Share

Bab 105

“Kak Enjang!

“Sayang!

Mereka memanggil bersamaan. Tampak rasa kikuk seperti seorang pencuri tertangkap basah jelas melanda. Enjang tak peduli. Dadanya terasa sesak dengan napas tersengal karena ingin menangis yang ditahan sekuat tenaga. Enjang hanya ingin segera pergi dari hadapan mereka berdua dengan terus beristighfar agar amarahnya mereda.

“Aku mau pulang silakan ambil saja waktu kalian. Hanya saja aku tak suka cara kalian.” Suara wanita itu datar saja.

Dio tampak ingin mengatakan sesuatu mungkin sejenis penjelasan tapi mengingat sifat tegas istrinya dia tahu ucapan apa pun sia-sia untuk sekarang. Hanya waktu sendiri yang istri ke duanya itu inginkan untuk saat ini.

Mendinginkan kepala.

Sampai di rumah Enjang membersihkan diri lalu memasuki kamar dan menguncinya. Terdengar seseorang melangkah mendekat dan mengetuk sebentar. Dia merasa itu adalah

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status