Share

156. Tidak Ada Yang Gratis

Penulis: Pena Asmara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Orang yang dipanggil bos oleh orang-orang suruhannya itu semakin mendekati Daniel, sementara Nathan hanya memperhatikan dengan tubuh yang masih terikat di kursi. Daniel seperti kaget dan tidak percaya jika orang yang menyuruh untuk menculiknya adalah orang yang menjadi donatur utama dalam setiap aksi yang dilakukan Daniel.

"Bo-bos Broto, i-ini apa maksudnya? Kenapa saya dan Nathan diperlakukan seperti ini?" tanya Nathan mempertanyakan, saat Broto tepat ada di depannya. Tidak banyak cakap.

Buuggg!!

"Aaaarrgghh!" 

Daniel melenguh kesakitan, saat hantaman pukulan dari Broto mendarat telak tepat di wajahnya. Darah langsung keluar dari hidung dan sudut bibirnya.

"Sa-salah sa-saya apa, Bos?" Daniel kembali mencoba mempertanyakan, dan sekali lagi keluar lenguhan dan teriak kesakitan dari mulutnya, saat tanpa disangka Broto kembali melayangkan pukulan tepat di wajah Daniel.

Lalu sebuah tendangan dorongan tepat ke arah dada Daniel, hingga membua

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Umi Kusuma
aku pikir Hampir tamat gak tau nya makin panjang,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   157. Rumah Berjuta Kenangan

    "Siap Bos, laksanakan," jawabnya cepat, sembari menoleh kepada ke tiga anak buahnya yang langsung paham dan segera menghampiri Nathan dan Daniel. Pucat pasi langsung terlihat di wajah kedua sepupu Riswan tersebut."Se-sebntar Bos, sebentar! Sa-saya janji akan segera mendapatkan dokumen-dokumen tersebut," ucap Daniel dengan nada panik dan ketakutan, sementara Nathan sudah terlihat pasrah. Dua orang dari keempat orang tersebut sudah menggeluarkan senjata tajam semacam pisau belati dari balik jaketnya, siap mengeksekusi keduanya."Sumpah Bos! Saya berjanji akan mendapatkan dokumen-dokumen tersebut!" teriak Daniel lagi, merasa masih memiliki kesempatan agar lolos dari Kematian. Subroto hanya diam, seperti sedang terlihat berpikir."Tahan!" sergah Subroto kepada para anak buahnya, saat kedua orang suruhannya sudah menempelkan pisau di perut Daniel dan Nathan, lalu Subroto kembali mendekati Daniel."Bagaimana caramu untuk mendapatkan dokumen-dokumen tersebut. T

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   158. Pertolongan Allah Akan Selalu Ada

    Maharani dan Muchtar tidak menyangka jika itu adalah sebuah settingan belaka, untuk memberikan kejutan terhadap Maharani, dan ternyata Riswan dan Rosalina justru mendapatkan kejutan yang tak terduga hingga akhirnya mengakibatkan Rosalina meninggal dunia.Maharani memejamkan mata, air sebening kristal keluar dari sela-sela. Hatinya terasa sesak jika mengingatnya. Sudah berusaha sekuat tenaga untuk melupakan, tetapi dirinya belum mampu juga. Entah sampai kapan Maharani hidup dalam penyesalan dan rasa bersalahnya.Risma berdiri dan langsung menghampiri saat terdengar salam dari Maharani dan Susan. Mereka saling berpelukan, tergambar kesan kebaikan dan persahabatan dari mereka berdua. Sedikit pun tidak ada rasa canggung dalam diri Risma, walaupun dia tahu jika Maharani adalah bagian dari masa lalu suaminya.Risma mempersilahkan kedua tamunya untuk duduk, seorang pelayan yang berdiri tidak jauh dari Risma segera masuk untuk menyiapkan minuman tanpa harus diperintah l

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   159. Tidak Akan Terjadi Tanpa Ijin Allah

    "Hidup saya pasti terancam. Dengan kuasa dan uang yang dimiliki, Subroto bisa melakukan apa saja yang dia inginkan," ucap Susan lagi dengan penuh kecemasan.Maharani yang duduk di sebelah Susan, lantas merangkul pundaknya, sembari mengusap-usap punggung Susan, berucap dengan penuh kelembutan."Segala sesuatu tidak akan terjadi tanpa ijin Allah, dan sekuat apapun usaha kita untuk menghindari hal yang tidak kita inginkan, tetap akan terjadi jika Allah berkehendak. Tawaqal, berserah dan berpasrah dirilah hanya kepada-Nya."Susan menoleh ke Maharani, yang masih tersenyum seolah-olah mengatakan jika Susan harus mempercayai jika Allah lah yang punya kuasa atas segala-galanya."Apa yang diucapkan Mbak Rani itu benar kok, Mbak. Sebelum berserah, kita harus tawaqal dahulu. Tawaqal yang dimaksud adalah kita harus melakukan segala upaya dahulu, ikhtiar istilahnya. Jika semua sudah dilakukan, baru kita berpasrah kepada Allah. Dalam hal ini, Insya Allah saya yan

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   160. Tidak Usah Bersandiwara

    "Iya, Mbak, benar," jawab Risma. "Jika begitu, jangan sampai mereka mengetahui keberadaan saya di rumah ini. Karena mereka yang mengajak kerjasama Subroto untuk mencelakakan dan membalas dendam terhadap Mas Aries. Saya sendiri ikut saat beberapa pertemuan mereka berlangsung." "Jika begitu, Mbak Susan dan Mbak Rani di ruang makan saja, biar saya yang akan menemui mereka." Maharani dan Susan meninggalkan Risma, dan langsung menuju ke ruang makan. Risma menoleh ke arah keamanan yang berjaga yang masih berdiri menunggu perintah Risma di depan pintu.

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   161. Mulai Melawan

    Mereka pun dahulunya bukannya tidak tahu dengan sepak terjang ayah-ayah mereka. Dan apa yang diucapkan oleh Pak Setya memang benar adanya, jika ibu-ibu mereka seperti tidak dianggap saat sang ayah sedang sibuk dengan para selingkuhannya."Mas Daniel dan Mas Nathan belum cerita, siapa yang sudah membuat kalian babak belur seperti ini?" Pertanyaan Risma memecah keheningan di antara mereka bertiga. Terkesiap Daniel dan Nathan dari perenungan."Nanti akan kami ceritakan, Mbak. Tetapi sebelumnya ijinkan kami meminta maaf terlebih dahulu." Daniel yang bicara, memang selama ini dibandingkan dengan Nathan, Daniel yang paling banyak berperan dalam urusan membalas dendam."Saya sudah bicara dengan Bang Riswan, jika kami berdua sudah memaafkan kekhilafan yang sudah kalian lakukan. Menurut abang, kalian hanya salah paham. Abang tidak pernah membenci ayah-ayah kalian. Bang Riswan hanya ingin menegakkan aturan sekaligus memberikan contoh kepada yang lainnya. Siapapun yang ber

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   162. Dicekam Rasa Ketakutan

    Rohani sedang dibuat bingung dan ketakutan, setelah datangnya surat panggilan untuk dimintai keterangan dari kepolisian sektor tempat Rohani bertempat tinggal sebagai saksi terlapor. Kasus demo di rumah Riswan yang dia sebagai motor penggeraknya ternyata berbuntut panjang.Di surat panggilan tertulis jika Rohani diminta datang ke Polsek untuk dimintai keterangan sebagai saksi terlapor dengan saksi pelapornya Pak Sukardi Kades Desa Cibungah. Dua hari lagi Rohani diwajibkan datang untuk proses pemeriksaan tersebut.Sukardi, Kades Desa Cibungah tidak terima dengan keterangan Rohani pada awak media saat demo beberapa hari yang lalu, saat Rohani mengatakan jika sudah terjadi penyuapan terhadap kades desa mereka dalam proyek pembangunan pesantren dan masjid di desa mereka yang dilakukan oleh Riswan. Sukardi jelas-jelas tidak terima, dia merasa nama baiknya telah difitnah dan dicemarkan oleh orang nomor dua terkaya di desanya ini, apalagi berita tentang penyuapan itu sudah te

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   163. Ajakan Berdamai

    Rohani mengangguk, lalu kembali meminta maaf karena khilaf. Wajahnya benar-benar terlihat sangat menyesal"Kakak tidak menyalahkan kamu, karena memang kamu sendiri tidak tahu jika Riswan itu keponakan tante, tetapi satu hal yang pasti jika Riswan itu adalah anak yang baik."Kasus yang menjerat Riswan sekarang ini bukan berarti dia bersalah, Roh? Persidangan pun baru akan digelar, keputusan hakim pun belum dijatuhkan, jadi keponakan kakak tersebut belum tentu bersalah sebelum adanya keputusan yang inkrah, itu pun masih bisa naik banding."Kakak sendiri merasa yakin jika keponakan kakak tersebut hanyalah korban fitnah dan korban dari sebuah konspirasi yang memang ingin menghancurkan bisnis dan nama baiknya.""Maaf, Kak, Rohani mengaku salah."Sartika tersenyum, menghampiri dan duduk di samping Rohani sembari merangkul bahunya. Suamimu sudah melakukan apa dalam hal ini? Sudah berkomunikasi dengan yang melaporkan belum?" Rohani menggeleng.

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   164. Syarat Perdamaian

    "Biarkan Pak Kades menjelaskan dulu Roh syarat-syaratnya, kamu dengarkan saja dulu," saran Sartika kepada Rohani."Iya, Kak, maaf.""Maaf sebelumnya Teh Rohani, ijinkan saya bicara sedikit saja sebelum Pak Kades menjelaskan syarat-syaratnya. Begini Teh, dalam penyelesaian sebuah kasus, pihak-pihak yang merasa dirugikan berhak untuk mengajukan tuntutan, baik secara hukum ataupun lewat jalan musyawarah seperti ini. Jika lewat hukum sampai ke pengadilan lalu dijatuhi hukuman, jika lewat musyawarah maka lewat perundingan."Lewat perundingan inilah yang merasa dirugikan berhak mengajukan tuntutan ganti rugi berdasarkan hasil kesepakatan. Jadi Teh Rohani nanti bisa mengajukan keberatan jika dirasa tuntutan ganti rugi yang diajukan Pak Kardi terasa memberatkan, tetapi tetap harus ada keinginan beliau yang harus Teteh penuhi nantinya, karena Teh Rohani ada di pihak yang ingin mengajukan perdamaian. Teh Rohani mengerti, 'kan?"Rohani mengangguk tanda mengerti, men

Bab terbaru

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 394 Waktu Terbaik

    Dli, Aku mau ijin ke kamar kecil sebentar?" ucap Irma langsung berdiri dari tempat duduknya. "Lurus saja, Ma. Pintu kedua di sebelah kanan, kamar mandi buat tamu," jawab Fadli, wajahnya mengarah ke lorong dalam rumah. "Saya permisi sebentar, Tante." Si nyonya besar hanya mengangguk saja, dan Irma pun langsung berjalan ke arah yang ditunjukkan oleh Fadli.Sebenarnya, Irma tidak ingin buang air kecil ataupun besar. Dia hanya ingin menghindar sebentar. Ucapan dan pertanyaan dari ibunya Fadli dan Fadlan sungguh membuatnya sangat tidak nyaman. Dirinya merasa direndahkan dan tidak dihargai hanya karena seragam dan pekerjaannya yang sekarang. Irma sangat mencintai pekerjaannya, karena dari hasil kerjanya dia bisa membantu perekonomian keluarganya. Biaya sekolah ketiga adiknya, juga untuk merenovasi rumah. Walaupun tidak sekaya jika dibandingkan dengan Fadli, tetapi Irma adalah wanita yang mandiri. Kekayaan atau harta yang dimiliki pria bukanlah prioritasnya sekarang ini dalam mencari pas

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 393 Seperti Terdakwa

    Irma bisa melihat, jika tatapan Fadli yang berdiri di sampingnya banyak menyimpan kemarahan terhadap saudara kembarnya, Fadlan. Kegeraman terlihat jelas pada wajahnya. Irma sungguh tidak ingin terjadi sesuatu hal yang tidak dia inginkan, ditambah lagi ada ibu dari mereka berdua.Irma berucap pelan kepada Fadli, dan tidak ingin Fadlan ikut mendengarkan."Jika kamu sampai berkelahi dengan Fadlan, jangan harap aku akan sudi bertemu denganmu lagi, Dli? ucapnya tegas, lalu tersenyum manis kepada Fadli. Sesaat Fadli diam tertegun, lalu dia mengangguk."Yuk, masuk, Ma," ajaknya lagi kepada Irma, sambil tangan kanannya menuntun Niken sang keponakan. Fadli langsung masuk ke dalam rumah tanpa menegur Fadlan, berpura-pura sibuk berbicara dengan Niken sambil berjalan. Sementara Irma berhenti tepat di depan Fadlan, menegur terlebih dahulu."Bagaimana kabarmu, Fad?" tegur Irma, dan entah kenapa, hatinya mulai merasakan tidak nyaman dengan Fadlan. Mungkin penyebab utamanya karena fitnah yang dia lak

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 392 Pernah Menggugat Tuhan

    Siapa yang sudah berbohong terhadap dirinya, Fadli ataukah Fadlan? Siapa pula yang harus dia percaya di antara keduanya? Jika memang Fadlan yang sudah berbohong, apa maksud dan tujuannya? Irma benar-benar dibuat bingung setelah mendengarkan penjelasan versi Fadli. Namun, jika ternyata Fadlan yang sudah berbohong dan sengaja untuk menjelekkan juga memfitnah saudara kembarnya tersebut, betapa Irma akan sangat kecewa terhadapnya. Fadlan bilang jika Fadli sudah berkeluarga dan juga memiliki satu anak perempuan yang seumuran dengan putrinya, namun Fadli bilang jika istri sudah meninggal dunia, bahkan menjelaskannya dengan mata yang berkaca-kaca. "Istrimu sudah meninggal, Dli?" tanya Irma, dia memutuskan untuk tidak lagi membahas tentang perbedaan keterangan antara Fadli dan Fadlan. Siapa yang sudah berbohong dan siapa yang sudah berbicara jujur di antara mereka. Fadli mengangguk, membenarkan pertanyaan Irma. "Meninggal bersama dengan anakku di dalam kandungan," jelas Fadli, raut kesedi

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 391 Siapa yang Harus Dipercaya

    Fadli malah terlihat seperti orang bingung, macam tidak paham apa yang sudah diucapkan oleh Irma. "Kamu sebenarnya bicara apa sih, Ma? Beneran, aku nggak paham," jawab Fadli, menatap wajah Irma dalam. Kembali dia lanjut bicara. "Benci? Musuhan? Sama siapa? Aku musuhan dan benci sama Fadlan gitu maksudnya, kamu?" tanyanya ke Irma. "Maaf, jika aku salah dan dianggap kegeeran, tapi menurut Fadlan seperti itu."Fadli menatap Irma dalam, bukan maksudnya untuk tidak mengakui, tapi itu peristiwa sudah beberapa tahun yang lalu, yang bahkan usia mereka waktu itu masih berumur belasan. "Dulu saat kita masih satu sekolah, iya, Korma. Aku memang sempat marah dengan Fadlan, karena aku yang dekat denganmu dari kelas satu, Tiba-tiba saat kelas tiga, dia main serobot aja." Fadli tertawa, ingatannya seperti sedang kembali ke masa lalu. Kembali dia bicara. "Saat dulu itu memang bukan salah kamu, bukan juga salah Fadlan. Aku saja yang dulu tidak punya keberanian untuk bicara langsung terhadapmu. "

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 390 Masa Lalu yang Belum Selesai

    Pria yang ingin bertemu dengannya jelas memang Fadli. Karena, memang hanya Fadli yang dulu memanggilnya dengan sebutan korma. Entah kenapa, badan Irma langsung terasa gemetar."Irma, kenapa bengong saja di dekat pintu, Masuk? itu temui Pak Fadli," teguran dari Pak Benny menyadarkan Irma dari terkesima. Kehadiran saudara kembar dari Fadlan ini jelas di luar perkiraannya. Dari mana Fadli bisa tahu jika Irma bekerja di pabrik ini? Terus, darimana Fadli bisa kenal pemilik perusahaan ini. Sampai-sampai Pak Benny pun sangat respect terhadapnya. "Ba-baik, Pak?" jawab Irma atas teguran atasannya itu, namun sebelum mendekati Fadli, justru Fadli yang langsung berbicara dengan Pak Benny. "Pak Benny, saya ijin mau ajak teman SMA saya ini, Irma, untuk makan siang.""Boleh, Pak, silakan," jawab kepala pabrik itu cepat, langsung memperbolehkan. Perlakuan Pak Benny terhadap Fadli cukup membuat Irma heran, betapa sangat hormatnya atasannya itu kepada Fadli. "Irma, kamu diajak makan siang sama Pak

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 389 Tamu Yang Ingin Bertemu

    [ Assalamu'alaikum, Fad. Aku sudah memutuskan, sebelum urusan dengan istrimu selesai, aku minta, jangan temui aku dulu. Aku harap, kamu bisa memahami dan mengerti dengan keputusan yang sudah kuambil ini.]Selesai mengirimkan pesan, Irma lantas memblokir nomor Fadlan di aplikasi WA miliknya, bahkan memblokirnya juga di kontak teleponnya. Padahal, baru hari ini Irma memiliki nomor handphone mantan cinta pertamanya itu. Meletakkan hapenya di atas meja rias samping tempat tidurnya, lalu membaringkan tubuhnya di dipan tidur miliknya. Kembali teringat peristiwa saat di ropang tadi, betapa hatinya sangat sakit dianggap sebagai penyebab rusaknya rumah tangga seseorang. Pelakor, demi Tuhan Irma bukan seperti itu, dia lebih baik tetap menyendiri seperti ini daripada jadi perusak rumah tangga orang. Dalam perasaan yang resah, rasa kantuk mulai datang menyergap, karena Irma memang tidak terbiasa tidur terlalu telat. ÷÷÷Tiga hari setelah peristiwa penyiraman kopi oleh Agnes, dan akhirnya beru

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 388 Tangisan Seorang Ibu

    "Mengapa sampai saat ini kamu belum juga menikah, Ir. Apakah itu semua karena aku?"Udara malam di pantai ini semakin dingin, ditambah lagi dengan anginnya yang kencang. Irma sampai mensidakepkan kedua tangannya karena hawa dingin tersebut, ditambah terkena basahan cokelat tadi, walaupun dia sudah berganti pakaian. Setelah cukup lama terdiam, Irma mulai menjawab pertanyaan Fadlan. "Aku harus menjawab apa, Fad? Jika aku bilang mungkin memang sudah garis hidupku dari Allah seperti ini, salah tidak?"Sesaat Fadlan terdiam, karena memang apa yang Irma katakan itu benar adanya. "Tidak, Ir, kamu tidak salah. Hidup, mati, dan jodoh memang urusan Allah 'kan?" "Hmm ... hanya satu hal yang bisa aku jawab dengan jujur dan sebenarnya. Dan itu sudah kujawab saat di rumah tadi. Apa aku harus mengulanginya lagi?" tanya Irma lagi. "Jika kamu tidak keberatan?""Kamu adalah kekasih yang pertama, Fad, dan sampai saat ini aku belum pernah berteman dekat lagi dengan pria lain," jawab Irma, ada nada get

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 387 Sudah Berselingkuh

    Part 12Fadlan terdiam, mendengar pertanyaan Irma, tatapannya masih menghadap ke tengah lautan yang terlihat temaram, terkena pantulan cahaya rembulan. Angin laut masih berembus kencang. Terlihat Fadlan menarik nafasnya sejenak, sembari matanya terpejam, lalu dilepaskan perlahan."Agnes sudah berselingkuh," jawabnya singkat.Lalu mengambil kopinya, dan menghirupnya perlahan."Kamu menyaksikan sendiri?" tanya Irma."Maksudnya?" jawab Fadlan"Maksudku, kamu menyaksikan sendiri perselingkuhan tersebut?" tanya Irma lagi."Tidak," jawab Fadlan, masih singkat. Tatapannya lalu beralih ke arah Irma."Aku menemukan chat-chat pribadinya dengan pria lain," jelas Fadlan."Maksud chat pribadi, seperti apa?""Chat-chat mesranya dengan pria lain." Jemarinya mengusap pelan wajahnya."Kamu kenal, siapa pria yang kamu maksud?" Irma masih terus mengejar. Bukannya Irma ingin kepo dengan masalah orang lain, tetapi ... Fadlan sendiri yang sudah berjanji, ingin menceritakan tentang masalah keluarganya."Ya,

  • Suami Miskinku Ternyata Konglomerat   Part 386 Menyimpan Amarah

    Terlihat dari raut wajah dan tatapan matanya, jika wanita yang menganggap Irma sebagai perempuan gatel itu sedang menyimpan amarah, ada dua wanita lagi di belakangnya, sepertinya kawan dari calon mantan istrinya Fadlan.Irma hanya diam termangu, saat perempuan itu melabraknya. Fadlan langsung berdiri."Udah, Nes. Perempuan perusak mah, jambak aja rambutnya," ucap salah satu kawannya."Iya, ga usah takut, apa perlu gue bantuin hajar nih pelakor," tuduh kawannya yang satu lagi kepada Irma. Dua orang kawan-kawannya, malah memanas-manasi calon mantan Fadlan tersebut."Hai ... hai, kerjaan kalian jangan bisanya manas-manasin ya. Hai ... Agnes! Irma tidak ada hubungannya dengan masalah pribadi kita, aku bertemu Irma, baru seminggu ini. Sedangkan masalah di antara kita berdua, sudah berjalan berbulan-bulan. Jadi jika kamu menuduh Irma sebagai orang ke tiga di antara hubungan kita, kamu salah alamat," ucap Fadlan tegas. Irma tetap terdiam, dia bingung, harus bersikap seperti apa."Gue seperti

DMCA.com Protection Status