“Aku berkata jujur! Aku bisa membuktikannya pada kalian berdua!” Daisy tak terima. “Richard, katakan pada mereka bahwa kau benar-benar membelikanku mobil baru hari ini!”Richard terbatuk sementara Clair dan Jose kian tertawa hingga air mata mereka nyaris menetes. Menyaksikan istrinya dirundung kekesalan, Richard menengahi.“Daisy, tak ada kewajiban bagi kita untuk membuat mereka percaya. Bukankah mereka percaya atau tidak percaya, itu tak berpengaruh dengan kenyataan.”“Oh, sial! Kalian berdua benar-benar jago membual ternyata!” Jose bergumam di tengah tawanya yang masih meledak-ledak. “Nah, ini biar kulihatkan sederet kado mewah yang kupersembahkan untuk Clair.”Jose mengangkat beberapa bingkisan ke atas meja lalu menyerahkannya pada Clair. Mata Clair berbinar-binar menyaksikan tiga buah bingkisan bertengger di atas meja.“Dua dari New York, satu lagi dari toko perhiasan terkenal di depan kompleks perumahan ini. Bukalah, kado dari orang sepertiku tak akan pernah mengecewakan perempua
Clair, Jose, dan Daisy sama-sama memicingkan matanya ke arah kotak perhiasan yang dikeluarkan Richard. Di bagian atas kotak itu, sebentuk emboss tulisan Mademoiselle tengah terpampang begitu elegan. Yang itu artinya, seharusnya perhiasan yang berada di dalam kotak itu juga merupakan perhiasan keluaran Mademoiselle.Clair menelan ludah, tak begitu memahami apa yang baru saja dilakukan oleh Richard. Sementara itu, jantung Jose nyaris terasa rontok sebab Jose masih ingat dengan penampakan kalung termewah dan termahal di Mademoiselle.“Daisy, asal kau tahu saja, kalung yang dimaksud Jose sebagai kalung terbaik di Mademoiselle adalah kalung yang berada di genggamanku ini. Aku membelinya untuk istriku, untuk dirimu.” Richard menyerahkan kalung emas putih beraksen mewah kepada Daisy. Daisy menelan ludah, belum bisa percaya sepenuhnya pada ucapan Richard.“A ha ha ha! Richard, lawakanmu benar-benar menghiburku! Ah, di mana letak toko bajakan yang bisa mengeluarkan imitasi dari brand Mademoise
Richard berdiri dan menoleh pada Daisy. “Daisy, mungkin Lucy yang datang ke sini. Bukankah Lucy berjanji akan segera menyelesaikan kelengkapan surat mobil barumu? Sebaiknya kita tak membuat Lucy menunggu lama, ayo…”Saat itu, rasa panas di hati Clair kian menggila setelah mendengar Richard berbicara menyoal surat kelengkapan mobil baru.Bukankah itu artinya Daisy benar-benar membeli mobil baru dari Peach Blossom?Bukankah seharusnya Daisy tak mampu membeli di tempat itu mengingat dia bersama Bellatrix tak mendaftarkan Daisy menjadi member Peach Blossom?Bukankah Peach Blossom Show Room menerapkan syarat yang terlampau berat jika ada customer non member yang ingin membeli mobil di sana?TIDAK MUNGKIN!!!Clair nyaris gila. Ia tak terima jika nasib Daisy lebih mujur dari pada nasib dirinya.“Tunggu!” Clair berteriak menghentikan Richard dan Daisy yang hendak beranjak pergi.“Iya?” Daisy mengerutkan kening. “Kau ingin ikut?”“Daisy, aku tahu di mana batas kemampuan suamimu! Pria miskin se
Berita Daisy memiliki mobil keluaran terbaru telah menyebar di keluarga Miller. Bukannya memberi selamat, keluarga dari Bellatrix dan Clair justru menakut-nakuti orang tua Daisy secara terus menerus.“Harris, aku yakin menantu payah itu sudah mencuci otak Daisy. Dugaanku, Daisy bisa mendapatkan mobil baru dari Peach Blossom karena telah menggadaikan aset kalian atas bantuan Richard!” Nancy, ibu dari Bellatrix tak henti-hentinya menakut-nakuti ayah Daisy sejak sesi makan malam dimulai.Harris hanya menghela napas dalam. Satu sisi ia senang karena putrinya memiliki mobil baru tetapi di sisi lain, ia juga khawatir jangan-jangan Richard menggunakan cara curang untuk mendapatkan mobil itu.“Daisy, kau yakin suamimu tak menggunakan cara kotor?” Harris menginterogasi Daisy.“Ayah…” Daisy ingin membela diri tetapi Hillary, ibunya, menekan pundak Daisy dan menyela.“Sayang, biarkan saja. Jika kita mendapati suami Daisy bermain kotor, kita memiliki hak untuk mengajukan perceraian pada ayah.”Ma
Rock sedang bersenang-senang dengan para gadis ketika salah satu pengawal di rumahnya memberi tahu tentang kedatangan seorang pria yang mengaku bernama Richard. Rock yang bertelanjang dada, lekas-lekas menyambar pakaiannya dan meminta para gadis untuk pergi. Pria itu lantas berjalan cepat keluar rumah besarnya untuk menemui Richard. “Tuan Muda…” Rock membungkuk tetapi ia segera ingat pesan Richard. “Maksudku, Richard, apakah ada keperluan mendesak?” Richard menggeleng. “Kau tak ingin mempersilakanku masuk ke rumah barumu?” Richard bertanya santai. Rock dengan gugup meminta maaf lalu mengajak Richard masuk ke dalam. Ketika telah berada di ruang tamu rumah baru Rock, Richard meraih selembar kertas yang berisi data diri seseorang. Mata Richard memicing mengarah pada sosok pria yang fotonya terpampang di kertas tersebut. “Rudolf” Richard bertanya. Rock mengangguk. “Ya, Tuan Muda. Pria itu yang telah mengirim Black Triad untuk menangkap anda. Saya sudah mengirim anak buah untuk melumpu
Keesokan harinya, Richard telah tiba di Distrik Boston, wilayah bagian barat kota Roxburgh yang merupakan tempat tinggal keluarga Bosley. Setelah turun dari kereta bawah tanah, Richard memesan Taxi karena ia tak ingin menunda waktu untuk bertemu dengan Jordan Bosley, mantan majikannya yang merupakan kolektor benda antik.Hal yang sangat tak diduga oleh Richard adalah, ia bertemu dengan pria yang tak asing dalam ingatannya ketika Richard baru saja tiba di depan gerbang rumah Jordan Bosley. Pria itu juga baru saja turun dari Taxi yang ia tumpangi. Seingat Richard, pria itu adalah Julius, sepupu dari Luis Jung yang tempo hari pernah memerintah Richard untuk menjilat kloset.Julius sama terkejutnya dengan Richard. Seringai lebar segera tampak di bibir Julius, mengisyaratkan jika Julius memiliki niat tak baik pada Richard.“Hei! Kebetulan macam apa ini?” Julius berjalan menghampiri Richard sembari bertepuk tangan dengan tatapan sinis.‘Gara-gara dirimu, Luis menderita luka fisik dan batin!
“Ha ha ha! Kau bahkan lebih tak berguna dari pada yang kukira, Richard!” Julius menyeringai penuh kebanggaan seraya satu tangannya merogoh sesuatu yang ia letakkan di belakang jas hitamnya. “Ini!” Julius menyerahkan sesuatu berwarna keemasan kepada Security.“Pria menyedihkan itu tak mungkin memiliki benda ini, jadi kuharap kalian akan benar-benar menghajarnya tanpa ampun. Andai aku tak sedang buru-buru, tentu aku akan sangat ingin melihatmu merengek minta ampun, Richard!” Julius bergumam sinis sembari menunggu security memeriksa lencana miliknya.“Meski aku tak memiliki lencana, Tuan Bosley tak akan keberatan sama sekali!”Ucapan Richard tak digubris oleh siapapun sebab Security dan pengawal tengah sama-sama serius mengamati lencana milik Julius.“Dia memiliki lencana yang sah.” Security berkata kepada pengawal, lalu mengembalikan lencana di tangannya pada Julius. “Anda memiliki hak untuk bertemu dengan Tuan Bosley,” ujar security kemudian. “Saya akan mengantar anda ke dalam.”“Kau l
Satu menit. Sepuluh menit. Satu jam!Sudah atu jam Richard menunggu. Tetapi gerbang kediaman Jordan Bosley masih cukup sunyi. Security yang mengantar Julius tak kunjung kembali. Pengawal yang telah berjanji untuk menyampaikan pesannya pada Jordan Bosley juga tak segera menemuinya lagi.Sementara itu, langit sore hari yang tadinya masih cukup cerah, perlahan-lahan meredup. Bukan karena beranjak senja tetapi karena memang mendung telah datang. Richard mengumpat ketika mendung itu menumpahkan air hujan dengan kapasitas besar.“Sial! Kenapa mereka tak ada yang kembali?!”Richard mondari mandir di depan gerbang besar dengan tubuh diguyur hujan deras. Tak ada tempat berteduh selain berlindung di bawah pohon-pohon besar di sisi jalan. Tapi, karena berteduh di bawah pohon rindang justru bisa memancing bahaya, Richard memilih untuk membiarkan tubuhnya digugur hujan.Satu jam! Satu setengah jam! Dua Jam!Richard mulai merasa ada yang tak beres. Ia berpikir jangan-jangan pengawal yang menerima u
Ketika Richard dan Daisy tiba di kota Roxburgh, semua sosok-sosok penting di kota besar itu datang ke bandara demi menyambut kedatangan mereka. Para tokoh penting di kota Roxburgh menunduk memberi hormat, membuat orang-orang awam keheranan dan menerka-nerka sehebat apa latar belakang sosok yang baru saja turun dari pesawat. Daisy merangkul siku Richard, menyatakan betapa bahagianya dia berada di sisi suaminya. Ketika mereka tiba di mansion mewah mereka, Daisy dan Richard menemukan ada tumpukan hadiah yang membanjiri halaman depan rumah mereka. Richard segera menghubungi Wendy Adams, meminta gadis itu untuk membagi-bagikan tumpukan hadiah kepada orang-orang yang membutuhkan. Saat semuanya telah beres, Daisy berujar kepada sang suami sembari membanting tubuhnya ke atas ranjang, “Akhirnya semua selesai juga… Ah… Aku ingin beristiraat.” Richard melirik Daisy lalu tersenyum nakal, “Siapa bilang kau boleh beristirahat?” “Eh?” Daisy menelan ludah saat Richard tiba-tiba telah mendekat ke
Richard dan Daisy telah tiba di ruang pesta beberapa puluh menit sebelum acara dimulai. Karena belum banyak tamu yang datang, Daisy tak begitu menduga jika pesta malam itu akan dihadiri oleh puluhan kepala negara dan ratusan konglomerat dunia.Ketika sedang menikmati anggur dan kudapan-kudapan kecil, mata Richard menangkap pemandangan yang mengejutkan. Ia melihat ada dua sosok perempuan yang sedang bertingkah norak. Richard nyaris tersedak, tetapi bibirnya menyunggingkan senyum jahat, untuk pertama kalinya, Richard merasa tindakan ayahnya cukup berguna.Melihat kedua perempuan itu kini sedang berjalan menuju ke arahnya, Richard segera berbisik kepada Daisy. “Aku ingin ke toilet, nikmatilah semua yang ingin kau nikmati.”Richard pergi begitu saja sementara Daisy tak begitu memedulikan kepergian suaminya sebab pandangannya tertuju pada sekelompok orang yang tengah duduk di meja bundar yang sama.‘Bukankah wajah-wajah mereka tak asing?’ Daisy membatin. Keningnya berkerut saat mencoba mem
Hari masih pagi ketika Richard turun dari mobil dan berjalan menuju ke halaman kastil mendiang ibunya. Saat tiba di halaman kastil, bibir Richard refleks membentuk sebuah senyuman saat ia melihat Daisy sedang mengajari Alexander King menanam bunga.Ketika Daisy melihat kedangan sang suami, wajahnya berbinar-binar gembira. Tangan Daisy melambai-lambai lalu mengajak Richard untuk turut menanam bunga.“Tidak, terima kasih. Itu bukan gayaku,” sahut Richard merespon ajakan Daisy. “Aku akan masuk ke dalam, selesaikan saja kegiatanmu,” imbuh Richard seraya berjalan ke arah kastil. Sudah lama sekali ia tak berkunjung ke kediaman mendiang ibunya.“Menantuku, ayah akan pulang. Temuilah suamimu. Dan, jangan lupa sampaikan padanya tentang acara makan malam kecil-kecilan yang akan kuadakan nanti malam.” Alexander King melepas sarung tangan yang ia kenakan lalu berpamitan untuk kembali pulang ke kastil utama.Daisy mengerutkan dahi karena ada satu poin penting yang membuatnya terkejut. “Ayah belum
Kastil Manoko… Terlepas dari insiden penyerangan Richard kepada Alexander King, proses pemakaman Hazelle King tetap berlangsung dengan khidmat. Daun-daun pohon maple yang berjatuhan menjadi pelengkap prosesi pemakaman Hazelle pada senja hari itu. Satu demi satu para pengiring telah pergi hingga menyisakan dua orang saja yang masih berada di area pemakaman keluarga Naga Langit. Mereka adalah Richard Forger dan Alexander King. Mulanya, Alexander King terlihat ingin meninggalkan makam terlebih dahulu, namun, ucapan Richard menahan langkahnya. “Apa tujuanmu memilihku menjadi pewaris tahta Naga Langit?” tanya Richard tanpa menoleh ke belakang ke arah sang ayah. Alexander King diam mematung, keduanya kini saling memunggungi satu sama lain. Karena Alexander King tak memberi jawaban, Richard bergumam lagi. “Kau meremehkan putra sulungmu, Pak Tua. Hazelle jauh lebih pantas menjadi penerus Naga Langit. Harus kuakui, keputusanmu benar-benar bodoh!” Alexander King tersenyum tipis. “Kau benar
Suara ledakan keras yang baru saja terdengar di telinga Daisy memang bersumber dari kastil utama Naga Langit. Lebih tepatnya, di halaman depan kastil.Tak hanya mendengar satu kali, Daisy dan Rock mendengar ada ledakan yang bertubi-tubi. Meski demikian, Rock sama sekali tak melakukan apa-apa selain membiarkan hal itu terjadi, sebab ia sudah bisa menebak apa yang sedang terjadi di halaman kastil Naga Langit.!!Tubuh Alexander King terhempas menabrak dinding kastil Naga Langit, menciptakan kerusakan parah pada dinding yang terhantam tubuhnya. Karena kekuatan yang menghempaskan tubuhnya begitu kuat, timbul ledakan keras setiap kali tubuh Alexander King menghantam dinding kastil.Bebatuan dan debu-debu menghambur ke udara. Kehancuran demi kehancuran terus terjadi seiring dengan terhempasnya tubuh Alexander King berkali-kali.Tak ada yang berani mengambil sikap atas apa yang menimpa Alexander King, sebab pria itu memang meminta semua pasukannya untuk tak melakukan apa-apa.“Hazelle tewas
Tak hanya mengevakuasi para anggota Red Skull yang nyaris tenggelam ke laut, pasukan Tom Haley juga menemukan Rock yang berada dalam keadaan terikat di salah satu kapal milik Red Skull. Begitu Rock bebas, ia bergerak cepat menghubungi Alexander King yang berada di Manoko, mengabarkan tentang rencana kedatangan Richard dan Daisy ke sana.“Aku sudah tahu. Termasuk, kematian Hazelle, aku juga sudah mengetahuinya.”Itu adalah kalimat yang diucapkan oleh Alexander King saat Rock berhasil menghubunginya. Saat itu, Alexander King menutup telepon Rock lalu melanjutkan menyesap teh hijau sembari menatap langit hitam di balkon kamarnya.Satu demi satu keluarga yang ia cintai telah mati. Hanya menyisakan Richard seorang, tetapi Richard justru memutuskan untuk keluar dari silsilah keluarga Alexander King.“Lucu sekali…” gumam Alexander King seperti sedang menertawai kehidupannya sendiri. Terlepas dari itu semua, ia cukup menikmati keheningan malam itu sembari menanti kedatangan jasad putra kandun
Perlahan-lahan, matahari tenggelam mengiringi kematian Hazelle King. Dalam suasana berkabung, Richard mengirim telepati kepada pasukan Red Skull dan meminta mereka untuk bergegas menjauh dari pulau Sangorufu. Tak lama lagi, bom dipulau itu akan mengeluarkan gelombang kejut yang cukup besar.Beberapa detik sebelum ledakan besar terjadi di pulau Sangorufu, beberapa kapal pasukan Red Skull telah berhasil membuat jarak aman dari ledakan, termasuk kapal Richard yang sedari awal telah digerakkan oleh kekuatan Richard untuk menjauh dari pulau Sangorufu.Namun, beberapa kapal lain mengalami nasib buruk karena gagal membuat jarak aman dan akhirnya terdampak ledakan besar. Penumpang-penumpang kapal itu menjerit lalu berjatuhan ke laut. Puing-puing kapal yang terbakar berserakan di atas permukaan laut, membuat para korban yang jatuh semakin kesulitan untuk menyelamatkan diri.Beruntung, tak lama berselang datanglah tim evakuasi yang dipimpin oleh Tom Haley.Tom Haley yang mendapat laporan adanya
Tanpa diduga oleh siapa pun, terdengar suara letusan tembakan dari arah kapal tempat Richard mengistirahatkan Hazelle dan Daisy. Kekhawatiran Richard kian membesar ketika ia mendengar jeritan Daisy mengiringi suara tembakan itu.Mengingat, suara tembakan tak pernah menjadi pertanda baik bagi siapa pun, Richard melesatkan tubuhnya ke kapal tempat Daisy dan Hazelle berada.Benar saja, ketika Richard telah tiba di dek kapal, ia melihat Daisy dan Hazelle bersimbah darah. Jantung Richard seperti berhenti berdetak saat ia melihat lubang merah menganga di dada Hazelle King.Meski Hazelle menampakkan senyum damai, Richard menghambur menghampiri Hazelle yang terkulai di atas dek kapal.“Hazelle mencoba untuk melindungiku, Richard… Dia terluka karena aku… Ini salahku…” Daisy menundukkan kepala hingga kepalanya nyaris menyentuh lantai kapal. Tangisan Daisy pecah sebagaimana ia merasa bersalah terhadap Hazelle dan Richard.“Daisy…” Hazelle menggelengkan kepala menatap adik iparnya, seolah memberi
Jack Moriarty merasa nyawanya tak mungkin terselamatkan. Ketika ia tahu kematian sudah datang semakin dekat, beberapa waktu lalu dia akhirnya membuat kesepakatan dengan Richard. Jack Moriarty bersedia membantu Richard semampu dirinya, sebagai timbal balik, Jack meminta Richard untuk menyelamatkan Kelly dan janin yang ada di dalam perut Kelly, kekasih Jack.Richard setuju, dan begitulah, keduanya lantas saling bekerja sama untuk menemukan solusi terbaik menyelamatkan orang-orang yang mereka sayangi.‘Jack, cepat katakan apa yang ingin kau katakan!’ Richard tak sabar untuk mendengar pesan telepati dari Jack. Hanya saja, bukannya mendengar pesan dari Jack, Richard justru dikejutkan oleh suara lain.“Richard Forger…!”Hammer Moriarty telah terbebas dari kelumpuhan. Wajahnya berseri-seri saat melihat betapa ambisiusnya Richard yang ingin menyelamatkan Hazelle King. “Hei, bukankah ada obrolan kita yang terputus? Kau lupa?”Richard menoleh ke arah Hammer Moriarty dengan dahi berkerut.“Forge