Share

Bab 59

Penulis: Nainamira
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-12 12:10:22

Acara wisuda berlangsung dengan khidmat, setiap mahasiswa didampingi orang tua atau pasangan mereka masing-masing, bahkan ada yang membawa keluarga besar, mereka berfoto dengan wajah yang gembira. Nadin yang memang datang sendiri tidak lepas dari Shintia, orang tua Shintia juga merasa iba akhirnya dia mengajak Nadin untuk terus bersama mereka.

Derrttt .... Derrrrtttt

Ponsel di tas tangan Nadin bergetar, gadis itu langsung membuka tasnya dan melihat ada panggilan masuk dari bosnya. Gadis itu segera mengangkat panggilan tersebut.

"Assalamu'alaikum, Bang."

"Walaikumsalam. Aeh, Nadin. Selamat la ya, kau sudah sarjana hari ini."

"Oh, terima kasih ya, Bang." Nadin tersenyum sumringah, ada juga yang ingat dengan hari pentingnya.

"Karena ini hari penting buat kau, jadi Abang bebaskan hari ini kau tak perlu masuk kerja, kau habiskan waktu hari ini bersama keluarga kau, ya?"

"Ah, maaf, Bang. Aku akan tetap masuk kerja, lagipula tidak ada satupun keluargaku yang datang ke acara wisudaku," ujar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Lola Hamidah
lanjut Thor semakin seru ceritanya
goodnovel comment avatar
Me Nana
lagiiiiiii boskuuu
goodnovel comment avatar
Anis Sumatari
lanjuttt yuk ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suami Kontrak Pura-Pura Miskin   Bab 60

    Jantung Nadin berdebar dengan kuat, napasnya seolah berhenti ketika melihat seorang lelaki membuka pintu mobil dan menatapnya dengan tatapan yang entah ... "Nadin ...," panggil lelaki itu dengan nada lembut. "Mas Fahmi?" bisik gadis itu. Mereka berdiri terpaku beberapa detik, Fahmi menelisik penampilan Nadin, wajah gadis ini terlihat kelelahan, tetapi penampilannya tidak biasa. Tumben sekali ber-make up dan memakai pakaian kebaya, seperti saat gadis ini akan melangsungkan akad nikah dulu. "Dari mana?" Akhirnya suara Fahmi memecahkan kebisuan diantara mereka. "Ini, dari menghadiri wisuda, Mas." "Kau, wisuda?" "Iya." Fahmi cukup terperangah, berarti hari ini adalah hari istimewa bagi gadis ini. Haruskah dia memberikan kado menyakitkan ini? Cuma kalau bukan sekarang kapan lagi, Fahmi tidak memiliki waktu karena sore nanti harus terbang ke Bandung dan tidak tahu kapan akan kembali. "Mas, mari masuk dulu," ujar Nadin yang sudah membuka pintu rumahnya. Fahmi berjalan dengan langkah

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-13
  • Suami Kontrak Pura-Pura Miskin   Bab 61

    Nadin salat Zuhur dengan perasaan yang entah ... Tertekan, hancur dan berbagai kesedihan tumpah ruah. Gadis itu menumpahkan semua perasaan galaunya kepada Allah. Salat yang biasanya cukup dilakukan paling lama tujuh menit, tetapi kali ini Nadin terpekur dan berzikir hampir satu jam lamanya. Setelah puas berkeluh kesah, Nadin tertidur dengan mukena masih terpasang di tubuhnya. Setalah azan ashar berkumandang, Nadin terbangun, dia langsung mandi dan menunaikan empat rakaat, selanjutnya dia siap-siap pergi kerja ke cafe. Nadin sengaja menutupi kesedihannya dia bahkan memakai bedak untuk menutupi sembab di matanya. Sepanjang kerja, dia berusaha untuk fokus dalam bekerja, entah kenapa tubuhnya juga mudah kecapekan. Hal itu juga menjadi perhatian oleh Firman, lelaki itu secara diam-diam memang selaku memperhatikan Nadin, sehingga perubahan Nadin sedikit saja akan terasa oleh lelaki itu. "Nadin, apa kau sakit? Wajahmu tampak pucat," ujar Firman. "Eh, anu ... Bang. Cuma kecapean saja kaya

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-13
  • Suami Kontrak Pura-Pura Miskin   Bab 62

    Setelah pulang kampung selama seminggu, Shintia rupanya balik lagi ke kota provinsi, gadis itu tidak betah tinggal di kampungnya, karena lowongan kerja di sana juga sulit. Semua barang-barang Shintia sudah dibawa pulang kampung, karena kost-an nya juga sudah habis masa sewanya karena dia langsung menyewa satu tahun, mau mengambil bulanan dia juga masih ragu. Akhirnya untuk sementara dia tinggal di rumah kontrakan Nadin. "Sudah sebulan aku dapat gelar sarjana, selama sebulan ini juga aku jadi pengangguran. Cari kerja kok sudah banget ya, Beib," keluh Shintia. Saat itu mereka selesai sarapan pagi, dan tengah bersantai sambil rebahan di kasur, sementara keduanya belum mandi, Nadin sendiri juga lebih santai karena di masuk kerja jam setengah sebelas siang nanti. "Sabar dong, Shin. Usaha aja terus masukin lamaran ke mana-mana, siapa tahu ada yang nyantol salah satunya," ujar Nadin. "Coba wisuda kita kemarin lebih cepat, jadi kita bisa ikut tes CPNS, siapa tahu lulus, kan?" "Bukan rez

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-13
  • Suami Kontrak Pura-Pura Miskin   Bab 63

    "Lihat ini, kamu kenal, gak?" Shintia memperlihatkan beberapa foto yang terpampang sekaligus di layar ponselnya. "Mas Zaki?" Nadia cukup terkejut melihat foto tersebut. "Kenal kan kamu?" "Mirip saja mungkin?" "Mirip palak lu, ini memang dia, itu lihat ... Dekat telinga kirinya ada tahi lalat, ingat banget aku kalau lelaki itu ada tahi lalat di sana." Shintia tampak emosi melihat foto lelaki itu. Nadin hanya terpaku menatap postingan di I*******m dengan caption 'Holiday with Family' Di foto terlihat Zaki sedang berjalan dengan seorang wanita berambut panjang dengan model ikal yang digerai, wanita itu memakai kemeja putih ketat dan celana jeans mini, sedangkan Zaki memakai jaket kulit dan jeans biru. Lelaki itu menggendong bayi perempuan yang lucu dengan umur kira-kira satu tahun. Perempuan bernama Dewi Kasandra itu tersenyum ceria sambil menggandeng tangan Zaki, sedangkan lelaki di sebelahnya memperlihatkan wajah cool tanpa senyuman, namun justru itu yang membuat ketampanannya s

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-14
  • Suami Kontrak Pura-Pura Miskin   Bab 64

    "Zaki! Maaf ya, aku nyusul ke sini, ini Kiara sudah gak sabar mau ketemu denganmu." "Papa Tati ...Papa ... Pa ...." "Uh, ini anak kamu, Dewi? Uluh ... Uluh ... Lucu banget? Umurnya berapa, Wi?" Nuraini tampak antusias melihat seorang bayi montok dan lucu yang tengah berjalan setengah berlari sempoyongan seperti mau jatuh saja. Tanpa bisa ditahan, wanita paruh baya itu langsung meraih bayi perempuan itu alam gendongannya. "Umurnya baru berjalan setahun delapan bulan Tante, baru belajar ngomong, kata yang pertama kali keluar itu malah kata 'Papa' di tambah kata 'Tati' artinya Zaki, bisa ngomong Mama itu baru kemarin, kalau kata Papa padahal sudah sebulan yang lalu," ujar Dewi antusias menceritakan kepintaran putri semata wayangnya. "Uh, pintarnya. Siapa namanya, Cantik?" sapa Nuraini dengan gemas pada bayi pipi tembam itu. "Namaku Kiara, Oma. Salam kenal, Oma." ujar Dewi membahasakan sebagai putri kecilnya itu. "Ya, sudah. Kita ke bawah, Yuk. Nanti Bisa Inah Oma suruh nyediain cem

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-14
  • Suami Kontrak Pura-Pura Miskin   Bab 65

    "NADIN!" Firman yang berada persis di belakang Nadin langsung menopang tubuh Nadin yang telah lunglai tak sadarkan diri, lelaki itu sangat panik melihat kenyataannya itu. Dengan serta Merta firman langsung membopong tubuh Nadin yang tampak begitu ringan baginya, Nadin memang telah banyak kehilangan berat badan, selama dua bulan ini, selain nafsu makannya yang menghilang, tak dipungkiri kalau dia terlalu banyak pikiran. "Nadin kenapa, Bang?" tanya Rian, asisten Nadin dengan panik. "Nadin pingsan, aku mau bawa ke rumah sakit. Kau sama Hadi, teruskan kerjaannya, ya." "Iya, Bang. Aku bukain mobilnya dulu, kuncinya di mana, Di?" "Di atas loker, kabari kami kalau nanti ada apa-apa ya, Bang. Aku teruskan masakan ini, tanggung." Firman dan Rian bergegas keluar dari cafe. Karena dapur mereka berada di lantai dua, maka mereka harus menuruni tangga untuk sampai di parkiran, sehingga di lantai satu dia bertemu dengan beberapa karyawan. "Nadin kenapa, Bang?" tanya Rani panik. "Dia pingsan.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-15
  • Suami Kontrak Pura-Pura Miskin   Bab 66

    "Dia sudah menalakku sebulan yang lalu, baru tadi pagi aku menerima akta cerai secara resmi," jawab Nadin dengan suara yang masih terasa pilu. "Nadin, wanita yang hamil itu tidak boleh diceraikan! Mana nomor suamimu, biar Abang telepon dia. Seenaknya dia menceraikan kau, emang apa salah kau sampai dia ceraikan? Gak tahu diri banget lelaki itu, dasar bajingan!" Firman tak bisa menahan emosi untuk tidak mengumpati lelaki yang pernah menjadi suami Nadin itu. "Untuk apa lagi menghubungi lelaki itu? Dia menceraikan aku sebelum aku tahu jika aku hamil, akta cerai juga sudah ditangan, perceraian kami sah secara hukum." "Jika lelaki itu tak mau tanggung jawab, biar Abang saja yang bertanggung jawab, Nadin. Abang yang akan mengurusmu dan anak dalam kandunganmu itu, Abang serius, Nadin." Speechless, Nadin menatap lelaki di hadapannya dengan menelisik, raut wajah serius masih terpasang di wajah lelaki itu. "Abang serius, biarkan Abang yang mengurusmu, biarkan Abang yang menjadi ayah bayi dal

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-15
  • Suami Kontrak Pura-Pura Miskin   Bab 67

    Keesokan harinya Shintia pulang pagi-pagi sekali karena akan menghadiri tes wawancara. Hari masih gelap gadis itu sudah meluncur mengendarai motornya. Shintia berjanji setelah wawancara dia akan datang lagi menemani Nadin di rumah sakit. Jam tujuh pagi, Firman datang menemui Nadin, di tangannya terdapat termos bekal dan tangan kirinya membawa buah-buahan."Bagaiman keadaanmu, Nadin?""Sudah baikan, Bang. Pagi sekali Abang datang?""Sengaja, sekalian membawakan sarapan. Kau belum sarapan, kan?" "Belum.""Ini, Abang bawakan bubur, aku memasaknya sendiri, bubur daging dengan taburan bawang goreng. Kau tidak mual lagi, kan?""Alhamdulilah, gak mual lagi.""Makanlah, kau harus makan banyak, ada dua nyawa yang harus kau beri makan, nyawamu dan anakmu."Nadin menerima termos bekal yang sudah terbuka, kepulan asap masih ada di sana menandakan buburnya masih panas, aromanya sangat lezat, tidak membuat Nadin mual karena aromanya terasa ringan. Di atasnya terdapat toping yang menggugah selera,

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-15

Bab terbaru

  • Suami Kontrak Pura-Pura Miskin   Ekstra part 2

    Extra part 2Pagi yang sama, kenapa kebahagiaan rasanya menguap dalam kehidupannya. Paska cerai dengan Chika, dalam waktu dua bulan Adam langsung dijodohkan oleh ibunya dengan wanita dari kampungnya, dulu perempuan itu adalah murid ibunya yang sangat pintar dan cantik. Tetapi pernikahan itu bagai kutukan bagi Adam, dia sama sekali tidak merasa bahagia. Ayuni, istrinya memang sangat cantik, dia juga berprofesi seorang bidan, sudah pegawai negeri pula. Bertugas di rumah sakit di kota yang sama dengan Adam sekarang, hanya saja kehidupan Adam terasa begitu hambar. Ayuni tidak bisa masak seenak masakan Nadin, wanita itu juga perhitungan dengan uangnya, setiap gaji Adam diperhitungkan dengan seksama tanpa mau uangnya dipakai untuk kebutuhan rumah tangga. Ayuni beranggapan, uang istri hanya untuk untuk istri, sedangkan yang suami sepenuhnya uang istri. Ayuni beralasan jika penghasilannya habis dipakai untuk kebutuhan ibu dan adik-adiknya di kampung, hal itu sebenarnya tidak dimasalahkan ole

  • Suami Kontrak Pura-Pura Miskin   Ektra part 1

    Extra partKeesokan harinya Nuraini, Andini, Arif beserta Bik Sumi dan Mang Karta mengantar Fahmi belanja untuk hantaran dan seserahan untuk melamar Nabila.Sedang Nadin dan Zaki dilarang ikut, mereka menghabiskan waktu dengan putri kecil mereka, tak menyia-nyiakan waktu yang telah hilang selama ini.Para orang tua itu begitu semangat mengantar Fahmi belanja, pasalnya bagi mereka berlima, momen menyiapkan pernikahan putra mereka tidak akan terjadi lagi. Zaki dan Nadin sudah menikah tanpa sepengetahuan mereka, jadi mereka tidak bisa menyalurkan hasrat mengental putra dan putri mereka ke pelaminan.Nuraini pernah mengusulkan agar Zaki dan Nadin mengadakan resepsi, tetapi tetap ditolak oleh keduanya, pasalnya pernikahan mereka sudah setahun lebih, mereka mengatakan bahwa resepsi itu sudah terasa basi.Sepulang mereka masih tetap heboh, berbagai barang mereka kemas sendiri, terutama bik Sumi yang memang punya keahlian mengemas hantaran, dia juga punya usaha catering serta tenda dan dekora

  • Suami Kontrak Pura-Pura Miskin   Bab 181

    Bab 181"Apa? Maksud Papa Arif apa? Apa maksudnya ini?!!" Nadin sedikit berteriak mengatakan semua ini."Nadin, Sayang ... Slowly! Tenang, Sayang ... Tenang, nanti Mas ceritakan sama kamu, Sayang. Tetapi syaratnya kamu harus tenang jangan emosi?" ujar Zaki menenangkan."Jangan nanti! Aku minta sekarang juga kamu ceritakan, Mas."Semua orang terdiam, Zaki juga tidak bisa mengatakan apapun, tiba-tiba tenggorokan nya tercekat, seolah-olah ada yang menyumbatnya."Sebaiknya kita masuk ke rumah dulu. Ayo, Sayang ... Kamu pasti lelah. Kita masuk rumah dulu, ya?" ujar Andini dengan lemah lembut sambil mengusap punggung putrinya."Bik Sumi, tolong buatin mereka minuman segar, ya? Mereka pasti lelah diperjalanan.""Baik, Mbak Andin.""Mbak Nura, mari masuk dulu, Mbak ... Fahmi, ayo ... Ayo, Zak, ajak ibu dan istrimu masuk ke rumah dulu," ujar Andini dengan perkataan yang lembut.Nadin hanya bisa mengikuti ibunya yang sudah mengajak masuk ke rumah. Dengan perlahan dia duduk di sofa ruang keluarga

  • Suami Kontrak Pura-Pura Miskin   Bab 180

    Bab 180"Wow, apakah Bisa Sumi punya bayi? Ya Allah, Alhamdulillah kalau Bi Sumi akhirnya punya anak setelah dua puluh tahun lebih menikah belum diberi buah hati, aku sangat senang!" ujar Nadin dengan wajah sumringah."Nadin!" Biar Sumi langsung memeluk Nadin setelah berlari menyongsongnya. "Bibi! Apa kabar, Bi?" Seru Nadin dengan suasana mengharukan."Baik, Sayang. Bagaimana keadaanmu? Bibi sangat kuatir mendengar kamu ditembak, Nadin. Bibi ingin menjengukmu ke kota provinsi, tetapi Mamang kamu itu, malah darah tingginya kambuh, dia juga terpaksa dirawat, sampai sekarang masih minum obat dari dokter." "Oh ya? Kasihan Mang Karta! Tapi kelihatannya sudah sehat ya, Bi?" Nadin memperhatikan lelaki paruh baya yang tengah menimang-nimang bayi kecil di kedua tangannya."Bibi ... Itu bay____""NADIN! NADIN! NADIIIN!!" Belum juga Nadin menyelesaikan kalimatnya, dari arah pintu namanya dipanggil dengan suara keras menggelar. Seorang wanita berjilbab maroon senada dengan gamisnya berlari ke

  • Suami Kontrak Pura-Pura Miskin   Bab 179

    Bab 179Jam empat sore mereka baru sampai di gerbang kabupaten, suasana pegunungan yang sejuk dan dingin sudah terasa menusuk kulit, Nadin langsung mengenakan switer-nya agar tidak kedinginan, Nuraini bahkan memakai jaket berbulu agar lebih hangat, sedangkan Zaki yang memang memakai kaos panjang masih bisa menahan hawa dingin, Fahmi mengecilkan AC mobil agar hawa dingin di dalam mobil berkurang, lelaki ini sudah mengenakan jaket Levis dari rumah, jadi tidak begitu merasakan udara sore yang menggigit. "Ini masih lama?" tanya Nuraini dengan nada penasaran. "Masih satu jam lagi sampai ke kampung Nadin," jawab Zaki. "Alamnya sangat indah, sebaiknya kamu pikirin untuk membuat resort di sini, potensinya sangat bagus, Zak," ujar Nuraini lagi. "Kalau itu nanti bicarakan dengan om Arif, aku mau fokus mengembangkan Z-Teknologi saja," jawab Zaki dengan malas-malasan. "Itu tenang saja, Bu. Nanti pembangunan resort-nya memakai jasa Adiguna konstruksi saja, langsung saya ACC nanti," jawab Fahm

  • Suami Kontrak Pura-Pura Miskin   Bab 178

    Bab 178Berita penangkapan dan penggrebekan tempat judi ilegal dan aplikasi judi online diberitakan secara nasional. Pemiliknya ternyata orang yang sama, Mustofa Kemal. Seorang pria tua berusia enam puluh tujuh tahun. Polisi bergerak cepat setelah Riswan membuat laporan. Bukan main-main, koneksi Riswan ternyata seorang jenderal kepolisian bintang tiga di Humas mabes polri. Jenderal tersebut memiliki hutang Budi yang cukup besar pada Riswan, baru kali ini Riswan meminta tolong padanya, jadi bagaimana mungkin dia tidak melakukannya dengan tuntas. Bahkan antek-antek Mustofa juga ikut ditangkap,. Salah satunya orang kepolisian juga yang menjadi pelindungnya selama ini. Tak lupa juga Respatih dan Farhan ikut juga ditahan. Tidak main-main ancaman hukuman berlapis akan dikenakan, karena mereka juga terlibat human trafficking dan prostitusi.Zaki yang mendengar berita itu dari siaran langsung di layar televisi di kantornya tersenyum lega. Biarlah dia tidak bisa memenjarakan mereka atas kas

  • Suami Kontrak Pura-Pura Miskin   Bab 177

    Bab 177Situasinya memang tidak terduga. Riswan rupanya gerak cepat untuk membuat pergerakan Mustofa terhenti. Menurut sumber informasi, Mustofa memiliki jaringan mafia yang cukup ganas, bisa membunuh tanpa tersentuh oleh hukum dan Riswan yakin, dalang pembunuhan Rafiq adalah kakak kandungnya sendiri yaitu Mustofa. Dengan persetujuan Nuraini, maka biro travel milik wanita itu juga segera diambil alih oleh Riswan. Semua pegawai bahkan di-rolling, sehingga menejemen berubah besar-besaran, Ahmad segera ditunjuk Riswan untuk menjadi direktur utama, sedangkan Willi di tempatkan di daerah Indonesia timur. Mustofa yang mengetahui hal tersebut sangat marah, dia tidak menyangka jika Nuraini menjual perusahaannya dan pindah ke provinsi selatan bersama putranya. "Bukankah usaha mereka itu berkembang pesat? Kenapa mereka jual," keluh Mustofa. "Menurut informasi yang saya dapatkan, usaha itu dulu sempat bangkrut, dan mereka mendapat suntikan dana yang tidak sedikit untuk bangkit lagi, mer

  • Suami Kontrak Pura-Pura Miskin   Bab 176

    Bab 176Sudah dua Minggu Riswan dan Ahmad mencari bukti dan cara menjerat Mustofa, tetapi bukti dan saksi tidak bisa dihadirkan. Bahkan Faisal yang sudah dijebloskan ke dalam penjara saja hanya mengakui bahwa dia adalah dalang perampokan rumah Zaki, motifnya iri karena Zaki lebih sukses. Dia tidak satu katapun melibatkan ayahnya dan juga saudara-saudaranya. Zaki yang merasa lelah menghadapi semuanya, hanya menyerahkan semuanya pada pengacaranya dan tim investigasi dari kepolisian yang dipimpin oleh komandan Rusdi. Zaki hanya fokus menemani istrinya yang terguncang, semua diurus oleh Fahmi. Fahmi yang bekerja keras di sini, sementara perkerjaan kantor diurus oleh Riko. Zaki menyerahkan sepenuhnya pada Riko sebagai ketua tim pengembang yang baru, sementara Pak Hadi menempati jabatan general manajer, sedang pak Anwar masih di posisi manajer HRD.Pagi itu Riswan dan Ahmad berkunjung ke rumah Zaki, sudah dua Minggu Riswan tidak bertemu Nuraini, rasanya sangat rindu sekali. Wanita itu jug

  • Suami Kontrak Pura-Pura Miskin   Bab 175

    Bab 175Hari ini Nadin kembali ke kediaman Zaki, sudah sebulan dia dirawat di rumah sakit dan sekarang sudah dinyatakan sembuh. Nuraini, Shintia dan Nabila ikut menjemputnya, tak lupa Fahmi dan Zaki juga ikut menjemput, sedang Riswan yang masih di luar kota hanya bisa menelponnya saja. "Jadi kapan lelaki itu mau menikahi Mama?" tanya Zaki dengan penasaran, pasalnya ibunya itu sudah bicara dengan begitu mesra di telpon, membuat anak lelakinya itu merasa jengah."Insyaallah nanti, kalau persoalan kita sudah selesai.""Kalau selesainya setahun lagi, dua tahun lagi, atau gak selesai-selesai gimana? Mama dan om Riswan gak bilah-bilah, gitu? Dosa, Ma. Terlalu lama menjalin hubungan gak jelas begitu." Zaki mencebikan bibirnya ke arah ibunya, harusnya sebagai orang tua mereka itu lebih tau mana itu dosa mana itu pahala. "Jadi Mama harus bagaimana?" tanya Nuraini dengan sangsi, dia sebenarnya masih belum yakin menikah dengan lelaki itu.Hingga suatu hari Riswan pernah menanyakan kenapa dia b

DMCA.com Protection Status