Sudah hampir 2 jam, Mario berada dalam ruang operasi. Inez, Clara, dan Max masih menunggu di depan ruang operasi itu. Mereka belum sempat makan malam, tetapi mereka pun kehilangan napsu makan karena kuatir dengan keadaan Mario saat ini.
Tak lama kemudian dokter yang menangani Mario keluar dari pintu ruang operasi. Wajahnya memang datar dan seperti kelelahan sesudah melakukan operasi.
Dokter Jamal berkata pada mereka bertiga, "Tenang, operasinya berjalan lancar, semoga masa kritisnya bisa terlewati dengan baik dan segera sadar. Pasien masih perlu dimonitor ketat, untuk sementara belum boleh dijenguk ke dalam kamar. Besok pagi baru bisa dikunjungi, mungkin ada baiknya kalian beristirahat dulu di rumah malam ini."
"Terima kasih, Dokter Jamal," ucap Inez.
Dokter Jamal tersenyum tipis mengangguk lalu berjalan melewati mereka bertiga.
Tak lama kemudian, brankar dorong dengan Mario terbaring tak sadarkan diri di atasnya keluar dari
Setelah hampir satu jam lebih melewati jalanan kota Jakarta yang macet. Inez pun sampai di gedung kantor Jansen Pharma. Dia segera naik ke ruang kantornya dengan lift. Sebenarnya dia berat hati meninggalkan Mario sendirian di rumah sakit.Ketika membuka pintu ruang kantornya, Tristan yang tadinya duduk di sofa pun langsung berdiri menyambut kedatangannya. Pria muda itu memeluknya erat seperti begitu merindukan dirinya. Dia pun mengecup pipi Inez kanan kiri.Inez sebenarnya agak jengah karena Tristan sepertinya begitu mesra kepadanya di hadapan rombongan dari Surabaya dan juga Pak Baruna."Maaf lama menungguku, Tris. Silakan duduk. Ada keperluan apa ya kok mendadak sekali datangnya? Aku jadi tidak mempersiapkan apa-apa ... ngomong-ngomong apa sudah makan siang?" ujar Inez seraya duduk di tempat kosong di sofa yang kebetulan di samping Tristan."Tidak perlu repot, Nez. Iya, maafkan aku datang mendadak. Kebetulan sedang ada trip ke Jakarta mengurus izi
Sesampainya di rumah sakit, Inez segera berlari ke ruang ICU tempat Mario dirawat. Dia sangat senang Mario telah sadar, sampai-sampai dia melupakan Tristan yang telah mengantarnya.Tristan memarkir mobil Ferrari merahnya di parkiran rumah sakit itu. Kemudian dia turun mencari Inez. Seingatnya nama suami Inez, Mario Chandra, dia pun bertanya ke bagian informasi rumah sakit dimana Mario Chandra dirawat. Ternyata di ruang ICU, dia pun bergegas ke sana.Dari luar pintu ruang ICU, Inez bisa mendengar suara Clara dan Max bercakap-cakap dengan Mario. Dia pun membuka pintu ruang ICU."Ehh ... Mama, akhirnya yang dicariin dari tadi datang juga," ucap Clara ketika melihat mamanya tiba.Inez tersenyum sambil menitikkan air mata menatap suaminya, dia duduk di tepi ranjang Mario."Jangan nangis, Inez Sayang. Mas sudah baikan kok, jangan kuatir," ujar Mario sembari menggenggam tangan Inez."Maaf ya, Mas. Tadi Inez ditelepon harus ke kantor, ja
Setelah tiga hari opname di rumah sakit, Mario pun diperbolehkan pulang oleh dokter. Ada beberapa obat pereda nyeri dan antibiotik untuk perawatan luka pasca operasi.Inez tidak memperbolehkan Mario untuk pergi kemanapun selama beberapa hari ke depan supaya Mario cepat pulih. Hanya menjalani kuliah online saja seperti biasa dari tempat tidur.Tak terasa pernikahan Mario dengan Inez sudah hampir satu tahun berjalan. Ada banyak hal yang sudah terjadi dalam kehidupan mereka. Mungkin tidak selalu indah, tetapi perasaan mereka justru semakin dalam."Mas, apa lukanya masih terasa sakit?" tanya Inez sambil membelai kepala Mario yang rebah di pangkuannya."Sudah nggak sakit, Nez. Nanti 3 hari lagi, Mas mau latihan angkat beban sedikit-sedikit biar ototnya nggak kendur," jawab Mario sembari menatap wajah cantik Inez dari bawah."Semifinal Man from Mars itu, apa Mas masih mau ikut?" tanya Inez."Iya, aku coba ikut aja. Menang atau ka
Mungkin ini saat yang Mario tunggu sejak dia merasa jatuh hati pada Inez. Perjanjian pernikahan kontrak yang berlangsung 5 tahun itu memang membuatnya ragu untuk melangkah dan memutuskan banyak hal tentang hubungan mereka."Kalau kamu mau aku jawab jujur ... aku penginnya kita jalani pernikahan ini tanpa kontrak, Nez," jawab Mario sembari menatap Inez tanpa emosi.Inez membalas tatapan Mario sambil tetap menyuapinya dengan bubur. Dia pun menjawab, "Mas, aku sebenarnya juga cinta sama Mas. Hanya saja ada beberapa hal yang menjadi pertimbanganku, usia kita terpaut 13 tahun dan status sosial kita sedikit menjadi beban bagi hubungan kita. Bagiku tidak masalah apa yang Mas tidak miliki, bagi orang lain belum tentu ... mungkin ada baiknya kita menunggu waktu menjawab segalanya mengenai hubungan kita, Mas.""Tentang itu, aku sadar posisiku, Nez. Aku sedang mengusahakan agar posisi kita di masyarakat menjadi sepadan," balas Mario.Akhirnya, Mario pun selesai maka
Sebelum pukul 16.00, Mario dan Inez sudah siap menunggu di hall tempat semifinal kontes Man from Mars dimulai. Para peserta lain pun berdatangan bersama manager mereka atau juga keluarga yang mengantarkan mereka untuk mengikuti kontes body shape khusus pria itu.Ketika waktu sudah tepat sesuai jadwal acara, pembawa acara pun muncul di panggung. "Selamat sore para hadirin sekalian. Kita sambut dibukanya acara semifinal Man from Mars dengan tepuk tangan yang meriah," katanya.Para penonton acara itu pun bertepuk tangan dengan meriah.Kemudian para peserta dipanggil ke back stage untuk mendapatkan briefing singkat mengenai tata cara penilaian untuk semifinal. Mereka harus melepaskan pakaian dan hanya mengenakan celana pendek atau celana boxer ketika naik di atas panggung guna memamerkan bentuk tubuh di hadapan juri dan penonton.Setiap peserta akan dipanggil namanya kemudian berjalan ke depan panggung yang berbentuk huruf T itu untuk berpose beberapa k
Mario dan Inez sangat gembira dengan hasil semifinal Man from Mars petang ini. Sebenarnya Mario pun tidak berada dalam kondisi puncak terbaik performanya karena dia harus banyak beristirahat pasca kejadian penusukan itu.Mereka pergi makan malam ke restoran di pinggir pantai yang justru ramai di malam hari. Banyak pengunjung yang menginap di hotel sepanjang garis pantai di daerah Nusa Dua, Bali yang makan malam di sana.Mario dan Inez pun mencoba menikmati suasana pantai di malam hari. Angin dari laut bertiup agak kencang, kapal-kapal nelayan tampak berkerlap-kerlip di tengah laut dengan lampunya.Waiter restoran pinggir pantai itu menghampiri meja sofa tempat Mario dan Inez duduk."Selamat malam, Mas, Mbak. Bisa saya bantu untuk pemesanan menu makan malamnya? Silakan buku menunya," ujar waiter itu dengan ramah menyerahkan sebuah buku menu lalu bersiap mencatat pesanan dengan kertas nota dan pulpen."Kamu pengin makan apa, Nez?" tanya M
Sesampainya di kamar hotel, Inez mengambilkan es batu di kulkas kamar untuk mengompres memar di pipi Mario yang tadi terkena bogem mentah pria tak dikenal tadi di restoran."Sakit ya, Mas?" tanya Inez dengan meringis melihat Mario."Nggak kok biasa aja, cuma kerasa agak pegal gitu," jawab Mario sembari tertawa. Memang tidak terlalu menyakitkan dibanding bila menjalani tanding MMA melawan petarung yang jago.Inez pun berjalan ke kamar mandi untuk berganti gaun tidur karena dia masih memakai blouse dan celana jeans untuk pergi keluar tadi. Sekalian mencuci muka dan gosok gigi, ritual rutinnya sebelum tidur.Ketika Inez mengeringkan wajahnya dengan handuk, pinggangnya didekap dari belakang lalu dibawa lari dan dihempaskan ke ranjang. Mario tertawa berderai saat Inez memukuli tubuhnya."Mas ini nyebelin! Inez jadi kaget!" serunya.Mario tidak mempedulikan protes Inez, dia malah menciumi leher hingga turun ke dada Inez yang montok sembari m
Setelah kepergian Rosita dari rumah Inez, Mario pun segera menyusul Inez ke kamar tidur mereka. Mario merasa istrinya itu mengambek karena kedatangan mantan istrinya.Ketika sampai di dalam kamar tidur, Mario melihat Inez sedang berbaring telungkup di atas ranjang sambil sesenggukan, sepertinya sedang menangis. Hati Mario terasa seperti teremas melihatnya, dia merasa bersalah.Dia pun menghampiri Inez lalu berbaring telentang di sisi Inez. "Kenapa ini si Cantik kok nangis sendirian di kamar?" goda Mario."Inez males liat mantan Mas itu. Mana panggil aku pake 'tante' pula, jadi berasa tante girang. Huft!" ujar Inez dengan mencebik.Mario pun terkekeh menatap wajah Inez lalu berkata, "Jangan terlalu dipikirin, Nez. Si Ros itu 'kan memang kalau ngomong asal njeplak aja, nggak dipikir dulu bikin orang lain tersinggung apa nggak? Dia jelas beda sama kamu ... jauh, makanya Mas juga kalau ngobrol sama Rosita harus ekstra sabar.""Iya sih, Mas
"Sialan, jangan harap bisa membawa kabur Inez dariku, Mario!" rutuk Edward seraya memukul gagang setir mobil Audi A6 yang ia kendarai untuk mengejar istrinya yang dibawa kabur Mario. Dengan akselerasi tinggi mobil Audi A6 itu berhasil melewati mobil sedan BMW hitam yang dinaiki Mario dan Inez. Edward bermaksud mencegat jalan mobil itu. Namun, sebuah truk kontainer melintas di hadapannya dan ia pun tak sanggup mengelak dan terlambat mengerem mobilnya. "Ciiiiiiiiiitttt!" Bunyi suara ban berdecit menggasak aspal jalan raya Paris. Disusul suara benturan keras mobil Audi A6 yang dikemudikan Edward dengan truk kontainer yang melintas di perempatan jalan itu. "BRAAAKKK!" Mobil itu terpelanting keras dan terguling-guling dengan mendarat dalam kondisi terbalik atap mobilnya. Sejenak kesadaran Edward hilang, dia pingsan dengan kepala terkulai di gagang setir mobil sport mewah itu wajahnya berlumuran darah karena kulitnya robek di bagian wajahnya akibat pecahan kaca depan dan benturan dengan
Tiga bulan telah berlalu semenjak kepulangan Inez ke Jakarta bersama Mario. Kini dia banyak mendampingi Mario dengan segala pekerjaannya sebagai model papan atas serta atlet MMA pro berkelas Internasional. Jadwal Mario selalu penuh setiap hari, awalnya Inez kaget, tetapi lama-kelamaan dia terbiasa untuk mengatur segalanya dengan rapi.Wisuda Mario di Singapura bulan lalu begitu berkesan baginya, Inez teringat ketika dulu awalnya Mario dia selamatkan dari kemalangan hidupnya. Mario mengatakan dia hanyalah lulusan fakultas olahraga jadi tidak mengerti mengelola keuangan dan menjalankan bisnis makanya dia begitu mudah ditipu habis-habisan oleh Rosita, mantan istrinya.Kini Mario adalah pebisnis yang sukses dan memiliki segudang talenta. Mister Miguel juga masih sering berjumpa dengan mereka berdua karena Mario adalah anak didik jagoannya yang masih sangat aktif bertarung di ring arena MMA internasional.Mario sering sekali memujinya dengan mengatakan 'behind a grea
Semenjak bertemu kembali dengan Inez dengan dihantui tragedi kecelakaan yang menewaskan Edward dan banyak hal serius yang harus diselesaikan oleh Mario juga bersama Inez. Mario belum sempat menemukan keberanian untuk mengajak Inez bercinta lagi sekalipun dia sangat menginginkan hal itu. Dia takut Inez menolaknya.Hingga seminggu berlalu ..."Mas, apa belakangan sedang banyak pikiran?" tanya Inez sambil berjalan-jalan di tepi kolam renang di rumahnya bersama Mario seusai makan malam."Nggak juga, Nez. Kenapa?" jawab Mario sembari melemparkan pertanyaan juga. Dia berjalan sembari merangkul bahu Inez."Apa Mas masih mencintai Inez seperti dulu?" tanya Inez lagi.Mario menghentikan langkahnya dan memegang tangan Inez, dia menatap Inez dengan tatapan agak bingung. "Kok nanyanya begitu, Nez? Cintanya Mas ke kamu nggak akan ada habisnya, selalu sama besarnya atau mungkin lebih dalam lagi ...," jawabnya."Terima kasih, Mas," sahut Inez sembari terse
Akhirnya, Mario purna tugas sebagai Mister International selama setahun. Malam final pemilihan Mister International yang baru telah terlewati, Andrew Bradley, seorang pemuda berusia 25 tahun asal Australia yang memenangkannya.Andrew berprofesi sebagai influencer yang fokus pada penghijauan hutan dan kegiatan kemanusiaan, latar belakangnya adalah putera konglomerat properti asal Australia jadi dia bebas menggunakan waktu sesukanya karena harta warisan orang tuanya tak akan habis hingga 7 turunan.Malam seusai acara final itu, Mario dan Inez segera diantar Jonas dan Hernandes ke bandara Roissie-Charles de Gaulle untuk kembali ke Jakarta dengan pesawat Air France. Kali ini hanya Hernandes yang ikut ke Jakarta karena Jonas harus melanjutkan tugasnya untuk mendampingi anak asuhnya yang baru mulai besok.Jonas memeluk Mario penuh rasa haru menyeruak dalam dadanya. Dia berujar, "Mas Mario, terima kasih untuk setahun yang sudah kita lalui bersama. Kenangan luar b
Mata Inez bertatapan dengan sepasang mata jernih yang begitu lembut tatapannya."Mas ...," ucap Inez lalu berlari menghambur ke dekapan Mario dengan berurai air mata. Betapa rindu dia pada sosok itu.Mereka berpelukan dan menangis bersama."Aku rindu kamu, Nez ... rindu setengah mati!" kata Mario melingkarkan lengannya di pinggang Inez sembari menatap wajah Inez yang basah karena air mata yang meleleh di pipinya, jemari Mario menghapus jejak air mata itu. Di matanya kecantikan Inez tak berubah sedikitpun sejak mereka berpisah setahun lalu di London.Mereka pun berciuman di bawah Menara Eifel dengan bulir-bulir putih salju yang masih saja turun dari langit."Bawa aku pulang bersamamu ke Jakarta, Mas. Tempatku adalah bersamamu ...," ujar Inez dengan serius."Plok ... plok ... plok ... plok!" Suara tepuk tangan menggema di keheningan malam.Mario dan Inez pun menoleh ke sumber suara itu. Ternyata Edward yang bertepuk tangan d
Mungkin ini adalah hari yang tergalau sepanjang hidup Inez. Pagi ini adalah saat terakhirnya bersama Edward karena nanti malam Mario akan menjemputnya di bawah Menara Eifel seperti janji mereka berdua setahun lalu.Ketika sarapan pagi bersama Edward, dia diam-diam menatap wajah pemuda itu dengan tatapan sendu. Saat Edward menatap balik ke arahnya, dengan segera Inez menunduk menatap ke piringnya.Pemuda itu merasa Inez agak aneh pagi ini lalu bertanya, "Ada apa, Sayang?""Eh ... ohh ... nggak ada apa-apa kok, Mas. Oya nanti sore, Inez akan berkunjung ke rumah Madame Lily de Lacours, dia mengadakan acara minum teh bersama beberapa teman wanitanya," ujar Inez mencari-cari alasan untuk pergi dari rumah nanti sore."Boleh, Nez. Pulangnya jangan malam-malam ya. Nanti Mas kuatir kalau kamu sendirian di luar rumah," jawab Edward seraya membelai pipi Inez dengan lembut.Hati Inez serasa diremas oleh sesuatu yang tak nampak, dia akan meninggalkan pria
Seusai makan malam di rumah Paris, Edward mengajak Inez untuk berjalan-jalan di taman sekeliling rumah bergaya Provinsi Perancis itu. Langit malam di Paris sedang cerah bertabur jutaan bintang di angkasa.Lengan kekar Edward melingkari pinggang ramping Inez. Bibirnya mengecup pipi halus Inez dengan mesra. Mereka terdiam tak bicara hanya berjalan bersisian menapaki jalan taman yang ditumbuhi rumput jepang yang rapi di tengah taman.Tukang kebun di rumah Edward itu memiliki sentuhan artistik yang bagus. Rumpun-rumpun pohon yang biasa dibuat bonsai dibentuk dengan rapi menampilkan wujud binatang atau bulatan-bulatan berbagai ukuran yang nampak indah.Akhirnya, Edward mengajak Inez untuk duduk di bangku taman yang terbuat dari kayu pohon Oak. Dia memangku tubuh Inez dan tidak mengizinkan wanita itu duduk di sampingnya, lengannya mendekap erat tubuh Inez. Mereka terdiam sejenak mendengarkan suara binatang malam yang hidup di taman itu."Cantikku Sayangku
Pasca insiden penembakan sniper di depan gedung apartment tempat Mario tinggal di New York. Organisasi Mister International mempekerjakan bodyguard baru pengganti yang 5 orang kemarin yang tewas. Kali ini bodyguard Mario berjumlah total 20 orang.Status Mario saat ini adalah mega bintang, bukan lagi orang biasa yang mendadak beken karena sekedar menang Mister International. Di seluruh dunia, sosoknya menghiasi dinding promosi brand-brand terkenal. Mario juga sering tampil di layar kaca dalam acara talkshow serta iklan produk. Tidak hanya itu, arena MMA pro fighter juga menempatkan Mario di jajaran atlet papan atas kelas welter karena kemenangannya yang begitu banyak sepanjang tahun ini.Dimanapun Mario berada selalu diserbu fans dan paparazi yang berusaha mencari sensasi terhangat dari sosok istimewa yang sedang naik daun itu. Bahkan, follower sosial media miliknya mencapai puluhan juta saat ini. Konten youtube miliknya yang dikelola oleh Jonas selalu diserbu lik
Sore hari setelah Mario pulang bekerja, dia pulang ke apartmentnya di 17th Avenue. Sopirnya menurunkan Mario di depan bangunan apartement 30 lantai itu.Tiba-tiba terdengar suara desingan peluru bertubi-tubi, pengawal Mario segera merapat melindungi Mario dan Jonas. Beberapa pengawal tertembak peluru penempak jitu yang ada di atas gedung seberang jalan.Sementara berondongan tembakan peluru dari atas gedung seberang terus ditembakkan, Jonas menarik Mario cepat-cepat masuk ke dalam lobi gedung apartment itu. Dia tidak ingin membahayakan nyawa Mario dan dirinya dengan berada di luar gedung."Damn! Siapa yang ingin membunuhmu, Mas?" teriak Jonas dengan frustasi bercampur gugup gemetaran seluruh tubuhnya bersimbah peluh.Mario yang sudah beberapa kali mendapat serangan pembunuh bayaran terkait statusnya ketika masih menjadi suami sah Inez tidak terlalu syok, tetapi tetap saja jantungnya berdegup kencang karena insiden baru saja. Dia hampir tewas tertembak di