Semakin lama Sally memikirkan hal ini, semakin dia takjub.Sally tidak menyangka kalau tetangganya ternyata adalah orang yang begitu penting. Tapi kemudian timbul pertanyaan selanjutnya. Jika dia adalah tuan muda Keluarga Han, mengapa dia menyewa apartemen? "Ayo, kita keluar dari sini," ajak Michael sambil tersenyum. Sally mengangguk dan mengikuti Michael keluar dari toilet perempuan. "Han tua, kamu ..."Saat Sally hendak bertanya, Michael memotong, "Tidak penting siapa aku. Rahasiakan informasi ini. Jangan beri tahu Helen."Sally mengangguk dan berkata, "Jangan cemas, aku akan menjaga rahasia ini.""Baguslah. Kalau tidak ada apa-apa lagi, pergilah bekerja," kata Michael. "Apa aku bisa bertanya satu hal?" pinta Sally. "Boleh," kata Michael. "Kamu orang kaya. Kenapa kamu menyewa apartemen?" Sally tidak mengerti. Seharusnya orang seperti Michael memiliki sebuah rumah yang besar. Kenapa dia menyewa apartemen yang biayanya lebih murah dari pada rumah? "Karena aku sedan
Setelah Michael meninggalkan kantor Weak Water Property, dia tidak menelepon Bella. Dia percaya Bella tidak akan memberitahukan rencananya pada siapa-siapa. Karena tidak tahu siapa pelakunya, Michael harus berhati-hati. Dia tidak boleh mengulangi kesalahannya lagi. Saat dia pergi menuju Klub Malam Kota Ajaib, Michael melihat Mark sedang berlatih tinju. Sepertinya orang tua itu menjadi rajin berlatih. "Mark, apa yang kamu lakukan?" tanya Michael penasaran. "Aku sedang berlatih biar menjadi lebih kuat. Jika ada apa-apa, aku bisa lebih banyak membantu," kata Mark. Michael tersenyum. Orang tua ini benar-benar perhatian. "Kamu benar," kata Michael. Mark mengernyitkan dahi dan berkata, "Batas kesabaranku mulai menipis. Jadi berhati-hatilah. Kalau tidak, aku akan lapor pada Bella bahwa kamu tinggal bersama dengan perempuan lain."Setelah mendengarnya, Michael langsung berdiri di hadapan Mark. Jika Bella sampai tahu, bakal terjadi masalah besar. Apalagi dia dan Evie adalah teman
Michael menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan dulu. Dia tidak pulang ke apartemen sebelum jam waktu makan malam. Saat dia masuk ke dalam apartemen, Michael melihat Evie sudah duduk menunggu di sofa. Dengan raut muka yang biasa, dia berdiri dan berkata pada Michael, "Pasti kamu sudah lapar. Aku akan membuat makan malam."Michael tidak menyangka Evie belum pergi. Melihat mata Evie yang merah seperti habis menangis, membuat Michael tidak bisa berkata apa-apa lagi. Michael pikir Evie sudah pergi. Hubungan mereka bisa menjadi lebih jelas. Tapi Evie belum pergi. Hal ini bisa menjadi masalah. Saat dia masuk ke dapur dan melihat Evie sedang memasak, Michael berkata, "Kenapa kamu belum pergi?"Evie tetap meneruskan memasak. Dia berkata, "Tunggulah di ruang tamu."Michael tetap berdiri dan menjawab, "Tidak peduli apapun yang kamu lakukan, aku tidak bisa memberikan apa yang kamu inginkan.""Hal inilah yang kuinginkan. Tidak bisakah kita berteman?" tanya Evie. "Keadaanku sudah pulih
Tidak peduli apa yang akan Michael lakukan, sikap Evie akan tetap sama. Dia percaya dirinya tidak melakukan hal yang salah, dan dia juga tidak akan menyesal. Karena tidak ada pilihan lain, Michael membiarkan Evie tinggal di apartemen. Lagi pula mereka masih punya kerja sama yang berlaku. Malam itu Michael terbangun dan pergi ke kamar mandi. Kemudian dia mendengar suara isak tangis dari kamar Evie. Waktu menunjukkan pukul tiga pagi dini hari. Tapi Michael sudah memutuskan untuk tidak peduli. Baginya, dia akan tetap setia pada Bella. Dia tidak akan merusak hubungannya dengan Bella hanya karena kasihan pada Evie.Besok paginya, Michael bangun seperti biasa dan lari pagi. Dia melihat Helen sedang berdiri di depan lift. Michael tahu Helen akan menghindari dirinya tapi sekarang sepertinya Helen sengaja ingin bertemu dengan dengannya. Mungkin ada hubungannya dengan masalah kemarin di kantor ketika dia menghalangi Michael bertemu Henry. Tentu saja, setelah mereka masuk ke dalam lift
Setelah menunggu sepuluh menit, giliran Michael sudah semakin dekat. Seorang pria berbadan besar tiba-tiba memotong antrian. Pria itu mendorong seorang perempuan yang berdiri di depan Michael.Perempuan itu rambutnya dikuncir. Sepertinya dia baru lulus kuliah. Dokumen yang dipegangnya lalu berserakan di tanah. Pria besar itu lalu mengejeknya, "Dasar perempuan zaman sekarang. Lemah sekali. Didorong sedikit saja sudah langsung jatuh."Sambil berkata seperti itu, sang pria menunjukkan otot lengannya yang besar. Perempuan itu memungut dokumennya dengan panik, sedangkan pria itu sama sekali tidak merasa bersalah. Dia malah tersenyum lebar melihat perempuan itu. "Apa yang kalian lihat? Aku mau ikut mengantri," kata pria itu pada orang-orang yang menggerutu tentang sikapnya memotong antrian. Sikapnya benar-benar tidak sopan, tapi orang-orang itu tidak berani melawannya. Setelah pria itu menggertak, orang-orang itu langsung menundukkan kepala. Saat Michael berjongkok dan menolong p
"Ini … ini sungguh hebat!""Aku tidak menyangka pria itu langsung KO.""Orang seperti apa dia? Pria mudah itu sungguh kuat.""Aku tidak berani berurusan dengannya. Dia bisa menghajar orang."Di tengah keributan itu, Michael berjalan mendekati pria itu. Pria itu tahu dia kena getahnya. Saat dia melihat Michael melangkah mendekatinya, dia berkata, "Jangan … jangan kemari.""Sepertinya pukulanku tadi kurang kuat. Apa kamu bisa menerimanya lagi?" tanya Michael sambil tersenyum. "Cukup. Cukup. Aku mengaku salah," pria itu memohon ampun. Dia tahu jika dirinya dipukul lagi, dia pasti akan masuk rumah sakit. Mendengar perkataannya membuat orang-orang tertawa. Sebelumnya pria itu bersikap sombong, sekarang dia memohon ampun. Benar-benar menggelikan. "Kalau begitu, kembalilah ke antrian dari awal," kata Michael. "Aku … aku tidak jadi beli. Aku tidak lapar," kata pria itu sambil berusaha berdiri. Dia menggertakkan giginya."Ok."Orang-orang mulai bertepuk tangan. Semakin lama sua
Dari kejauhan, ada sosok yang mengamati Michael. Sejak Michael berinteraksi dengan pria berotot besar itu, sosok itu berdiri dan melihat bagaimana Michael beraksi. Dia bukan seorang pecundang. Tapi Michael sudah jarang dia lihat lari pagi ataupun di Klub Malam Kota Ajaib. Kenapa? Bukannya itu jadi bukti kalau dia menghindari Helen? Michael juga pernah berkata, kalau dia tidak akan membantu jika bukan karena Sally. Helen menggertakkan gigi. Gambaran Michael sebagai seorang pecundang sudah melekat di pikirannya. Tapi hari ini dia melihat dengan matanya sendiri kalau Michael bukanlah seorang pecundang. Dari sekian banyak orang yang antri, hanya Michael yang berani menegur pria berotot itu. Apakah ini sikap seorang pecundang?Helen menarik napas dalam. Begitu banyak pria yang mendekati Helen, tapi saat kesempatan itu datang di depan Michael, Michael tidak menyukainya. Helen merasakan kalau Michael sama sekali tidak peduli padanya. Michael kembali ke apartemen. Evie masih bel
Sikap tubuh Evie di sofa benar-benar lucu. Sekarang dia takut bertemu dengan Michael, karena dia khawatir kalau Michael akan mengusirnya lagi. Jadi lebih baik dia menghindari bertemu Michael sementara waktu dulu. Tapi Michael punya kunci. Jika dia ingin masuk, pasti langsung masuk. Kenapa dia mengetuk?Evie mengintip lewat lubang intip. Seketika raut mukanya berubah. "Kenapa kamu ke sini?" tanya Evie dengan dingin saat dia membuka pintu dan melihat Kale. "Nona, aku ingin bertemu denganmu," kata Kale. Evie menjawab, "Aku sudah tidak berurusan denganmu lagi. Kamu tidak perlu bertemu denganku. Jika aku punya tugas untukmu, aku akan meneleponmu."Kale datang ke sini karena dia rindu dengan Evie. Dia tahu Evie masih menyimpan perasaan pada Michael. Dia berharap kedatangannya bisa menenangkan Evie.Kale percaya kalau Michael tidak pantas untuk Evie. Evie hanya ingin memperalat Michael untuk menyelesaikan masalah keluarganya. "Nona, aku tidak ingin kamu kecewa nantinya. Dia tidak
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua