Mario baru saja selesai memakai baju sehabis mandi ketika pintu kamarnya diketok dari luar. Diapun membukakan pintu kamar hotel itu.
Seorang pria bersetelan jas hitam yang Mario ingat termasuk salah satu pengawal Edward berdiri di hadapannya. Dia pun bertanya apa maksud kedatangannya pagi itu ke tempatnya.
Ternyata pria itu ingin mengambil koper pakaian Inez. Dia mengatakan permisi dalam bahasa Inggris lalu masuk ke kamar itu dan meminta Mario menyerahkan koper yang dimaksud.
Mario tidak menolak karena dia tahu Inez pasti tidak berganti baju sedari kemarin pagi mereka berwisata keliling kota London. Dia merapikan baju Inez ke dalam koper. Mario menyisakan gaun tidur sutra milik Inez yang berwarna dusty pink yang sempat dipakai Inez malam sebelumnya. Aroma tubuh Inez masih melekat di situ.
Diapun menyerahkan koper Inez kepada pengawal Edward. Kemudian menutup lagi pintu kamarnya. Hatinya terasa kosong dan pikirannya nyaris linglung. Mario duduk di sofa kam
Seusai proses penandatanganan surat perceraian itu, Mario dikawal oleh John keluar dari Park restaurant.Inez hanya dapat melihat sosok Mario menjauh darinya dengan tatapan penuh kerinduan. Hatinya seperti tercabik-cabik ketika harus menjalani segala situasi baru yang mutlak dipaksakan oleh Edward.Entah pria itu makan apa sampai bisa melakukan banyak hal yang sifatnya pemaksaan seperti seorang diktator? batin Inez dengan kesal. Namun, Edward begitu lembut memperlakukannya dan juga ketika berbicara pada Inez sekalipun Inez sendiri cenderung pedas ketika berbicara dengan pria itu."Inez Sayang, kita sarapan dulu ya. Jangan sampai kamu sakit!" bujuk Edward dengan nada lembut pada Inez yang duduk di pangkuannya. "Ayo dipilih menunya mau apa?" katanya.Perut Inez memang lapar, dia sudah tidak makan lebih dari 12 jam, lebih tepatnya 15 jam. "Mas, apa di sini nggak ada menu nasi sih?" tanya Inez.Edward tertawa geli mendengar pertanyaan Inez. Orang
Pukul 04.00.PM waktu London, Edward selesai mandi dan bersiap-siap untuk mengikuti babak penyisihan awal Mister International. Dia mencukur kumis dan cambang di sekitar bibirnya yang mulai menebal subur di depan kaca wastafel kamar mandi. Sementara Inez mandi di dalam shower box.Inez tidak mau menemani pria itu mandi karena dia selalu teringat Mario setiap kali mandi. Kenangan percintaan bersama Mario di kamar mandi sangat membekas di ingatannya dan itu tentunya menyebabkan kesedihan yang mendalam di hati Inez. Air shower mengalir deras bersama air mata Inez ketika dia mandi sendirian.Sore itu Inez terduduk menangis di lantai shower box dengan air shower dingin menghujaninya. Dia masih merasa bersalah karena bercinta dengan Edward sekalipun itu demi kebaikan Mario. Dia merasa dirinya begitu kotor dan hina.Hampir 15 menit berlalu sejak Inez mandi, Edward mengecek jam tangan di pergelangan tangan kirinya. Dia belum berpakaian dan masih berlilitkan h
Panitia acara Mister International mengumpulkan para peserta di convention hall Hotel Royal Lancester London untuk melakukan daftar ulang dan mengambil nomor undian urutan tampil. Ada sie make-up artist khusus untuk peserta cara Mister International karena acara ini sangat berkelas dan disiarkan di seluruh dunia melalui stasiun official partner yang membeli hak siar acara itu dari organisasi yang menaungi ajang Mister International.Edward tiba di convention hall tepat waktu. Dia bertemu dengan Anthony dan juga Mario yang sudah tiba terlebih dahulu di sana. Anthony mengambilkan sebuah tempat duduk untuk sahabatnya itu di sampingnya agar tidak berada di barisan belakang. Mereka duduk di baris kedua dari depan bersama Mario juga.Ketua sie acara, Mr. Glenn Aldrich Davidson menyapa mereka dengan mikrofon, "Selamat sore, para peserta Mister International yang saya hormati. Selamat datang dan selamat berkompetisi di petang yang indah ini di London. Silakan mengambil undian
Lampu main hall di Royal Albert Hall diredupkan dan hanya tersisa satu lampu sorot yang menyorot ke grand piano hitam dimana Edward mulai memainkan musiknya. Sebuah Mozart Piano Sonata No.16 in C Mayor K545 dimainkan tak bercela oleh jemari lentik Edward yang menari di atas tuts grand piano.Seisi main hall itu terdiam dan hening seolah mereka hanyut dalam permainan sempurna piano sonata itu. Ketika nada terakhir simfoni itu dibuat, tepuk tangan penonton membahana disertai banyak standing ovation memberi kehormatan pada Edward atas permainan indah pianonya.Inez pun terkesima mendengar permainan piano Edward yang baru saja berakhir dari layar TV hotel. Pemuda tampan itu membuatnya terkagum-kagum dengan talentanya. Namun, itu tidak selesai begitu saja.Edward berdiri memegang microphone sembari berkata dalam bahasa Inggris, "Terima kasih atas sambutan meriahnya, saya sangat menghargai penghargaan hadirin sekalian. Sebuah lagu cinta dari mendiang Whitney Hou
Lewat tengah malam, bus official Mister International baru sampai di depan pintu lobi Hotel Royal Lancester London. Sebagian besar peserta memang menginap di hotel itu dan beberapa menginap di hotel yang berdekatan dengan hotel itu.Ketiga pemuda itu naik lift yang sama untuk naik ke lantai kamar mereka masing-masing. Mario dan Anthony naik ke lantai 10, sedangkan Edward naik ke lantai 17."Duluan ya, Bro," ucap Anthony seraya melambaikan tangannya pada Edward ketika keluar pintu lift.Mario mengangkat 2 jarinya dari pelipisnya memberi kode pada Edward untuk pamit. "Salam untuk Inez, Ed," katanya."Oke," jawab Edward singkat terkesan cuek. Kemudian petugas lift menutup pintu lift dan meneruskan perjalanan ke lantai 17."Good night, Sir!" ucap petugas lift itu pada Edward."Thank you, good night too," balas Edward ramah sembari tersenyum pada petugas lift yang sudah beberapa kali berpapasan dengannya di lift selama beberapa hari terakhir ini.
"Nez, Mas Edward itu nggak ngebolehin kamu ketemu Bang Mario karena ujung-ujungnya kamu mewek begini. Heehhh ... capek deh!" ujar Edward masih membelai punggung Inez dalam dekapannya di atas ranjang.'Yang bikin semua jadi ribet 'kan kamu, Mas! Inez sama Mas Mario yang jadi korbannya,' batin Inez merajuk dalam hatinya sembari menatap ke seprai yang kusut.Bibir Edward menelusuri garis rahang Inez sementara tangannya meremas perlahan buah dada Inez. Dia teringat bahwa dia belum memberi Inez sentuhan kenikmatan pagi ini. Diapun membaringkan Inez di bawahnya lalu mencium bibir Inez dalam-dalam dan memasukkan lidahnya ke mulut Inez hingga saling melilit satu sama lain.Dia pun menarik lepas celana dalam Inez lalu menyatukan tubuh mereka untuk memadu kasih menuju puncak kenikmatan berdua. Edward menghentakkan pinggulnya dengan ritmis, tubuh Inez begitu pas dengan miliknya, sangat ketat mencengkram kelaki-lakiannya. Inez begitu cepat basah dan 'banjir' dibuatnya
Ketika pagi, siang, dan malam seorang wanita dihujani dengan beribu kata cinta dengan sentuhan dan belaian lembut, sulit untuk tidak jatuh hati.Ini bukan cerita Ramayana dimana Rahwana menculik Dewi Shinta dari Sri Rama. Namun, kisah cinta Mario dan Inez yang kandas karena Edward memutus hubungan seorang suami kontrak dengan wanita yang dia cintai.Paras Edward pun sangat tampan dan gagah, dia seorang pria yang dibesarkan oleh orang tua dari kalangan konglomerat.Dalam berbagai sisi, bila dibandingkan dengan Mario akan tampak banyak kelebihannya dari segi pemikiran dan pembawaan. Terutama tentang harga diri dan egosentris, kata-kata Edward seperti ucapan seorang 'sultan' yang tak dapat dibantah oleh orang yang diajak bicara.Bahkan, ketika Inez mengelak dan berusaha membentengi dirinya dari pesona seorang Edward Lincoln Sinaga, itu tidak bertahan lama. Perasaan cinta itu mulai tumbuh dan bersemi tanpa dia sadari.Tetesan air yang
"Aahhh ... geli, Mas!" ucap Inez ketika Edward menggigiti daun telinganya sembari berhadapan memeluknya di depan cermin wastafel kamar mandi.Tangan Inez menekan otot dada Edward yang terpahat sempurna itu. "Mas Sayang, udahan dong nanti telat datang ke acara finalnya," cicit Inez dalam kungkungan tubuh kekar Edward sementara bibir pria itu tak henti-hentinya mencumbunya dari kelopak mata, hidung, pipi, bibir, dagu, leher, hingga turun ke dadanya yang membulat itu.Edward terkekeh melihat Inez yang wajahnya merona karena kelakuan nakalnya di tubuh Inez. "Bantu aku pakai tuxedo ya, Nez," pintanya yang disambut dengan anggukan oleh Inez.Mereka berduapun berjalan ke tepi ranjang dimana setumpuk pakaian yang terlipat rapi menunggu untuk dikenakan oleh tubuh sempurna Edward.Dengan telaten Inez memakaikan kemeja putih polos merk D&G ke tubuh Edward lalu memasang kancingnya dengan benar satu per satu. Ketika tangan Inez menyisipkan ujung bawah kemeja itu k
"Sialan, jangan harap bisa membawa kabur Inez dariku, Mario!" rutuk Edward seraya memukul gagang setir mobil Audi A6 yang ia kendarai untuk mengejar istrinya yang dibawa kabur Mario. Dengan akselerasi tinggi mobil Audi A6 itu berhasil melewati mobil sedan BMW hitam yang dinaiki Mario dan Inez. Edward bermaksud mencegat jalan mobil itu. Namun, sebuah truk kontainer melintas di hadapannya dan ia pun tak sanggup mengelak dan terlambat mengerem mobilnya. "Ciiiiiiiiiitttt!" Bunyi suara ban berdecit menggasak aspal jalan raya Paris. Disusul suara benturan keras mobil Audi A6 yang dikemudikan Edward dengan truk kontainer yang melintas di perempatan jalan itu. "BRAAAKKK!" Mobil itu terpelanting keras dan terguling-guling dengan mendarat dalam kondisi terbalik atap mobilnya. Sejenak kesadaran Edward hilang, dia pingsan dengan kepala terkulai di gagang setir mobil sport mewah itu wajahnya berlumuran darah karena kulitnya robek di bagian wajahnya akibat pecahan kaca depan dan benturan dengan
Tiga bulan telah berlalu semenjak kepulangan Inez ke Jakarta bersama Mario. Kini dia banyak mendampingi Mario dengan segala pekerjaannya sebagai model papan atas serta atlet MMA pro berkelas Internasional. Jadwal Mario selalu penuh setiap hari, awalnya Inez kaget, tetapi lama-kelamaan dia terbiasa untuk mengatur segalanya dengan rapi.Wisuda Mario di Singapura bulan lalu begitu berkesan baginya, Inez teringat ketika dulu awalnya Mario dia selamatkan dari kemalangan hidupnya. Mario mengatakan dia hanyalah lulusan fakultas olahraga jadi tidak mengerti mengelola keuangan dan menjalankan bisnis makanya dia begitu mudah ditipu habis-habisan oleh Rosita, mantan istrinya.Kini Mario adalah pebisnis yang sukses dan memiliki segudang talenta. Mister Miguel juga masih sering berjumpa dengan mereka berdua karena Mario adalah anak didik jagoannya yang masih sangat aktif bertarung di ring arena MMA internasional.Mario sering sekali memujinya dengan mengatakan 'behind a grea
Semenjak bertemu kembali dengan Inez dengan dihantui tragedi kecelakaan yang menewaskan Edward dan banyak hal serius yang harus diselesaikan oleh Mario juga bersama Inez. Mario belum sempat menemukan keberanian untuk mengajak Inez bercinta lagi sekalipun dia sangat menginginkan hal itu. Dia takut Inez menolaknya.Hingga seminggu berlalu ..."Mas, apa belakangan sedang banyak pikiran?" tanya Inez sambil berjalan-jalan di tepi kolam renang di rumahnya bersama Mario seusai makan malam."Nggak juga, Nez. Kenapa?" jawab Mario sembari melemparkan pertanyaan juga. Dia berjalan sembari merangkul bahu Inez."Apa Mas masih mencintai Inez seperti dulu?" tanya Inez lagi.Mario menghentikan langkahnya dan memegang tangan Inez, dia menatap Inez dengan tatapan agak bingung. "Kok nanyanya begitu, Nez? Cintanya Mas ke kamu nggak akan ada habisnya, selalu sama besarnya atau mungkin lebih dalam lagi ...," jawabnya."Terima kasih, Mas," sahut Inez sembari terse
Akhirnya, Mario purna tugas sebagai Mister International selama setahun. Malam final pemilihan Mister International yang baru telah terlewati, Andrew Bradley, seorang pemuda berusia 25 tahun asal Australia yang memenangkannya.Andrew berprofesi sebagai influencer yang fokus pada penghijauan hutan dan kegiatan kemanusiaan, latar belakangnya adalah putera konglomerat properti asal Australia jadi dia bebas menggunakan waktu sesukanya karena harta warisan orang tuanya tak akan habis hingga 7 turunan.Malam seusai acara final itu, Mario dan Inez segera diantar Jonas dan Hernandes ke bandara Roissie-Charles de Gaulle untuk kembali ke Jakarta dengan pesawat Air France. Kali ini hanya Hernandes yang ikut ke Jakarta karena Jonas harus melanjutkan tugasnya untuk mendampingi anak asuhnya yang baru mulai besok.Jonas memeluk Mario penuh rasa haru menyeruak dalam dadanya. Dia berujar, "Mas Mario, terima kasih untuk setahun yang sudah kita lalui bersama. Kenangan luar b
Mata Inez bertatapan dengan sepasang mata jernih yang begitu lembut tatapannya."Mas ...," ucap Inez lalu berlari menghambur ke dekapan Mario dengan berurai air mata. Betapa rindu dia pada sosok itu.Mereka berpelukan dan menangis bersama."Aku rindu kamu, Nez ... rindu setengah mati!" kata Mario melingkarkan lengannya di pinggang Inez sembari menatap wajah Inez yang basah karena air mata yang meleleh di pipinya, jemari Mario menghapus jejak air mata itu. Di matanya kecantikan Inez tak berubah sedikitpun sejak mereka berpisah setahun lalu di London.Mereka pun berciuman di bawah Menara Eifel dengan bulir-bulir putih salju yang masih saja turun dari langit."Bawa aku pulang bersamamu ke Jakarta, Mas. Tempatku adalah bersamamu ...," ujar Inez dengan serius."Plok ... plok ... plok ... plok!" Suara tepuk tangan menggema di keheningan malam.Mario dan Inez pun menoleh ke sumber suara itu. Ternyata Edward yang bertepuk tangan d
Mungkin ini adalah hari yang tergalau sepanjang hidup Inez. Pagi ini adalah saat terakhirnya bersama Edward karena nanti malam Mario akan menjemputnya di bawah Menara Eifel seperti janji mereka berdua setahun lalu.Ketika sarapan pagi bersama Edward, dia diam-diam menatap wajah pemuda itu dengan tatapan sendu. Saat Edward menatap balik ke arahnya, dengan segera Inez menunduk menatap ke piringnya.Pemuda itu merasa Inez agak aneh pagi ini lalu bertanya, "Ada apa, Sayang?""Eh ... ohh ... nggak ada apa-apa kok, Mas. Oya nanti sore, Inez akan berkunjung ke rumah Madame Lily de Lacours, dia mengadakan acara minum teh bersama beberapa teman wanitanya," ujar Inez mencari-cari alasan untuk pergi dari rumah nanti sore."Boleh, Nez. Pulangnya jangan malam-malam ya. Nanti Mas kuatir kalau kamu sendirian di luar rumah," jawab Edward seraya membelai pipi Inez dengan lembut.Hati Inez serasa diremas oleh sesuatu yang tak nampak, dia akan meninggalkan pria
Seusai makan malam di rumah Paris, Edward mengajak Inez untuk berjalan-jalan di taman sekeliling rumah bergaya Provinsi Perancis itu. Langit malam di Paris sedang cerah bertabur jutaan bintang di angkasa.Lengan kekar Edward melingkari pinggang ramping Inez. Bibirnya mengecup pipi halus Inez dengan mesra. Mereka terdiam tak bicara hanya berjalan bersisian menapaki jalan taman yang ditumbuhi rumput jepang yang rapi di tengah taman.Tukang kebun di rumah Edward itu memiliki sentuhan artistik yang bagus. Rumpun-rumpun pohon yang biasa dibuat bonsai dibentuk dengan rapi menampilkan wujud binatang atau bulatan-bulatan berbagai ukuran yang nampak indah.Akhirnya, Edward mengajak Inez untuk duduk di bangku taman yang terbuat dari kayu pohon Oak. Dia memangku tubuh Inez dan tidak mengizinkan wanita itu duduk di sampingnya, lengannya mendekap erat tubuh Inez. Mereka terdiam sejenak mendengarkan suara binatang malam yang hidup di taman itu."Cantikku Sayangku
Pasca insiden penembakan sniper di depan gedung apartment tempat Mario tinggal di New York. Organisasi Mister International mempekerjakan bodyguard baru pengganti yang 5 orang kemarin yang tewas. Kali ini bodyguard Mario berjumlah total 20 orang.Status Mario saat ini adalah mega bintang, bukan lagi orang biasa yang mendadak beken karena sekedar menang Mister International. Di seluruh dunia, sosoknya menghiasi dinding promosi brand-brand terkenal. Mario juga sering tampil di layar kaca dalam acara talkshow serta iklan produk. Tidak hanya itu, arena MMA pro fighter juga menempatkan Mario di jajaran atlet papan atas kelas welter karena kemenangannya yang begitu banyak sepanjang tahun ini.Dimanapun Mario berada selalu diserbu fans dan paparazi yang berusaha mencari sensasi terhangat dari sosok istimewa yang sedang naik daun itu. Bahkan, follower sosial media miliknya mencapai puluhan juta saat ini. Konten youtube miliknya yang dikelola oleh Jonas selalu diserbu lik
Sore hari setelah Mario pulang bekerja, dia pulang ke apartmentnya di 17th Avenue. Sopirnya menurunkan Mario di depan bangunan apartement 30 lantai itu.Tiba-tiba terdengar suara desingan peluru bertubi-tubi, pengawal Mario segera merapat melindungi Mario dan Jonas. Beberapa pengawal tertembak peluru penempak jitu yang ada di atas gedung seberang jalan.Sementara berondongan tembakan peluru dari atas gedung seberang terus ditembakkan, Jonas menarik Mario cepat-cepat masuk ke dalam lobi gedung apartment itu. Dia tidak ingin membahayakan nyawa Mario dan dirinya dengan berada di luar gedung."Damn! Siapa yang ingin membunuhmu, Mas?" teriak Jonas dengan frustasi bercampur gugup gemetaran seluruh tubuhnya bersimbah peluh.Mario yang sudah beberapa kali mendapat serangan pembunuh bayaran terkait statusnya ketika masih menjadi suami sah Inez tidak terlalu syok, tetapi tetap saja jantungnya berdegup kencang karena insiden baru saja. Dia hampir tewas tertembak di