Seminggu sudah berlalu selepas acara resepsi pernikahan Kenan dan Fara. Kenan dan Fara sudah kembali melakoni rutinitas keseharian mereka sebagai dokter di NK Hospital yang kini telah berganti nama menjadi NF Hospital. 'NF' adalah inisial dari 'Naufal - Faranisha'.
Ya, setelah pernikahannya dan Fara terpublikasi, Kenan memutuskan merubah nama rumah sakit swasta miliknya baik pusat maupun cabang. Tentu saja publik sangat digemparkan karenanya. Bukan hanya dalam negeri Indonesia, bahkan seluruh dunia. Bagaimana tidak? NF Hospital mempunyai cabang di hampir seluruh dunia, kecuali di Kanada yang kalian tahulah alasannya, apa lagi kalau bukan kerena Kenan sangat menghormati Berhan, sang mantan mentor, tak ingin bersaing dengannya. Namun tetap saja, terkhusus dunia medis Kanada ikut digemparkan oleh perubahan nama NK Hospital menjadi NF Hospital.
Siapa yang tidak mengenal nama besar Naufal Kenan? Adalah rahasia umum bahwa keahlian medis Kenan lebi
Ting ting ting...Saat ini Kenan, Fara dan Nabila sedang makan siang bersama di kantin rumah sakit. Mereka makan dalam diam dan khidmat. Saking diamnya, yang terdengar hanyalah dentingan garpu, sendok dan piring yang saling beradu bersahutan. Ya, bukan hanya mereka bertiga yang makan dalam diam, tapi seluruh pengunjung kantin pun demikian. Tak ada yang berani bersuara dengan bibir mereka. Entah demi menjaga image, atau takut menggangu kenyamanan Kenan, sang big bos, saat sedang menikmati makanannya.Terutama Nabila, sahabat gresek Fara itu, yang biasanya rada barbar saat sedang makan, saat ini makan dengan tenang dan sok kalem. Entah mimpi apa ia semalam, siang harinya bisa makan semeja dengan seorang Kenan. Ini adalah yang kedua kalinya ia berada dalam radius sedekat ini dengan Kenan, yang pertama, seminggu yang lalu saat menyelamati Kenan dan Fara pada acara resepsi pernikahan big bos dan sahabatnya itu. Namun tetap saja, setiap berada did
"Humps..."Bambang menggaruk - garuk pelipisnya sembari mengernyit melihat tingkah Kenan dan Fara. Tuan dan nyonya nya itu baru saja saling mendengus terhadap satu sama lain sebelum beranjak keluar dari mobil, lalu melangkah menuju lift dengan langkah masing - masing, tidak berdampingan seperti biasa.Mereka baru saja tiba di basemen apartemen sepulang dari bekerja. Namun dalam pengamatan Bambang, sejak di basemen rumah sakit tadi, ia mendapati kejanggalan pada gelagat Kenan maupun Fara. Sepertinya tuan dan nyonya nya itu tengah dalam perang dingin, pikirnya. Tapi mengapa? Perasaan pagi tadi hubungan keduanya tampak baik - baik saja, bahkan terkesan lebih mesra dari biasanya. Bambang geleng - geleng kepala, malas memikirkan hubungan Kenan dan Fara lebih jauh. Lagipula ia cukup sadar diri, dalam novel ini dirinya hanyalah figuran.###Sementara di tempat lain, di basemen rumah sakit, Nabila baru saja
"Selamat pagi Pak Bambang!" sapa Kenan dan Fara bersamaan sembari mengukir senyuman cerah di wajah masing - masing.Saking cerahnya, si Bambang sampai silau melihatnya. Matanya menyipit melihat tuan dan nyonya nya itu baru saja keluar dari lift basemen apartemen sambil bergandengan tangan dengan mesranya. Bambang benar - benar heran pada Kenan dan Fara, kemarin pagi bermesraan, malam harinya perang dingin, pagi ini kembali bermesraan, apakah malam nanti akan perang dingin lagi? Entahlah, sekali lagi Bambang sadar diri bahwa ia hanyalah figuran, tak mau ambil pusing dengan hubungan sepasang sumi istri aneh bin absurd itu."Selamat pagi Tuan, Nyonya." balas Bambang kemudian. Seperti biasa, dengan sikap sok cool nya, ia hanya tersenyum tipis pada Kenan dan Fara.Dan Kenan dan Fara yang sudah terbiasa dengan sikap sok cool si supir omes itu, tidak ambil pusing ataupun menganggap Bambang kurang sopan. Keduanya langsung saja m
3 hari kemudian...Gabela telah selesai mengurus seluruh perihal pemindahan tugasnya dan sudah terverifikasi. Saat ini Kenan dan Fara tengah berada di bandara internasional Soetta mengantar kepulangan Gabela ke Kanada."Terima kasih udah ngantarin aku, Ken, Far." ucap Gabela yang baru saja kembali dari konter check in dan akan segera menaiki pesawat. Ia berucap sembari tersenyum tulus yang baru pertama kali ia tunjukan pada Fara."Sama - sama Gaby." balas Kenan dan Fara tersenyum tulus pula.Hening...Selama beberapa saat ketiganya kembali terdiam."Umm, Fara, bolehkah aku memeluk suami mu untuk yang terakhir kali?" pinta Gabela sungkan pada Fara kemudian. Ia tidak memintanya pada Kenan langsung karena ia tahu Kenan pasti akan meminta persetujuan dari Fara terlebih dahulu.Sejenak Fara tercenung. Ia benar - benar tidak berharap Gabela men
Seperti yang sudah - sudah, saat akhir pekan tiba, Kenan dan Fara akan menjauhkan diri dari apapun yang terkait dengan pekerjaan. Akhir pekan mereka gunakan semaksimal mungkin untuk bersantai atau yang sering orang - orang sebut refreshing.Seperti pagi ini, Kenan dan Fara hanya berdiam diri bermalas - malasan sambil menonton televisi yang tentunya ditemani cemilan di ruang santai apartemen. Namun lama kelamaan, baik Kenan maupun Fara merasa bosan. Dan disaat rasa bosan mereka sudah mencapai ubun - ubun, tiba - tiba bel pintu apartemen berbunyi.Ding dong ding dong...Bukan hanya sekali, tapi berkali - kali. Seolah - olah sang penekan bel tak sabar menunggu dibukakan pintu.Kenan dan Fara saling pandang dengan ringisan serupa di wajah masing - masing. Mereka sangat mengetahui siapa gerangan sanga penekan bel. Siapa lagi kalau bukan Ju Woon si adik serta adik ipar tak berahang."C
"Asyhadu an laa ilaaha illallah waasyhadu anna muhammadar rasulullah.""Allahummaghfirli, warhamni, wahdini, wa'afini, warzuqni.""Alhamdulillahirabbil alamin, dengan ini saudara kita Choi Ju Woon telah masuk islam."Kenan, Fara, Nabila maupun Ju Woon sendiri serta para saksi lainnya yang datang menyaksikan proses Ju Woon menjadi mualaf, mengusap wajah masing - masing dengan kedua tangan mereka sembari berucap "Alhamdulillahirabbil alamin."Proses pemindahan agama Ju Woon dilakukan di salah satu masjid besar yang tidak jauh dari apartemen Kenan dengan pimpin oleh sang imam masjid itu sendiri. Sebelum ke masjid tadi, Kenan, Fara dan Ju Woon menjemput Nabila terlebih dahulu. Itulah mengapa Nabila bisa hadir pada prosesi pemindahan agama Ju Woon. Tentu saja Nabila harus hadir dan menyaksikannya secara langsung sebagai orang yang mengajukan pada Ju Woon untuk menjadi mualaf sebagai syarat untuk menikahi
"Maaf atas ketidak hadiran ku di resepsi pernikahan kalian, maaf juga atas kekacauan yang dilakukan Sherina, itu juga sebagian dari kesalahanku." ucap Bagus pada Kenan dan Fara.Mereka berlima, Kenan, Fara, Bagus, Ju Woon dan Nabila baru saja selesai menghabiskan makanan masing - masing."Tidak apa - apa, santai saja. Aku tahu kesibukanmu sangat banyak untuk membangun kembali PT. Sanjaya. Dan untuk masalah Sherina, itu juga bukan salahmu, wanita itu saja yang sepertinya sakit jiwa." Kenan yang menyahut. Mereka tidak lagi menggunakan bahwa formal."Terima kasih sudah mengerti aku." Bagus tersenyum tulus. Ya, meskipun tidak lagi menggunakan bahasa formal, masih ada jarak yang membuat mereka tidak dapat menggunakan bahasa non formal dengan lebih santai terhadap satu sama lain. "Oh ya, dan juga terima kasih atas bantuan yang kalian berikan untuk membuktikan bahwa aku tidak bersalah dalam skandal antara diriku dan Sherina." i
"Ada apa sayang? Kakak perhatiin kamu banyak diam sejak siang tadi, hmm?" tanya Kenan pada Fara yang tengah berbaring menggunakan sebelah pahanya sebagai bantal.Saat ini Kenan dan Fara tengah bersantai ala mereka di ruang santai apartemen selepas makan malam beberapa waktu yang lalu. Tepatnya sejak kepulangan mereka dari makan siang di restauran siang tadi, Fara sangat banyak diam seperti yang Kenan katakan.Kenan sebenarnya dapat menebak mengapa demikian. Apa lagi kalau Bukan Fara yang kembali dihampiri rasa bersalah terhadap Bagus akibat pertemuan tak terduga siang tadi.Awalnya Kenan mencoba mengerti dan memilih diam membiarkan Fara meratapi kedilemaannya. Namun setelah sejauh ini, ia akhirnya jengah juga merasa agak tidak nyaman melihat Fara yang seperti itu. Walaupun ia tahu Fara mencintai dirinya, ia tetap tak dapat menampik ketakutan yang terkadang datang menghampirinya. Ketakutan memikirkan jikalau Fara akan men