Beranda / Romansa / Suami Pengganti untuk Adara / 152). Bertemu di Apartemen

Share

152). Bertemu di Apartemen

Penulis: Cacavip
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

***

"Seriusan mau pulang?"

Merasa tak ikhlas, Danendra memandang wajah istrinya itu dengan tatapan nelangsa setelah beberapa menit lalu Adara mengatakan akan pulang.

"Iya seriusan, kenapa?" tanya Adara sambil merapikan meja nakas yang sedikit berantakan.

"Aku sama siapa kalau kamu pulang?" tanya Danendra. "Kalau aku butuh apa-apa gimana?"

"Ada Danish, Sayang," kata Adara. "Barusan dia bilang lagi di jalan sama Ayuma. Lagian aku enggak enak juga sama Mama. Seharian El kan sama Mama."

"Ada asip kan di kulkas?"

"Ada sih, cuman kan kasian Mama harus jagain El," kata Adara.

Danendra menghela napas sambil memandang istrinya itu. "Oke, sekarang kamu boleh pulang," ucapnya. "Tapi nanti sore ke sini lagi ya? Aku pengen tidur sama kamu malam ini."

"El?"

"Siapin lagi aja asipnya," kata Danendra. "Malam ini aja. Ya? Kangen akutuh beberapa malam enggak sama kamu."

"Tapi Mama."

"Nanti aku telepon Mama buat titipin El."

"Kalau enggak boleh?"

"Harus boleh," kata Danendra.

"Ck, kamu tuh," ujar Adara.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Pengganti untuk Adara   153). Mengakhiri Semuanya

    "Kamu kenapa sih?"Tak langsung memberi jawaban, yang dilakukan Felicya justru mengepalkan tangannya ketika kilasan kejadian semalam bersama Rafly lagi-lagi memenuhi pikirannya—membuat dia untuk sekali lagi, kembali memberikan tamparan pada Adara."Fel!" Kali ini suara Adara meninggi. Ditampar dua kali tanpa tahu alasan dibalik penamparan Felicya padanya tentu saja membuat dia emosi. "Kenapa sih kamu, hah?!""Harusnya aku yang tanya, kamu kenapa?!""Aku kenapa?" tanya Adara. "Emang apa yang aku lakuin?""Apa yang kamu lakuin?" desis Felicya geram. "Yang kamu lakuin itu hancurin hidup aku, Dara. Gara-gara pizza yang kamu kirim buat Rafly semalam, aku kehilangan keperawanan aku.""Pizza?" tanya Adara sambil mengernyit. "Pizza apa? Kapan aku kirim pizza ke Rafly?""Enggak usah pura-pura polos dan suci," ketus Felicya. "Kamu itu licik dan jahat. Setelah rebut Danendra, bisa-bisanya kamu lakuin hal yang lebih jahat ke aku. Salah aku sama kamu apa sih, Ra?""Fel, maksud kamu apa sih?" tanya

  • Suami Pengganti untuk Adara   154). Merah di Pipi Adara

    ***"Danish."Sebuah nama digumamkan Adara di sela-sela kegiatan mengemudinya. Pergi dari apartemen, Adara bergegas melajukan sedan hitam yang dia kendarai menuju rumah.Namun, sepanjang perjalanan pikirannya ke mana-mana. Kedua tangan fokus mengemudi, otak Adara sibuk memikirkan perkataan Rafly di apartemen tadi.Mantan kekasihnya itu mendapat kiriman pizza setelah sebelumnya mendapat chat dari nomor Adara. Karena sang pemilik nomor sama sekali tak merasa mengirimkan pesan pada Rafly, itu berarti pelakukan sudah jelas Danish.Ya, siapa lagi? Semalam, selain Danish tak ada lagi yang meminjam atau memainkan ponselnya. Dan jika benar Danish pelakunya, Adara juga yakin adik iparnya itu tak bekerja sendirian.'Tanya aja sama Kak Aksa, dia dalangnya'Sekarang, ucapan Danish tadi pagi pun kembali melintas di pikiran Adara—membuatnya bisa dengan mudah menyimpulkan semuanya."Kak Aksa sama Danish pelakunya," gumam Adara kemudian—ketika mobilnya memasuki pintu gerbang komplek perumahan yang di

  • Suami Pengganti untuk Adara   155). Penyerangan

    ***"Kalau ada apa-apa, kamu bisa hubungin aku."Selesai mengemasi semua pakaiannya, Rafly menghampiri Felicya yang sejak tadi duduk di sofa ruang tamu. Pikirannya kacau, Felicya memang tak pergi ke butik hari ini."Males," celetuk Felicya. "Buat apa juga aku hubungin kamu.""Jangan lupa, semalam aku baru nanam benih di rahim kamu," kata Rafly. "Kalau kamu hamil, bilang sama aku. Biar aku tanggung jawab atau paling enggak, kamu bisa serahin anak itu ke aku nanti. Jangan pernah punya niat gugurin kandungan kalau kamu beneran hamil.""Aku enggak se-pshyco itu," kata Felicya."Iya, tapi kamu nekad," kata Rafly."Ck.""Kerja sama buat misahin Dara sama Danendra, aku pikir semuanya selesai sampain di sini," ucap Rafly. "Aku enggak mau ngikutin ide gila kamu lagi buat pisahin mereka berdua karena memang Dara sama Danendra itu jodoh.""Pengecut banget kamu," celetuk Felicya. "Baru gini aja udah nyerah.""Aku bukan pengecut, aku cuman berpikir realistis," kata Rafly. "Kita enggak sebanding ka

  • Suami Pengganti untuk Adara   156). Diam-diam Peduli

    ***"Mama."Adara yang masih sibuk merapikan pakaian Elara di lemari seketika beranjak ketika suara klakson mobil terdengar dari bawah.Beranjak lalu melangkah perlahan, Adara membuka pintu dengan sangat hati-hati agar tak menimbulkan suara dan membuat Elara terbangun."Aman," kata Adara setelah berhasil keluar dari kamar tanpa membangunkan Elara. Mempecepat langkah,Adara berjalan menuruni tangga hingga di ruang tengah, dia berpapasan dengan Teresa yang datang diikuti Aksa."Mama," panggil Adara. "Mama darimana?""Apartemen Felicya," kata Teresa. "Mama habis kasih pelajaran buat perempuan itu, tapi mantan kamu datang. Semuanya jadi kacau.""Mantan?""Rafly," kata Aksa. "Dia datang dan enggak sengaja dorong Mama karena jambak Felicya.""Ya ampun, Ma.""Enggak usah berlebihan responnya, Mama enggak apa-apa," kata Teresa. "Elara mana?""Masih tidur.""Delvino, Aretha, sam Adeeva?""Sama Bibi kayanya.""Oh oke."Setelahnya, Teresa melangkah pergi begitu saja. Menaikki tangga, dia meningg

  • Suami Pengganti untuk Adara   157). Danendra Rindu

    ***"Titip Elara ya, Ma.""Enggak usah bilang nitip pun, Mama pasti jaga cucu Mama."Adara tersenyum. Memberikan kecupan di kening Elara, dia berpamitan pergi ke rumah sakit. Sesuai janjinya pada Danendra, malam ini—sekitar pukul tujuh Adara bergegas menuju rumah sakit untuk menemani suaminya itu semalaman penuh.Tak dengan tangan kosong, Adara pergi sambil membawa satu set kotak makan berisi nasi juga lauk pauk untuk makan malam suaminya setelah sore tadi ketika pulang Danish menyampaikan request saudara kembarnya yang ingin dibawakan masakan rumah—khsususnya masakan Adara.Tak lagi memakai sedan hitam milik Danish, malam ini Adara pergi menggunakan audy putih milik Teresa. Sebenarnya dia ingin sekali mengambil mobilnya di apartemen.Namun, tentu saja Teresa tak mengizinkan semua itu karena memang mengambil mobil ke apartemen terlalu merepotkan. Lagipula di garasi kediaman Alexander pun terdapat belasan mobil yang bisa Adara pakai."Semoga Danendra suka makanan yang aku buat," kata

  • Suami Pengganti untuk Adara   158). Positif

    ***"No, Felicya. Jangan sampai. Semoga enggak."Berdiri di depan cermin kamar mandi, raut wajah Felicya terlihat begitu tegang sementara tangannya memegang sebuah alat berukuran kecil.Pagi ini—lebih tepatnya beberapa hari ke belakang, Felucya mengalami keanehan dengan tubuhnya. Nafsu makan berkurang, mual, juga sensitif dengan beberapa bau.Curiga, Felicya segera membeli alat tes kehamilan untuk memastikan semuanya dan sekarang, dia menunggu hasil pada testpack yang baru saja dia gunakan."Oke, sepuluh menit," kata Felicya setelah hampir sepuluh menit dia menunggu.Tangannya yang semula menggenggam testpack perlahan terbuka dan seketika umpatan keluar dari mulut Felicya setelah melihat hasil tes yang sangat tak dia inginkan."Ah, shit!"Felicya mendesah lalu menundukkan kepalanya setelah melihat dua garis merah terpampang pada testpack. Hamil. Dua garis merah yang terlihat jelas tersebut menandakan dirinya positif hamil.Dan tentu saja anak yang dia kandung sekarang adalah anak Rafl

  • Suami Pengganti untuk Adara   159). Benar-benar Mengikhlaskan

    ***"Akhirnya pulang juga."Adara tersenyum lalu menepuk bahu kanan dan kiri Danendra untuk merapikan kemeja yang baru saja dia pakaikan di tubuh sang suami.Tiga minggu menjalani perawatan intensif, Danendra akhirnya diizinkan pulang setelah kondisinya dinyatakan pulih. Luka di kepala juga lainnya sembuh, yang perlu dilakukan Danendra hanya menjaga kondisi tangan kanannya yang baru lepas gips dua hari lalu.Meskipun bisa dibilang sembuh, tetap saja tangan kanannya itu belum boleh digunakan terlalu sering untuk mencegah pergeseran tulang yang sempat patah."Seneng?" tanya Danendra."Apanya?""Aku pulang, kamu senang enggak?""Hello, Dan! Pertanyaan macam apa itu?" tanya Adara spontan. "Jelas senanglah! Masa enggak? Lega aku tuh sekarang.""Kenapa?""Ya lega aja," kata Adara. "Udah deh, mendingan sekarang kita pulang. Sebelum pulang, aku nebus obat dulu ke apotek.""Iya," kata Danendra.Anggota keluarga Danendra tak ada yang menjemput karena ada sesuatu yang harus dilakukan, Danendra m

  • Suami Pengganti untuk Adara   160). Rumah Baru

    ***"Seriusan ini kamu yang nyetir?"Adara yang baru saja membukakan pintu untuk Danendra mengukir senyum sambil memandang suaminya yang baru saja duduk di jok sebelah kiri."Seriuslah, masa bercanda?""Tapi kan-""Apa?" tanya Adara. "Lupa apa kata dokter? Tangannya jangan dipake dulu buat yang berat-berat. Nanti bisa geser atau bahkan patah lagi.""Nyetir enggak berat, Ra," kata Danendra. "Aku ngerasa aneh aja kalau aku duduk manis, kamu yang nyetir. Kaya ada yang janggal.""Apanya yang janggal sih, Dan?" tanya Adara. "Banyak kok yang kaya gini. Udah deh ya, jangan banyak protes.""Kamu tuh.""Apa? Cantik? Iya, aku emang cantik," kata Adara percaya diri. Setelah itu dia menutup pintu lalu mengitari mobil untuk duduk di kursi kemudi.Tak lagi memakai sedan hitam milik Danish ataupun audy putih milik Teresa, siang ini Adara menjemput Danendra memakai mobilnya sendiri."Udah dipasang belum seatbeltnya?" tanya Adara."Belum sih, ini baru mau aku pas-""Aku aja." Tanpa banyak kompromi, A

Bab terbaru

  • Suami Pengganti untuk Adara   316). Extra Chapter 14

    *** "Onty, Reano mana. Kok enggak kelihatan dari tadi?" Adara yang sedang menyapa para tamu seketika menoleh saat sebuah pertanyaan diucapkan seorang laki-laki muda yang malam ini tampan dengan kemeja navy bluenya. Danial. Yang baru saja bertanya pada Adara adalah Danial. "Eh, Nial. Rean kayanya masih di jalan." "Lho, enggak bareng?" "Mana maulah bareng sama Onty," kata Adara. "Dia kan jemput pacarnya." "Masih sama Lula?" "Masih." Danial tersenyum. "Awet juga ya, enggak kaya kakaknya." "Haha iya." "Ya udah, Nial gabung dulu sama yang lain ya Onty." "Iya, Nial." Malam ini adalah malam yang cukup membahagiakan bagi keluarga besar Alexander—khususnya keluarga Adam karena sebuah pesta tengah digelar di ballroom hotel berbintang di kota Jakarta. Bukan pertunangan atau pernikahan, pesta yang dirancang oleh anak-anak juga para menantu Adam itu adalah sebuah perayaan aniversary pernikahan Adam dan Teresa yang ke lima puluh delapan tahun. Cukup lama Adam menjalin

  • Suami Pengganti untuk Adara   315). Extra Chapter 13

    ***"Duh siapa sih?"Masih dengan kedua mata terpejam, Alula mengulurkan tangannya—meraba-raba meja nakas di samping kasur untuk mencari ponsel yang saat ini berdering cukup nyaring.Entah siala yang menelepon, yang jelas Alula merasa sangat terganggu oleh bunyi dering ponselnya tersebut."Ketemu," gumam Alula ketika akhirnya dia menemukan apa yang dicarinya.Mengambil ponsel tersebut, perlahan Alula membuka matanya dan yang dia temukan di layar adalah nama Reano."Reano. Ngapain sih?"Beringsut, Alula mengubah posisinya menjadi duduk sebelum akhirnya menjawab panggilan dari Reano."Halo, Rean. Kenapa?" tanya Alula parau."Baru bangun?""Iya.""Dih, belum sholat dong?" tanya Reano."Emang ini jam berapa?" tanya Alula yang memang belum sempat melihat jam baik itu di ponsel mau pun di dinding kamar."Jam lima pagi," kata Reano. "Ke air gih sana, cuci muka, wudhu, terus sholat.""Iya.""Nanti jam enam aku ke kamar kamu," ungkap Reano—membuat Alula seketika mengerutkan keningnya."Mau nga

  • Suami Pengganti untuk Adara   314). Extra Chapter 12

    ***"Jaga diri baik-baik di sana, awas jangan macam-macam.""Iya, Ma. Siap."Pukul delapan pagi, Reano sudah siap dengan penampilannya yang bisa dibilang cukup rapi. Membawa koper berwarna hitam berisi pakaian ganti, remaja yang satu bulan lalu baru saja genap delapan pelas tahun itu sudah tiba di bandara, diantar Adara juga Danendra.Tujuannya? Tentu saja Jerman. Memanfaatkan libur panjang sebelum masuk kuliah, Reano memang meminta izin pada kedua orang tuanya untuk pergi ke Jerman menemui Nara.Tak sendiri, Reano pergi bersama Alula yang memang ingin menghabiskan waktu liburan di luar negeri.Berhubung kedua orang tuanya sibuk, Alula memutuskan untuk ikut bersama Reano yang sejauh ini bisa dipercaya menjaga putri bungsu seorang Arkananta itu."Jangan macam-macam kalian di sana. Ingat, pisah kamar," kata Aludra memperingatkan."Iya, Mama. Masa satu kamar?" tanya Alula. "Lagian uncle Danen kan udah pesenin dua kamar buat aku sama Reano.""Tenang aja, Ra. Aku udah pesenin kamar yang be

  • Suami Pengganti untuk Adara   313). Extra Chapter 11

    ***'Hati-hati di jalan.'Elara yang baru saja memasukkan beberapa baju ke dalam tas seketika mengukir senyumannya ketika sebuah pesan yang bisa dibilang cukup romantis masuk ke ponselnya—membuat dia terbang ke angkasa dengan perasaan yang berbunga-bunga.Bukan dari orang sembarangan, pesan tersebut berasal dari Regan yang memberikan peringatan pada Elara karena sore ini gadis itu akan berangkat menuju Bandung untuk menginap di rumah Aksa selama dua malam.Alasannya? Tentu saja Elara ingin menemui Regan yang satu minggu lalu resmi menjadi pacarnya.Dicomblangkan oleh Respati lalu saling mengenal via virtual selama sebulan lebih, Elara dan Regan sepertinya memiliki banyak kecocokan lalu pada akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan setelah Regan menyatakan cintanya lebih dulu seminggu yang lalu.Regan memang jarang bicara bahkan terkesan dingin, tapi di dekat orang yang membuatnya nyaman, Regan kadang berubah seratus delapan puluh derajat dan bagi Elara, Regan ternyata cukup menyena

  • Suami Pengganti untuk Adara   312). Extra Chapter 10

    ***"Oke, istirahat dulu aja ya.""Siap, Kak!"Menyimpan semua peralatan yang ada, para siswa juga siswi yang siang ini memakai pakaian olahraga lantas membubarkan diri lalu berjalan ke pinggir lapangan pun dengan siswi yang kini melangkah untuk menghampiri seseorang di bangku pinggir lapangan."Kamu kalau bosen, pulang aja."Istirahat dari latihannya, Alula langsung menghampiri Reano yang sejak tadi setia menunggu sambil bersandar pada tembok.Sejak masuk di SMA yang sama Alula dan Reano bisa dibilang cukup dekat—lebih tepatnya sengaja didekatkan oleh Adara yang memang menginginkan Reano lupa dengan perasaannya pada Nara.Setiap pagi juga siang setelah pulang sekolah, Reano diwajibkan menjemput dan mengantar Alula ke rumahnya bersama supir karena memang usia yang belum tujuh belas tahun membuat Reano belum diizinkan memakai kendaraan sendiri.Reano sebenarnya sudah beberapa kali menolak karena memang didekatkan paksa seperti ini membuatnya tak nyaman.Namun, sederet ancaman penyitaan

  • Suami Pengganti untuk Adara   311). Extra Chapter 9

    ***"Reres, kamu ngapain ke sini?"Keluar dari pintu gerbang sekolah, Elara mengerutkan kening ketika mendapati seorang siswa laki-laki dengan seragam yang berbeda dengannya tengah berdiri sambil mengukir senyuman.Respati.Bukan pacar atau gebetan, siswa laki-laki yang kini tengah bersandar di pintu mobil sedan hitam adalah sepupu Elara—anak dari saudara Danendra."Hai, Kak El," sapa Respati sambil mengangkat telapak tangannya. "Apa kabar?""Baik," kata Elara apa adanya. "Kamu apa kabar?""Baik juga," ucap Respati."Kamu ngapain ke sekolahan aku? Ada urusan apa gimana?" tanya Elara."Iya ada urusan sama Kak El," ucap Respati—membuat Elara seketika mengerutkan keningnya."Urusan apa?""Hm." Respati bergumam pelan, sementara wajahnya terlihat menunjukkan sebuah keraguan. "Mau minta bantuan sih, Kak?""Bantuan apa?"Respati menggaruk tengkuknya yang bahkan tak gatal sama sekali."Res?""Ah iya, Kak. Bantuan apa sih?" tanya Elara. "Ngomong aja. Enggak usah ragu.""Hm, nanti malam Kakak s

  • Suami Pengganti untuk Adara   310). Extra Chapter 8

    ***"Baik-baik di sekolah. Jangan banyak tingkah."Sambil mengoleskan selai ke roti, ucapan tersebut dilontarkan Adara pada Reano yang saat ini baru saja duduk di meja makan.Setelah dua minggu liburan berlangsung, tahun ajaran baru akhirnya tiba dan hari ini Reano akan memulai kegiatan sekolahnya di SMA.Sesuai perintah, mau tak mau Reano menurut untuk bersekolah di SMAN 8. Padahal, sudah sejak jauh-jauh hari remaja itu menginginkan sekolah di SMAN 34 karena memang hampir semua teman dekatnya bersekolah di sana."Mau joged di tengah lapangan," celetuk Reano."Apaan sih? Kalau dikasih tahu itu jawab yang benar. Bukan kaya gitu."Elara yang baru saja siap, lantas menoyor kepala adiknya itu dengan tangan kanan sementara tangan kirinya menarik kursi untuk duduk."Kamu juga apaan? Kepala itu sensitif. Enggak usah pake noyor," ketus Reano tak suka.Berbeda dengan kebanyakan siswa yang biasanya bahagia ketika masuk di sekolah baru, Reano justru sebaliknya.Selain karena sekolah yang dia tem

  • Suami Pengganti untuk Adara   309). Extra Chapter 7

    ***"Kamu kenapa?"Menghampiri Adara di pinggir kolam, Danendra langsung mengucapkan pertanyaan tersebut setelah beberapa menit lalu terus memperhatikan sang istri yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu."Dan. Kamu di sini.""Orang-orang di dalam, kamu kok di luar?" tanya Danendra. "Lagi mikirin apa sih, hm?""Reano," kata Adara.Danendra mengerutkan keningnya. Dia yang datang membawa segelas air putih lantas menarik kursi lalu duduk di depan Adara."Apa yang kamu pikirkan tentang Reano?" tanya Danendra."Kamu lupa sama apa yang dia omongin tadi di mobil?" tanya Adara. "Reano bilang dia cinta sama Nara, Dan.""Terus masalahnya di mana?""Kok kamu nanya gitu, Danen?" tanya Adara tak suka. "Ya enggak bolehlah! Reano sama Nara itu saudara. Mereka enggak boleh saling mencintai lebih dari sekadar saudara.""Tapi kan bukan kandung," ucap Danendra. "Dalam segi agama ataupun negara, mereka sah-sah aja kalau mau punya hubungan.""Enggak!" pungkas Adara. "Sampai kapan pun aku enggak akan res

  • Suami Pengganti untuk Adara   308). Extra Chapter 6

    ***"Males ikut, Ma."Mendengar ucapan tersebut, Adara menoleh seketika lalu memandang putranya sambil menaikkan sebelah alis."Males ikut apa?""Rean malas ikut ke Bandung."Pagi ini—seminggu setelah kepergian Nara ke Jerman, keluarga Adara akan bertolak menuju Bandung, menghadiri undangan yang diberikan keluarga Aksa.Bukan pesta besar, di Bandung sana Aksa hanya merayakan syukuran atas kelulusan putri angkatnya Aileen di salah satu universitas terbaik di kota Bandung dengan nilai yang juga tentunya sangat baik.Tak hanya Danendra dan keluarga, nantinya Adam juga Teresa pun akan datang bersama supir lalu Danish juga terbang dari Surabaya bersama keluarganya."Kenapa?" tanya Adara.Tak tahu tentang yang terjadi pada Nara, Adara memang mulai bersikap biasa kembali. Perempuan itu mencoba menghibur diri dari rasa sedih kehilangan Nara karena tentunya dia berpikir sang putri tak akan lama pergi.Berbeda dengan Adara yang berusaha menghibur diri, Reano justru seperti orang tak bersemangat

DMCA.com Protection Status