Bella duduk dengan anggun sambil menatap kertas di tangannya. Di sampingnya duduk seorang pria dengan wajah ramah yang masih menjelaskan apa-apa saja yang diminta oleh pihak agencynya dalam kontrak kerja sama ini. Bella melirik di depannya, dan dia hanya tersenyum kecil menunjukkan sikap profesionalitasnya. Padahal dalam hatinya dia sedang tersenyum geli.Terang saja, di hadapan Bella saat ini adalah suaminya sendiri, Dexter yang sedang duduk tegap mengabaikan semua penjelasan manager Bella yang masih berbicara, dan hanya fokus menatapnya dengan wajah kesalnya. Jelas saja kesal, karena sedari tadi pertemuan ini dimulai, Bella tidak berbicara sama sekali dan hanya mengabaikannya. Membiarkan laki-laki yang duduk di sebelahnya untuk menjelaskan semuanya. Ia mengabaikan suaminya sendiri, dan lihatlah bagaimana reaksi Dexter saat ini, begitu lucu. Oh jangan lupakan kehadiran sekretaris Dexter yang juga duduk di sana menyimak dan mencatat sesuatu yang penting. Tentu saja Logan juga ada pada
Dexter masuk ke dalam rumahnya dengan wajah lelahnya. Setelah ditinggal oleh istrinya tadi di kantor, pikirannya menjadi tidak fokus dan pekerjaannya terbengkalai. Ia hanya diam memikirkan apa yang salah dengan dirinya sendiri dan berakhir hanya termenung tidak jelas di ruangannya.Dexter menatap suasana rumahnya yang sepi. Ia memasuki kamarnya, ia tidak melihat keberadaan Bella sejak tadi. Ia menghela nafas dan duduk di ranjangnya. Dexter pun mulai membuka dasinya dan pakaiannya untuk kemudian membersihkan diri.Dexter turun dari lantai 2 dan menuju dapur, tidak ada apa-apa di sana, Dexter melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga, kosong. Dexter melanjutkan langkahnya menjelajahi seluruh ruangan dalam rumahnya dan tidak menemukan keberadaan istrinya. Dexter pun kembali ke ruang keluarga dan mendudukkan dirinya di sofa. Ia menghela nafasnya.Sepertinya Bella marah lagi padanya. Ia memejamkan matanya lelah. Sikap Logan yang tiba-tiba tertutup padanya membuatnya tidak nyaman, belum la
Bella kembali ke kondominiumnya yang sudah lama tak disinggahinya itu. Ia menghela nafasnya di sofa kecil kesukaannya. Dexter benar-benar membuatnya emosi dan marah. Laki-laki bodoh yang tak peka itu benar-benar tidak berguna. Menganalisa keadaan saja ia tak mampu. Bella jadi heran bagaimana bisa pria bodoh macam itu bisa memimpin sebuah perusahaan besar sekelas Orlando Corp.Bella menghela nafasnya untuk yang ke sekian kalinya dan memejamkan matanya. Ia akan menginap di sini malam ini. Ia tidak ingin melihat Dexter dan mengambil resiko akan menyerang Dexter dengan segala keanarkisannya. Maka Bella memutuskan untuk menenangkan pikirannya untuk sementara di sini. Oh jangan lupakan ia akan melakukan shooting iklan pertamanya besok pagi di perusahaan suaminya. Apakah itu artinya ia akan bertemu Dexter besok? Sungguh memikirkannya membuat kepala Bella menjadi pusing saja.*Pagi ini datang dengan sangat cepat. Bahkan Bella yang sedang terlelap itu harus terusik dengan dering ponsel yang s
Bella memasuki rumahnya yang tak disambanginya semalaman. Saat ini waktu menunjukkan pukul 4 sore. Saat ia memasuki rumahnya, ia melihat Dexter yang sedang duduk bersandar di sofa depan TV dengan wajah lelahnya. Bella menghentikan langkahnya begitu pandangan mereka bertemu.Berbeda dengan Bella yang terdiam, Dexter justru menghampiri Bella dan langsung memeluknya begitu saja.“Bella….akhirnya kau pulang,” ujar Dexter dengan nada senang yang tak dibuat-buat.“Kenapa kau ada di rumah?” Bella balik bertanya karena merasa heran Dexter sudah ada di rumah jam segini.“Logan menyuruhku pulang dan istirahat,” jawab Dexter jujur.Mendengarnya Bella hanya tersenyum kecut dan melepaskan pelukannya begitu saja.“Kenapa?” Dexter heran ketika Bella melepaskan pelukan mereka begitu saja.Bella tidak menjawab dan melangkah meninggalkan Dexter. Tetapi baru dua langkah, ia merasa pelukan di perutnya.“Bella aku mau meminta maaf,” ujar Dexter kemudian.Bella mengernyit mendengarnya. Apa ia tidak salah d
Pagi ini Dexter merengek pada Bella untuk menemaninya di rumah dan tidak pergi bekerja. Ia juga sudah memutuskan tidak berangkat ke kantornya dengan alasan sakit. Padahal sakit yang dideritanya hanya sakit ringan saja, tetapi lelaki itu dengan tampang tak berdosanya melebih-lebihkan sakitnya dan memaksa tidak bekerja.Bella hanya mengacuhkan Dexter yang merengek ini itu padanya. Sungguh merepotkan. Saat ini saja dia dipaksa tetap berada di atas ranjangnya dan tidak boleh kemana-mana. Bella yang tak mau ambil pusing hanya diam sambil membaca sebuah novel yang cukup menarik baginya. Mengabaikan Dexter yang sedari tadi tak bisa diam di sampingnya. Ada saja ulahnya.“Bella.. kau berhenti bekerja saja yaa,” ujar Dexter setelah ocehan panjangnya.“Untuk apa?” sahut Bella yang masih fokus dengan novelnya.“Di rumah saja, menemaniku,” ujar Dexter lagi.“Kau bekerja di kantor,” balas Bella.“Iya, tapi aku tidak suka kau bekerja,” sahut Dexter tidak mau kalah.“Memangnya kenapa dengan aku beker
Dexter melihat Bella dan Logan yang memasuki ruang rawatnya. Ia mengernyitkan keningnya ketika melihat istri dan mantan kekasihnya itu tampak akur memasuki ruang rawatnya.Bella mendekati Dexter dan duduk di ranjangnya. Menggenggam tangan Dexter pelan dan menatapnya dalam.“Hei bagaimana keadaanmu?” tanya Bella dengan lembut.Dexter tersenyum mendengar pertanyaan istrinya. Bella terdengar begitu lembut saat bertanya padanya, membuat Dexter jadi terharu.“Lebih baik,” ucap Dexter pelan.Bella tersenyum lembut mendengarnya. Ia menatap Logan yang masih ada di sana berdiri di samping ranjang Dexter.Seakan mengerti tatapan Bella, Logan menatap Dexter.“Selamat beristirahat Sir, saya akan kembali ke kantor dan menghandle semua urusan. Get well soon,” ucap Logan formal.Dexter yang terhanyut dalam senyuman Bella langsung menatap Logan dan mengangguk paham.“Kembalilah, aku mengandalkanmu,” ucap Dexter kemudian.“Saya permisi,” ucap Logan setelah mengangguk patuh, kemudian dia keluar dari ru
Setelah kunjungan Tobias yang menghebohkan di ruangan rawat Dexter, kini Bella sedang duduk berhadapan dengan Dexter. Mereka hanya saling diam sampai pintu ruangan terbuka dan menampilkan seorang perawat muda nan cantik masuk ke sana membawa sebuah nampan berisi berbagai macam makanan.“Imi makanan untuk pasien, jangan lupa dimakan dan konsumsi obat dan vitaminnya Tuan,” ujar perawat muda itu tersenyum sambil menatapi Dexter seolah Bella hanya pajangan di sana.Bella yang melihat hal itu pun merasa jengah dengan tingkah murahan perawat itu. Tapi ia membiarkan hal itu. Kalau suaminya ini lelaki normal mungkin dia akan melakukan perlindungan penuh untuk suaminya, sayangnya suaminya ini bukan lelaki normal yang tidak mungkin tertarik pada kecantikan perawat muda itu, yang sebenarnya berada jauh di bawah Bella.“Silakan letakkan di meja itu, dan tinggalkan kami Nona perawat, kami butuh berbicara berdua antara suami istri, terimakasih,” ucap Bella ramah dengan senyuman yang kentara sekali
Oh Tuhan lenyapkan saja Bella saat ini. Perkataan Dexter benar-benar membuatnya malu. Dexter benar-benar telah berubah. Bahkan di depan Logan sekalipun.“Sudah, tidak ada jatah lagi,” ucap Bella mengeraskan hatinya.“Bella… ayolah,” rengek Dexter memaksa.Bella benar-benar pusing dengan tingkah Dexter yang sangat menyebalkan ini. Akhirnya ia mencium kembali suami manjanya itu.Bella melumat bibir Dexter lembut dan mengusap kepalanya pelan. Memberikan rasa nyaman untuk suaminya itu sampai dirasanya Dexter hanya diam dengan bibir terbuka menerima ciuman Bella. Bella melepaskan ciumannya dan menemukan suaminya telah tertidur. Bella terkekeh pelan dan mencium puncak hidung Dexter.“Kau sangat menggemaskan,” bisik Bella sebelum membawa Dexter dalam pelukan hangatnya dan melihat lurus ke depan.“Kuharap kau tidak cemburu dengan kegiatan kami barusan,” ucap Bella dengan nada datar yang ditujukan pada seseorang yang masih berada di balik kemudi. Siapa lagi kalau bukan Logan.Logan tidak menja
Second HoneymoonDexter memperhatikan istrinya yang sedang menyusui anaknya dengan seksama. Ia melihat sendiri bagaimana bayi mungilnya itu menghisap susu langsung dari tempatnya dengan sangat lahap. Dexter yang melihat itu malah salah fokus dengan bentuk dan ukuran payudara Bella yang membesar dan tampak sangat menantang. Tanpa disadarinya, Dexter menelan ludahnya melihat pemandangan itu.Bella yang menyadari tatapan Dexter pun menatap suaminya dengan tatapan anehnya.“Ada apa? Kenapa menatapku dengan tatapan seperti itu?” tanya Bella yang masih sibuk menyusui bayinya.“Itu… apakah aku boleh melakukannya juga?” tanya balik Dexter sambil menunjuk payudara Bella.“Maksudnya?” Bella merasa was-was dengan pertanyaan Dexter.“Apakah aku boleh meminum susu seperti Baby Aaron juga?” tanya Dexter lagi dengan pandangan tak lepas dari dada Bella.“What? Kau gila ya… kau ingin meminum ASI?” Bella terkejut mendengarnya.“Memangnya tidak boleh? Ayolahhh….,” rengek Dexter dengan tampang memelasnya
I'm A FatherDexter sedang menggendong baby Aaron yang sekarang sudah menginjak usia satu bulan. Bella sedang sibuk menyiapkan makanan untuk Dexter, sehingga dirinyalah yang harus mengurusi baby Aaron.“Hei Boy, kau bersemangat sekali digendong Daddy ya,” ucap Dexter memperhatikan baby Aaron yang tampak bersemangat dalam gendongannya.Bayi itu hanya memperhatikan ayahnya dengan senyuman merekah yang sangat indah dan menggemaskan. Bayi itu menepuk-nepuk dada Dexter dengan tangan mungilnya dan mata bulatnya menatap ayahnya dengan sangat menggemaskan.Melihat tingkah bayinya yang sangat imut itu membuat Dexter tidak tahan untuk tidak menciumi wajah anaknya itu. Dexter memberikan kecupan-kecupan ringan di wajah bayinya sehingga membuat bayi itu terkikik gelid an menepuk-nepuk pipi Dexter dengan senang.“Hahaha… kau senang dicium Daddy huh?” ucap Dexter yang mengajak main bayinya.Dexter masih bermain-main dengan anaknya dengan senang dan terlihat sangat manis. Pemandangan itu tak luput da
Baby BluesHari ini adalah hari kepulangan Bella dan Dexter beserta bayinya dari rumah sakit. Semua keluarganya sudah menyiapkan semua keperluan bayi di rumah Dexter. Kebanyakan barang-barang dari Tobias dari yang memenuhi kamar bayi yang telah didekorasi oleh mereka.Dexter sudah pasrah dengan semua keluarganya yang membelikan ini itu untuk keperluan bayinya. Ayahnya sudah membelikan banyak mainan untuk bayinya termasuk kereta dorong bayi, sementara ibunya sudah mendekorasi kamar bayinya sedemikian rupa lengkap dengan lemarinya. Belum lagi ibu mertuanya juga ikut membelikan banyak baju untuk bayinya. Sedangkan Tobias sudah banyak membelikan barang seperti perlengkapan mandi, susu dan perlengkapan makan bayi, selimut, bahkan kursi makan bayi. Dexter hanya kebagian membelikan tempat tidur bayi. Bahkan Bella tidak membelikan apapun untuk bayinya karena semua keperluan sudah tersedia.“Kami pulaanggg,” teriak Bella dengan senang saat masuk ke dalam rumahnya.“Aaaa…!!! Baby sudah pulaang…
Dexter berlari tergesa di lorong rumah sakit tanpa memperdulikan dirinya yang beberapa kali menabrak orang lain. Dirinya sedang rapat di kantornya tanpa Bella karena usia kandungan Bella yang sudah menginjak bulan ke-sembilan membuat Dexter harus ekstra menjaga keselamatan istrinya itu. Ia sedang berbicara ketika mendapat telepon dari ibunya kalau istrinya akan melahirkan. Tanpa memperdulikan rapatnya, Dexter menyerahkan semua urusan kantornya kepada Logan dan dirinya langsung berangkat ke rumah sakit dengan kecepatan mobil di atas rata-rata.Dexter melihat ibunya sudah bersama ibu mertuanya dan adiknya yang sepertinya sedang bertugas karena menggunakan jas dokternya. Sementara ayahnya saat ini sedang dalam perjalanan bisnis ke Eropa sehingga tidak bisa hadir di sini. Dexter segera berlari menghampiri mereka dengan nafas tersengal-sengal.“Dimana Bella?" tanya Dexter dengan napas tak beraturan.“Ada di dalam, sebaiknya kau temani istrimu, dia pasti membutuhkanmu,” jawab Cassandra.“Ay
Dexter menggenggam tangan Bella dengan erat dengan sebelah tangannya, karena Bella sedang mengemudi. Mereka dalam perjalanan pulang dari rumah sakit setelah mengunjungi dokter kandungan. Dexter sudah bertanya banyak mengenai kehamilan dan segala macam hal yang harus diperhatikan, termasuk kegiatan seksual mereka. Bella sampai mencubit Dexter karena merasa malu dengan pertanyaan Dexter.“Bagaimana kau mengetahui kau sedang hamil saat itu?” tanya Dexter tiba-tiba sambil menciumi tangan Bella.Bella menoleh sebentar sebelum kembali konsentrasi dengan jalanan di depannya. Padahal dirinya sedang hamil, tetapi karena kondisi Dexter yang belum terlalu pulih maka ia yang mengemudi. Kalau ditanya kenapa mereka tidak membawa Alan adalah karena Dexter yang merengek hanya ingin pergi berdua saja.“Aku memeriksakan diri tentu saja, dokter yang menanganimu menyuruhku untuk memeriksakan diri,” jawab Bella kemudian.“Tapi kau datang bersama Logan,” ucap Dexter lagi.“Tentu saja, dia yang menemaniku u
Bella sudah menceritakan semua yang ia bicarakan bersama Logan kepada Dexter. Dexter pun merasa sangat bersyukur karena sahabatnya itu sangat membantunya. Dexter juga sudah menjelaskan apa yang selama ini masih tersembunyi dari Bella, tanpa terkecuali. Bella menerimanya dan mengikhlaskan semua yang sudah terjadi.“Semoga kau senang di sana, Mommy dan Daddy sangat menyayangimu…,” ucap Bella pada sebuah makam kecil di taman pemakaman milik keluarganya.“We love you…,” tambah Dexter sambil mencium nisan kecil di sana.Mereka berdua menatap makan janin mereka yang sudah tiada. Mereka sangat sedih dengan kepergian janin itu, tetapi mereka sudah mengikhlaskan kepergian anak pertama mereka. Dexter dan Bella pun berjalan kembali menuju mobil mereka dengan Bella yang mendorong kursi roda Dexter. Di tengah perjalanan, angin berhembus lembut menyapa mereka seolah salam sayang dari anaknya.Bella menunduk pada Dexter yang juga tengah mendongak. Bella mengecup lembut bibir Dexter dan sedikit melum
Bella membuka matanya dan menemukan suaminya yang masih tertidur memeluknya. Bella membalikkan tubuhnya untuk menghadap Dexter dan menyentuh kening suaminya yang panas. Bella menghela napasnya karena telah membuat Dexter kembali demam untuk yang ke-sekian kalinya.Bella mengusap kepala Dexter pelan dan mengecup keningnya, lalu segera beranjak untuk meninggalkan ranjang. Tetapi sebelum Bella sempat meninggalkan ranjang itu, Dexter sudah terlebih dahulu memeluknya dan mengigau dalam tidurnya.“Jangan pergi….,” gumam Dexter dalam tidurnya.Bella yang hendak pergi pun tidak jadi meninggalkannya. Bella kembali tidur dan memeluk suaminya dengan sayang. Ia mengelap pelipis Dexter yang mengeluarkan keringatnya.“Kenapa sakit lagi hmm?” gumam Bella sambil mengelus punggung Dexter yang kini telah tertidur lagi.Setelah agak lama, Bella pun mulai melepaskan pelukan Dexter darinya. Beruntung Dexter sudah tertidur lelap dan tidak menolak dilepaskan Bella lagi. Lalu Bella segera beranjak ke dapur d
Bella sedang berada di rumahnya, tepatnya di rumah orang tuanya. Ia kembali melamun memikirkan kejadian yang baru saja menimpanya di rumah sakit. Air mata Bella kembali mengalir. Sungguh ia sama sekali tidak bermaksud berkata-kata seperti itu kepada ibu mertuanya, tetapi perkataan Cassandra sungguh membuat Bella sakit hati. Seakan-akan hanya Bella yang menyakiti Dexter di sini. Padahal Dexter juga menyakitinya tanpa pria itu sadari.“Bicarakan semua ini dengan kepala dingin, jangan malah menghindarinya dan membiarkannya terus berlarut-larut,” ucap Liliyana menasehati putrinya yang sedang patah hati.“Aku.. aku hanya butuh waktu sebentar Mom,” balas Bella sambil menenggelamkan kepalanya dipelukan sang ibu.***Suara bel pintu berbunyi membuat Liliyana yang sedang berada di ruang tamu segera menghampiri pintu rumahnya. Liliyana membuka pintunya dan menemukan 4 orang yang tak terduga datang ke rumahnya.“Kalian?” ucap Liliyana yang terkejut.“Hai.. boleh kami masuk?” pinta sang tamu ya
Bunyi suara klakson mengagetkan Bella yang tengah melamun. Ia segera menoleh ke belakang dan melihat sendiri dengan mata kepalanya, tubuh suaminya yang terpental ke atas sebuah mobil SUV yang menabraknya.Bella melebarkan matanya. Tidak mungkin, tidak mungkin!Bella masih menatap tubuh Dexter yang kini terjatuh ke jalanan aspal. Bella masih terdiam, kejadiannya begitu cepat sampai ia tak sempat memikirkan apapun. Bella masih menatap Dexter yang terjatuh sampai akhirnya dia bisa membuka suaranya.“STOOPP…!!!!” teriak Bella kemudian.Supir taksi yang sedang mengemudikan mobilnya itu pun kaget dan langsung mengerem mobilnya mendadak.Begitu mobilnya berhenti, Bella segera keluar dari mobil itu dan langsung berlari menuju tubuh Dexter berada. Bella langsung menghampiri Dexter yang tergeletak bersimbah darah di dekat trotoar. Mobil yang tadi menabrak Dexter pun sudah berhenti. Bella tak lagi perduli dengan keadaan sekelilingnya yang sudah ramai. Ia hanya menatap Dexter yang tergeletak tak