Share

Tetangga Kurang Ajar

Penulis: Reina Putri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hari sudah siang, dan saat ini aku sudah merasa lebih baikan. Mungkin ini karena efek dari obat yang Arsen berikan.

Aku menghampiri Arsen yang nampaknya sedang berbicara dengan seseorang di telepon.

"Untuk uangnya kamu transfer saja! Barangnya sudah aku siapkan dan hari ini juga anak buahku akan mengantarnya," ucap Arsen.

"Oke! Kamu katakan saja dimana tempatnya!" sambungnya sebelum akhirnya ia menutup panggilan.

"Siapa?" tanyaku seraya ikut duduk disampingnya.

"Eh, kamu udah bangun?" Alih-alih menjawab, Arsen malah balik bertanya.

"Udah! Badanku udah agak baikan sekarang," sahutku.

"Kamu abis nelpon siapa?" lagi, aku bertanya.

"Biasa. Klien!" sahutnya singkat.

"Em, kamu gak ada niatan buat berhenti jual barang haram itu?" tanyaku hati-hati.

"Memangnya kenapa?" Arsen memicingkan matanya padaku.

"Ya, aku hanya takut aja! Aku khawatir sama kamu, aku gak mau kamu sampai kenapa-kenapa!" je
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Obat Pencahar

    "Ya terus kamu mau ngapain? Jangan aneh-aneh, deh! Nanti kalau sampai orang-orang tau, kamu bisa dalam masalah besar!" ucapku memperingatkan.Arsen hanya tersenyum tipis mendengar ucapan ku. Ia langsung mengangkat tubuh Restu dan membawanya ke dalam rumah."Arsen! Ini anak orang mau kamu apain, sih?"Lagi, aku bertanya dengan cemas saat Arsen terus menatap wajah Restu seolah hendak memakannya."Dia suka sama kamu 'kan?" Arsen bertanya kemudian tersenyum sinis."Enggak, kok! Dia gak bilang gitu!" ucapku mencoba untuk menenangkannya.Sekilas bayangan buruk terlintas dalam benakku.Bagaimana jika Arsen menyandra Restu dan memperlakukannya seperti Radit dan Pak Seno?Aku bergidik!Hal mengerikan seperti itu tidak boleh terulang!"Aku juga laki-laki. Makanya aku tau kalau dia itu menyukaimu! Bahkan, dengan terang-terangan dia berani mendekatimu didepan mataku sendiri," decaknya. Ia terliha

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Pembunuh

    Dua hari berlalu!Sejak Arsen mengerjai Restu, aku tidak melihat dan tidak pernah bertemu lagi dengan pria itu.Hal itu kurasa lebih baik, daripada ia nantinya akan terus-menerus dikerjain oleh Arsen.Namun hari ini, saat aku hendak berbelanja di toko Bu Salma kudengar beberapa ibu-ibu sedang ramai membicarakan sesuatu.Karena penasaran, akupun ikut nimbrung diantara mereka."Iya sumpah kasihan banget deh! Meninggalnya tragis gitu!" ucap seseibu sambil memilih-milih sayuran."Tapi yang bikin kagetnya lagi, ternyata dia itu anggota polisi, loh!" ibu berbadan tambun disampingku ikut menimpali."Iya, katanya sih, gitu! Bisa dibilang, anak bawang! Eh, anak baru, eh gimana ya ngomongnya?" ibu berdaster ungu terlihat rempong menjelaskan."Kasihan, ya! Masih muda, mana masa depannya bagus lagi, calon polisi gitu loh! Eh, taunya dikasih umur pendek!" celetuk yang lainnya."Dengar-dengar, sih. Itu anak terlalu g

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Disangka Cupu, Padahal Suhu

    Detik-detik menegangkan telah berlalu. Kasus kematian Restu sudah ditutup dengan putusan akhir bahwa itu murni kecelakaan.Tidak ada tanda-tanda sabotase ataupun kekerasan ditemukan. Semuanya dianggap bersih, dan dugaan beberapa orang terpatahkan.Kulihat Arsen tersenyum miring setelah menyaksikan berita tersebut di tv. Raut lega juga bahagia terpancar jelas dari wajahnya.Aku menghampiri Arsen kemudian duduk disampingnya."Kok bisa?" tanyaku."Tentu saja!" sahutnya singkat.Arsen merangkul bahuku dan membenamkan wajahnya diceruk leherku."Setelah melewati masa-masa yang menegangkan seperti ini, biasanya ada sesuatu yang ikut tegang!" bisiknya."Apa? Apa?"Aku tak kuasa menahan tawa seraya mendorong tubuhnya agar menjauh."Ayolah ... jangan so jual mahal deh! Nanti juga ujung-ujungnya minta nambah!" cibirnya."Idih ... apaan minta nambah? Makan?" tanyaku."Mulai deh kaya gitu!

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Luka

    "Miris! Seorang pelajar SMP berinisial AL ditemukan tewas karena OD. Jasadnya ditemukan oleh seorang petani yang hendak menggarap sawahnya.Diduga, remaja tersebut tewas setelah melakukan pesta miras bersama beberapa temannya.Dugaan tersebut dilandasi oleh banyaknya botol minuman di TKP."Aku langsung mengalihkan fokus ku saat mendengar berita tersebut. Sedangkan Arsen yang sedari tadi memang sudah berada di depan tv terlihat menyimak juga."Tadinya saya teh mau nyangkul, neng! Terus pas lihat jerami yang numpuk gitu jadi merasa aneh, soalnya kemarin jeraminya itu masih ngayah alias masih nyebar gitu loh, neng. Eh, pas saya lihat dari Deket, taunya ada yang nyempil kaya kain gitu. Pas ditarik, taunya itu baju yang masih dipakai sama anak itu, neng.Saya kaget dong! Terus lari minta bantuan. Dan setelah diperiksa, ternyata udah meninggal!"Seorang bapak yang menjadi saksi menjelaskan saat ia diwawancarai.

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Wanita dari Masalalu

    Sesampainya di rumah sakit, aku dan Arsen menjadi pusat perhatian oleh beberapa staf disana.Namun aku tidak begitu peduli, pikirku mungkin itu adalah hal yang biasa pada pasien yang baru datang. Hingga pada saat aku dan Arsen mengantri untuk mendaftar, tiba-tiba saja seseorang datang menghampiri kami."Arsen?!" serunya.Kutatap seorang wanita cantik dengan pakaian khas dokter tersebut. Ia nampaknya begitu senang saat melihat Arsen. Sedangkan Arsen sendiri tetap dalam mode penyamarannya."Maaf, dokter kenal dengan suamiku?" tanyaku pelan.Perempuan itu nampak terkejut mendengar pertanyaanku barusan. Namun, detik berikutnya ia tersenyum kemudian meminta aku dan Arsen untuk segera ikut ke ruangannya tanpa harus mengantri terlebih dahulu."Tangannya kenapa? Kok bisa sampai terluka separah ini?" tanya dokter tersebut padaku begitu kami sampai di ruangannya."Tadi Arsen mengamuk!" Aku memilih menjawab apa adanya."Ak

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Salah Paham

    Sesampainya di rumah, aku langsung mengintrogasi Arsen dengan berbagai pertanyaan tentang Dokter Siska. Dan ternyata, semua yang dikatakan Dokter Siska Arsen benarkan!"Lalu, kenapa kamu tidak menikah dengannya saja?" pertanyaan yang sedari tadi membuatku penasaran akhirnya terucap juga."Aku sudah tidak mencintai nya! Sudahlah, kamu jangan bahas dia lagi! Dia hanya masalalu!" sahut Arsen singkat.Akan tetapi, sikap Arsen yang seolah menghindari tatapanku, membuatku semakin terbakar cemburu. Aku jadi curiga kalau dia sedang berusaha membohongiku soal perasaannya.Namun, aku sadar bahwa emosi Arsen saat ini sedang labil. Makanya aku enggan untuk terus menekannya meski sebenarnya hatiku menuntut hal itu.Kubiarkan Arsen pergi ke kamar, dan akupun memilih untuk tetap berada di ruang tamu ini guna menenangkan diri juga.Ya, walau bagaimanapun, sebagai seorang wanita tentu saja aku merasa tidak baik-baik saja saat tiba-tiba saja ada w

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Kecelakaan yang Disengaja

    Setelah penjelasan Arsen kemarin, aku jadi merasa sedikit lega. Setidaknya aku tau kalau dia tidak marah padaku. Selain itu, rasa cemburuku pada Dokter Siska juga sudah terpatahkan.Kemarin, Arsen bilang, hari ini Bu Hanum akan pulang. Maka dari itu, aku sengaja bangun lebih awal untuk membuat aneka masakan guna menyambut kedatangan beliau.Setauku, Bu Hanum sangat suka makan pepes ikan dan juga ayam bakar. Maka, sejak pagi aku berkutat di dapur untuk menyediakan dua menu spesial itu.Namun, selain kedua menu tersebut. Aku juga menyiapkan menu lainnya seperti sayur, sambal, dan juga aneka lalapan. Pokoknya, untuk hari ini, meja makan penuh!"Kamu masak banyak, Ze?" tanya Arsen begitu ia masuk dapur."Iya dong! Untuk menyambut kedatang ibu!" sahutku antusias.Kulihat Arsen tersenyum. Tak lama kemudian dia menghampiriku dan memelukku dari belakang."Makasih, ya!" bisiknya."Kok, makasih?" tanyaku seraya mengernyit

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Sosok Berwajah Rusak

    Malam ini juga aku dan Arsen langsung berangkat ke tempat yang sudah Tuan Gavin informasikan. Tak lupa, Arsen juga menyuruh anak buahnya agar pergi kesana.Beberapa obat-obatan Arsen bawa termasuk peralatan medis lainnya juga.Kali ini, Arsen memilih menyetir mobilnya sendiri meskipun kulihat ia begitu lelah."Apa gak sebaiknya minta orang lain saja untuk menyetir mobil?" tanyaku saat kulihat kondisi Arsen yang sepertinya sedang tidak baik-baik saja."Kalau harus nunggu mereka dulu, itu akan memakan waktu yang lama. Sedangkan aku harus segera sampai kesana untuk memastikan kondisi ibu," sahut Arsen.Perjalanan malam ini kurasa begitu menegangkan karena Arsen menyetir dengan kondisi yang kalut. Ia memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, namun ia tak sadar bahwa dirinya kerap kali hampir saja ketiduran.Beberapa kali aku menegurnya saat Arsen mulai hilang fokus dan hampir saja menabrak. Seandainya aku bisa menyetir, mungkin akan a

Bab terbaru

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Keyla : "Ada yang lebih seru lagi?"

    "Sorry, gue gak bisa tepatin janji gue dulu!" ucap Arsen pada Bang Gavin yang baru saja datang.Sekarang Arsen sudah dipindah ke ruang rawat. Kondisinya sudah jauh lebih baik dari tadi malam. Bahkan, dia baru saja menghabiskan semangkuk penuh bubur yang kuberikan."Wuih ... gak bisa gitu dong! Jangan mentang-mentang loe lagi sakit gini. Janji tetap janji, loe harus tepatin bro!" sahut Bang Gavin.Pria itu mengambil alih tempat duduk ku. Tatapannya dan Arsen saling beradu, hal itu membuatku sedikit khawatir, apa mungkin dalam keadaan seperti ini pun mereka akan tetap berantem?"Ya loe mikirlah! Memangnya dalam kondisi gue yang seperti ini gue bisa apa?!" ketus Arsen kemudian memalingkan wajahnya."Ya emangnya loe udah tau gue mau minta apa?" sahut Bang Gavin tak kalah sengit.Arsen kembali menoleh. Tatapan mereka kembali beradu. Untuk beberapa saat, keheningan terjadi hingga membuat suasana cenderung menjadi menegangkan."Hahaha!"Tawa mereka pecah bahkan hampir bersamaan.Aku, Keyla d

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Seperti Mimpi

    Lima pistol sudah mengarah ke kepala kami masing-masing. Tanganku sudah hilang rasa. Aku tak bisa menggambarkan ketakutan ku saat ini. Dalam hati, mungkin inilah akhir dari hidupku.Kutatap Arsen dengan lekat. Aku tak ingin kehilangan momen terakhirku untuk menatap wajahnya yang kini tak sadarkan diri.Dialah pria yang sudah membawaku kedalam cerita ini. Cerita yang penuh dengan konflik dan juga rahasia yang harus selalu kujaga.Dialah pria yang sudah membuatku jatuh cinta dengan segala kegilaannya.Dialah pria yang membuatku mengerti kenapa orang berkata bahwa cinta itu buta."Ze," Lirih Bu Hanum memanggilku.Aku menoleh padanya. Wajahnya sudah dibanjiri oleh keringat dan juga air mata.Kami sama-sama takut. Kami sama-sama tak bisa berbuat apa-apa."Tolong jangan bunuh aku! Aku gak tau apa-apa!" lirih Keyla.Pandanganku beralih pada Bang Gavin, ia memang nampak lebih tenang daripada kami. Namun, wajahnya tetap saja tak bisa menyembunyikan ketakutannya saat ini."Melenyapkan kami sebe

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Tak Sesuai Ekspektasi

    "Loh, tempat apa ini? Kok sepi banget?" gumam Keyla begitu kami sampai.Saat ini kami memang bukan mengunjungi kantor polisi tempat aku dan Arsen dijebak tempo hari.Erlangga, atau lebih tepatnya Jendral Erlangga suaminya Dokter Siska yang menurutku tak pantas dipanggil gelarnya itu memintaku untuk datang ke tempat ini.Ternyata selama beberapa hari kebelakang, Arsen dikurung di tempat kumuh dan terpencil ini. Mereka seharusnya tak pantas disebut sebagai polisi karena mereka menangkap untuk mendapatkan keuntungan bagi diri mereka sendiri.Memang mereka tak sepenuhnya salah. Karena yang mereka tangkap dan mereka peras adalah orang yang salah juga. Hanya saja, apa yang mereka pinta sungguh diluar batas kemampuan manusia biasa sepertiku dan Arsen.Mereka benar-benar memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan kami. Lalu, apa bedanya mereka dengan kami para penjahat?"Kamu yakin ini tempatnya, Ze?" tanya Bang Gavin seraya menoleh ke arahku."Menurut lokasi yang Dokter Siska share sih, benar

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Berbagi Rahasia

    Setelah acara selesai, aku dan Bu Hanum memilih untuk duduk di luar. Menjauh dari keramaian adalah salah satu cara kami untuk lebih menenangkan diri."Ze, kira-kira kita harus jual apalagi untuk mengumpulkan uang sebanyak itu?" ucap Bu Hanum memecah keheningan diantara kami."Entahlah, Bu. Bukannya yang kita punya saat ini hanya tinggal rumah itu saja?" sahutku."Jika rumah itu dijual, lalu dimana kita akan tinggal?" sambungku."Iya Ze. Kamu benar. Tapi, gimana kalau sebagian uangnya kita belikan rumah yang lebih kecil. Yang penting jumlah uang yang kita butuhkan bertambah," timpal Bu Hanum membuatku langsung mengangkat wajah."Tak ada salahnya juga sih, Bu! Ayo, kita tawarkan mulai hari ini juga, semoga bisa cepat laku!" ucapku antusias."Gak usah!"Bang Gavin tiba-tiba saja sudah berada dibelakang kami. Ia dan Keyla mulai mendekat menghampiri aku dan Bu Hanum."Aku ada cara lain buat membebaskan Arsen. Ya, semoga saja berhasil!" ucap Bang Gavin seraya duduk disampingku."Cara apa, b

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Rapuh

    Rumah, mobil, butik, dan juga restoran sudah terjual. Semuanya lenyap hanya dalam tiga hari. Itu juga berkat bantuan Bang Gavin, namun nyatanya uang yang diperlukan masih kurang banyak. Sedangkan, besok adalah hari pernikahan Bang Gavin dan Keyla.Entahlah!Aku tak bisa menggambarkan perasaanku saat ini. Kini, yang tersisa hanyalah rumah yang kami tempati. Bahkan isinya saja sudah berkurang. Karena kami benar-benar menjual apapun yang bisa diuangkan."Bagaimana ini, Bu? Rasanya aku gak akan bisa hadir ke pesta jika Arsen tak ada," gumamku saat aku dan Bu Hanum sedang duduk berdua."Ibu juga pusing Ze," sahut Bu Hanum singkat.Hari ini Bu Hanum nampak lebih murung dari kemarin. Mungkin lelahnya sama denganku, atau justru mungkin lebih?"Bu?" Kuusap bahunya pelan saat ia tertunduk lesu."Kita pasti bisa, Bu! Katanya, doa seorang ibu dan istri itu menembus langit. Kita perkuat lagi doa dan ikhtiar nya, ya! Kita harus semangat!" ucapku mencoba untuk menguatkan.Menguatkan diri sendiri dan

  • Suami Idiotku Ternyata ....   271 T

    "Ya Allah ... cobaan apalagi ini?!" pekik Bu Hanum dengan tangan bergetar.Surat yang baru saja ia baca bahkan hampir terjatuh karenanya."Bagaimana menurut ibu?" tanyaku pelan."Entahlah, Ze. Apakah semua harta kita bisa cukup atau tidak untuk memenuhi perjanjian ini," sahutnya lemas."Tapi, ibu setuju 'kan untuk berusaha membuat Arsen bebas?" tanyaku lagi.Bu Hanum mengangkat wajahnya, ia lantas memberikan surat itu keatas pangkuanku."Ya tentu saja, Ze! Semua ini terjadi juga awalnya karena kesalahan ibu. Jika Arsen harus bertanggung jawab dan dihukum, maka ibu juga harus dihukum. Tapi, jika memang ada cara lain, kenapa tidak? Ibu tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini," tutur Bu Hanum seraya beranjak dari duduknya."Ibu mau kemana?" tanyaku cepat kemudian menyusul langkahnya."Ibu mau ambil surat-surat penting. Hari ini juga, kita harus dapatkan uangnya!" tegas Bu Hanum membuatku langsung meneteskan air mata."Terimakasih, Bu!" ucapku bergetar kemudian memeluknya.Kamipun lantas

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Hitam diatas Putih

    "Ya tentu saja serius! Memangnya kamu pikir dengan uang itu nyawa orang-orang yang sudah melayang itu bisa kembali apa?" sinis Dokter Siska."Iya memang tidak. Tapi, uang sebanyak itu juga memangnya mau kalian apakan?" tanyaku geram."Ya buat kami nikmati lah! Kamu pikir tutup mulut itu gampang apa? Apalagi, ini soal tindak kriminal yang sangat besar. Gak mudah loh, buat kami menutupi sebuah kejahatan," timpal Dokter Siska yang disambut anggukan oleh suaminya."Biar saja, Ze! Gak usah tanggapi mereka. Mungkin, ini memang saatnya aku mempertanggung jawabkan semuanya. Aku minta maaf untuk selama ini, Ze!" ucap Arsen seraya merangkul bahuku."Uuh, so sweet!" cibir Dokter Siska."Nggak! Kamu gak boleh nyerah. Kamu udah terlanjur bawa aku kedalam hidupmu, Arsen. Jadi, kamu harus tanggung jawab padaku dan tetap bersamaku karena kita harus membesarkan anak ini bersama-sama," tekanku seraya mengusap perutku."Justru demi kamu dan anak kita. Aku tak akan sudi memberikan sepeserpun hartaku pada

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Perjanjian Bersyarat

    "Tidak! Tolong lepaskan kami!" ucapku cepat.Pria itu tersenyum seraya mengalihkan tatapannya padaku. Ia menjentikkan jarinya lalu seorang wanita datang menghampirinya."Do-dokter Siska?" gumamku kala sudah melihat wanita itu dari dekat."Iya, ini aku. Dan ini, suamiku!" terangnya yang langsung membuatku ternganga."Oh, jadi ini suamimu?" desis Arsen seraya menatap Dokter Siska dan pria dengan name tag Erlangga."Iya, aku adalah istri seorang jendral. Bagaimana? Sudah merasa tertipu dengan aktingku selama ini?" tanya Dokter Siska seraya tersenyum kecut."Dokter Siska, tolong bebaskan kami. Arsen sudah berubah, ia tidak seperti yang kalian tuduhkan," ucapku mengiba."Zea, kamu tenang saja. Anggap sja disini, statusmu adalah korban, karena kamu juga pernah hendak dijual pada Pak Seno. Jadi, kamu tidak akan kami tahan," tutur Dokter Siska seraya menghampiriku.Polisi yang sedari tadi meringkus kedua tanganku kebelakang kini langsung melepaskannya begitu dapat perintah dari Dokter Siska.

  • Suami Idiotku Ternyata ....   Kejahatan yang Terbongkar

    Sesampainya di Polsek. Aku dan Arsen segera turun. Tak lupa, Arsen juga memastikan bahwa satpam tadi juga ada bersama kami.Dengan tergesa, Arsen kembali menarik paksa wanita tadi untuk segera masuk."Selamat siang! Ada yang bisa kami bantu?" sapa seorang polisi yang tengah berjaga."Saya mau membuat laporan!" tegas Arsen."Baik, silahkan duduk!" ucapnya.Arsen duduk di kursi yang sudah disediakan. Disampingnya wanita itu juga turut duduk. Sedangkan aku berdiri di belakang Arsen bersama satpam tadi."Siapa namanya, pak?" tanya polisi tadi seraya menatap Arsen."Arsen!" sahut Arsen singkat."Boleh nama lengkapnya?" tuturnya lagi."Arsenio Cleosa Raymond!" sahut Arsen cepat."Alamat?" polisi itu kembali bertanya. Setiap pertanyaan yang ia ajukan selalu dimintai jawaban yang detail.Arsenpun terus menjawab setiap pertanyaan yang ditujukan padanya. Hingga ujungnya polisi tersebut meminta KTP milik Arsen.Arsen mengernyitkan dahinya. Ia pun lantas bertanya balik."Maaf, pak! Disini saya ma

DMCA.com Protection Status