Setelah membersihkan badan dan berganti pakaian, Inez dan Mario berjalan-jalan di sepanjang garis Pantai Pattaya yang elok permai itu. Angin yang bertiup di tepi pantai menyejukkan hati Mario yang panas. Dia cenderung berdiam diri sambil bergandengan tangan dengan Inez.
"Apa Mas marah sama Inez?" tanya Inez dengan nada lembut, dia merasa bersalah karena kejadian tak terduga bersama Edward di pantai tadi.
"Nggak, Inez Sayang. Kamu nggak salah ...," jawab Mario lalu mengecup dahi Inez diapun berkata lagi, "Edward terang-terangan melakukan hal yang melecehkanmu di hadapanku, Nez. Kalau tidak dihalangi oleh Anthony, mungkin aku sudah bikin babak belur si Edward. Habis kesabaranku!"
"Sudahlah, Mas. Inez pengin Mas fokus dengan kompetisi nanti malam saja. Apa Mas mau kita pulang duluan aja ya ke hotel? Inez nggak pengin mood Mas jadi berantakan kalau kita nerusin wisata sampai akhir dan semobil sebangku dengan Edward," ujar Inez dengan bijak.
"Oke, Nez. Kita bi
Sesudah mandi, Inez membantu Mario berpakaian dengan setelan tuxedo warna abu-abu silver. Suaminya itu sangat tampan dan mempesona. Penampilan Mario membuat Inez menahan napasnya karena sangat mengagumkan di mata wanita."Kenapa, Nez?" tanya Mario seraya melemparkan senyumnya yang membuat kedua lesung pipitnya nampak di pipinya.Inez memalingkan wajahnya dengan tersipu karena malu ditanyai oleh suaminya. "Ehh nggak ada apa-apa kok, Mas," jawab Inez.Tangan Mario menangkap dagu Inez lalu menatap wajah Inez yang merona. Dia mengecup bibir Inez yang ranum. "Apa kamu terpesona pada suamimu yang tampan ini?" goda Mario dengan suara bassnya yang maskulin."Inez klepek-klepek deh lihat Mas. Ganteng banget!" jawab Inez jujur."Mas seneng dengarnya, Nez. Kalau Mas begitu menarik di mata kamu, itu sudah jaminan di mata kaum Hawa pasti juga menarik. Doakan Mas menang ya malam ini," ucap Mario sambil membelai pipi Inez."Pasti, Mas!" sahut Inez lalu men
Seisi Convention Hall Hotel Sheraton Grande Sukhumvit menahan napas karena merasa tegang menunggu sebuah nama yang tertulis di kertas dalam amplop yang dipegang oleh ketua juri Man from Mars.Apalagi kedua finalis yang tersisa memperebutkan posisi nomor 1 di ajang itu, Mario dan Edward. Mereka berdebar-debar karena tidak jelas siapa yang lebih unggul. Penampilan mereka berdua sama-sama sempurna dan tak bercela.Suara drum dan cymbal mengiringi ketegangan atmosfer pengumuman dari ketua juri."Derumdumdumdumdum ... crashh ... craashh ....""The winner is Mario Chandra! Congratulation!" ucap ketua juri seraya memberi selamat dengan memeluk hangat Mario serta berjabat tangan.Edward pun memeluk Mario dan memberinya selamat dengan sportif. Sementara Mario menanggapinya dengan hangat dan tidak berlebihan karena dia masih merasa waswas pada pemuda itu sehubungan dengan ketertarikan Edward pada istrinya, Inez.Panitia memasangkan selempa
Mario menggendong tubuh polos Inez dari kamar mandi ke ranjang seusai membersihkan diri mereka. Dia menatap wajah cantik istrinya itu dalam gendongannya.Sementara Inez menalikan tangannya di leher Mario dan merasa jantungnya berdetak kencang saat Mario menatapnya begitu intens seolah ingin menelannya bulat-bulat."Mas Sayang kok ngelihatnya begitu ke Inez. Seram lho!" ucap Inez dengan wajah merona.Tubuh Inez direbahkan di atas ranjang dengan perlahan. Bibir Mario menyusuri setiap inchi wajah Inez, telapak tangannya membingkai wajah Inez."Nez, apa Mas boleh minta hadiah buat kemenangan Mas malam ini?" tanya Mario sembari menatap wajah Inez yang hanya berjarak beberapa cm dari wajahnya.Napas Inez beraroma mint segar. Dia menjawab, "Boleh, Mas. Mau minta hadiah apa?""Mas pengin 34+35, Nez," ucap Mario seraya terkekeh.Inez cekikikan mendengar permintaan Mario lalu berkata, "Enam puluh sembilan, Mas. Kalau Inez sebenarnya suka cairan
Sudah tiga hari ini, Max menemani Clara di rumahnya karena kedua orang tuanya sedang pergi ke Thailand. Dia memang ingin menjaga Clara yang tinggal sendirian di Jakarta.Hanya saja pacarnya yang masih remaja itu tak henti-hentinya menggodanya. Clara sangat nakal di usianya yang masih 19 tahun, dia baru mengecap nikmatnya suatu sensasi berhubungan badan dengan pria dewasa yang sudah berpengalaman dan seolah Clara ingin mengulanginya lagi dan lagi bersama Max."Cla, udah dong! Kita sudah dua jam begituan, nanti punyamu lecet lho," tegur Max yang berbaring di ranjang Clara sementara gadis itu menghentak-hentakkan tubuhnya di atas tubuh Max yang masih menegang sempurna."Sssttt ... nggak boleh protes Max Sayang! Akuuu ... eemmm masih kurang sedikit lagi, mau sampai, tahan yang kuat ya?!" jawab Clara bersimbah peluh di seluruh tubuhnya.Max menatap wajah cantik Clara dengan rambut panjang cokelat bergelombang yang tergerai membingkai wajahnya tampak begitu lia
Pesawat yang ditumpangi oleh Mario dan Inez akhirnya mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 13.00 waktu Jakarta.Mario dan Inez tidak menyangka kepulangan mereka di tanah air sudah dinantikan oleh banyak wartawan di bandara. Rupanya berita kemenangan Mario Chandra di ajang Man from Mars yang finalnya diselenggarakan di Bangkok, Thailand sudah viral di media sosial. Hal itu menjadi berita hangat yang diincar oleh wartawan majalah dan koran dalam negeri.Lampu blitz kamera berkilat-kilat mengiringi langkah Mario ketika keluar dari gerbang kedatangan penumpang pesawat. Untungnya Mario dan Inez mengenakan kaca mata hitam Rayband sehingga tidak silau."Mas Mario bagaimana pengalaman mengikuti Man from Mars? Apa kompetisinya berjalan mudah atau berat?" tanya seorang wartawan sambil menyodorkan mikrofon ke hadapan wajah Mario."Seru kompetisinya, Mas. Pengalaman berharga bagi saya pribadi karena finalis lain menampilkan sisi terbaik mereka dan membu
Seusai berbincang-bincang mengenai rencana pernikahan Max dan Clara, diputuskan pernikahan itu akan diselenggarakan bulan depan. Tanggalnya menyusul setelah dikonsultasikan tanggal yang baik untuk menikah.Sementara Max pun harus menghubungi kedua orang tuanya yang tinggal di New York. Itu bukan hal yang menyenangkan bagi Max karena papa mamanya selalu sibuk dan seolah tidak memiliki sedikit waktupun untuk puteranya. Dia sudah menerima kondisi itu hampir sepanjang umurnya, tapi dia hanya ingin menjaga perasaan Clara dan Inez. Tentunya bukan hal yang baik bila kedua orang tuanya sama sekali tidak memedulikan pernikahan Max.Mario dan Inez pun berpamitan kepada kedua sejoli itu untuk beristirahat di kamar mereka. Sebenarnya sudah hampir sore, pukul 15.30. Mario mengunci pintu kamar itu dari dalam lalu menyusul Inez ke kamar mandi untuk berganti pakaian dan membasuh tangan kaki serta wajah.Sebuah lingerie sutra merah dipilih Inez untuk pakaian tidurnya. Dia membas
Sore itu, pukul 18.00, Inez dibonceng Mario dengan sepeda motor Vario milik Clara untuk menemui orang tuanya di Jakarta Selatan. Rumah keluarga Mario berada di dalam gang sempit yang tidak dapat dimasuki oleh mobil. Memang keluarga Mario tidak pernah memiliki mobil sedari dulu. Bila memerlukan mobil mereka biasanya menyewa di rental mobil.Akhirnya, menjelang pukul 19.00, mereka sampai di rumah keluarga Mario. Kakak laki-laki Mario sudah tidak tinggal bersama orang tua mereka karena menetap dengan istrinya di Balikpapan. Hanya adik perempuan bungsu Mario yang bernama Meirasty yang seusia dengan Clara yang masih tinggal bersama orang tua mereka bertiga di situ.Mario turun dari sepeda motor Vario lalu membuka pintu gerbang setinggi 1,5 meter bercat kuning yang sedikit berkarat karena sudah mengelupas di sana sini. Inez pun sudah turun dari boncengan Mario dan mengikuti di belakang Mario yang mendorong sepeda motor itu masuk ke depan halaman teras yang tidak terlalu luas
Seusai berpamitan dengan keluarga Mario. Mereka berdua pun berkendara dengan sepeda motor Vario milik Clara itu kembali ke Menteng, tempat rumah Inez berada.Lengan Inez melingkari perut Mario yang ramping dan berotot six-packs itu. Kepalanya rebah di punggung Mario yang lebar. Hati Inez akhirnya lega setelah bertemu langsung dengan keluarga Mario. Dia tidak menyangka mereka akan menerima latar belakang dirinya yang tidak biasa. Stigma seorang janda itu terkadang hanya dipandang sebelah mata oleh orang-orang.Tangan Mario membelai tangan Inez ketika mereka berhenti di lampu merah. "Capek ya, Nez?" tanyanya."Nggak kok, Mas. Inez seneng sudah bisa menemui orang tua Mas Mario. Mereka sangat baik, Mas. Inez nggak menyangka akan diterima dengan mudah," jawab Inez sambil membelai perut Mario.Mario tersenyum di balik helmnya, dia kenal betul orang tuanya. Dia yakin Inez akan diterima dengan mudah oleh keluarganya yang sederhana. Inez itu bagaikan seorang dewi
"Sialan, jangan harap bisa membawa kabur Inez dariku, Mario!" rutuk Edward seraya memukul gagang setir mobil Audi A6 yang ia kendarai untuk mengejar istrinya yang dibawa kabur Mario. Dengan akselerasi tinggi mobil Audi A6 itu berhasil melewati mobil sedan BMW hitam yang dinaiki Mario dan Inez. Edward bermaksud mencegat jalan mobil itu. Namun, sebuah truk kontainer melintas di hadapannya dan ia pun tak sanggup mengelak dan terlambat mengerem mobilnya. "Ciiiiiiiiiitttt!" Bunyi suara ban berdecit menggasak aspal jalan raya Paris. Disusul suara benturan keras mobil Audi A6 yang dikemudikan Edward dengan truk kontainer yang melintas di perempatan jalan itu. "BRAAAKKK!" Mobil itu terpelanting keras dan terguling-guling dengan mendarat dalam kondisi terbalik atap mobilnya. Sejenak kesadaran Edward hilang, dia pingsan dengan kepala terkulai di gagang setir mobil sport mewah itu wajahnya berlumuran darah karena kulitnya robek di bagian wajahnya akibat pecahan kaca depan dan benturan dengan
Tiga bulan telah berlalu semenjak kepulangan Inez ke Jakarta bersama Mario. Kini dia banyak mendampingi Mario dengan segala pekerjaannya sebagai model papan atas serta atlet MMA pro berkelas Internasional. Jadwal Mario selalu penuh setiap hari, awalnya Inez kaget, tetapi lama-kelamaan dia terbiasa untuk mengatur segalanya dengan rapi.Wisuda Mario di Singapura bulan lalu begitu berkesan baginya, Inez teringat ketika dulu awalnya Mario dia selamatkan dari kemalangan hidupnya. Mario mengatakan dia hanyalah lulusan fakultas olahraga jadi tidak mengerti mengelola keuangan dan menjalankan bisnis makanya dia begitu mudah ditipu habis-habisan oleh Rosita, mantan istrinya.Kini Mario adalah pebisnis yang sukses dan memiliki segudang talenta. Mister Miguel juga masih sering berjumpa dengan mereka berdua karena Mario adalah anak didik jagoannya yang masih sangat aktif bertarung di ring arena MMA internasional.Mario sering sekali memujinya dengan mengatakan 'behind a grea
Semenjak bertemu kembali dengan Inez dengan dihantui tragedi kecelakaan yang menewaskan Edward dan banyak hal serius yang harus diselesaikan oleh Mario juga bersama Inez. Mario belum sempat menemukan keberanian untuk mengajak Inez bercinta lagi sekalipun dia sangat menginginkan hal itu. Dia takut Inez menolaknya.Hingga seminggu berlalu ..."Mas, apa belakangan sedang banyak pikiran?" tanya Inez sambil berjalan-jalan di tepi kolam renang di rumahnya bersama Mario seusai makan malam."Nggak juga, Nez. Kenapa?" jawab Mario sembari melemparkan pertanyaan juga. Dia berjalan sembari merangkul bahu Inez."Apa Mas masih mencintai Inez seperti dulu?" tanya Inez lagi.Mario menghentikan langkahnya dan memegang tangan Inez, dia menatap Inez dengan tatapan agak bingung. "Kok nanyanya begitu, Nez? Cintanya Mas ke kamu nggak akan ada habisnya, selalu sama besarnya atau mungkin lebih dalam lagi ...," jawabnya."Terima kasih, Mas," sahut Inez sembari terse
Akhirnya, Mario purna tugas sebagai Mister International selama setahun. Malam final pemilihan Mister International yang baru telah terlewati, Andrew Bradley, seorang pemuda berusia 25 tahun asal Australia yang memenangkannya.Andrew berprofesi sebagai influencer yang fokus pada penghijauan hutan dan kegiatan kemanusiaan, latar belakangnya adalah putera konglomerat properti asal Australia jadi dia bebas menggunakan waktu sesukanya karena harta warisan orang tuanya tak akan habis hingga 7 turunan.Malam seusai acara final itu, Mario dan Inez segera diantar Jonas dan Hernandes ke bandara Roissie-Charles de Gaulle untuk kembali ke Jakarta dengan pesawat Air France. Kali ini hanya Hernandes yang ikut ke Jakarta karena Jonas harus melanjutkan tugasnya untuk mendampingi anak asuhnya yang baru mulai besok.Jonas memeluk Mario penuh rasa haru menyeruak dalam dadanya. Dia berujar, "Mas Mario, terima kasih untuk setahun yang sudah kita lalui bersama. Kenangan luar b
Mata Inez bertatapan dengan sepasang mata jernih yang begitu lembut tatapannya."Mas ...," ucap Inez lalu berlari menghambur ke dekapan Mario dengan berurai air mata. Betapa rindu dia pada sosok itu.Mereka berpelukan dan menangis bersama."Aku rindu kamu, Nez ... rindu setengah mati!" kata Mario melingkarkan lengannya di pinggang Inez sembari menatap wajah Inez yang basah karena air mata yang meleleh di pipinya, jemari Mario menghapus jejak air mata itu. Di matanya kecantikan Inez tak berubah sedikitpun sejak mereka berpisah setahun lalu di London.Mereka pun berciuman di bawah Menara Eifel dengan bulir-bulir putih salju yang masih saja turun dari langit."Bawa aku pulang bersamamu ke Jakarta, Mas. Tempatku adalah bersamamu ...," ujar Inez dengan serius."Plok ... plok ... plok ... plok!" Suara tepuk tangan menggema di keheningan malam.Mario dan Inez pun menoleh ke sumber suara itu. Ternyata Edward yang bertepuk tangan d
Mungkin ini adalah hari yang tergalau sepanjang hidup Inez. Pagi ini adalah saat terakhirnya bersama Edward karena nanti malam Mario akan menjemputnya di bawah Menara Eifel seperti janji mereka berdua setahun lalu.Ketika sarapan pagi bersama Edward, dia diam-diam menatap wajah pemuda itu dengan tatapan sendu. Saat Edward menatap balik ke arahnya, dengan segera Inez menunduk menatap ke piringnya.Pemuda itu merasa Inez agak aneh pagi ini lalu bertanya, "Ada apa, Sayang?""Eh ... ohh ... nggak ada apa-apa kok, Mas. Oya nanti sore, Inez akan berkunjung ke rumah Madame Lily de Lacours, dia mengadakan acara minum teh bersama beberapa teman wanitanya," ujar Inez mencari-cari alasan untuk pergi dari rumah nanti sore."Boleh, Nez. Pulangnya jangan malam-malam ya. Nanti Mas kuatir kalau kamu sendirian di luar rumah," jawab Edward seraya membelai pipi Inez dengan lembut.Hati Inez serasa diremas oleh sesuatu yang tak nampak, dia akan meninggalkan pria
Seusai makan malam di rumah Paris, Edward mengajak Inez untuk berjalan-jalan di taman sekeliling rumah bergaya Provinsi Perancis itu. Langit malam di Paris sedang cerah bertabur jutaan bintang di angkasa.Lengan kekar Edward melingkari pinggang ramping Inez. Bibirnya mengecup pipi halus Inez dengan mesra. Mereka terdiam tak bicara hanya berjalan bersisian menapaki jalan taman yang ditumbuhi rumput jepang yang rapi di tengah taman.Tukang kebun di rumah Edward itu memiliki sentuhan artistik yang bagus. Rumpun-rumpun pohon yang biasa dibuat bonsai dibentuk dengan rapi menampilkan wujud binatang atau bulatan-bulatan berbagai ukuran yang nampak indah.Akhirnya, Edward mengajak Inez untuk duduk di bangku taman yang terbuat dari kayu pohon Oak. Dia memangku tubuh Inez dan tidak mengizinkan wanita itu duduk di sampingnya, lengannya mendekap erat tubuh Inez. Mereka terdiam sejenak mendengarkan suara binatang malam yang hidup di taman itu."Cantikku Sayangku
Pasca insiden penembakan sniper di depan gedung apartment tempat Mario tinggal di New York. Organisasi Mister International mempekerjakan bodyguard baru pengganti yang 5 orang kemarin yang tewas. Kali ini bodyguard Mario berjumlah total 20 orang.Status Mario saat ini adalah mega bintang, bukan lagi orang biasa yang mendadak beken karena sekedar menang Mister International. Di seluruh dunia, sosoknya menghiasi dinding promosi brand-brand terkenal. Mario juga sering tampil di layar kaca dalam acara talkshow serta iklan produk. Tidak hanya itu, arena MMA pro fighter juga menempatkan Mario di jajaran atlet papan atas kelas welter karena kemenangannya yang begitu banyak sepanjang tahun ini.Dimanapun Mario berada selalu diserbu fans dan paparazi yang berusaha mencari sensasi terhangat dari sosok istimewa yang sedang naik daun itu. Bahkan, follower sosial media miliknya mencapai puluhan juta saat ini. Konten youtube miliknya yang dikelola oleh Jonas selalu diserbu lik
Sore hari setelah Mario pulang bekerja, dia pulang ke apartmentnya di 17th Avenue. Sopirnya menurunkan Mario di depan bangunan apartement 30 lantai itu.Tiba-tiba terdengar suara desingan peluru bertubi-tubi, pengawal Mario segera merapat melindungi Mario dan Jonas. Beberapa pengawal tertembak peluru penempak jitu yang ada di atas gedung seberang jalan.Sementara berondongan tembakan peluru dari atas gedung seberang terus ditembakkan, Jonas menarik Mario cepat-cepat masuk ke dalam lobi gedung apartment itu. Dia tidak ingin membahayakan nyawa Mario dan dirinya dengan berada di luar gedung."Damn! Siapa yang ingin membunuhmu, Mas?" teriak Jonas dengan frustasi bercampur gugup gemetaran seluruh tubuhnya bersimbah peluh.Mario yang sudah beberapa kali mendapat serangan pembunuh bayaran terkait statusnya ketika masih menjadi suami sah Inez tidak terlalu syok, tetapi tetap saja jantungnya berdegup kencang karena insiden baru saja. Dia hampir tewas tertembak di