahnya sangat perih. "Au sakit banget," keluhnya."sakit ya?" tanya Aksa khawatir.Embun mengangguk lemah. "Ini semua karena Mas.""Aku lihat semalam kamu juga menikmati permainannya bahkan kamu bilang faster mas, faster mas.""Aku khilaf." Pipi Embun merah merona menahan malu memang semalam ia

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-20
  • Suami Pilihan Bunda    Zila dan Gilang

    "Kalian ngapain kesini?" Mereka kaget melihat kedua sahabatnya yang berada diambang pintu.Aksa menyadari Embun tidak memakai hijab langsung menutup kepala Embun dengan tangannya. "Tutup mata Lo, jangan lihat kearah istri gue," ujar Aksa kepada Gilang."Ayo silahkan masuk dulu." Setelah mempersilahkan kedua sahabatnya masuk, Embun bergegas pergi ke kamar untuk memakai hijabnya.Aksa membawa mereka duduk diruang tamu. Setelah beberapa menit Embun kembali dengan membawa nampan yang berisikan empat gelas orange juice."Maaf ya rumahnya berantakan.""Santai aja kali, kita paham kok namanya juga pengantin baru," ujar Gilang"Eh Embun jalan Lo kok agak lain ya, kalian habis belah duren ya," goda Zila."Hust kamu belum cukup umur untuk tahu hal begituan," ledek Embun."Gue lebih tua dari Lo," ujar Zila kesal. Selama menikah sifat Embun semakin menyebalkan."Jadi kalian mau ngapain datang sepagi ini?" tanya Aksa penasaran.Suasana menjadi tegang, Zila memberikan sebuah surat kepada Embun. Em

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-21
  • Suami Pilihan Bunda    Part 13

    Sudah dua hari mereka tinggal di rumah Aksa, mereka memutuskan untuk menemui orang tuanya dan menceritakan yang sebenarnya terjadi."Kalian yakin ingin kasih tahu mereka? Kalian sudah siap dengan semua resiko yang akan terjadi?" tanya Embun khawatir. Bagaimanapun ia sangat paham bagaimana menakutkan Papa Zila ketika sedang marah."Insyaallah kita siap menerima konsekuensinya," ujar Zila tersenyum."Cepat atau lambat kandungan Zila semakin membesar.""Ya udah kalau itu sudah keputusan kalian, semoga semuanya dilancarkan dan semoga mereka bisa menerima semua ini. Kalau kalian ingin teman untuk cerita, pintu rumah kita selalu terbuka untuk kalian," ujar Aksa."Makasih kalian memang sahabat terbaik, maaf kita banyak merepotkan kalian. Kita pergi dulu." Zila dan Gilang keluar dari rumah Aksa dengan perasaan campur aduk."Kasihan ya mereka," ujar Embun melihat kepergian mereka yang semakin menjauh."Mereka juga salah, sudah tahu saudara tiri tapi masih nekad untuk saling cinta bahkan sekara

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-22

Bab terbaru

  • Suami Pilihan Bunda    Bintang yang Telah Hilang

    "Em-embun," ujar Bunda terbata-bata, ia mengusap surai anaknya lembut.Embun mengerjap, ia menyesuaikan cahaya yang masuk kornea matanya."Bunda udah sadar," ujar Embun girang.Embun berdiri dan membangunkan suaminya yang sedang tidur di sofa. "Bangun Mas, bunda udah sadar."Aksa yang tidak percaya langsung melihat Bunda di brankar, ia takut hanya halusinasi istrinya saja.Arkan tersenyum bahagia melihat mertuanya sudah membuka matanya, ia menekan tombol darurat agar dokter segera datang dan memeriksa keadaan bunda.Beberapa menit kemudian, datanglah dokter bersama dua orang perawat. "Kalian silahkan ke luar dulu ya," ujar perawat sopan.Aksa dan juga Embun keluar dengan perasaan lega karena Bunda sudah berhasil melewati masa kritisnya dan kembali berkumpul bersama mereka."Bagaimana keadaan Bunda, Dok?" tanya Aksa ketika dokter keluar dari ruangan Bunda."Alhamdullah, ini semua mukjizat dari Allah, pasien sudah melewati masa kritisnya," jawab Angga--dokter yang menangani Bunda.Tidak

  • Suami Pilihan Bunda    Part 17

    "Bunda kenapa Mas?" Rasa khawatir tidak bisa disembunyikan oleh Embun, ia sangat takut terjadi sesuatu yang buruk dengan Bunda."Kamu sabar ya, sekarang juga kita akan pulang," ujar Aksa selembut mungkin."Jawab dulu Mas, Bunda kenapa?" tanya Embun menggebu-gebu."Bunda kena serangan Jantung dan sekarang keadaannya kritis."Pertahanan Embun runtuh, dadanya sangat sesak bagaikan ditusuk belati tajam, jantungnya seakan berhenti berdetak.Aksa memeluk Embun, menyalurkan energi kepada istrinya yang sangat syok. "Jangan nangis, Mas yakin Bunda bisa melewati masa kritisnya.""Aku gak mau kehilangan Bunda," ujar Embun lemah."Hust, gak boleng ngomong gitu, kamu harus yakin Bunda akan sehat kembali dan berkumpul dengan kita.""Kamu diam di sini dulu, Mas mau urus kepulangan kita. Jangan kemana-mana tunggu Mas disini." Aksa pergi meninggalkan istrinya yang masih terpukul dengan kabar Bunda yang sedang kritis, tidak lupa

  • Suami Pilihan Bunda    Part 16

    "Bangun, Sayang. Jangan bikin aku panik." Aksa berusaha membangunkan Embun yang menangis dalam tidurnya, sepertinya Embun sedang bermimpi buruk."Ada yang bisa kami bantu, Tuan?" tanya seorang pramugari."Tolong ambilkan segelas air mineral dan juga minyak angin," ujar Aksa.Pramugari tersebut langsung bergegas mengambilkan apa yang diinginkan oleh Aksa.Aksa melepaskan hijab Embun dan mengoleskan minyak angin ke kepala istrinya.Setelah beberapa menit, akhirnya Embun membuka matanya, kepalanya terasa berat, ia melihat sekelilingnya, mimpinya terasa sangat nyata."Alhamdulillah, akhirnya kamu bangun juga." Aksa mencium surai istrinya."Kita ada dimana Mas?" tanya Embun."Kita masih dalam pesawat, dua jam lagi kita akan sampai ke negeri Sakura," jawab Aksa.Embun memeluk suaminya erat. "Aku takut, Mas," ujarnya."Gak usah takut, ada aku disini," ujar Aksa menenangkan istrinya."Aku mimp

  • Suami Pilihan Bunda    Honeymoon

    Mas nanti aku ke rumah Mama ya," ujar Embun meminta izin kepada suaminya."Mau ngapain?" tanya Aksa heran. Secara tidak biasa istrinya pergi ke rumah orang tuanya tanpa dirinya."Semalam Mama nelpon suruh aku kerumah. Ya kan semenjak nikah aku belum pernah pergi sendirian ke rumah Mama.""Iya, biar Mas yang antar.""Ga usah, nanti aku naik motor aja, udah lama aku ga bawa motor. Lagian kan arah kantor dengan rumah Mama ga searah, kasihan kalau Mas harus bolak balik.""Mas khawatir kalau kamu bawa motor. Pokoknya Mas yang antar, ga ada penolakan.""Iya deh. Tunggu bentar aku mau siap-siap dulu."Setelah lima belas menit Embun keluar dari kamar. "Maaf lama Mas.""Iya, ayo berangkat." Aksa menyetir mobil membelah jalanan yang lumayan ramai oleh para pekerja maupun anak sekolah."Assalamualaikum." Aksa menekan bel beberapa kali."Waalaikumsalam, eh kalian sudah datang." Laura membuka pintu dan tersenyum bahagia melihat kedatangan anak dan menantu kesayangannya."Iya Ma, tapi maaf Aksa pam

  • Suami Pilihan Bunda    Kevin Sanjaya

    Drrtt.... Ponsel Embun berbunyi, ia mengernyit bingung karena yang menelponnya nomor tidak dikenal. "Angkat ga ya? Hum angkat aja kali ya, mana tahu ada yang penting." Setelah telepon diangkat, ia mematung mendengarkan suara di telepon, ia sangat mengenali suara tersebut."Ada apa?" tanya Embun ketus."(.....)""Aku ga ada waktu untuk bertemu dengan lelaki pengecut sepertimu." Embun mematikan sambungan telepon secara sepihak.Kepala Embun terasa pusing, ia teringat kejadian beberapa tahun lalu, disaat lelaki yang sangat ia cintai dan sayangi ternyata selama ini menyembunyikan rahasia yang begitu besar.Flashback Off"Bunda gimana penampilan Embun? Udah cantik belum?" tanya seorang gadis yang sedari tadi tersenyum bahagia. "Cantik banget anak Bunda," puji Bunda."Makasih Bun." Embun memeluk sang bunda. Bibirnya terbentuk senyuman yang sangat cantik, hatinya sangat bahagia karena sang pacar ingin bertemu dan berbicara serius tentang hubungan yang telah mereka jalani selama tiga tahun.

  • Suami Pilihan Bunda    Part 13

    Sudah dua hari mereka tinggal di rumah Aksa, mereka memutuskan untuk menemui orang tuanya dan menceritakan yang sebenarnya terjadi."Kalian yakin ingin kasih tahu mereka? Kalian sudah siap dengan semua resiko yang akan terjadi?" tanya Embun khawatir. Bagaimanapun ia sangat paham bagaimana menakutkan Papa Zila ketika sedang marah."Insyaallah kita siap menerima konsekuensinya," ujar Zila tersenyum."Cepat atau lambat kandungan Zila semakin membesar.""Ya udah kalau itu sudah keputusan kalian, semoga semuanya dilancarkan dan semoga mereka bisa menerima semua ini. Kalau kalian ingin teman untuk cerita, pintu rumah kita selalu terbuka untuk kalian," ujar Aksa."Makasih kalian memang sahabat terbaik, maaf kita banyak merepotkan kalian. Kita pergi dulu." Zila dan Gilang keluar dari rumah Aksa dengan perasaan campur aduk."Kasihan ya mereka," ujar Embun melihat kepergian mereka yang semakin menjauh."Mereka juga salah, sudah tahu saudara tiri tapi masih nekad untuk saling cinta bahkan sekara

  • Suami Pilihan Bunda    Zila dan Gilang

    "Kalian ngapain kesini?" Mereka kaget melihat kedua sahabatnya yang berada diambang pintu.Aksa menyadari Embun tidak memakai hijab langsung menutup kepala Embun dengan tangannya. "Tutup mata Lo, jangan lihat kearah istri gue," ujar Aksa kepada Gilang."Ayo silahkan masuk dulu." Setelah mempersilahkan kedua sahabatnya masuk, Embun bergegas pergi ke kamar untuk memakai hijabnya.Aksa membawa mereka duduk diruang tamu. Setelah beberapa menit Embun kembali dengan membawa nampan yang berisikan empat gelas orange juice."Maaf ya rumahnya berantakan.""Santai aja kali, kita paham kok namanya juga pengantin baru," ujar Gilang"Eh Embun jalan Lo kok agak lain ya, kalian habis belah duren ya," goda Zila."Hust kamu belum cukup umur untuk tahu hal begituan," ledek Embun."Gue lebih tua dari Lo," ujar Zila kesal. Selama menikah sifat Embun semakin menyebalkan."Jadi kalian mau ngapain datang sepagi ini?" tanya Aksa penasaran.Suasana menjadi tegang, Zila memberikan sebuah surat kepada Embun. Em

  • Suami Pilihan Bunda    Part 11

    Pagi harinya Embun terbangun dan merasakan nyeri dibagian bawahnya. Ia tersenyun mengingat kejadian semalam, walaupun awalnya sakit tetapi lama kelamaan ia terbuai dalam kenikmatan yang tidak pernah ia rasakan. Ia bahagia karena sudah memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri yaitu melayani suami dengan sepenuh hati. "Kamu kenapa?" Aksa yang baru keluar dari kamar mandi bingung melihat Istrinya yang senyum sendiri.Embun kaget melihat Aksa yang hanya menggunakan handuk yang dililit dipinggangnya, ia menutup matanya. "Sana pake baju dulu Mas.""Ga usah sok kaget gitu. Semalam kamu udah lihat semuanya kan," goda Aksa.Embun mencoba berdiri dengan menutup tubuhnya dengan selimut tetapi bagian bawahnya sangat perih. "Au sakit banget," keluhnya."sakit ya?" tanya Aksa khawatir.Embun mengangguk lemah. "Ini semua karena Mas.""Aku lihat semalam kamu juga menikmati permainannya bahkan kamu bilang faster mas, faster mas.""Aku khilaf." Pipi Embun merah merona menahan malu memang semalam ia

  • Suami Pilihan Bunda    Malam Pertama

    Embun bolak balik didepan cermin, Ia melihat penampilannya dari atas sampai bawah. Embun menggunakan dress diatas lutut berwarna merah. Malam ini Ia akan melayani suaminya dengan sepenuh hati. "Tenang Embun kamu pasti bisa, demi mempertahankan rumah tangga dan juga membahagiakan suamimu," ujarnya menyemangati diri sendiri.Jam menunjukkan pukul 23:30, hari ini suaminya lembur karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan.Dada Embun semakin berdegup kencang ketika melihat Aksa sudah berada diambang pintu kamar.Aksa bingung melihat Embun yang berpenampilan tidak seperti biasanya, Ia kira Embun sudah tidur tetapi perkiraannya salah. "Kamu mau pergi kemana? Besok aja ketemunya, sekarang sudah malam. Aku cuma mau ingatkan aja karena kamu masih menjadi istriku."Butiran bening keluar dari kelopak mata Embun. Dadanya sakit mendengar perkataan yang keluar dari mulut suaminya itu. "Sebegitu bencinya Mas dengan aku? Tadinya aku mau memperbaiki hubungan kita tapi kelihatannya Mas sudah tidak me

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status