Beranda / Romansa / Suami Miskinku Ternyata Konglomerat / 160. Tidak Usah Bersandiwara

Share

160. Tidak Usah Bersandiwara

Penulis: Pena Asmara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Iya, Mbak, benar," jawab Risma.

"Jika begitu, jangan sampai mereka mengetahui keberadaan saya di rumah ini. Karena mereka yang mengajak kerjasama Subroto untuk mencelakakan dan membalas dendam terhadap Mas Aries. Saya sendiri ikut saat beberapa pertemuan mereka berlangsung."

"Jika begitu, Mbak Susan dan Mbak Rani di ruang makan saja, biar saya yang akan menemui mereka." Maharani dan Susan meninggalkan Risma, dan langsung menuju ke ruang makan. Risma menoleh ke arah keamanan yang berjaga yang masih berdiri menunggu perintah Risma di depan pintu.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   161. Mulai Melawan

    Mereka pun dahulunya bukannya tidak tahu dengan sepak terjang ayah-ayah mereka. Dan apa yang diucapkan oleh Pak Setya memang benar adanya, jika ibu-ibu mereka seperti tidak dianggap saat sang ayah sedang sibuk dengan para selingkuhannya."Mas Daniel dan Mas Nathan belum cerita, siapa yang sudah membuat kalian babak belur seperti ini?" Pertanyaan Risma memecah keheningan di antara mereka bertiga. Terkesiap Daniel dan Nathan dari perenungan."Nanti akan kami ceritakan, Mbak. Tetapi sebelumnya ijinkan kami meminta maaf terlebih dahulu." Daniel yang bicara, memang selama ini dibandingkan dengan Nathan, Daniel yang paling banyak berperan dalam urusan membalas dendam."Saya sudah bicara dengan Bang Riswan, jika kami berdua sudah memaafkan kekhilafan yang sudah kalian lakukan. Menurut abang, kalian hanya salah paham. Abang tidak pernah membenci ayah-ayah kalian. Bang Riswan hanya ingin menegakkan aturan sekaligus memberikan contoh kepada yang lainnya. Siapapun yang ber

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   162. Dicekam Rasa Ketakutan

    Rohani sedang dibuat bingung dan ketakutan, setelah datangnya surat panggilan untuk dimintai keterangan dari kepolisian sektor tempat Rohani bertempat tinggal sebagai saksi terlapor. Kasus demo di rumah Riswan yang dia sebagai motor penggeraknya ternyata berbuntut panjang.Di surat panggilan tertulis jika Rohani diminta datang ke Polsek untuk dimintai keterangan sebagai saksi terlapor dengan saksi pelapornya Pak Sukardi Kades Desa Cibungah. Dua hari lagi Rohani diwajibkan datang untuk proses pemeriksaan tersebut.Sukardi, Kades Desa Cibungah tidak terima dengan keterangan Rohani pada awak media saat demo beberapa hari yang lalu, saat Rohani mengatakan jika sudah terjadi penyuapan terhadap kades desa mereka dalam proyek pembangunan pesantren dan masjid di desa mereka yang dilakukan oleh Riswan. Sukardi jelas-jelas tidak terima, dia merasa nama baiknya telah difitnah dan dicemarkan oleh orang nomor dua terkaya di desanya ini, apalagi berita tentang penyuapan itu sudah te

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   163. Ajakan Berdamai

    Rohani mengangguk, lalu kembali meminta maaf karena khilaf. Wajahnya benar-benar terlihat sangat menyesal"Kakak tidak menyalahkan kamu, karena memang kamu sendiri tidak tahu jika Riswan itu keponakan tante, tetapi satu hal yang pasti jika Riswan itu adalah anak yang baik."Kasus yang menjerat Riswan sekarang ini bukan berarti dia bersalah, Roh? Persidangan pun baru akan digelar, keputusan hakim pun belum dijatuhkan, jadi keponakan kakak tersebut belum tentu bersalah sebelum adanya keputusan yang inkrah, itu pun masih bisa naik banding."Kakak sendiri merasa yakin jika keponakan kakak tersebut hanyalah korban fitnah dan korban dari sebuah konspirasi yang memang ingin menghancurkan bisnis dan nama baiknya.""Maaf, Kak, Rohani mengaku salah."Sartika tersenyum, menghampiri dan duduk di samping Rohani sembari merangkul bahunya. Suamimu sudah melakukan apa dalam hal ini? Sudah berkomunikasi dengan yang melaporkan belum?" Rohani menggeleng.

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   164. Syarat Perdamaian

    "Biarkan Pak Kades menjelaskan dulu Roh syarat-syaratnya, kamu dengarkan saja dulu," saran Sartika kepada Rohani."Iya, Kak, maaf.""Maaf sebelumnya Teh Rohani, ijinkan saya bicara sedikit saja sebelum Pak Kades menjelaskan syarat-syaratnya. Begini Teh, dalam penyelesaian sebuah kasus, pihak-pihak yang merasa dirugikan berhak untuk mengajukan tuntutan, baik secara hukum ataupun lewat jalan musyawarah seperti ini. Jika lewat hukum sampai ke pengadilan lalu dijatuhi hukuman, jika lewat musyawarah maka lewat perundingan."Lewat perundingan inilah yang merasa dirugikan berhak mengajukan tuntutan ganti rugi berdasarkan hasil kesepakatan. Jadi Teh Rohani nanti bisa mengajukan keberatan jika dirasa tuntutan ganti rugi yang diajukan Pak Kardi terasa memberatkan, tetapi tetap harus ada keinginan beliau yang harus Teteh penuhi nantinya, karena Teh Rohani ada di pihak yang ingin mengajukan perdamaian. Teh Rohani mengerti, 'kan?"Rohani mengangguk tanda mengerti, men

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   165. Menjemput Amran

    Rohani terdiam, kembali berpikir. Sebenarnya, Pak Kardi dan Ustaz Arief sudah sangat mengenal dan juga mengetahui seperti apa Rohani ini. Boleh dibilang dia adalah sosok orang berada yang pelit dan penuh perhitungan dalam soal uang. Cukup sulit untuk dimintakan bantuan jika berhubungan dengan gerakan sosial kemasyarakatan.Kardi berpikir cepat saat Rohani ingin mengajukan perdamaian. Bukan bermaksud untuk memanfaatkan, toh uangnya nanti bukan untuk kepentingan pribadinya sendiri, tetapi demi kepentingan bersama, sekaligus membantu masyarakat yang sedang kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan ekonominya."Roh, seharusnya kamu bersyukur punya kades seperti beliau ini. Yang bijak dan tidak semena-mena. Seandainya jika kamu bermasalah dengan orang lain, mungkin mereka akan sengaja mencari kesempatan mumpung kamu trauma dengan masalah hukum. Mereka akan memanfaatkan ketakutanmu untuk mencari untung. Meminta kamu untuk mengganti rugi yang sebesar-besarnya. Memanfaatkan ke

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   166. Guru Kehidupan

    "Darman tidak menjawab, dia hanya menyentuh lembut kepala adiknya tersebut, lantas memegang bahu Amran dan memintanya untuk berdiri."Maafkan Amran, Kang? Amran benar-benar minta maaf." Amran kembali berucap di antara Isak tangisnya. Keharuan benar-benar membuat Darman tidak mampu berbicara, dia langsung merengkuh dan memeluk adiknya erat. Darman sekarang mulai memposisikan diri sebagai kakak sekaligus bapak bagi adik-adiknya. Dia benar-benar harus ikut bertanggung jawab atas apa pun kesulitan ataupun kemalangan yang menimpa semua adik-adiknya.Kendaraan langsung melaju meninggalkan rumah sakit jiwa kabupaten menuju ke arah Desa Cibungah, tempat tinggal Amran. Mobil yang dikendarai Darman melaju dengan kecepatan sedang, dikarenakan memang jalan dalam keadaan sepi dan tidak banyak kendaraan yang lalu lalang, karena menuju ke arah pedesaan."Kang?" tanya Amran yang duduk di bangku belakang mobil bersama istrinya."Kenapa, Mran?" jawab Darman, tanpa menoleh

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   167. Sakit Hatinya Seorang Ibu

    Penjaga gerbang rumah mewah di atas bukit milik Riswan, langsung membukakan pintu tanpa menanyakan keperluannya mengunjungi rumah kediaman bosnya tersebut. Mereka sudah mengenali sang pengemudi mobil yang adalah kakak dari istri majikan mereka. Darman.Darman pun tetap bersikap santun dan berterimakasih telah dibukakan pintu. Tidak bersikap sombong dan angkuh mentang-mentang masih saudara dengan si pemilik rumah. Sifat Darman dan Risma memang berbeda dengan ketiga saudaranya yang lain, mungkin karena Juragan Hasyim terlalu memanjakan dan berbeda cara perlakuannya.Amran, Uni, dan Nengsih, yang belum pernah masuk ke dalam rumah Riswan dibuat terkagum-kagum melihatnya. Dari halamannya yang indah dan tertata rapih, gunung hijau yang menjulang di sisi sebelah kiri rumah yang lebih jelas terlihat jika dari kolam renang belakang rumah membuat mereka bertiga terpana.Pilar-pilar tinggi menjulang penyangga langit-langit pintu masuk rumah, layaknya seperti rumah-rumah It

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   168. Ibu Selalu Memaafkan

    Amran berwatak keras, suka memanipulasi orang, dan paling gengsi untuk meminta maaf walaupun dia yang jelas-jelas di posisi pihak yang bersalah. Itu watak yang tahu Sawiyah tahu dalam diri itu sedari kecil. Dan sekarang Amran sedang bersimpuh di bawah kakinya, adalah suatu hal yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya.Emak Sawiyah masih terdiam, matanya pun sudah mulai mengembang. Amran masih bersimpuh sambil menangis, memohon-mohon agar sang ibu sudi untuk memaafkannya. Namun, sepertinya hati si Emak belum tergerak untuk memaafkan, karena sakit yang ditorehkan sang anak terasa begitu dalam.

Bab terbaru

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 394 Waktu Terbaik

    Dli, Aku mau ijin ke kamar kecil sebentar?" ucap Irma langsung berdiri dari tempat duduknya. "Lurus saja, Ma. Pintu kedua di sebelah kanan, kamar mandi buat tamu," jawab Fadli, wajahnya mengarah ke lorong dalam rumah. "Saya permisi sebentar, Tante." Si nyonya besar hanya mengangguk saja, dan Irma pun langsung berjalan ke arah yang ditunjukkan oleh Fadli.Sebenarnya, Irma tidak ingin buang air kecil ataupun besar. Dia hanya ingin menghindar sebentar. Ucapan dan pertanyaan dari ibunya Fadli dan Fadlan sungguh membuatnya sangat tidak nyaman. Dirinya merasa direndahkan dan tidak dihargai hanya karena seragam dan pekerjaannya yang sekarang. Irma sangat mencintai pekerjaannya, karena dari hasil kerjanya dia bisa membantu perekonomian keluarganya. Biaya sekolah ketiga adiknya, juga untuk merenovasi rumah. Walaupun tidak sekaya jika dibandingkan dengan Fadli, tetapi Irma adalah wanita yang mandiri. Kekayaan atau harta yang dimiliki pria bukanlah prioritasnya sekarang ini dalam mencari pas

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 393 Seperti Terdakwa

    Irma bisa melihat, jika tatapan Fadli yang berdiri di sampingnya banyak menyimpan kemarahan terhadap saudara kembarnya, Fadlan. Kegeraman terlihat jelas pada wajahnya. Irma sungguh tidak ingin terjadi sesuatu hal yang tidak dia inginkan, ditambah lagi ada ibu dari mereka berdua.Irma berucap pelan kepada Fadli, dan tidak ingin Fadlan ikut mendengarkan."Jika kamu sampai berkelahi dengan Fadlan, jangan harap aku akan sudi bertemu denganmu lagi, Dli? ucapnya tegas, lalu tersenyum manis kepada Fadli. Sesaat Fadli diam tertegun, lalu dia mengangguk."Yuk, masuk, Ma," ajaknya lagi kepada Irma, sambil tangan kanannya menuntun Niken sang keponakan. Fadli langsung masuk ke dalam rumah tanpa menegur Fadlan, berpura-pura sibuk berbicara dengan Niken sambil berjalan. Sementara Irma berhenti tepat di depan Fadlan, menegur terlebih dahulu."Bagaimana kabarmu, Fad?" tegur Irma, dan entah kenapa, hatinya mulai merasakan tidak nyaman dengan Fadlan. Mungkin penyebab utamanya karena fitnah yang dia lak

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 392 Pernah Menggugat Tuhan

    Siapa yang sudah berbohong terhadap dirinya, Fadli ataukah Fadlan? Siapa pula yang harus dia percaya di antara keduanya? Jika memang Fadlan yang sudah berbohong, apa maksud dan tujuannya? Irma benar-benar dibuat bingung setelah mendengarkan penjelasan versi Fadli. Namun, jika ternyata Fadlan yang sudah berbohong dan sengaja untuk menjelekkan juga memfitnah saudara kembarnya tersebut, betapa Irma akan sangat kecewa terhadapnya. Fadlan bilang jika Fadli sudah berkeluarga dan juga memiliki satu anak perempuan yang seumuran dengan putrinya, namun Fadli bilang jika istri sudah meninggal dunia, bahkan menjelaskannya dengan mata yang berkaca-kaca. "Istrimu sudah meninggal, Dli?" tanya Irma, dia memutuskan untuk tidak lagi membahas tentang perbedaan keterangan antara Fadli dan Fadlan. Siapa yang sudah berbohong dan siapa yang sudah berbicara jujur di antara mereka. Fadli mengangguk, membenarkan pertanyaan Irma. "Meninggal bersama dengan anakku di dalam kandungan," jelas Fadli, raut kesedi

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 391 Siapa yang Harus Dipercaya

    Fadli malah terlihat seperti orang bingung, macam tidak paham apa yang sudah diucapkan oleh Irma. "Kamu sebenarnya bicara apa sih, Ma? Beneran, aku nggak paham," jawab Fadli, menatap wajah Irma dalam. Kembali dia lanjut bicara. "Benci? Musuhan? Sama siapa? Aku musuhan dan benci sama Fadlan gitu maksudnya, kamu?" tanyanya ke Irma. "Maaf, jika aku salah dan dianggap kegeeran, tapi menurut Fadlan seperti itu."Fadli menatap Irma dalam, bukan maksudnya untuk tidak mengakui, tapi itu peristiwa sudah beberapa tahun yang lalu, yang bahkan usia mereka waktu itu masih berumur belasan. "Dulu saat kita masih satu sekolah, iya, Korma. Aku memang sempat marah dengan Fadlan, karena aku yang dekat denganmu dari kelas satu, Tiba-tiba saat kelas tiga, dia main serobot aja." Fadli tertawa, ingatannya seperti sedang kembali ke masa lalu. Kembali dia bicara. "Saat dulu itu memang bukan salah kamu, bukan juga salah Fadlan. Aku saja yang dulu tidak punya keberanian untuk bicara langsung terhadapmu. "

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 390 Masa Lalu yang Belum Selesai

    Pria yang ingin bertemu dengannya jelas memang Fadli. Karena, memang hanya Fadli yang dulu memanggilnya dengan sebutan korma. Entah kenapa, badan Irma langsung terasa gemetar."Irma, kenapa bengong saja di dekat pintu, Masuk? itu temui Pak Fadli," teguran dari Pak Benny menyadarkan Irma dari terkesima. Kehadiran saudara kembar dari Fadlan ini jelas di luar perkiraannya. Dari mana Fadli bisa tahu jika Irma bekerja di pabrik ini? Terus, darimana Fadli bisa kenal pemilik perusahaan ini. Sampai-sampai Pak Benny pun sangat respect terhadapnya. "Ba-baik, Pak?" jawab Irma atas teguran atasannya itu, namun sebelum mendekati Fadli, justru Fadli yang langsung berbicara dengan Pak Benny. "Pak Benny, saya ijin mau ajak teman SMA saya ini, Irma, untuk makan siang.""Boleh, Pak, silakan," jawab kepala pabrik itu cepat, langsung memperbolehkan. Perlakuan Pak Benny terhadap Fadli cukup membuat Irma heran, betapa sangat hormatnya atasannya itu kepada Fadli. "Irma, kamu diajak makan siang sama Pak

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 389 Tamu Yang Ingin Bertemu

    [ Assalamu'alaikum, Fad. Aku sudah memutuskan, sebelum urusan dengan istrimu selesai, aku minta, jangan temui aku dulu. Aku harap, kamu bisa memahami dan mengerti dengan keputusan yang sudah kuambil ini.]Selesai mengirimkan pesan, Irma lantas memblokir nomor Fadlan di aplikasi WA miliknya, bahkan memblokirnya juga di kontak teleponnya. Padahal, baru hari ini Irma memiliki nomor handphone mantan cinta pertamanya itu. Meletakkan hapenya di atas meja rias samping tempat tidurnya, lalu membaringkan tubuhnya di dipan tidur miliknya. Kembali teringat peristiwa saat di ropang tadi, betapa hatinya sangat sakit dianggap sebagai penyebab rusaknya rumah tangga seseorang. Pelakor, demi Tuhan Irma bukan seperti itu, dia lebih baik tetap menyendiri seperti ini daripada jadi perusak rumah tangga orang. Dalam perasaan yang resah, rasa kantuk mulai datang menyergap, karena Irma memang tidak terbiasa tidur terlalu telat. ÷÷÷Tiga hari setelah peristiwa penyiraman kopi oleh Agnes, dan akhirnya beru

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 388 Tangisan Seorang Ibu

    "Mengapa sampai saat ini kamu belum juga menikah, Ir. Apakah itu semua karena aku?"Udara malam di pantai ini semakin dingin, ditambah lagi dengan anginnya yang kencang. Irma sampai mensidakepkan kedua tangannya karena hawa dingin tersebut, ditambah terkena basahan cokelat tadi, walaupun dia sudah berganti pakaian. Setelah cukup lama terdiam, Irma mulai menjawab pertanyaan Fadlan. "Aku harus menjawab apa, Fad? Jika aku bilang mungkin memang sudah garis hidupku dari Allah seperti ini, salah tidak?"Sesaat Fadlan terdiam, karena memang apa yang Irma katakan itu benar adanya. "Tidak, Ir, kamu tidak salah. Hidup, mati, dan jodoh memang urusan Allah 'kan?" "Hmm ... hanya satu hal yang bisa aku jawab dengan jujur dan sebenarnya. Dan itu sudah kujawab saat di rumah tadi. Apa aku harus mengulanginya lagi?" tanya Irma lagi. "Jika kamu tidak keberatan?""Kamu adalah kekasih yang pertama, Fad, dan sampai saat ini aku belum pernah berteman dekat lagi dengan pria lain," jawab Irma, ada nada get

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 387 Sudah Berselingkuh

    Part 12Fadlan terdiam, mendengar pertanyaan Irma, tatapannya masih menghadap ke tengah lautan yang terlihat temaram, terkena pantulan cahaya rembulan. Angin laut masih berembus kencang. Terlihat Fadlan menarik nafasnya sejenak, sembari matanya terpejam, lalu dilepaskan perlahan."Agnes sudah berselingkuh," jawabnya singkat.Lalu mengambil kopinya, dan menghirupnya perlahan."Kamu menyaksikan sendiri?" tanya Irma."Maksudnya?" jawab Fadlan"Maksudku, kamu menyaksikan sendiri perselingkuhan tersebut?" tanya Irma lagi."Tidak," jawab Fadlan, masih singkat. Tatapannya lalu beralih ke arah Irma."Aku menemukan chat-chat pribadinya dengan pria lain," jelas Fadlan."Maksud chat pribadi, seperti apa?""Chat-chat mesranya dengan pria lain." Jemarinya mengusap pelan wajahnya."Kamu kenal, siapa pria yang kamu maksud?" Irma masih terus mengejar. Bukannya Irma ingin kepo dengan masalah orang lain, tetapi ... Fadlan sendiri yang sudah berjanji, ingin menceritakan tentang masalah keluarganya."Ya,

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 386 Menyimpan Amarah

    Terlihat dari raut wajah dan tatapan matanya, jika wanita yang menganggap Irma sebagai perempuan gatel itu sedang menyimpan amarah, ada dua wanita lagi di belakangnya, sepertinya kawan dari calon mantan istrinya Fadlan.Irma hanya diam termangu, saat perempuan itu melabraknya. Fadlan langsung berdiri."Udah, Nes. Perempuan perusak mah, jambak aja rambutnya," ucap salah satu kawannya."Iya, ga usah takut, apa perlu gue bantuin hajar nih pelakor," tuduh kawannya yang satu lagi kepada Irma. Dua orang kawan-kawannya, malah memanas-manasi calon mantan Fadlan tersebut."Hai ... hai, kerjaan kalian jangan bisanya manas-manasin ya. Hai ... Agnes! Irma tidak ada hubungannya dengan masalah pribadi kita, aku bertemu Irma, baru seminggu ini. Sedangkan masalah di antara kita berdua, sudah berjalan berbulan-bulan. Jadi jika kamu menuduh Irma sebagai orang ke tiga di antara hubungan kita, kamu salah alamat," ucap Fadlan tegas. Irma tetap terdiam, dia bingung, harus bersikap seperti apa."Gue seperti

DMCA.com Protection Status