Michael berhenti di depan pintu masuk.Seorang pria melihat Michael dengan curiga dan bertanya, "Siapa kamu?""Aku mencari Tate," kata Michael. "Rupanya teman Tate. Ayo masuk, " kata pria itu sambil tersenyum.Michael tersenyum samar. Sepertinya Tate cukup dipandang di kelompoknya. Hanya dengan menyebutkan namanya, petugas keamanan ini berubah sikapnya. Berjalan masuk ke dalam, Michael merasa dia masuk ke dalam dunia lain. Orang-orang yang datang berpakaian aneh dengan tato dan perhiasan di tubuh mereka. Di lingkungan seperti ini, membuat Michael yang hanya seorang pria biasa, terlihat aneh. Semua orang menatapnya dengan curiga. Tate berdiri dengan seorang laki-laki bertato di lengannya. Mereka membicarakan Jenny."Will, hari ini merupakan hari baik bagi Jenny untuk bergabung dengan kita. Tapi rencana itu sudah digagalkan seseorang. Beri aku beberapa anak buahmu, dan aku akan memberikan pelajaran bagi orang itu," kata Tate dengan marah. Pria yang bernama Will berkata, "Ji
"Aku?" Michael tersenyum dan berkata, "Karena kamu adalah pemuja setan, maka aku dikirimkan Tuhan untuk memberimu pelajaran."Will lalu jatuh berlutut. Melihat sikapnya itu, dia percaya dengan apa yang dikatakan Michael.Reaksi ini membuat Michael terdiam. Dari mana orang-orang ini? Apa mereka mempercayai hal-hal ghaib seperti itu?Meskipun ada hal-hal yang tidak bisa dijelaskan, dalam hatinya Michael bersikap atheist. Dia tidak percaya hantu, setan dan Tuhan. Di depan Will, Michael berkata, "Bukannya kamu ingin menjadikanku tumbal?"Will menggelengkan kepala dan berkata, "Aku ... aku akan mengantarmu sekarang."Saat Will mendatangi ruang bawah tanah, Michael menemukan tempat persembunyian. Ruangannya yang diberi cat sehingga memberikan kesan angker, tapi lampu-lampu di dalamnya memberikan kesan ilusi. Di mata Michael, orang-orang ini hanya menipu diri mereka sendiri. "Di mana kamu melakukan tumbal itu?" tanya Michael.Will mengantarkan Michael ke bagian tengah di ruangan it
Sebelum meninggalkan tempat itu, Michael mengingatkan Will dan lainnya untuk tidak mencari Jenny. Karena takut pada Michael, Will tidak akan membalas dendam dan mencari Jenny.Dan setelah Michael pergi, dia memberikan Tate pelajaran. Saat Michael datang ke rumah Jenny, waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Pemilik kedai menyambut Michael sebelum dia pergi ke dapur. Jenny, yang mengundang Michael makan, sedang menonton drama di TV ruang tamu. "Bukannya kamu yang akan masak?" tanya Michael sambil tersenyum.Jenny tidak merasa malu. Dia berkata dengan nada biasa, "Jika aku tidak menemanimu, kamu akan bosan, jadi aku tidak masak."Michael menjawab, "Aku bisa menonton TV sendiri.""Itu tidak baik, Aku mengajak temanku datang. Kalian pasti tidak kenal dan pastinya akan canggung kalau tidak ada aku," kata Jenny.Michael tahu, Jenny hanya mencari alasan untuk tidak masuk ke dapur. Meskipun dia masuk ke dapur, pastinya dia tidak bisa masak. Tak lama kemudian, bel pintu berbunyi. P
Gaby memberitahu Jenny tentang apa yang terjadi di pesawat. Jenny terkejut mendengarnya. Dia tidak menyangka Michael begitu kuat. Dia mengalahkan orang-orang asing itu sendirian yang membuat Jenny ingin melihatnya secara langsung. "Sepertinya parah sekali kejadiannya. Untunglah ibu dan anak itu bisa diselamatkan," kata Jenny. "Tapi setelah tiba di bandara, dia dijemput dengan mobil mahal. Ada seorang perempuan dewasa yang menjemputnya," lanjut Gaby. Jenny belum mengerti apa maksud Gaby. Dia bertanya, "Lalu apa yang terjadi?"Gaby menatap Jenny dengan tidak berdaya dan berkata, "Memangnya kamu tidak mengerti?"Jenny menggaruk kepalanya dan berkata, "Kak Gaby, katakan saja. Otakku lebih lambat bekerja dibanding punyamu. Aku bisa kelamaan mikirnya.""Dia itu simpanan tante-tante," kata Gaby.Mendengarnya membuat Jenny melongo. Dia … dia simpanan? Wajar saja Michael memberinya sebuah kalung mahal. Jenny pikir Michael sudah sukses merintis bisnisnya tapi dia tidak menyangka
Jenny dan Gaby tidak keluar kamar sampai pemilik kedai memanggil mereka untuk makan malam. Pemilik kedai diam-diam mengutuk sikap putrinya. Dia yang mengundang Michael tapi dia sendiri yang membiarkan Michael sendirian menonton TV. Itu tidak sopan. Di pikiran pemilik kedai, image Michael sudah bagus, karena dia pernah melihat Michael dalam keadaan putus asa. Meskipun dia tidak tahu banyak, yang pasti dia merasakan kondisi Michael sudah lebih baik yang membuatnya menjadi sedikit lebih tenang. Seorang anak laki-laki yang menangis di bawah guyuran hujan akhirnya bisa sukses. Perasaan pemilik kedai itu seperti seorang ibu yang melihat anaknya tumbuh dewasa. Hanya dia yang merasakan perubahan itu. Di meja makan, pikiran Jenny penuh dengan bayangan yang diberitahu Gaby. Meskipun dia berusaha mengerti situasi Michael, dia masih belum bisa menerima Michael bersama dengan seorang tante-tante.Selama mereka makan, hanya pemilik kedai yang berbicara. Sementara suasananya tidak enak sama
Michael bingung. Bagaimana bisa Gaby berpikiran dia simpanan tante-tante? Gaby bilang dia melihatnya di bandara. Bukannya itu Chaterine yang menjemputnya? Kenapa dia jadi salah paham?Saat memikirkan hal ini, Michael seketika tertawa. Benar-benar menggelikan. Hanya karena Chaterine menjemputnya menggunakan mobil Bentley, dan dia mengira Michael simpanan tante-tante? "Terserah kamu saja, " kata Michael. Dia tidak menjelaskan. Jika Gaby bukan temannya Jenny, Michael tidak akan bertemu dengannya. Tidak penting lagi buat mereka bertemu, jadi kenapa harus repot-repot?Jawaban Michael mengejutkan Gaby. Padahal dia sudah sengaja menghindari Michael. Sekarang jawaban Michael seperti itu, seolah-olah dia tidak mau kehilangan muka. Gaby sedikit marah, karena dia masih menyimpan perasaan pada Michael. Dia tidak menginginkan seorang pria yang bergaul seperti itu. Asalkan pria itu bekerja dengan pantas, Gaby mau menerimanya. Sedangkan Michael tidak sesuai dengan apa yang Gaby inginkan. "J
Setelah keluar dari taksi, Michael menelepon Jimmy. Saat dia masuk ke dalam gerbang, wajar dia ditanya oleh petugas keamanan. Bagaimanapun juga, daerah ini bukan daerah biasa. Tidak semua orang bisa masuk ke sini. Mereka tidak akan diizinkan masuk kecuali ada konfirmasi dari penghuni villa. Saat supir itu melihat Michael berdiri menunggu di gerbang, dia tersenyum dan berkata, "Hari sudah larut. Angin di sini lumayan kencang. Aku ingin lihat sekuat apa dia bisa menunggu."Petugas keamanan itu menatap curiga pada Michael. Banyak orang biasa yang berusaha masuk ke daerah villa itu. Tapi jarang ada pengunjung seperti Michael ini yang datang malam hari. "Pak, kamu menunggu siapa? Di jam segini, penghuni di sini sudah tidur," kata petugas keamanan. "Aku mau bertemu Jimmy, sebentar lagi dia akan datang," kata Michael. Mendengar nama Jimmy, wajah petugas keamanan itu langsung berubah. Jimmy adalah penghuni yang dia kenal. Terlebih lagi, Jimmy akan datang menjemput Michael? Pasti dia s
"Dengan kerja sama itu, perusahaanmu bisa tumbuh lebih baik, tapi setelah berhasil mendapatkan kerja sama itu, aku tidak ada lagi artinya di hadapanmu?" tanya Michael sambil tersenyum. Keringat dingin mengalir di tubuh Jimmy. Dia menundukkan kepala dan berkata, "Michael, aku sama sekali tidak berpikiran seperti itu. Semua yang aku punya adalah milikmu juga. Bagaimana aku bisa sampai di titik ini jika bukan karena kamu.""Aku bersumpah tidak akan pernah mengkhianatimu," kata Jimmy ketika dia melihat Michael diam saja. "Kamu seharusnya tahu aku lebih baik. Bagaimana aku bisa mempercayai kata-katamu?" tanya Michael."Michael, aku akan menyetujui apapun yang kamu minta," kata Jimmy.Michael mendesah. Dia duduk di sofa dan menatap tajam ke arah Jimmy. Dia berkata, "Kamu begitu hati-hati bahkan kamu tidak mencari istri dan punya anak. Apa kamu takut jika kamu mengkhianatiku, anak dan istrimu akan aku jadikan sandera?"Mendengarnya membuat bulu kuduk Jimmy berdiri. Dia adalah orang
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua