Share

97. Semuanya Karena Marsha

Author: Harmony^-
last update Last Updated: 2023-09-09 23:05:05

Derren mengulas senyum sakit. Ia menatap Marsha dengan kecewa.

“Ke mana rasa kepercayaan kamu padaku yang dulu Marsha? Kamu tahu aku tidak akan bisa membuangmu karena berbagai macam alasan. Tapi omonganmu cukup jahat akhir-akhir ini.”

Marsha mengulas senyum smirk. “Siapa yang menuduh siapa. Ia lupa apa yang telah ia katakan kepadaku kemarin malam?” batinnya.

Tapi wanita itu hanya diam dan memendam fitnahnya dalam hati. Ia melihat ke arah jendela yang telah terbuka lebar dan berulang kali tersenyum masam.

“Walau hubungan kita—“

“Aku akan berhenti menjadi koki.”

Marsha membulatkan matanya. Ia tahu Derren telah lulus kuliah dan jika ia ingin berhenti bekerja, apa lelaki itu akan mengambil bidang baru sesuai jurusan kuliahnya?

“Aku akan mulai masuk ke dalam perusahaan.”

Kini Marsha menghentikan dentingan sendok dan piringnya. Ia berhenti makan dan menatap lurus ke arah sang suami.

“Apa yang kamu ka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Iin Romita
Tyaaa ..kamu manis kek otornya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suami Kontrakku Ternyata Dewa Perang   98. Seperti Orang Asing

    Dean menghela napas lega. Ia bisa berhasil menyelamatkan diri dari cengkeraman istrinya berkat putrinya yang manis. “Terima kasih sayang. Ayah tidak akan membuatmu kesulitan minggu in.” Dean menatap Tiya yang tenang di dalam pangkuannya. Gadis kecil itu hanya menatap ke depan sambil menikmati sebatang es krim yang baru saja di beli Dean sebagai sogokkan. “Ayah, memang boleh berbohong pada Mama?” Tiya menatap lelaki berusia kepala tiga yang terus menatapnya dengan wajah ramah walau ia tidak biasa menggunakan ekspresi seperti itu saat berhadapan dengan yang lain. Khusus dengannya, Dean akan membuat wajah seperti itu sebanyak mungkin. “Ayah bukan berbohong.” Dean bingung menjelaskan pada putrinya. “Ayah hanya belum memberi tahu Mama kamu soal Mama kedua. Itu saja.” Tiya kembali diam. Ia tak lagi memandang lelaki itu dan melihat ke sekeliling. Taman rumah sakit milik Mamanya memang sangat indah. Ada area untuk anak-an

    Last Updated : 2023-09-10
  • Suami Kontrakku Ternyata Dewa Perang   99. Identitas Baru Paksu

    Marsha memalingkan wajah. Pipinya memerah dengan sempurna. “Bagaimana bisa kamu merayunya! Aku tidak terima ini.” Lea berteriak lantang. Ia menatap Derren dengan tatapan frustrasi. Wanita itu hampir gila karena kondisinya. “Kenapa ... kenapa kamu terlihat sangat menyukainya padahal kita lebih dulu mengenal!” “APA YANG KAMU LIHAT DARINYA!” Plak .... Lea memegang pipinya yang memerah. Itu terasa sangat panas dan sakit. Ia sampai harus membendung air matanya karena pedih di pipi dan hatinya. Derren menghela napas panjang. Ia berusaha menenangkan diri melihat dua orang wanita yang saling bertengkar karena dirinya. “Lea. Hubungan kita sudah berakhir selama 4 tahun yang lalu. Dan yang menjadi alasan berakhirnya masa itu adalah dirimu sendiri.” Derren menatap dengan sabar. “Lalu tentang Marsha.” Ia memberikan jeda. “Ia adalah istriku. Sudah jelas aku akan menyayanginya karena aku suaminya.” “Bohong! Pernikahan

    Last Updated : 2023-09-10
  • Suami Kontrakku Ternyata Dewa Perang   100. GinMary

    Awalnya Marsha tidak percaya. Namun setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri, kini ia di buat syok saat berdiri di depan kantor Pusat Perusahaan GinMary. “Kau sungguh membawaku ke sini?” Lelaki yang memperkenalkan diri sebagai ajudan Direktur Utama Perusahaan itu hanya tersenyum ramah dan menghimbau Marsha untuk mengikutinya masuk. “Saya akan mengantarkan Anda ke dalam, Nyonya. Silakan ikuti saya.” Adrian menuntun Marsha masuk ke dalam lobi. Baru saja sampai di permukaan gedung, kini kedua mata Marsha telah di jamu oleh pemandangan mewah taman dalam ruangan yang megah dan estetik. Lampu besar yang menggantung di atas taman dalam ruangan itu terlihat sangat mewah dan berat jika di lihat dari lantai atas. Namun dari bawah, itu terlihat seperti bintang gantung yang berbaris teratur membentuk lingkaran cangkang siput. “Mereka menggunakan banyak uang untuk mendesain lobby perusahaan. Sayang sekali.” Marsha berguma

    Last Updated : 2023-09-11
  • Suami Kontrakku Ternyata Dewa Perang   101. Khawatir

    “Anda baik-baik saja?” Lelaki yang wajahnya di kenali dengan baik oleh Marsha itu terlihat canggung. Ia terus menahan tubuh Marsha sampai wanita itu bisa berdiri tegap seperti semula. “Tuan Orlan. Harusnya Anda berjalan dengan hati-hati. Anda menabrak Nyonya Marsha dengan kuat. Bagaimana jika ia terluka?” Nana mulai mengomel. Sementara Orlan hanya mendengarkannya sesekali melihat ke arah Marsha yang memperhatikan perseteruan mereka. “Nona Nana, bisakah kamu diam? Nyonya Marsha sampai bingung melihat kamu terus bicara.” Orlan menghela napas kasar. “Jangan membuatnya bingung dengan sikap kamu yang tidak sopan pada atasan. Ia bisa mengira kita sebagai sepasang kekasih.” Marsha menaikkan kedua alisnya secara spontan mendengar kata ‘sepasang kekasih’ keluar dari mulut Orlan. Nana terlihat panik. Melihat respons Marsha yang mengejutkan, tampaknya wanita itu bisa salah paham jika Orlan berkata begitu. “Pak HRD. Omongan A

    Last Updated : 2023-09-11
  • Suami Kontrakku Ternyata Dewa Perang   102. Saran Paksu

    Derren menenangkan diri. Ia puas memeluk Marsha. Walau ia benar-benar khawatir, ia tidak menyangka Marsha akan mau melakukan banyak kontak fisik berdurasi lama seperti tadi dengannya. Marsha yang sangat membenci kontak yang tidak di sepakati itu, terlihat biasa saja sekarang. Bukankah itu bagus? Marsha memperhatikan wajah Derren beberapa saat. Lelaki itu terlihat senang setelah tenang dari rasa khawatir berlebihannya. “Berhentilah tersenyum!” Marsha meminta. Ia mengerutkan kening. Marsha yakin Derren tahu apa yang ia lakukan adalah hal buruk. Lalu alasan kesenangan yang di lihat oleh Marsha ini apa? Bukannya ia orang yang melarang Marsha tidak kurang ajar pada Ayah Ibunya? “Kenapa kamu gemetar seperti tadi?” Ia menatap suaminya dengan tatapan cemas sekaligus tegas. “Aku cukup yakin kamu tahu siapa orang kamu seret dengan cara tidak sopan seperti tadi.” Tatapan tegas dari wanita itu me

    Last Updated : 2023-09-12
  • Suami Kontrakku Ternyata Dewa Perang   103. Perintah, Bukan Permintaan

    Huff .... Marsha menghela napas kasar beberapa kali. Ia melihat data perkembangan sang Ibu dengan tatapan lelah. “Sudah baik. Sepertinya Nyonya Dena akan segera bangun dalam waktu dekat. “ Marsha menatap Dokter Xandra dan Agatha yang bertanggung jawab atas Dena. “Kalian sudah bekerja keras. Setelah itu, aku akan konsultasi tentang rehabilitasinya bersama Dokter Agatha selepas jam makan siang nanti.” Agatha mengangguk pelan dan melihat kepergian Marsha dengan tatapan penuh kekaguman. “Kamu lihat itu, Dok? Wajahnya yang sangat lelah dengan kantung mata Panda yang lebih hitam dari kemarin terlihat sangat menawan. Ia memang dokter teladan!” puji Agatha menggebu-gebu. Xandra yang mendengar itu hanya memutar bola matanya malas dan berjalan pergi meninggalkan Agatha. “Val, kamu tahu.” Agatha berpindah haluan. Ia melihat Valerie yang berdiri di belakang meja resepsionis dan sedang sibuk mendata ulang p

    Last Updated : 2023-09-12
  • Suami Kontrakku Ternyata Dewa Perang   104. Larangan

    Prang .... Semua kaca berhamburan. Marsha tidak terkejut jika ia menemukan sebuah benda yang tidak di tahu Lea sampai wanita itu marah karena Marsha memecahkan cermin kesayangannya. “Apa yang kau—“ Lea terdiam. Ia melihat kamera kecil keluar dari sana. “Apa??” Marsha menatap Lea yang terkejut dengan penemuannya. “Karena sudah aku hilangkan satu, mata-matanya, bagaimana kalau kamu berterima kasih?” Lea mengerutkan keningnya dalam. Walau berhutang budi pun, tampaknya Lea tidak akan pernah mengatakan dua kata itu pada Marsha. Cukup sadar diri dengan kekesalan lawan bicaranya. Marsha pun mengambil langkah mundur untuk segera pergi meninggalkan ruangan. “Karena kamu tidak akan bisa membersihkannya sendiri, aku akan panggilkan OB untuk membantumu.” Setelah mengatakan itu Marsha berjalan keluar meninggalkan ruangan Lea yang kacau dengan langkah ringan dan senyum mengembang. “Walau itu tindakan kasar k

    Last Updated : 2023-09-13
  • Suami Kontrakku Ternyata Dewa Perang   105. Semoga Beruntung

    Klap .... Marsha berjalan keluar dari ruang Dena dengan tatapan dingin. Bahkan di belakangnya terlihat seperti ada hawa hitam yang mengikutinya. “Profesor?” Dira memiringkan kepalanya. Ia melihat wajah Marsha yang menguarkan ekspresi buruk dengan tatapan bingung. Ini baru pertama kalinya ia melihat Marsha yang menunjukkan ekspresi sejelas itu. Walau ia orang dengan emosi yang jelas, namun kesan yang ia tunjukan hari ini sangatlah berbeda dari biasanya. “Profesor.” Dira berjalan mengikuti Marsha. Langkah wanita itu terlalu cepat untuk di kejar olehnya. “Marsha, Dira mengikutimu di belakang. Kamu tidak dengar?!” celetuk Syam saat mereka bersisipan jalan. Mendengar itu Marsha menghentikan langkahnya. Ia menatap ke arah belakang dan menemui Dira yang terlihat lelah seusai mengejarnya. “Ah ... maaf, aku tidak dengar karena sedang memikirkan banyak hal.” Marsha tersenyum masam. “Apa yang kamu butuhka

    Last Updated : 2023-09-13

Latest chapter

  • Suami Kontrakku Ternyata Dewa Perang   173. Misi‐CEO Hardy

    Marsha menatap Lea dan Anna yang saling berseteru di depan ruangannya. Sementara dirinya dan Syam, hanya menatap sebagai penonton dari dalam ruangan. “Aku tidak tahu jika hubungan mereka akan seburuk itu,” gumam Syam. Marsha yang mendengar itu hanya tersenyum simpul. “Itu memang karakternya. Kalau sudah membenci seseorang, dia akan terus membencinya sampai akhir. Senior tidak ingat bagaimana Lea memperlakukan aku saat masih bersaing hati untuk Derren?” Syam hanya mengangguk-angguk. Lalu kembali melihat pemandangan menyenangkan di depannya. “Ah, tapi seru melihatnya bertengkar. Aku selalu suka itu. Baik denganmu atau dengan Ibu Tiri mudanya itu.” Syam senyum-senyum tidak jelas. Sementara Marsha yang sibuk memindai data yang masuk lewat emailnya. Baik dari RS Zahara atau Perusahaan Mi. Yang jelas, itu tidak berhenti sejak 2 jam yang lalu. “Perkerjaanmu pasti sangat banyak, kan?” celetuk Syam, seperti mengejek.

  • Suami Kontrakku Ternyata Dewa Perang   172. Sedih

    Berjalan melewati lorong-lorong rumah sakit yang di padati perawat dan pasien. Setelah sekian lama akhirnya Marsha bisa kembali bekerja. Pemandangan yang sama membuatnya jenuh. Tapi liburan dua hari kemarin telah membantunya melepas stres. “Selamat pagi, Prof.” Beberapa orang menyapa Marsha dengan ramah. Marsha hanya menunduk singkat menjawab salam itu sambil mengumbar senyum cantiknya. Saat hendak masuk ke dalam ruangan, ia bertemu Lea yang keluar dari dua ruangan yang ada di sebelah kantornya. Lea menatap Marsha dengan sinis. Tampaknya, mood wanita itu sedang tidak baik mengingat reaksinya yang berlebihan. “Padahal aku belum menyapa, tapi kamu sudah melempar tatapan seperti itu? Keterlaluan,” pekik Marsha, mendekati Lea. “Jangan bersikap baik di rumah sakit. Orang-orang Ayahku masih terus mengawasi ... bahkan ia menambah personelnya,” ucap Lea, mengeluh. Marsha menatap sekeliling. “Kalau di s

  • Suami Kontrakku Ternyata Dewa Perang   171. Masalah Pelik

    Marsha bangun cukup pagi setelah sekian kama tidak beraktivitas dan hanya rebahan sepanjang hari di rumah sakit. Kini ia bebas. Jadi Marsha akan memulai paginya dengan sesuatu yang baik—seperti membuat masakan untuk suami dan kedua adik iparnya yang cantik. Baru saja keluar dari kamarnya, Marsha sudah melihat kedua ajudan kepercayaannya tertidur pulas di sofa dengan posisi memangku laptop mereka yang masih menyala. “Astaga. Apa yang aku lihat di pagi hari?” gumam Marsha, berjalan mendekati kedua orang itu. “Hey, coba bangun dan pindah ke kamar. Jika ingin tidur, aku punya banyak kamar kosong.” Marsha membangunkan kedua orang itu. Walau akhirnya keduanya sangat sulit untuk di bangunkan. Marsha membutuhkan waktu 10 menit agar melihat kedua orang itu bangun dan meninggalkan ruang tamu. Menghela napas panjang, Daniel dan Salma meninggalkan laptop mereka di atas meja dalam kondisi menyala dan bekerja. “Kalian

  • Suami Kontrakku Ternyata Dewa Perang   170. Pergerakkan Awal

    Marsha tidak ingat kapan ia benar-benar tertidur pulas. Yang jelas, saat dia bangun Derren tidur di sampingnya dengan mata sembab. Marsha hanya menghela napas panjang dan membelai puncak kepalanya dengan sayang. Ia masih mengingat bagaimana keluhan dan kesedihan Derren kemarin malam. Cukup mengenai hatinya yang mudah luluh jika itu bersangkutan dengan suami kecilnya. Tapi tak ada kata istirahat untuk mengenang seseorang—walau itu adalah Ibu Mertua yang pernah tinggal bersama dengannya beberapa minggu. “Daniel.” Marsha memanggil dengan tegas. Lelaki yang sedari tadi berdiri di belakang pintu di sisi luar, akhirnya memberanikan diri untuk masuk dan mengganggu kemesraan kedua patsuri itu. “Apa yang ingin kamu sampaikan? Dari tadi aku melihatmu berdiri di luar dengan ragu-ragu.” Marsha turun dari ranjang, namun  saat satu kaki Marsha baru turun, Derren segera memeluk perutnya dengan mata terbuka lebar—lelaki itu benar

  • Suami Kontrakku Ternyata Dewa Perang   169. Tentang Anna dan Ayah

    Dena menatap Marsha dengan tatapan serius. “Tentang Ayahmu yang meninggal karena kecelakaan mobil. Ia tidak meninggal karena kecelakaan biasa. Ia di bunuh ... itu kecelakaan yang di sengaja.” Marsha mengerutkan kening. “Apa maksud Mama?” Ia bangkit dari posisi duduk—mondar-mandir tidak jelas dan duduk kembali dengan Dena yang menatapnya lelah. “Tunggu, ini di luar dugaan Marsha, Ma. Kenapa tiba-tiba membahas ini saat semuanya runyam?” Marsha menjambak kedua sisi rambutnya. “Apa sih ini? Kenapa tiba-tiba sekali.” Marsha menatap wanita itu dengan wajah lelah. “Marsha sibuk dengan kasus ini dan itu. Tapi Mama bicara begitu sekarang? Mama mau membuat Marsha botak karena terlalu banyak ‘problem’?” Dena menggeleng. “Bukan itu maksud Mama. Hanya saja ... pelakunya memiliki nama yang sama dengan orang yang kamu kejar dalam kasus beruntung ini.” Marsha mengerutkan kening untuk ke sekian kali. Ia masih tidak habis pikir dengan semua ini. “Anna? Apakah wanita itu ... biang keroknya?” Dena

  • Suami Kontrakku Ternyata Dewa Perang   168. Menyingkap Rahasia

    Drtt …. drtt … drtt … Marsha mengejapkan mata. Ini hari terakhirnya berada di rumah sakit. Yang ia pikirkan hanya bermalas-malasan seharian karena mengira ini adalah hari terakhir liburnya. Tapi begitu melihat panggilan telepon dari Daniel, entah mengapa Marsha yakin jika dirinya tak akan bisa bersantai lagi. “Halo.” Marsha menguap lebar. Yana dan Naya yang entah sejak kapan ada di dalam kamarnya, hanya melihat kelakuan kakak iparnya dengan geleng-geleng kepala. [Anda masih di rumah sakit, kan?] Marsha menjauhkan teleponnya dari telinga—memastikan apa benar yang meneleponnya adalah Daniel—karena orang di seberang sana seakan tak tahu kondisinya. “Kenapa bertanya tidak masuk akal?” Marsha bertanya dengan bingung. “Suaramu … apa ada masalah yang terjadi?” Daniel terdengar mendesak kasar. Tampaknya memang ada yang telah terjadi. Daniel adalah orang yang tenang jika berhadapan dengan dirinya. Mende

  • Suami Kontrakku Ternyata Dewa Perang   167. Selamat Tinggal

    Lea tersenyum dengan paksa. Air matanya hampir berlinang membasahi pipi. “Kenapa dengan wajahmu?” Marsha bertanya karena murni tidak tahu. Wanita itu datang dengan wajah sembab sambil membawa banyak makanan. Tapi begitu masuk ke dalam ruangan Marsha ia tidak melakukan apa pun dan hanya diam seperti mayat hidup di sofa panjang depan TV. Marsha masih duduk di atas ranjang dengan meninjau data. Setelah mengajukan pertanyaan tanpa jawaban, ia memilih untuk tidak bertanya lagi. Ampai beberapa jam berlalu tanpa obrolan di dalam ruangan itu. Marsha menatap keluar jendela. Langit malam sudah mulai menampakkan diri. Sudah saatnya Lea kembali. Tapi wanita itu hanya diam seperti beberapa saat yang lalu. “Hari makin gelap. Kamu tidak kembali?” tanya Marsha. Lea mengejapkan mata dan memalingkan pandangan ke arah Marsha. “Aku mau menginap.” Setelah mengatakan itu, Lea meletakkan bantal sofa yang dari tadi ia

  • Suami Kontrakku Ternyata Dewa Perang   166. Izin Menyerang

    Lea menatap Gama yang duduk di dalam ruang tamunya dengan tatapan bingung.“Apa yang membawamu ke sini?” tanyanya, dengan menyajikan secangkir teh untuk mereka berempat.“Aku datang untuk bertanya sesuatu.” Gama memilik ke arah Derren dan Syam yang masih terus melempar tatapan horor satu sama lain. “Tapi mereka akan mengganggu jika terus begitu. Tidak bisakah kamu membuang salah satunya ke kamar mandi atau ke mana gitu?” Lea menghela napas kasar. “Di antara dua orang ini, mana yang lebih di butuhkan untuk membantu?”Gama langsung menunjuk Derren. Seketika itu juga Lea langsung menyeret Syam dan memasukkannya ke dalam kamar, lalu menguncinya dari luar.“Kamu tidur saja, Senior. Kamu kan belum tidur karena menemaniku semalaman!” ucap Lea dari luar kamar tanpa rasa bersalah.Syam pasrah. Ia yang mulai mengantuk akhirnya menurut. “Baiklah. Bangunkan aku saat jam makan siang.” Lea tak menjawabnya. Ia kembali ke ar

  • Suami Kontrakku Ternyata Dewa Perang   165. Terciduk

    “Kamu mau makan apa?” Derren mengambil piring. Ia siap menjadi banu Marsha seandainya istri cantiknya itu meminta sesuatu. Sayangnya, Marsha sudah mengambil piringnya sendiri dan mengambil makanannya sendiri. Derren menghela napas penat. Ia mengikuti langkah Marsha berjalan pergi meninggalkan tempat hidangan kantin berada dan mencari tempat duduk. “Jangan terus mengikutiku.” Marsha menyuapkan makanan ke dalam mulut dan mulai makan dengan tenang. Derren memperhatikan dengan saksama. “Sampai kapan kamu jadi marah? Kemarin kan masih aku yang marah?” tanyanya, tak mengerti kenapa situasinya menjadi terbalik. Wanita itu hanya mengangkat pundak acuh tak acuh. Derren menghela napas. Ia masih mempertahankan senyumnya dengan sabar. “Bagaimana kalau menonton?” Marsha menaikkan alisnya. Ia terlihat tertarik. Tapi gengsi lebih mendominasi. “Tiba-tiba?” Ia menjawab dengan sewot. “Kamu masih ingat

DMCA.com Protection Status