"Hai, Mbak Suzy. Sudah jam makan malam, yuk turun dulu buat dinner bareng aku. Bang Brian mah jangan ditunggu, dia pulangnya pasti telat!" ajak Thalita yang mengunjungi kamar kakaknya di lantai 2 setelah dia mandi.Memang kamar Thalita dan kakaknya bersebelahan, dia baru saja pulang dari kampus karena ada pindahan kuliah sore dari dosennya. Dia pun mencoba mengakrabkan diri dengan kakak ipar barunya yang cantik dan anehnya tidak pernah dipamerkan Brian ke keluarga mereka.Suzy yang sedang bersiap-siap untuk berangkat ke tempat kerjanya pun mencoba meluangkan waktu untuk beramah tamah dengan adik suaminya. "Oke, yuk turun aja, Tha! Aku soalnya jam delapan nanti mesti pergi keluar ada acara penting sama temen," jawab Suzy menutupi tujuannya bepergian malam-malam begitu.Kedua perempuan cantik bertubuh ramping itu menuruni tangga dan berjalan menuju ke meja makan di bagian belakang rumah megah tersebut. Para pelayan sedang sibuk menghidangkan masakan buatan koki rumah yang baru saja mata
Dengan kaki bertumpang tali Brian duduk bersandar santai di sebuah sofa yang ada di The Glam Expat Night Club. "Silakan minuman pesanannya, Pak!" Seorang waiter berseragam rapi berusia awal 20 tahunan meletakkan gelas kaca bertangkai tinggi yang berisi cairan warna merah tua ke atas meja sofa. Setelah itu dia meninggalkan Brian sendirian.Musik yang awalnya bertempo pelan nyaring terdengar. Suzy Malika dalam kostum puteri duyung seperti separuh berbadan ikan mencelupkan ekornya terduduk di batu karang buatan, dia melakukan lip sync menyanyikan sepenggal lagu Reflection. Setelahnya dia berubah menjadi manusia yang bisa berjalan di atas permukaan tanah dan bertemu dengan sang pangeran, Suzy dan partnernya menyanyi bersahutan lagu A Whole New World sambil berdansa.Beberapa pengunjung pria memberikan bunga kepada Suzy yang menari sembari menyanyi lip sync berputar-putar di panggung yang dikelilingi para penonton yang berdesak-desakan sekitarnya.Saat sedang menikmati pertunjukan kabaret
Brian menangkis dan membalas segala serangan yang datang bertubi-tubi ke arahnya. Kebetulan sekali malam ini memang dia hanya berdua saja dengan Pak Seno yang mengantarnya ke The Glam Expat Night Club. Para pengawal yang selalu mengawalnya di Jakarta tidak menemaninya. Rombongan sekuriti tempat hiburan malam yang dipanggil oleh Suzy segera melerai perkelahian yang tak sepadan itu. Wajah dan badan Brian beberapa kali kena tonjok serta tendangan para bodyguard suruhan Pak Johan. "Berhenti berkelahi semuanya!" seru kepala satpam tersebut dibantu beberapa rekannya mengamankan kedua kubu yang bertikai, "kalau kalian melawan maka akan kami serahkan ke pihak berwajib untuk diproses sebagai tawuran di tempat umum!" ancamnya lagi.Akhirnya kedua pihak menurunkan emosi mereka dan memilih untuk berpencar satu sama lain. Buru-buru Suzy menarik lengan suaminya untuk keluar dari night club tempat kerjanya. "Mas, mending kita kabur sekarang. Suzy nggak pengin Mas Brian babak belur dikeroyok sama o
"Pak Brian, karyawati baru untuk posisi HRD kantor cabang Bali sudah ada di depan ruangan Anda," ujar Hendrawan menghadap bosnya yang baru saja duduk di kursi kerjanya."Oke, suruh dia masuk ke mari saja, Hen. Gue mau kasih dia petunjuk buat tugas-tugas dia di Bali ntar. Jangan sampai project punya Mister Rodrigo lelet eksekusinya!" jawab Brian sembari membuka laptop di meja kerjanya.Dengan segera Hendrawan menjemput karyawati baru tersebut. "Bu Bella Angelina silakan ikut saya menghadap bos," ajak pemuda itu yang segera ditanggapi oleh wanita cantik tersebut."Baik, Pak Hendrawan!" ucap Bella singkat seraya mengekori sekretaris pribadi bos barunya. "Permisi, Pak Brian. Ini Bu Bella," ujar Hendrawan memperkenalkan kedua orang yang tadinya sudah lama saling kenal tanpa hubungan pekerjaan.Dua pasang mata itu bertemu dengan sorot seakan tak percaya. Bukankah dunia itu sempit? Mereka sama-sama salah tingkah karena dulu pernah menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih yang berakhir kis
Suzy baru saja selesai mandi sore dan mengeringkan badannya dengan handuk. Dia melilitkan handuk putih setengah basah itu ke tubuhnya lalu melangkahkan kakinya dengan ringan menuju ke walk in closet di samping kamar mandi.Wanita cantik berbodi bak gitar Spanyol itu melirik ke jam dinding yang ada di walk in closet. Sudah pukul 17.30 WIB, Brian tadi mengatakan akan sampai di rumah sekitar pukul 18.00 WIB bila tidak terjebak kemacetan lalu lintas ibu kota."Apa aku pake lingerie aja ya buat nyambut Mas Brian sepulang kantor?" ujarnya sendirian sembari memilih-milih koleksi baju dinas malamnya khusus di kamar tidur.Lingerie berbahan sutera Jepang yang tipis model two piece yaitu bra bertali di bagian depan dan celana pendek yang mengekspos kaki jenjangnya yang putih mulus. Seusai mengenakan lingerie super sexy itu Suzy mengoleskan body lotion beraroma bunga-bunga yang lembut ke tangan dan kakinya sambil menunggu Brian pulang. Sebenarnya dia menikmati perannya sebagai istri bayaran se
"Suz, kamu jaga diri baik-baik ya di Jakarta selama Mas Brian kerja di Bali," pesan Brian kepada istrinya yang mengantarkannya ke Bandara Soekarno-Hatta sore itu."Iya, Mas. Kamu juga jangan telat makan dan terlalu diforsir tenaganya sekalipun sibuk pastinya kerjaanmu!" balas Suzy yang pipinya dibelai-belai lembut oleh Brian.Tak akan ada yang menyangka bahwa itu semua hanya pernikahan kontrak yang ditujukan untuk bersandiwara demi sekadar mendapatkan tender megaproject pembangunan resort di Bali. Kemesraan pasangan suami istri itu begitu alami kelihatannya dari kaca mata orang awam.Panggilan boarding telah berkumandang dari pengeras suara bandara. Maka Brian pun mengecup kening dan bibir istrinya sebelum meninggalkannya ke gerbang keberangkatan penumpang tujuan Bali diikuti oleh Hendrawan.Sementara Suzy berdiri melambaikan tangannya untuk terakhir kalinya sebelum Brian menghilang di balik gerbang keberangkatan. "Nyonya, ayo kita pulang!" ujar pengawal Suzy yang baru yaitu Sherry d
"Pak Brian semua persiapan sudah selesai, besok pagi bisa dilakukan peletakan batu pertama secara simbolis sebagai awal dimulainya pembangunan resort perusahaan kita," tutur Bli Kuncoro yang menjadi Pimpinan Proyek pembangunan resort Mister Rodrigo Albruch.Mendengar kabar baik itu, Brian pun menanggapi dengan antusias, "Bagus sekali progress kerja tim di Bali, Bli! Saya pasti akan resmikan besok pagi di lokasi. Apa Mister Rodrigo sudah diberi tahu juga?""Sudah pastinya, Pak Brian. Beliau juga akan hadir di acara besok pagi bersama puteranya," jawab Bli Kuncoro.Sore itu Brian dijemput dari Bandara Ngurah Rai setelah terbang dengan pesawat dari Jakarta. Dia akan tinggal bersama tim managemen cabang Bali di lokasi mess karyawan. Tidak ada yang diistimewakan secara fasilitas, semua sama nyaman dan sederhana.Lokasi resort yang akan dibangun itu ada di daerah Candi Dasa, Karangasem yang ada di pesisir tenggara Pulau Bali. Daerah itu merupakan alternatif wisata yang lebih tenang dibandin
Tepuk tangan riuh dari para karyawan dan tamu undangan peresmian peletakan batu pertama megaproyek resort milik Mister Rodrigo oleh Brian dan tycoon asal Italia itu terdengar membahana."Selamat mengerjakan proyek dariku, Señor Brian!" ujar Mister Rodrigo sembari menepuk-nepuk punggung pemuda itu. "Pasti, terima kasih atas kepercayaan Anda, Sir!" jawab Brian menjabat tangan klien proyek tersebut. Kemudian ia pun berkata, "nanti malam kami mengadakan perayaan untuk tim managemen proyek resort. Apa Anda dan Mister Carlos bisa hadir di Hard Rock Cafe?" "Aku akan hadir, tentang Carlos nanti coba kuajak dia juga. Okay, see you there tonight!" jawab Mister Rodrigo sebelum beranjak pergi ke arah parkiran di mana sopirnya telah menunggu.Seusai acara tersebut Brian dan seluruh karyawannya kembali ke mess karena besok pagi baru akan dimulai proses ground breaking lokasi proyek oleh para tukang yang dipekerjakan oleh perusahaan Brian."Hen, nanti malam lo temenin gue di Hard Rock Cafe ya. Ana