"Terjual? Mengapa begitu tiba-tiba?" tanya Helen dengan penasaran. "Aku juga tidak menyangka. Tapi begitu ada kesempatan, ya harus aku terima. Hari ini ada seseorang yang datang ke unitku dan membayar dengan harga tinggi," kata Joe. Aneh sekali, masa ada yang membeli rumah dengan harga tinggi. "Jadi kamu bakal pindah? Sudah ada tempat tinggal baru?" tanya Helen. "Kalau itu, tidak penting. Yang penting, dia akan memberiku tambahan dua ratus ribu yuan jika bisa pindah dalam dua hari," kata Joe bersemangat. Dia sendiri tidak pernah bermimpi hal ini akan terjadi. Helen terkejut. Orang macam apa bisa memberi uang sebanyak itu. Dua ratus ribu yuan.Helen tidak banyak bertanya karena dia tahu penghuni baru nanti ini adalah tipe orang yang sombong. Kalau benar begitu, mengapa orang itu membeli rumah di sini? Kenapa tidak di luar sana?Saat dia pulang, Helen terus memikirkan hal ini. Sally juga terkejut. Menurutnya tidak mungkin orang kaya mau membeli unit apartemen di daerah sini
Saat Michael kembali ke rumah pada sore hari, dia melihat tetangganya pindah rumah. Michael tidak bertanya. Dia tidak akan tinggal di sini selamanya. Jadi dia tidak peduli siapa tetangganya. Evie sedang sibuk. Ruangan itu penuh dengan aroma masakan. Michael mengagumi kemampuan memasak Evie. Meskipun Michael sendiri bisa masak, tetap saja ada perbedaan antara dia dan Evie.Michael dan Evie memiliki karakter yang sama. Mereka sama-sama lahir di keluarga kaya tapi mereka pandai mengerjakan urusan rumah tangga. Padahal pekerjaan itu bisa dilakukan pelayan rumah. "Apa kamu tahu ada tetangga yang pindah rumah?" tanya Michael pada Evie di dapur. "Ya, suaranya sampai terdengar ke sini, tapi aku tidak mau keluar untuk melihatnya," kata Evie. Sejak dia tinggal di sini, Evie jarang keluar rumah. Karena di apartemen ini tercium bau aroma tubuh Michael, jadi dia merasa dekat dengan Michael. Lagi pula Evie tidak memiliki kegiatan lain. Jadi jika dia keluar rumah, dia tidak tahu mesti berbuat
Penghuni baru ini seperti mengharapkan bertemu dengan Evie, dan Evie terlihat kaget. Sudah jelas mereka berdua saling mengenal. Niat penghuni baru ini ternyata tidak seperti yang Michael bayangkan. "Kamu!" ujar Evie."Evie, aku tidak menyangka kamu tinggal di sini. Aku sudah membeli unit sebelah. Mulai sekarang, kita adalah tetangga," kata Penn sambil berpura-pura terkejut. Evie mengernyitkan dahi. Sudah jelas Penn terlihat berpura-pura. Tidak mungkin semua ini hanya kebetulan. "Sepertinya kalian sudah saling kenal. Kalau begitu, aku akan keluar sebentar. Oh ya, ngomong-ngomong, aku dan dia hanya sebatas teman. Jangan salah paham ya," kata Michael sambil tersenyum. Meskipun dia tidak mengenal Penn, tapi kejadian ini membuat Michael senang. Penn mengejar Evie. Jika perasaannya berbalas, masalah Michael berkurang satu. Sama saja seperti Penn. Dia tidak terlalu mengenal Michael. Sejak dia datang ke Yuncheng, dia hanya tertarik dengan perempuan. Dia tidak terlibat urusan Teresa
Evie mulai menunjukkan rasa tidak suka pada Penn. Sebelumnya dia tidak memiliki perasaan apa-apa pada Penn. Di matanya, Penn hanyalah laki-laki yang suka bergelimang harta. Evie tahu orang seperti dia tidak benar-benar menyukainya. Biasanya, orang ini menganggap perempuan sebagai mainan dan tidak akan bersungguh-sungguh menyukainya.Sekarang di hati Evie sudah ada Michael yang menempati posisi pertama. Jadi dia tidak menyukai Penn. Penn sudah bersikap sampai sejauh ini tapi Evie tidak menyambutnya seperti yang dia duga. Hal ini membuat Penn tidak puas. Tidak boleh ada perempuan yang boleh bersikap sombong di depannya. Selama dia menginginkan sesuatu, Penn akan melakukan segalanya termasuk dengan cara kotor. Evie adalah perempuan pertama yang membuatnya bisa memberikan perlakuan spesial. Karena Evie adalah perempuan pertama yang dia cintai. "Kamu tahu, jika kamu perempuan lain, dia akan kuberi hukuman. Aku menyukaimu jadi aku akan memberikan keringanan," kata Penn.Evie mengge
"Memangnya kamu tidak paham perbedaan antara laki-laki dan perempuan? Kakakku perempuan. Dia tidak bisa menjadi pewaris keluarga," kata Penn dengan yakin.Evie terdiam. Penn pikir karena dia laki-laki, dia bisa bersikap seenaknya. Meskipun pewaris Keluarga Han laki-laki, tidak mungkin diserahkan pada Penn. "Apalagi kakakku sangat baik padaku. Bagaimana mungkin dia bakal merebut status pewaris dariku?" kata Penn."Kakakmu baik? Memangnya dia mengizinkan kamu berbuat seenaknya?" tanya Evie."Tentu saja. Kakakku membiarkan aku bersenang-senang. Bahkan dia membuat alasan untuk menutupi jejakku. Jika aku berbuat salah, dialah yang akan membelaku. Dia sayang padaku. Mungkin hal ini tidak bisa dimengerti oleh dirimu yang hanya seorang anak tunggal," kata Penn sambil tersenyum.Evie menggelengkan kepala. Dia tidak menyangka Penn bisa sepolos ini. Dia pikir Teresa baik padanya? Teresa melakukannya karena dia ingin menyingkirkan Penn dari daftar pewaris. Malah Penn menganggap Teresa bai
Michael berjalan-jalan sekitar satu jam. Saat dia sampai di apartemen, Penn masih ada di sana. Dari sorot mata Penn terpancar aura kemarahan. Apakah Evie sudah menolaknya?Setelah Penn berbicara dengan Evie, dia harus mencari cara merebut posisi di Keluarga Han. Dia tidak mau membuang waktu lagi. Karena dia tidak bisa merubah perasaan Evie, Penn harus memastikan Evie tidak berhubungan dengan laki-laki lain. Penn berjalan mendekati Michael dan berkata, "Berapa yang kamu inginkan untuk pindah dari sini? Aku tidak ingin kamu tinggal dengan Evie."Michael melihat Penn sambil tersenyum, "Bung, kamu salah paham. Tempat ini milikku. Dialah yang menumpang tinggal di sini. Jadi kamu tidak bisa mengusirku dari tempatku sendiri."Evie menatap Michael dengan tidak suka. Michael bilang Evie menumpang tinggal. Tidakkah Michael sadar bahwa Evie-lah yang mengurus Michael saat dia sakit?"Aku tidak peduli, siapa pemilik tempat ini. Karena dia tinggal di sini, aku akan sering menemuinya dan mem
"Apa kamu tahu apa akibatnya jika membuatku marah?" tanya Penn sambil menggertakkan gigi. "Kalian datang ke sini hanya untuk membuatku hancur. Iya kan?" kata Michael. Membuat marah Penn? Mereka sama-sama punya kepentingan. Penn terdiam. Dia masih takut dihajar oleh Michael. Penn berpikir tidak ada gunanya melawan Michael tanpa bantuan. Cepat atau lambat si pecundang ini akan jatuh berlutut di hadapannya. Dia tidak bisa terbawa emosi sesaat. Hal ini akan membuatnya rugi. "Keluarga Han dari Amerika sungguh menggelikan," kata Michael sambil menggelengkan kepala. Tindakan Penn sungguh pengecut, jadi Michael melihat sisi Keluarga Han dari Amerika dengan pandangan berbeda. "Teresa yang membuatnya seperti ini," kata Evie."Apa maksudmu?" tanya Michael."Kamu bertanya padaku? Kamu ingin aku menjawabnya? Bukannya kamu menyuruh Penn untuk membawaku pergi? Cuci piringmu sendiri, aku mau tidur," kata Evie. Setelah itu, dia masuk ke kamarnya. Michael tidak punya pilihan selain terseny
Saat Evie masuk ke kamar mandi, dia terduduk di lantai. Dia malu bertemu Michael. Saat dia kembali ke kamarnya, Evie mengambil apel itu. Kenapa pria seperti Michael sudah menikah? Bella sungguh beruntung. Saat Evie mengambil apel itu, dia tahu Michael bercanda. Meskipun dia sedang marah, tetap saja Evie makan apel itu. Setelah makan apel itu, kemarahan Evie masih ada. Dia berkata pada dirinya sendiri, "Dasar tidak berguna. Hanya dengan memakan apel ini, hatimu jadi tersentuh. Bukannya kamu masih marah padanya?"Malam itu, Evie tertidur nyenyak. Perasaannya menjadi lebih bahagia. Keesokan paginya, Michael lari pagi seperti biasa, tapi dia tidak bertemu dengan Helen. Dia malah bertemu Sally. Dia terkejut karena tidak pernah melihat Sally lari pagi. Sebetulnya Sally bukan orang yang senang olahraga, tapi setelah tahu dari Helen kalau Michael lari pagi, dia ingin bertemu dengan Michael."Han tua, aku tidak menyangka kamu berolahraga. Aku juga sering berolahraga," Sally menyapa
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua