Helen tidak terima dirinya ditolak Michael. Oleh karena itu dia sengaja menghampiri apartemen Michael. Namun dia tidak menyangka Evie malah menamparnya. Evie sudah terbiasa dianggap rapuh oleh orang-orang. Namun yang tidak mereka ketahui adalah Evie memiliki sikap sebaliknya. Bagaimana mungkin seorang nona keluarga kaya tidak memiliki sikap kuat dan tegas? Evie merasa dia harus membela Michael. Helen berani memperlakukan Michael seperti itu. Wajar saja kalau Evie marah. "Apa yang kamu keluhkan?" tanya Evie. Helen memegang pipinya. Dia merasakan aura nona kaya dari diri Evie. Hal ini membuat Helen takut. Helen bisa saja bersikap sombong dan superior di depan orang lain. Namun jika ada orang yang bersikap lebih sombong, Helen langsung merasa tidak percaya diri. Karena itu Helen tidak ingin menunjukkan kelemahannya. "Di mana Han tua? Aku mencari dia," kata Helen. "Kamu menganggu waktu kami. Pergilah," kata Evie dengan nada tinggi. Tadinya Helen ingin menyalahkan Michael.
Evie membuat makanan yang berbeda setiap hari untuk Michael. Jadi dia pergi ke pasar setiap pagi. Untuk menuju ke sana, dia harus melewati gang. Di gang itu banyak orang lalu lalang dan toko-toko. Evie pergi ke pasar sayur seperti biasa. Dia tidak merasa asing melewati gang tersebut. Namun saat ada beberapa orang yang menghalanginya jalan, Evie merasakan hal aneh. "Apa yang kalian inginkan?"tanya Evie. Pemimpin kelompok orang itu adalah Dicky, pengagum Helen. "Beraninya kamu mengganggu perempuan milikku," kata Dicky. "Maksudmu, Helen?" tanya Evie. Raut muka Dicky berubah jadi panik. Helen sudah memperingatkannya untuk tidak membongkar identitasnya. Ternyata Evie sudah bisa menebaknya. "Apa yang mau kamu lakukan?" tanya Evie. Dicky berkata "Ya, perempuan milikku adalah Helen. Lalu kenapa? Dia memintaku untuk memberimu pelajaran sampai kamu berlutut dan meminta maaf. Aku sarankan kamu cepat berlutut, sebelum aku ikut campur.""Beginikah sikapmu mendapatkan perhatian pere
Dicky tidak mengerti apa yang dimaksud Evie. Namun saat Kale mendekat, dia terkejut. "Kamu sudah punya pacar?" tanya Dicky.Kale berdiri di samping Evie, "Nona, apa yang ingin kamu lakukan?""Beri dia pelajaran," perintah Evie.Nona?Beri pelajaran?Dicky menatap ke arah Helen. Rupanya dia sudah membuat masalah dengan orang yang bukan orang biasa. Buktinya Evie punya pengawal khusus. Helen juga bingung. Menurutnya Evie hanya perempuan biasa yang menyukai Michael. Bagaimana bisa dia ternyata adalah seorang nona kaya dan punya pengawal? "Rupanya kamu punya pengawal, tidak masalah. Jumlah kami lebih banyak," kata Dicky. Menurutnya faktor jumlah itu lebih menentukan dibanding kemampuan. Jadi dia merasa percaya diri. Kale tersenyum. Orang-orang ini bukanlah tandingan. Tapi Evie sudah memberi perintah."Kita lihat saja nanti," kata Kale. Dia pun melangkah maju. Reputasi adalah hal terpenting jika ingin menarik perhatian seorang perempuan. Inilah saat yang tepat bagi Dicky unt
Sally melihat raut muka Helen yang tidak sabaran, "Ada apa Kak Helen? Apa kamu bertemu dengan Henry?"Helen merasa pening.Sally mencoba membantu Helen, "Ada apa? Mungkin aku bisa bantu?"Sebetulnya, Sally tidak ingin ikut campur karena dia tahu Helen pasti bisa mengatasi masalahnya. Dia juga tidak ingin Helen dipecat. Hanya Michael yang bisa menyelamatkan Helen. "Sally, aku tahu kamu menyembunyikan rahasia. Cepat beritahu aku," pinta Helen. Sally menjadi cemas. Dia menyimpan rahasia tentang identitas Michael, namun Michael memintanya untuk menceritakannya pada siapa-siapa. Melihat reaksi Sally, Helen semakin yakin ada yang disembunyikan oleh Sally. "Jika kamu tidak memberitahuku, kita bukan teman lagi," ancam Helen. Sally menjadi semakin cemas. Dia sudah berteman dengan Helen selama bertahun-tahun. Tentu saja dia tidak ingin putus pertemanan dengan Helen. "Kak, sebetulnya si Han tua adalah Michael," kata Sally."Memangnya kenapa?" tanya Helen. "Michael itu adalah ora
Sally terdiam. Sejak pertama kali mereka bertemu dengan Michael, sikap Helen sudah menunjukkan niat yang tidak baik. Ini tidak ada hubungannya dengan identitas Michael. Tapi sekarang Helen malah menyalahkan Sally. Apakah dengan Helen tahu siapa Michael sebenarnya, sikapnya pada Michael selama ini bisa dimaafkan?"Kak, aku juga tidak tahu siapa Han tua. Namun di hari itu, kakak sendiri yang sudah bersikap tidak sopan padanya," kata Sally. "Kalau kamu segera memberitahuku, aku bisa merubah sikapku padanya," kata Helen sambil menatap marah pada Sally. Helen masih merasa tidak ada yang salah dengan sikapnya selama ini. Ini semua gara-gara Sally yang tidak memberitahu informasi penting ini. Sally terdiam. Sejak pertama kali bertemu, dia memperlakukan Michelle dengan sopan. Bahkan dia tidak nyaman dengan perlakukan Helen terhadap Michael. Kenapa sekarang dia juga terkena getahnya?"Kak, kamu sudah begitu baik terhadapku. Aku juga menganggapmu sebagai kakak sendiri. Namun aku sudah
Teresa tidak memberitahu Charles tentang apa yang dia bicarakan dengan Michael. Karena Charles sudah lama mengikuti Ferry, jadi awalnya Teresa enggan memberitahu Charles. Tapi siapa lagi yang bisa membantu Teresa kalau bukan Charles. "Charles, kamu harus mengakui bahwa kamu sudah membunuh Penn," perintah Teresa. Charles mengernyitkan dahi. Kenapa Teresa membahas hal ini? "Nona, kamu ingin aku bertanggung jawab?" kata Charles. Teresa menggelengkan kepala. Dia berjalan mendekati Charles, "Aku harus memastikan keselamatan kita, tapi aku masih ingin menjadi pewaris Keluarga Han. Aku akan memberimu posisi lain di Keluarga Han.""Nona, katakan saja apa rencanamu. Di usiaku yang sekarang, kemampuan daya pikirku sudah tidak tajam seperti dulu," kata Charles. Teresa menarik napas, "Jika ayahku meninggal, posisi kepala keluarga akan jatuh ke tanganku. Penyebab kematian ayah tidak boleh diketahui orang lain."Charles terkejut. Pantas saja, sikap Teresa akhir-akhir ini menjadi aneh.
Ferry sedang berdiri di depan jendela kamarnya di Hotel Peninsula. Keberadaan Penn masih belum diketahui. Ferry merasa ada yang tidak biasa dengan sikap Teresa. Ferry tahu putrinya dengan baik. Ada yang disembunyikan oleh putrinya itu. "Denver, apa kamu menyadari sikap putriku beberapa hari ini?" tanya Ferry."Sepertinya ada yang dipikirkan nona, Tuan. Mungkin itu disebabkan oleh kehilangan tuan muda, " jawab Denver. Ferry menghela napas, "Aku tidak ingin hal ini terjadi. Keduanya adalah anak-anakku.""Tuan, berhati-hatilah," kata Denver. Ferry membalikkan badan menghadap Denver, "Apa maksudmu?""Aku tidak ingin ikut campur, namun ambisi nona telalu besar. Mungkin dia menghadapi situasi yang membuatnya akan bertindak di luar kebiasaannya," kata Denver. Dengan berkata seperti itu, dia berharap Ferry mengerti apa maksudnya. Jika kehilangan Penn disebabkan oleh Teresa, penjelasan Denver terasa masuk akal. "Jika memang benar kehilangan tuan muda ada hubungannya dengan nona,
Makanan ini ada racunnya. Sekali dimakan, tamat riwayatmu. "Kenapa? Bukannya makanan ini yang kamu tawarkan padaku?" tanya Ferry. Wajah Teresa menjadi tegang, "Ayah, sebenarnya lambungku ada masalah.""Baiklah," Ferry tersenyum. Teresa merasa lega. Tak lama kemudian, Ferry memanggil pelayan hotel. "Kamu cicipi makanan ini," perintah Ferry pada sang pelayan. Meskipun permintaan Ferry dirasa aneh, tapi pelayan itu menyanggupi. Saat si pelayan hendak mencicipi, tiba-tiba Teresa berkata, "Bawa makanan ini keluar. Aku yakin rasanya tidak enak. Bagaimana sih kerja koki di sini?"Si pelayan menjadi cemas. Dia pernah melihat sikap Teresa pada pelayan lain. Jika dia menolaknya, sudah pasti dia akan diceramahi. Saat si pelayan hendak membawa keluar makanan itu, Ferry berkata, "Jangan dengarkan putriku. Cepat kamu cicipi makanan ini.""Ayah, biarkan mereka menggantinya," kata Teresa dengan nada panik. "Bagaimana sih kamu? Kita harus mencicipi makanan yang sudah dimasak," kata Fer
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua