Share

Bab 3

Penulis: Umaimah Karimah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-05 10:22:50
Anak yang dia maksud adalah Eza.

Menyadari hal ini, aku langsung mengerti bahwa dia sendiri pun tidak percaya bahwa Eza adalah anak kandungnya.

Aku menarik napas panjang. "Hamdi, kita sudah menikah selama empat tahun, sudah saling mengenal selama enam tahun, kamu masih nggak tahu aku ini orang seperti apa? Nggak masalah kalau kamu nggak percaya padaku, tapi jangan pernah meragukan Eza."

Suamiku terdiam sejenak. "Baru empat tahun, apa yang bisa dibuktikan? Terlebih lagi, Eza nggak mirip denganku sejak dia lahir. Semua orang juga bilang begitu. Kamu ingin aku berpikir bagaimana?"

Aku benar-benar tercengang, tidak tahu bagaimana akan melanjutkan pembicaraan dengan keluarga ini.

"Baiklah, karena kalian nggak percaya kalau Eza anak kandung Hamdi, ayo kita ke rumah sakit dan lakukan tes DNA. Kita pergi sekarang juga dan aku akan membangunkan Eza."

Setelah mengatakan ini, aku hendak melangkah ke kamar, tiba-tiba Hamdi menarik lenganku.

Dia melemparku ke samping dan berkata dengan penuh kemarahan, "Masih belum cukup? Kamu masih mau buat keributan di rumah sakit? Apa kamu nggak malu? Kamu ingin semua orang tahu tentang hal memalukan ini? Kamu ingin semua orang tahu kalau aku membesarkan anak orang lain?"

Aku merasa perkataannya sangat lucu. "Kenapa harus malu? Aku nggak melakukan kesalahan apa pun! Bukankah kalian nggak percaya? Kalau begitu lakukan tes DNA lagi saja!"

Dalam keheningan malam, suaraku terdengar sangat jelas dan tegas.

Tepat ketika suamiku akan berbicara, ibu mertua tiba-tiba menyela, "Mau ngapain ke rumah sakit? Bukankah hasil tes ini sudah bisa dijadikan jawaban? Apa kamu mau bilang kalau ayah mertuamu mengarang cerita dan ingin menjebakmu? Atau kamu sudah melakukan persiapan di rumah sakit, jadi tinggal menunggu kami masuk jebakan? Apa masih belum cukup kamu membodohi kami selama ini?"

Mendengar kata-kata yang tidak masuk akal ini, aku menatap ibu mertuaku dengan sorot tidak percaya.

Dia biasanya lembut dan sabar, tidak pernah bersikap kasar dan keras kepala seperti ini.

Apa yang salah dengannya?

Aku mengepalkan tangan, tahu bahwa apa pun yang aku katakan sekarang, mereka tidak akan mempercayaiku.

Suasana menjadi hening untuk waktu yang lama. Tiba-tiba, suamiku mengambil hasil tes DNA dan meliriknya sekilas.

Dia melemparkan kertas itu ke arahku. "Sudah jelas tertulis bahwa Eza nggak punya hubungan darah sama Ayah. Kalau dia memang anak kandungku, mana mungkin dia nggak punya hubungan darah sama Ayah? Apa lagi yang ingin kamu katakan? Atau menurutmu pihak rumah sakit memalsukan hasil ini?"

Aku menggertakkan gigi dan menjawab, "Aku nggak tahu kenapa hasilnya bisa seperti ini, tapi aku yakin kalau ada yang salah dengan laporan ini. Kalau kamu percaya padaku, pergi lakukan tes lagi sama Eza. Setelah hasilnya keluar, semuanya akan jelas."

Suamiku mencibir, "Kamu pikir antara kamu dan ayahku, aku akan lebih mempercayaimu?"

Mendengar hal ini, seluruh tubuhku menegang.

Meskipun aku sudah tahu bahwa dia tidak akan mempercayaiku, mendengarnya mengucapkan kata-kata ini secara langsung tetap membuat hatiku bergidik.

Aku tidak ingin berdebat lebih jauh, jadi aku langsung bertanya dengan terus terang, "Lalu, apa yang kamu mau sekarang? Mengusir kami dari rumah ini?"

Mendengar itu, ayah mertua berdiri dengan marah, "Kamu akhirnya ngaku juga! Kamu nggak bisa pura-pura lagi, ya? Harusnya sejak awal Hamdi nggak usah nikah sama kamu! Kamu bikin kita ngurus anak orang lain selama tiga tahun! Kamu mau kasih ganti rugi pakai apa?"

Ibu mertuaku juga menimpali, "Ya, dari pagi sampai malam aku memperlakukan seperti anak sendiri, sekarang kamu malah memperlakukan kami seperti ini? Di mana hati nuranimu?"

Aku tidak bisa menahan diri lagi dan membalas dengan suara keras, "Kapan aku mengakuinya? Kalian jangan main-main dan bicara omong kosong! Kalian hanya mau menyalahkanku tanpa mau tahu kebenarannya. Kalianlah yang nggak akan percaya dengan apa pun yang aku katakan!"

"Plak!"

Pipiku terasa panas dan sakit. Saat ini, tangan suamiku masih menggantung di udara.

Bab terkait

  • Suami Labil   Bab 4

    Dia menatapku dengan marah. "Aku akan kasih kamu kesempatan terakhir. Katakan dengan jelas, Eza sebenarnya anak siapa? Kalau nggak, kalau sampai masalah ini terbongkar, kamu sendiri yang akan malu!"Aku menyentuh wajahku yang merah, bengkak dan panas, lalu tertawa mengejek. "Sebarkan saja, aku nggak takut karena aku nggak melakukan kesalahan. Kalian bisa mengatakan apa pun yang kalian inginkan!"Suami mencengkeram kerah bajuku, berkata dengan nada kasar, "Kamu sudah menyelingkuhiku sejak lama, masih nggak bolehin aku tanya? Kamu nggak malu, tapi aku yang malu! Cuma orang buta yang mau nikah sama wanita sepertimu!"Aku memejamkan mata. "Kalau begitu kita cerai saja! Aku nggak ingin mengatakan apa pun sama kalian. Eza akan ikut denganku, karena kamu juga nggak akan mengakuinya."Melihatku mengajukan cerai duluan, suamiku benar-benar marah, "Kamu masih berani minta cerai? Bawa anak sialanmu keluar dari rumah ini! Keluar sekarang! Aku jijik lihat kamu di sini! Seharusnya aku mencekiknya sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Suami Labil   Bab 5

    Aku sudah membaca laporan medis ayah mertua dan ibu mertua sebelumnya. Keduanya memiliki darah tipe O.Menurut bagan struktur di dinding, anak mereka pasti akan memiliki darah O, tidak mungkin golongan darah lainnya.Namun, aku ingat dengan jelas bahwa Hamdi sempat menjalani pemeriksaan kesehatan di perusahaan enam bulan sebelumnya dan akulah yang mengisi formulirnya saat itu. Ternyata dia memiliki tipe darah A.Bagaimana dia bisa ....Aku terdiam selama dua detik dan tersentak saat menyadari apa masalahnya.Pantas saja ibu mertua begitu menentangku, terus memaksa mereka untuk mengusirku dan Eza. Dia juga menghentikan Hamdi dan Eza untuk melakukan tes ulang tes DNA sampai beberapa kali. Ternyata itu karena ibu mertua menyembunyikan sesuatu.Aku tidak bisa menahan tawa saat menyadari akan hal ini.Alur cerita macam apa ini? Alur cerita yang begitu mantap bisa terjadi kepadaku. Jika ayah mertua dan suamiku tahu yang sebenarnya, masalah di keluarga mereka pasti akan sangat meledak.Aku me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Suami Labil   Bab 6

    Wajah ibu mertua menegang. Dia mengatupkan giginya dan menatap Hamdi. "Nak, wanita seperti ini nggak perlu diambil pusing. Kita bukan orang yang suka buat masalah, jadi berikan saja apa yang dia inginkan. Biar nantinya dia nggak minta-minta lagi. Kita juga bisa tenang."Hamdi bertanya bingung, "Bu, Ibu bicara apa, sih? Dia selingkuh, jadi harus pergi tanpa membawa harta apa pun. Kenapa aku harus memberinya uang? Kalaupun pengadilan memutuskan, kitalah yang akan menang."Ayah mertua juga tidak bisa menahan diri dan langsung menegur, "Kalaupun rumah ini dibakar jadi abu, aku nggak akan pernah memberikannya kepada wanita sepertimu.""Kalau begitu, aku akan pergi ke pengadilan dan mengajukan gugatan cerai. Malam itu kamu mendorong Eza hingga terjatuh dan membuat kepalanya terluka. Ini sudah termasuk kekerasan, Eza adalah saksi. Aku ingin lihat, siapa yang akan dibantu hakim. Aku juga akan meminta kerabat kalian buat menyaksikan proses ini."Ibu mertua benar-benar cemas, bahkan sedikit meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Suami Labil   Bab 7

    Berita perceraianku dan Hamdi sampai ke telinga kerabat dan teman-temanku. Mereka menghujatku di grup keluarga, bahkan tidak peduli ketika aku masih belum keluar dari grup itu.Kata-kata yang tidak menyenangkan ini tercermin di mataku. Aku mengangkat alis, menyimpan semuanya sebagai bukti untuk diserahkan kepada polisi.Hamdi sangat marah, lalu bertanya kepadaku, "Kita sudah bercerai, apa lagi yang kamu inginkan? Dasar wanita beracun!"Aku tidak menjawab dan langsung pergi ke rumahku sebelumnya sambil membawa tas.Rumah itu dalam keadaan kacau. Karena aku melaporkan mereka atas pencemaran nama baik dan penyebaran berita bohong, sepertinya mereka dan para kerabat yang lain pergi ke kantor polisi.Aku mengetuk pintu dan yang membukakan pintu adalah Hamdi.Aku hanya tidak bertemu dengannya selama beberapa hari, tetapi dia terlihat seperti sudah menua sepuluh tahun dalam semalam. Penampilannya sangat berantakan."Kamu mau apa datang kemari? Masih belum cukup menyakiti kami?""Kamu lupa, ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Suami Labil   Bab 8

    Ayah mertua menatap ibu mertua. "Kamu yang menghentikan Erinda melakukan tes DNA! Ternyata kamu memang punya niat buat melimpahkan semuanya sama Erinda! Jelas-jelas kamulah yang melakukan tindakan memalukan! Kenapa selama ini aku nggak sadar! Katakan, Hamdi anak siapa?"Wajah Hamdi juga penuh dengan kebencian. "Ibu! Kamu yang membuatku dan Erinda bercerai. Eza itu putra kandungku!"Ibu mertua akhirnya kehilangan kendali atas emosinya dan menatapku. "Kamu sudah cerai dan dapat uang, kenapa masih kembali? Aku sudah menyembunyikan masalah ini selama tiga puluh tahun dan semuanya hancur karenamu!"Aku menatap kosong ke arahnya. "Kamu yang menyakitiku duluan. Eza baru tiga tahun, tapi kalian mengusir kami di tengah malam. Kenapa? Sudah begitu masih nggak mengizinkanku kembali? Aku beritahukan, hal buruk akan mendapatkan balasan buruk. Kamu pasti mengira bisa menyembunyikan semua ini seumur hidup, bukan? Apa kamu pikir aku akan diam saja setelah difitnah dan dijadikan kambing hitam?"Ayah me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Suami Labil   Bab 9

    Melihat guru akan membawa Eza keluar, aku melangkah pergi. Namun, Hamdi tiba-tiba berlutut di depanku dan menangis pilu."Erlinda, bukan istriku, aku benar-benar sadar akan kesalahanku. Ibu terbaring di rumah sakit dan nggak ada yang merawatnya. Aku masih harus bekerja untuk mencari uang, aku benar-benar nggak bisa mengurusnya sendirian. Bagaimanapun kita ini pernah jadi suami istri, jadi tolong pertimbangkan. Selama kamu mau kembali, aku akan menuliskan namamu di sertifikat rumah ...."Aku tidak peduli dengan pandangan dari orang-orang, menegurnya dengan tegas, "Suami istri? Aku saja mau muntah saat membicarakan tentang tahun-tahun yang aku habiskan bersamamu. Kenapa? Di rumah nggak ada pengasuh, jadi kamu ingat denganku? Kamu ingin aku jadi tumbal? Aku saja bisa hidup dengan baik bersama putraku, untuk apa aku merawat ibumu? Apa kamu mimpi?"Hamdi merasa terhina oleh perkataanku. Dia menundukkan kepalanya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Guru berdiri di depan pintu bersama Eza dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Suami Labil   Bab 1

    Saat menerima telepon dari ayah mertua, aku sedang bekerja lembur di kantor dan sedang sangat sibuk.Di ujung telepon terdengar suara kemarahan ayah mertuaku, "Erinda, dasar wanita nggak tahu malu! Pulang ke rumah sekarang juga! Kalau nggak, jangan salahkan aku karena menyebarkan tabiat burukmu!"Tanpa menungguku menjawab, ayah mertua langsung menutup telepon, membuatku duduk di meja dengan linglung.Kebetulan, pekerjaanku sudah selesai, jadi aku mengambil tasku dan pulang ke rumah dengan terburu-buru.Saat masuk ke rumah, aku melihat ayah mertuaku sedang duduk di sofa. Di atas meja ada dua lembar kertas yang berisi banyak tulisan.Aku tidak memedulikannya lebih lanjut, melepas sepatuku dan menatapnya. "Ayah, ada masalah mendesak apa?"Ayah mendengkus dingin dan menatapku dengan marah. "Apa kamu nggak sadar sama apa yang sudah kamu lakukan? Mau aku menguaknya dulu baru kamu mau ngaku?"Aku kehabisan kesabaran. "Aku nggak tahu, jadi katakan saja kalau ada sesuatu."Detik berikutnya, aya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Suami Labil   Bab 2

    Ibu mertua terdiam, kemudian melihat hasil tes yang tergeletak di lantai.Aku melihat kilatan kepanikan di wajahnya. Saat aku bertanya-tanya terhadap reaksinya, ibu mertuaku mengangkat tangannya dan menamparku. "Eza bukan cucu kita? Kenapa kamu bisa melakukan hal seperti itu? Apa Hamdi kurang baik kepadaku? Kenapa kamu melakukan hal hina seperti itu?"Ayah mertua menimpali, "Panggil orang tuamu, aku ingin bertanya kepada mereka bagaimana mereka membesarkan anak perempuan mereka. Kamu melakukan semua ini apa nggak takut karma?"Aku menahan emosiku. "Untuk terakhir kalinya aku jelaskan, Eza anak kandung Hamdi. Kalau nggak percaya, kita lakukan tes DNA lagi setelah Hamdi pulang nanti."Ayah mertua tidak menjawab dan hanya memelototiku.Ibu mertua menegurku, "Kamu sudah melakukan sesuatu yang memalukan, sekarang kamu masih seberani ini? Kalaupun Hamdi pulang, dia nggak akan memaafkanmu. Masih mau tes DNA? Bukannya hasilnya sudah jelas di depan mata? Kalau Eza anak kandung Hamdi, bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05

Bab terbaru

  • Suami Labil   Bab 9

    Melihat guru akan membawa Eza keluar, aku melangkah pergi. Namun, Hamdi tiba-tiba berlutut di depanku dan menangis pilu."Erlinda, bukan istriku, aku benar-benar sadar akan kesalahanku. Ibu terbaring di rumah sakit dan nggak ada yang merawatnya. Aku masih harus bekerja untuk mencari uang, aku benar-benar nggak bisa mengurusnya sendirian. Bagaimanapun kita ini pernah jadi suami istri, jadi tolong pertimbangkan. Selama kamu mau kembali, aku akan menuliskan namamu di sertifikat rumah ...."Aku tidak peduli dengan pandangan dari orang-orang, menegurnya dengan tegas, "Suami istri? Aku saja mau muntah saat membicarakan tentang tahun-tahun yang aku habiskan bersamamu. Kenapa? Di rumah nggak ada pengasuh, jadi kamu ingat denganku? Kamu ingin aku jadi tumbal? Aku saja bisa hidup dengan baik bersama putraku, untuk apa aku merawat ibumu? Apa kamu mimpi?"Hamdi merasa terhina oleh perkataanku. Dia menundukkan kepalanya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Guru berdiri di depan pintu bersama Eza dan

  • Suami Labil   Bab 8

    Ayah mertua menatap ibu mertua. "Kamu yang menghentikan Erinda melakukan tes DNA! Ternyata kamu memang punya niat buat melimpahkan semuanya sama Erinda! Jelas-jelas kamulah yang melakukan tindakan memalukan! Kenapa selama ini aku nggak sadar! Katakan, Hamdi anak siapa?"Wajah Hamdi juga penuh dengan kebencian. "Ibu! Kamu yang membuatku dan Erinda bercerai. Eza itu putra kandungku!"Ibu mertua akhirnya kehilangan kendali atas emosinya dan menatapku. "Kamu sudah cerai dan dapat uang, kenapa masih kembali? Aku sudah menyembunyikan masalah ini selama tiga puluh tahun dan semuanya hancur karenamu!"Aku menatap kosong ke arahnya. "Kamu yang menyakitiku duluan. Eza baru tiga tahun, tapi kalian mengusir kami di tengah malam. Kenapa? Sudah begitu masih nggak mengizinkanku kembali? Aku beritahukan, hal buruk akan mendapatkan balasan buruk. Kamu pasti mengira bisa menyembunyikan semua ini seumur hidup, bukan? Apa kamu pikir aku akan diam saja setelah difitnah dan dijadikan kambing hitam?"Ayah me

  • Suami Labil   Bab 7

    Berita perceraianku dan Hamdi sampai ke telinga kerabat dan teman-temanku. Mereka menghujatku di grup keluarga, bahkan tidak peduli ketika aku masih belum keluar dari grup itu.Kata-kata yang tidak menyenangkan ini tercermin di mataku. Aku mengangkat alis, menyimpan semuanya sebagai bukti untuk diserahkan kepada polisi.Hamdi sangat marah, lalu bertanya kepadaku, "Kita sudah bercerai, apa lagi yang kamu inginkan? Dasar wanita beracun!"Aku tidak menjawab dan langsung pergi ke rumahku sebelumnya sambil membawa tas.Rumah itu dalam keadaan kacau. Karena aku melaporkan mereka atas pencemaran nama baik dan penyebaran berita bohong, sepertinya mereka dan para kerabat yang lain pergi ke kantor polisi.Aku mengetuk pintu dan yang membukakan pintu adalah Hamdi.Aku hanya tidak bertemu dengannya selama beberapa hari, tetapi dia terlihat seperti sudah menua sepuluh tahun dalam semalam. Penampilannya sangat berantakan."Kamu mau apa datang kemari? Masih belum cukup menyakiti kami?""Kamu lupa, ak

  • Suami Labil   Bab 6

    Wajah ibu mertua menegang. Dia mengatupkan giginya dan menatap Hamdi. "Nak, wanita seperti ini nggak perlu diambil pusing. Kita bukan orang yang suka buat masalah, jadi berikan saja apa yang dia inginkan. Biar nantinya dia nggak minta-minta lagi. Kita juga bisa tenang."Hamdi bertanya bingung, "Bu, Ibu bicara apa, sih? Dia selingkuh, jadi harus pergi tanpa membawa harta apa pun. Kenapa aku harus memberinya uang? Kalaupun pengadilan memutuskan, kitalah yang akan menang."Ayah mertua juga tidak bisa menahan diri dan langsung menegur, "Kalaupun rumah ini dibakar jadi abu, aku nggak akan pernah memberikannya kepada wanita sepertimu.""Kalau begitu, aku akan pergi ke pengadilan dan mengajukan gugatan cerai. Malam itu kamu mendorong Eza hingga terjatuh dan membuat kepalanya terluka. Ini sudah termasuk kekerasan, Eza adalah saksi. Aku ingin lihat, siapa yang akan dibantu hakim. Aku juga akan meminta kerabat kalian buat menyaksikan proses ini."Ibu mertua benar-benar cemas, bahkan sedikit meng

  • Suami Labil   Bab 5

    Aku sudah membaca laporan medis ayah mertua dan ibu mertua sebelumnya. Keduanya memiliki darah tipe O.Menurut bagan struktur di dinding, anak mereka pasti akan memiliki darah O, tidak mungkin golongan darah lainnya.Namun, aku ingat dengan jelas bahwa Hamdi sempat menjalani pemeriksaan kesehatan di perusahaan enam bulan sebelumnya dan akulah yang mengisi formulirnya saat itu. Ternyata dia memiliki tipe darah A.Bagaimana dia bisa ....Aku terdiam selama dua detik dan tersentak saat menyadari apa masalahnya.Pantas saja ibu mertua begitu menentangku, terus memaksa mereka untuk mengusirku dan Eza. Dia juga menghentikan Hamdi dan Eza untuk melakukan tes ulang tes DNA sampai beberapa kali. Ternyata itu karena ibu mertua menyembunyikan sesuatu.Aku tidak bisa menahan tawa saat menyadari akan hal ini.Alur cerita macam apa ini? Alur cerita yang begitu mantap bisa terjadi kepadaku. Jika ayah mertua dan suamiku tahu yang sebenarnya, masalah di keluarga mereka pasti akan sangat meledak.Aku me

  • Suami Labil   Bab 4

    Dia menatapku dengan marah. "Aku akan kasih kamu kesempatan terakhir. Katakan dengan jelas, Eza sebenarnya anak siapa? Kalau nggak, kalau sampai masalah ini terbongkar, kamu sendiri yang akan malu!"Aku menyentuh wajahku yang merah, bengkak dan panas, lalu tertawa mengejek. "Sebarkan saja, aku nggak takut karena aku nggak melakukan kesalahan. Kalian bisa mengatakan apa pun yang kalian inginkan!"Suami mencengkeram kerah bajuku, berkata dengan nada kasar, "Kamu sudah menyelingkuhiku sejak lama, masih nggak bolehin aku tanya? Kamu nggak malu, tapi aku yang malu! Cuma orang buta yang mau nikah sama wanita sepertimu!"Aku memejamkan mata. "Kalau begitu kita cerai saja! Aku nggak ingin mengatakan apa pun sama kalian. Eza akan ikut denganku, karena kamu juga nggak akan mengakuinya."Melihatku mengajukan cerai duluan, suamiku benar-benar marah, "Kamu masih berani minta cerai? Bawa anak sialanmu keluar dari rumah ini! Keluar sekarang! Aku jijik lihat kamu di sini! Seharusnya aku mencekiknya sa

  • Suami Labil   Bab 3

    Anak yang dia maksud adalah Eza.Menyadari hal ini, aku langsung mengerti bahwa dia sendiri pun tidak percaya bahwa Eza adalah anak kandungnya.Aku menarik napas panjang. "Hamdi, kita sudah menikah selama empat tahun, sudah saling mengenal selama enam tahun, kamu masih nggak tahu aku ini orang seperti apa? Nggak masalah kalau kamu nggak percaya padaku, tapi jangan pernah meragukan Eza."Suamiku terdiam sejenak. "Baru empat tahun, apa yang bisa dibuktikan? Terlebih lagi, Eza nggak mirip denganku sejak dia lahir. Semua orang juga bilang begitu. Kamu ingin aku berpikir bagaimana?"Aku benar-benar tercengang, tidak tahu bagaimana akan melanjutkan pembicaraan dengan keluarga ini."Baiklah, karena kalian nggak percaya kalau Eza anak kandung Hamdi, ayo kita ke rumah sakit dan lakukan tes DNA. Kita pergi sekarang juga dan aku akan membangunkan Eza."Setelah mengatakan ini, aku hendak melangkah ke kamar, tiba-tiba Hamdi menarik lenganku.Dia melemparku ke samping dan berkata dengan penuh kemara

  • Suami Labil   Bab 2

    Ibu mertua terdiam, kemudian melihat hasil tes yang tergeletak di lantai.Aku melihat kilatan kepanikan di wajahnya. Saat aku bertanya-tanya terhadap reaksinya, ibu mertuaku mengangkat tangannya dan menamparku. "Eza bukan cucu kita? Kenapa kamu bisa melakukan hal seperti itu? Apa Hamdi kurang baik kepadaku? Kenapa kamu melakukan hal hina seperti itu?"Ayah mertua menimpali, "Panggil orang tuamu, aku ingin bertanya kepada mereka bagaimana mereka membesarkan anak perempuan mereka. Kamu melakukan semua ini apa nggak takut karma?"Aku menahan emosiku. "Untuk terakhir kalinya aku jelaskan, Eza anak kandung Hamdi. Kalau nggak percaya, kita lakukan tes DNA lagi setelah Hamdi pulang nanti."Ayah mertua tidak menjawab dan hanya memelototiku.Ibu mertua menegurku, "Kamu sudah melakukan sesuatu yang memalukan, sekarang kamu masih seberani ini? Kalaupun Hamdi pulang, dia nggak akan memaafkanmu. Masih mau tes DNA? Bukannya hasilnya sudah jelas di depan mata? Kalau Eza anak kandung Hamdi, bagaimana

  • Suami Labil   Bab 1

    Saat menerima telepon dari ayah mertua, aku sedang bekerja lembur di kantor dan sedang sangat sibuk.Di ujung telepon terdengar suara kemarahan ayah mertuaku, "Erinda, dasar wanita nggak tahu malu! Pulang ke rumah sekarang juga! Kalau nggak, jangan salahkan aku karena menyebarkan tabiat burukmu!"Tanpa menungguku menjawab, ayah mertua langsung menutup telepon, membuatku duduk di meja dengan linglung.Kebetulan, pekerjaanku sudah selesai, jadi aku mengambil tasku dan pulang ke rumah dengan terburu-buru.Saat masuk ke rumah, aku melihat ayah mertuaku sedang duduk di sofa. Di atas meja ada dua lembar kertas yang berisi banyak tulisan.Aku tidak memedulikannya lebih lanjut, melepas sepatuku dan menatapnya. "Ayah, ada masalah mendesak apa?"Ayah mendengkus dingin dan menatapku dengan marah. "Apa kamu nggak sadar sama apa yang sudah kamu lakukan? Mau aku menguaknya dulu baru kamu mau ngaku?"Aku kehabisan kesabaran. "Aku nggak tahu, jadi katakan saja kalau ada sesuatu."Detik berikutnya, aya

DMCA.com Protection Status