"Apa Teresa yang melakukannya?" tanya Michael sambil berdiri dan mendekati Ruby. "Bukan, tapi perempuan yang menemaninya," kata Ruby yang tidak bisa menghentikan air matanya. Amy!Perempuan itu benar-benar kelewatan batas. Karena Michael sudah pernah bertemu dengannya. Sebagai pembantu, dia tidak boleh bersikap seperti itu. "Apa ini sakit?" tanya Michael sambil berkata lembut. "Ya," Ruby menganggukkan kepalanya dan berkata, "Michael, maukah kamu membantuku membalas dendam?""Jangan cemas, aku akan melakukannya. Beri aku waktu dan aku sendiri yang akan melakukannya pada perempuan itu," kata Michael. Ruby mengangguk. Dia percaya pada perkataan Michael. "Sementara itu, aku akan mulai kursus bela diri. Aku akan berusaha menjadi lebih kuat," kata Ruby. Di Hotel Peninsula, Teresa sudah memesan semua kamar di hotel itu. Dia tidak peduli berapa banyak pengeluaran yang dia pakai. Baginya ini hal kecil. "Nona, Keluarga Tian sungguh menarik. Aku tidak percaya Nona bergerak cep
Selain masalah pekerjaan, Bella memiliki satu hal lagi yang membuatnya tambah capek. Suzy kerap bertanya padanya mengenai Michael akhir-akhir ini. Perubahan sikap Suzy membuat Bella merasa ada yang aneh. Sebagai putrinya, Bella tahu ibunya adalah orang egois. Selama dia hidup bareng dengan Michael, tidak peduli sebanyak apa perubahan yang Michael bawa, tetap saja Suzy melihat Michael itu sebagai beban. Sekarang dia peduli pada Michael dengan menanyakan kabarnya?Bella tidak tahu apa motivasi Suzy, tapi dia tetap menutup mulutnya. Di kamarnya, kesabaran Suzy semakin habis. Dia belum dapat kabar mengenai Michael. Hal ini membuatnya gelisah. "Robert, bantu aku supaya Bella mau menceritakan kondisi Michael. Aku ingin tahu apa yang Michael lakukan," kata Suzy. Suzy sudah meminta bantuannya. Sikapnya ini tidak hanya membuat Bella curiga tapi juga Robert. Sudah jelas Suzy merencanakan sesuatu. "Suzy, memangnya kamu mencari apa? Meskipun kamu tahu kondisi Michael, apa yang bisa ka
Melihat wajah Robert, pertahanan Bella luntur. Dia bisa memahami sikap Suzy, karena Suzy itu orangnya egois dan tidak mungkin memikirkan Michael. Tapi berbeda dengan Robert. Jika Robert sudah bilang seperti itu, mungkin hal itu ada benarnya. Melihat Bella mulai ragu, Suzy mendukungnya dengan berkata, "Kami mencemaskan dirimu dan Michael. Kondisi keluarga kita bisa seperti sekarang ini juga berkat dia, jadi aku sangat ingin membantu. Kamu sangat mencintainya, jadi mau tidak mau, aku harus menerimanya. Aku tidak akan membiarkan putriku menikah dengan pria yang tidak dia cintai."Bella tersenyum dan berkata, "Bu, aku senang mendengarnya.""Semakin cepat Michael menyelesaikan masalahnya, aku pikir semakin cepat juga kalian menikah lagi," kata Suzy.Bella mengernyitkan dahinya dan berkata, "Bu, Michael punya rencana. Kita harus percaya padanya. Dia akan bisa mengatasinya sendiri.""Kalau begitu, katakan pada kami. Buat kami menjadi lebih tenang," kata Suzy.Bella sempat ragu tapi akh
Melihat Sally, Michael tersenyum. Dia merasa Sally sudah menjadi adiknya sendiri. Sally memiliki kepolosan yang sangat jarang dia temui. Ini membuatnya ingin melindungi Sally. Tentu saja, sikap protektif ini bukan seperti yang terjadi pada hubungan lawan jenis. Perasaan Michael pada Bella tidak akan pernah berubah. "Ada apa?" tanya Michael dengan curiga."Han tua, apakah orang yang tinggal bersamamu itu temanmu? Dia kelihatan kuat sekali," kata Sally sambil mengernyitkan dahi. Sepertinya Sally sudah bertemu Quin. Dengan tinggi Quin yang di atas rata-rata, dibandingkan kebanyakan orang dan ekspresinya yang jarang tertawa, dia memang kelihatan menakutkan. "Meskipun seperti itu, dia orang yang baik. Seperti dirimu, dia orang yang sederhana," kata Michael. Menurutnya, Quin malah lebih sederhana dari Sally. "Aku tidak sederhana. Kata kak Helena, aku ini orangnya aneh," ujar Sally, seolah-olah dia tidak tidak puas dengan perkataan Michael. "Ngomong-ngomong, bagaimana dengan peke
Keesokan harinya, Michael bangun dan lari pagi. Quin ikut bersamanya. Sedangkan Helen tahu Michael akan lari pagi, dia sengaja menghindar demi tidak bertemu Michael.Selama lari, Michael memikirkan masalah yang dia hadapi. Charles yang datang ke villa Teddy dan menghajar pengawalnya. Sayang sekali Teddy tidak menggambarkan kemampuan Charles. Tapi satu hal yang pasti, Michael yakin kemampuan Charles ini melebihi kemampuan Brian. Kalau tidak, Teresa pasti masih akan menggunakan jasa Brian. "Michael, kamu sedang memikirkan apa?" tanya Quin saat dia melihat Michael sedang menatap dirinya. "Aku hanya sedang mengira-ngira apakah kamu bisa menjadi lawan bagi orang itu," jawab Michael. Quin memang kuat, tapi dibandingkan dengan Charles, Michael menjadi tidak yakin. Quin menyeringai dan berkata, "Kamu akan tahu begitu aku beraksi. Kenapa kamu tidak mendatangkan orang itu padaku?"Michael menggelengkan kepala. Quin, sebagai kartu as, tidak bisa dihadapi dengan mudah. Terlebih lagi, jik
Perkataan Amy membuat Suzy mengernyitkan dahi. Dia pikir dia bisa memberikan ancaman pada Suzy. Padahal Suzy membawakan berita penting untuk Grup Han. Tapi sikap Amy masih sama dengan sebelumnya, masih merendahkan dirinya. Suzy berkata pada Teresa, "Berita yang aku bawa sangat penting. Aku sarankan supaya pembantumu ini menghargai kedatanganku."Teresa senang mendengarnya. Apapun berita yang dibawakan Suzy itu tidak penting. Yang penting adalah niat Suzy yang mengkhinati Michael dari belakang. Apa artinya informasi jika dibandingkan dengan kekuatan modal yang dimiliki Keluarga Han dari Amerika?"Suzy, lihat dirimu. Memangnya kamu pantas memberiku saran mengenai pembantuku?" kata Teresa dengan nada tajam. Mendenganrnya membuat Amy mendekati Suzy. Sama seperti sebelumnya, dia menampar Suzy dan berkata, "Ini sikapku padamu."Suzy terkejut dan marah. Dia tidak menyangka akan diperlakukan seperti ini, padahal dia membawa berita yang sangat penting. "Teresa, memangnya kamu tidak
Suzy tahu informasi ini akan berguna bagi Teresa. Dia berkata, "Michael tahu rencana Grup Han di pinggir kota Yuncheng, jadi dia akan membeli semua tanah di sana demi menggagalkan rencana tersebut."Teresa terkejut, karena rencana itu dia buat bersama petinggi Yuncheng, yang bersifat rahasia. Tapi ternyata Michael mengetahuinya. Tapi setelah Keluarga Tian mundur, tidak ada hambatan lagi bagi Grup Han untuk bisa menguasai bisnis di Yuncheng. Rencana di pinggir kota Yuncheng ini hanya salah satu dari rencananya. Melihat ekspresi Teresa yang biasa saja, Suzy melanjutkan, "Jika kamu ingin membangun daerah itu, aku sarankan percepatan rencana ini. Begitu Michael sukses dengan rencananya, proyek itu akan jatuh ke Weak Water Property."Teresa terdiam. Dalam pikirannya, terbentuk rencana baru. Rencana Michael mengubah semuanya. Meskipun ada dampaknya, Teresa bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk memberi Michael pelajaran. Tak lama kemudian, Teresa tersenyum. Amy yang mengenal Teresa t
"Tidak ada yang bisa memprediksi apa akibatnya kecuali perlawanan itu sudah terjadi. Tapi jika Quin tidak bisa menang, konsekuensinya akan bertambah berat," kata Michael dengan ekspresi murung. Kedatangan Quin menambah kekuatan di sisi Michael. Meskipun dia tidak tahu alasan Luke berubah pikiran, Michael masih merasa sedang berdiri di atas jurang. Jadi dia tidak ingin kehadiran Quin menjadi sia-sia. Yang lebih penting, kekuatan Quin akan bertumbuh dan menyumbang peran di masa depan, jadi Michael tidak ingin memunculkan Quin jika memang tidak benar-benar diperlukan. Sebelumnya rencana Michael ingin mengalahkan pengawal Teresa, tapi sekarang dia memiliki ide lain, Penjara Bumi! Michael belum mendengar berita Julius sejak lama. Tidak diketahui apakah dia masih hidup atau sudah mati. Dia juga tidak tahu keberadaan kakeknya, Warren, apakah benar-benar ada di sana atau tidak. Jika waktunya tiba, dia akan menemukan cara untuk masuk ke Penjara Bumi. Di saat itu, tenaga Quin akan lebih ba
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua