Bulan purnama sedang bertengger di langit, memancarkan cahaya temaram bersama dengan ribuan bintang di sekitarnya. Pancaran cahaya temaram itu menelisik di sela-sela dedaunan pohon Rosewood, menciptakan celah-celah bercahaya di dalam hutan yang seharusnya gelap gulita.Ketika angin menggoyang-goyangkan ranting dan dedaunan, terciptalah pemandangan gelap terang pada beberapa titik lokasi di dalam hutan. Mungkin keadaan itu juga yang akhirnya membuat mata Richard perlahan membuka. Dimulai dengan menyipitkan mata, lalu memicing pelan-pelan, kemudian terbuka sedikit lebar.Kebiasaan berwaspada lantas membuat Richard secara refleks bangun dari posisi terbaring ke posisi duduk. Ia menajamkan indra penglihatan dan pendengarannya secara serempak demi mencerna keadaan yang sempat membuatnya kebingungan.“Boss, syukurlah anda sudah siuman.”Suara seorang wanita lamat-lamat menyentuh telinga Richard, membuatnya mengerjapkan mata demi melihat sosok perempuan yang menghampirinya dengan tergesa-ges
Dalam keadaan yang sulit, orang-orang pada umumnya merasakan bahwa waktu bergerak melambat. Itulah hal yang saat ini dirasakan oleh Wendy Adams. Setiap kali angin malam menyibak ranting-ranting kecil dan memunculkan bebunyian, Wendy Adams akan tergeragap dan terlihat seperti orang yang paranoid.Padahal, sosok yang ditunjuk oleh Rock untuk mengawal Richard seharusnya bukanlah tipe penakut. Bebunyian ranting yang tersapu angin bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti. Untuk sesaat, Richard termenung dan merasakan ada hal yang aneh. Yang membuatnya semakin merasa aneh adalah, ia ternyata juga merasakan sendiri sensasi takut dan gelisah yang sulit dikendalikan.‘Ada hal yang tidak beres di hutan ini!’ Richard menelan ludah lalu mengambil posisi duduk. Penglihatannya yang sudah berangsur normal lantas mengamati sekeliling dengan cepat.“Boss… Anda harus beristirahat, atau…”“Ssstt…” Richard menempelkan jari telunjuknya ke depan mulutnya sendiri, memberi instruksi kepada Wendy untuk diam dan t
Hutan Sangorufu, tengah malam…Ada empat pria dan satu perempuan yang saat ini sedang mengejar rombongan Richard Forger. Mula-mula, kelompok yang berisi lima personel itu sedang melakukan tugas berjaga di sisi sentrum hutan Sangorufu.Namun, tak lama berselang, kelompok tersebut tiba-tiba bergerak cepat ke arah utara dengan tujuan menemukan persembunyian Richard Forger. Dari akurasi pergerakan mereka, tampaknya memang ada seseorang yang telah memberi tahu di mana letak persembunyian Richard yang sedang terluka.Dengan antusiasme tinggi, lima orang itu bergerak cepat memperpendek jarak. Mereka tahu, target mereka saat ini sedang dalam keadaan tidak sehat. Ditambah lagi, mereka memiliki pengetahuan yang mumpuni terkait peta lokasi hutan Sangorufu sementara Richard Forger tidak memilikinya.Merasa sudah semakin dekat dengan keberadaan Richard, si perempuan yang merupakan kapten tim tampak berhenti sejenak lalu menoleh ke belakang dan memekik riang, “Tim kita akan naik pangkat jika bisa m
“Boss, apakah ini perasaan saya saja atau memang mereka terlihat merinding ketakutan?” tanya Wendy Adams kepada Richard setelah ia tak sengaja melihat gelagat ketakutan di wajah para musuh.Richard menajamkan pandangannya ke arah Wendy seolah ia sedang marah kepada perempuan muda itu. “Wendy, jangan berkata demikian. Itu akan membuat mereka malu, kasihanilah mereka.”Tentu saja percakapan Wendy dan Richard membuat rombongan musuh merasa harga diri mereka sedang diinjak-injak. Bagaimanapun, selama ini mereka memiliki image sebagai petarung hebat yang disegani oleh banyak pihak.“Sialan! Aku tak pernah mendapatkan perlakuan buruk semacam ini sebelumnya. Tak akan kubiarkan timku mendapat penghinaan seperti ini!” desis si kapten sembari bersiap melakukan serangan.Empat bawahan si kapten mengangguk bersamaan lalu berseru serentak. “Kami siap menerima perintah!”Segera, Richard mengusapkan tangannya ke udara, membuat gerakan mengusir Wendy agar gadis itu segera mencari tempat yang aman.“S
Kantor Pusat Red Skull. Dini hari.“Anggota elite Red Skull bisa dengan mudah menghabisi nyawa Richard King. Lalu, mengapa turnamen bodoh ini harus dilaksanakan?”Pertanyaan itu diucapkan oleh Loki, anggota Red Skull yang baru bergabung kurang dari dua bulan. Pada waktu itu, Loki mendapatkan tugas untuk menjaga sebuah laboratorium rahasia milik Red Skull. Lokasi laboratorium itu berkisar tiga puluh kilo meter saja dari pulau Sangorufu.Hudson, rekan yang berada di samping Loki balik bertanya. “Loki, Red Skull memiliki kekuatan yang jauh dari cukup untuk menghabisi Richard King. Jika Red Skull bersedia menyelenggarakan turnamen yang merepotkan ini, kau tahu apa artinya?”Loki terdiam untuk memikirkan beberapa kemungkinan. Tiga detik berselang, pria itu menggelengkan kepala dengan senyum masam. “Sial, aku benar-benar penasaran. Kenapa kau membuat hal ini menjadi rumit? Jawab saja pertanyaanku, apa susahnya?”Hudson tersenyum tipis lalu menggaruk telinganya yang tak gatal. “Aku bisa menj
Wendy Adams tersentak kaget, “seingatku, tak ada anggota Holy Knight yang bernama Logan.”“Ya, aku bukanlah anggota Holy Knight. Aku mendapat perintah untuk menemukan Richard Forger.”Wendy bergerak refleks menyingkirkan tangan Logan. Ia segera menarik kesimpulan bahwa Logan sepertinya adalah musuh yang mengincar nyawa Richard.“Pergi dari sini sebelum Bossku menghabisimu!” bentak Wendy mencoba untuk memberi ancaman.Tentu saja ancaman dari Wendy Adams segera dibalas dengan senyuman oleh Logan. Sebelum Wendy kembali meneriaki Logan, ada dua pria asing yang muncul dari kegelapan hutan Sangorufu. Wendy tercekat lagi sembari mencoba mengamati wajah pria-pria yang datang itu.Salah satu dari dua pria itu, Wendy mengenalnya. Lebih tepatnya, baru saja mengenal pria itu beberapa waktu sebelumnya.“Tuan Hazelle King!” Wendy memekik histeris, merasa sangat beruntung karena kakak Richard datang di waktu yang sangat tepat. Itu artinya, seorang pria lainnya adalah rekan dari Hazelle King juga.Ha
“Kau yang merawatku?” Mula-mula Richard menajamkan pandangannya ke arah Logan sembari mencabut jarum-jarum akupuntur yang masih menancap di tubuhnya. “Terima kasih, jika umurmu panjang, aku akan membalas budi baikmu ini,” imbuh Richard tanpa menunggu jawaban dari Logan.Menyaksikan pasiennya yang nyaris sekarat kini tampak sehat dan baik-baik saja, Logan menyadari betapa jauhnya level kekuatan Richard dengan semua orang yang pernah ditemuinya.“Logan,” Hazelle King memanggil anak buahnya seraya maju selangkah untuk berada lebih dekat dengan Richard. “Tinggalkan kami berdua. Aku ingin berbicara empat mata dengan adikku.”Logan mengangguk, “Baik, Boss.”Hal pertama yang dilakukan Hazelle adalah menempeleng kepala Richard. “Kupikir aku tak akan melihatmu bernapas lagi. Sial!”Richard menggosok kepalanya, di dalam rasa nyeri yang diakibatkan oleh pukulan Hazelle King, Richard menyadari ada kekhawatiran besar di sana. Tak bisa dipungkiri lagi jika Hazelle dari dulu hingga saat ini memang m
Ketika Richard mendengar prediksi Hazelle tentang kematian Daisy, kepalan tangan Richard nyaris menghantam mulut Hazelle. Meski hanya sebuah prediksi, hal itu membuat jantung Richard seperti disiram air mendidih.Melihat bagaimana perubahan ekspresi yang tampak di wajah Richard, Hammer bergerak cepat dan hendak memberi tendangan tepat ke lengan Richard. Hammer tak sudi andai tuannya dipukul oleh seorang Richard Forger.“Berani-beraninya kau menatap Tuan Mudaku seperti itu?!” Hammer meneriakkan kekesalan seraya mengayunkan kakinya dengan kecepatan yang mustahil bisa ditangkis oleh manusia pada umumnya.Sedetik sebelum tendangan itu mendarat di titik sasaran, tangan kanan Richard telah terlebih dahulu mencengkeram kaki Hammer.“Paman Hammer, jika tendanganmu mengenai pundakku, bisa jadi Hazelle akan menghabisi nyawamu saat ini juga. Untung saja seranganmu masih terlalu lamban dan mudah ditangkis.”Mendengar kalimat Richard, harga diri Hammer seperti sedang diinjak-injak. Ia ingin membal